DISUSUN OLEH
KELAS : II A
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan bagi saya
penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas
dari mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan tentang Cairan Elektrolit dan Keseimbangan Asam Basa,
yang mana dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang
