PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana perkembangan model
konsep dan teori keperawatan yang dikembangkan oleh Hildegard
E. Peplau serta mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan
dengan baik dan benar dengan menerapkan konseptual model
keperawatan dari Hildegard E. Peplau.
2. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui riwayat hidup sosok Hildegard E. Peplau.
1
2) Untuk mengetahui dasar pemikiran model konsep dan teori
keperawatan yang dikembangkan oleh Hildegard E. Peplau.
3) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori
keperawatan yang dikembangkan oleh Hildegard E. Peplau.
4) Untuk mengetahui aplikasi model konsep dan teori Hildegard E.
Peplau dalam keperawatan.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
(psychodynamic nursing), sangat dipengaruhi oleh model
interpersonal, khususnya model psikoanalitik. Ia melihat bahwa
keperawatan adalah suatu proses interpersonal yang bersifat
terapeutik (significant therapeutic interpersonal process). Peplau
mendefinisikan model keperawatan psikodinamiknya (psychodynamic
nursing), sebagai berikut: “psychodynamic nursing is being able to
understand one’s own behavior to help other identify felt difficulties,
and to apply principles of human relations to the problems that arise at
all levels of experience”.
4
Dari hubungan tersebut klien mendapatkan keuntungan dengan
memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam menurunkan
kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori
Peplau ini merupakan teori yang unik di mana hubungan kolaborasi
perawat-klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui
hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu memenuhi
kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills 1990). Ketika kebutuhan
dasar telah diatasi kebutuhan baru mungkin muncul.
1. Keperawatan
Keperawatan sebagai paradigma :
Keperawatan merupakan suatu instrumen pendidikan yang
memfasilitasi kedisiplinan.
Tujuan keperawatan adalah memfasilitasi kesehatan individu
berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan.
Aktivitas keperawatan diarahkan untuk membantu klien
mencapai kompetensi intelektual dan interpersonal.
Diaplikasikan untuk membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan dirinya dan memulihkan penyakitnya.
Sebagai sebuah konsep yang menjadi sumber kekuatan bagi
regulasi diri dan sosial, dan eksplorasi serta organisasi faktor-
faktor yang dapat mendukung kesehatan.
Sebagai ilmu dan seni yang memiliki dimensi pengetahuan
dasar dan terapan.
Fokus aktivitas keperawatan adalah masalah yang berhubungan
dengan respons manusia terhadap kesehatan aktual dan
potensial, yang mencerminkan ruang lingkup aktivitas
5
keperawatan dan kemandirian dalam proses diagnosis, tindakan
(terapi), pendidikan, dan riset.
Komponen-komponen utama mencakup orientasi, identifikasi,
eksplorasi dan resolusi yang terorganisasi dan mempengaruhi
proses interpersonal (perawat-klien) secara langsung.
2. Manusia/Individu
Manusia sebagai paradigma keperawatan:
Memiliki karakteristik biokimiawi, fisiologis, interpersonal dan
kebutuhan dasar hidup yang selalu berkembang.
Perkembangan tersebut terjadi melalui interaksi dengan orang
lain yang mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan/atau
membagi pengalamannya.
Kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut diorganisasikan melalui
transformasi perilaku yang dapat diobservasi, berdasarkan
pengalaman masa lalu, variabel kontekstual saat ini, dan
harapan pada masa yang akan datang.
Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan
dan pengekalan diri dan selalu berupaya untuk mengurangi
kecemasan akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi.
3. Lingkungan
Lingkungan sebagai paradigma keperawatan:
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan
sosial, status ekonomi, dan kesehatan.
Perawat bertanggung jawab dalam hal memelihara tatanan
pengobatan, sebagai bagian dari lingkungan fisik dan sosial,
yang berhubungan dengan lingkungan interpersonal.
6
Terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga
pola pertahanan tubuh terhadap penyakit dan meningkatkan
pola interaksi yang sehat dengan klien.
Lingkungan dapat dibagi dalam aspek terstruktur dan tidak
terstruktur. Aspek terstruktur mencakup alat, terapi, aturan, dan
organisasi bangsal. Aspek tidak terstruktur mencakup interaksi
antara perawat dengan klien dan dengan individu yang ada di
lingkungan sekitar.
4. Sehat
Sehat sebagai paradigma keperawatan:
Sehat adalah simbol perkembangan kepribadian dan proses
kehidupan manusia yang berlangsung secara terus menerus
menuju kehidupan yang kreatif dan konstruktif.
Perilaku sehat adalah perilaku yang memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan, kepuasan, kesadaran tinggi, dan integrasi
pengalaman yang berarti, misalnya pengalaman sakit.
Menurut rentang sehat sakit atau rentang ansietas (sulivan)
manusia sehat diartikan sebagai manusia yang tidak memiliki
ansietas (ketegangan).
Intervensi keperawatan terfokus kepada proses membina dan
mempertahankan hubungan saling percaya guna memenuhi
kebutuhan klien (mengurangi ansietas).
Fase-fase pengurangan ansietas adalah fase pengkajian
keperawatan, proses identifikasi, intervensi dan resolusi serta
evaluasi.
1. Pasien/klien
7
Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses
interpersonal. Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik
biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya
memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman.
Pasien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses
interpersonal.
2. Perawat
8
e) Sebagai wali atau pengganti
Perawat merupakan individu yang dipercaya pasien untuk berperan
sebagai orangtua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna
membantu memenuhi kebutuhan nya.
f) Sebagai konselor
Perawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah klien
sehingga pemecahan masalah akan lebih mudah dilakukan.
4. Proses Interpersonal
a. Komponen ini menggambarkan metode penggunaan transformasi
energi atau ansietas klien oleh perawat.
b. Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan dalam empat
fase, dan setiap fase diperlukan peran yang berbeda sesuai
dengan kebutuhan klien. Keempat fase tersebut diantaranya
adalah:
Fase orientasi
9
saling mengenal. Perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk
membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.
Selama fase orientasi, klien merupakan seseorang yang memerlukan
bantuan profesional dan perawat berperan membantu klien mengenali
dan memahami masalahnya serta menentukan apa yang klien
perlukan saat itu. Jadi, fase orientasi ini merupakan fase untuk
menentukan adanya masalah.
Pada fase ini yang paling penting adalah perawat bekerja sama
secara kolaborasi dengan pasien dari keluarganya dalam menganalisa
situasi yang kemudian bersama-sama mengenali, memperjelas dan
menentukan masalah yang ada. Setelah masalahnya diketahui,
diambil keputusan bersama untuk menentukan tipe/jenis bantuan apa
yang diperlukan. Perawat sebagai fasilitator dapat merujuk klien ke ahli
yang lain sesuai dengan kebutuhan.
Fase identifikasi
10
Di sini, perawat melakukan eksplorasi perasaan dan membantu
klien menghadapi penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah
pengalaman yang mengorientasi ulang perasaannya dan menguatkan
kekuatan positif pada pribadi klien serta melaksanakan asuhan
keperawatan berdasarkan kebutuhan kliennya dengan memberi
kepuasan yang diperlukan.
Fase eksploitasi
11
bahwa fase eksplorasi merupakan fase pemberian bantuan kepada
klien sebagai langkah pemecahan masalah. Pasien mulai menerima
informasi-informasi yang diberikan padanya tentang penyembuhannya,
mungkin berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada
perawat, mendengarkan penjelasan-penjelasan dari perawat dan
sebagainya. Jika fase ini berhasil, proses ini interpersonal akan
berlanjut ke fase akhir, yaitu fase resolusi.
12
Dalam perannya sebagai narasumber (role of resource person),
perawat memberi jawaban yang spesifik dari setiap pertanyaan klien,
terutama mengenai informasi kesehatan. Selain itu, perawat juga
menginterprestasikan kepada klien rencana perawatan dan rencana
medis untuk hal tersebut.
13
demikian, satu pengalaman dapat diintergrasikan.dengan pengalaman
lainnya dalan hidupnya, bukannya justru dipisahkan.
B. APLIKASI TEORI
Aplikasi teori model Peplau dalam keperawatan:
1) Aplikasi dalam proses keperawatan
Tahap orientasi = tahap pengkajian dan diagnosis
keperawatan
Tahap identifikasi = tahap perencanaan
Tahap eksplorasi = tahap inplementasi
Tahap resolusi = tahap evaluasi
2) Aplikasi dalam riset keperawatan
Model Peplau banyak dipakai pada riset kesehatan mental
khusunya yang berhubungan dengan tingkat ansietas.
14
3) Aplikasi dalam pendidikan keperawatan
Model ini dipakai pada tatanan psikiatri di tingkat pengetahuan
dasar dalam metode primer one-to-one relationship.
4) Aplikasi dalam praktik dalam keperawatan profesional
Praktik keperawatan psikoterapi.
Praktik komunikasi antara perawat dan pasien.
Praktik interpersonal melalui peran dan tahapan keperawatan.
Contoh kasus
15
sedang mengalami kondisi depresi karena pada saat seseorang
mengalami kondisi depresi maka sebenarnya dia membutuhkan
orang lain yang dapat mendengarkan, menerima dan memahami
dirinya.
Hubungan interpersonal antara perawat dan ibu Titin melalui
4 tahap yaitu:
1) Tahap Orientasi
Pada tahap ini perawat mencoba untuk mendekati klien dan
membangun hubungan saling percaya. Perawat
memperkenalkan dirinya dan menunjukkan sikap mau
membantu klien. Pada fase ini perawat berperan sebagai role
of the stranger, dimana perawat sebagai orang lain bagi ibu
Titin, maka dia harus berbicara dengan sopan, jujur dan
menerima klien apa adanya.
2) Tahap Identifikasi
Pada fase ini sudah terbentuk hubungan saling percaya antara
perawat dengan ibu Titin, perawat meyakinkan pada ibu Titin
bahwa untuk mengatasi masalah ibu Titin. Kemudian perawat
mengidentifikasi keluhan apa yang dirasakan oleh ibu Titin saat
ini. Pada fase ini perawat dapat menjalankan perannya sebagai
peran wali (surrogate rule), yaitu sikap dan tingkah laku
perawat menciptakan perasaan tertentu (feeling tones) dalam
diri klien yang bersifat reaktif yang muncul dari hubungan
sebelumnya. Pada fase ini baik perawat maupun ibu Titin
merasakan adanya keterikatan (dependen), independen dan
interdependen .
3) Tahap Exploitasi
Setelah perawat mengidentifikasi masalah klien yaitu klien
berperilaku seperti itu karena dia merasa malu dengan
kondisinya dan merasa tidak berguna dan tidak siap untuk
meninggalkan semuanya (pekerjaan, suami dan terutama anak-
16
anaknya yang masih sangat membutuhkan dia). Perawat
berusaha untuk menjelaskan tentang penyakitnya, memotivasi
klien untuk mengikuti pengobatan dan perawatan yang
diberikan dan meningkatkan spiritual dan kepada keluarga
untuk bisa menerima dan ikut mensuport klien. Pada fase ini
perawat menjalankan perannya sebagai narasumber (role of
resourc e person), peran pengajaran (teaching role), peran
kepemimpinan dan peran konseling.
4) Tahap Resolusi
Pada tahap ini perawat bersama ibu Titin, menyimpulkan apa
yang sudah dicapai selama interaksi dilakukan dan bagaimana
interaksi dapat dilanjutkan terhadap masalah lain yang mungkin
terjadi pada ibu Titin. dalam fase ini peran perawat sebagai
peran kepemimpinan (leadership role).
17
2) Lingkungan
Lingkungan dalam kasus ini adalah orang–orang yang dekat
dengan ibu Titin terutama adalah keluarga (suami dan anak-
anaknya) yang sangat diperlukan dalam mensupport ibu Titin
dengan melakukan hubungan interpersonal yang kuat.
3) Sehat dan sakit
Kondisi ibu Titin sebagai berikut: Tidak mau makan, mengurung
diri, tidak mau berinteraksi dengan orang lain termasuk anak
dan suaminya, kadang marah tanpa sebab, ibu Titin menolak
pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh perawat. Ibu
Titin mengatakan dia tidak perlu lagi diperhatikan karena
umurnya tidak akan lama lagi. Semua data tersebut
menunjukan adanya kondisi sakit khususnya terjadinya depresi
pada ibu Titin akibat dari penyakit fisik yang dialaminya (akibat
kanker serviks yang terjadi).
4) Keperawatan
Pada kasus ibu Titin ini sangat penting adanya hubungan
interpersonal yang terapeutik antara perawat dan ibu Titin.
Klien ibu Titin dalam kondisi depresi sangat memerlukan
adanya orang lain yang dapat memahaminya, menerimanya,
memperhatikan dan membantunya dalam mengatasi masalah
yang terjadi. Perawat melalui hubungan interpersonal terapeutik
yang dibina dapat melakukan perannya (sebagai narasumber,
wali, guru, pemimpin, konselor) dan mengguanakan seni dan
ilmunya dalam meberikan dorongan pada pertumbuhan dan
perkembangan ibu Titin sehingga ibu Titin dapat kembali dalam
kondisi yang lebih baik pada psikologis maupun fisiologisnya.
18
Terapi Penyelesaian Masalah Kejiwaan Interpersonal
Ada beberapa proses terapi menurut konsep teori ini
diantaranya adalah :
1) Feeling Security
Feeling security yaitu, terapi yang berupa membangun rasa
aman pada klien, perawat sebisa mungkin dalam terapi ini
membuat klien merasa aman, sebagai contoh perawat
mengatakan bahwa klien tidak perlu takut terhadap
kondisinya, bahwasanya setiap penyakit pasti ada obatnya
dan seluruh pengobatan adalah usaha yang mesti kita
lakukan sedangkan berkaitan dengan kematian adalah
suatu hal yang ditentukan oleh Tuhan.
2) Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction
Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction yaitu
terapi yang menjalin hubungan yang saling percaya dan
membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain
sehingga klien merasa berharga dan dihormati. Sehingga
mampu berinteraksi dengan perawat, keluarga dan orang
lain.
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hildegard E. Peplau lahir pada tanggal 1 September 1909 di
Reading, Pennsylvania. Peplau lulus dari hospital School of
Nursing di Pottstown, Penssyilvania pada tahun 1931. Model
konsep dan teori keperawatan yang dikembangkan oleh Hildegard
Peplau ini adalah keperawatan psikodinamik (psychodynamic
nursing), yang sangat dipengaruhi oleh model interpersonal,
khususnya model psikoanalitik. Teori ini berfokus pada individu,
perawat, dan proses interaktif.
Hildegard E. Peplau adalah tokoh yang menghasilkan
hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien
adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan
adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan
adalah untuk mendidik klien dan keluarga serta untuk membantu
klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Teori dan
gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan jiwa.
B. SARAN
Sebagai calon perawat yang professional, sebaiknya
diharapkan untuk dapat mengembangkan ilmunya dalam
melaksanakan asuhan keperawatan atau pengabdian pada
masyarakat, serta dapat mengaplikasikan langsung teori-teori yang
sudah ada dalam melaksanakan keperawatan.
Makalah ini juga sangat bagus untuk dibaca sebagai
pedoman kita dalam memahami teori Peplau mengenai konseptual
model keperawatan jiwa interpersonal, sehingga untuk kedepannya
kita bisa bekerja dengan baik dan hubungan interpersonal yang kita
20
lakukan baik serta memberikan keperawatan yang baik kepada
pasien.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
AN_MENURUT_HILDEGARD_E_PEPLAU diunduh pada tanggal
26 September 2017 pada pukul 14.36 WITA.
23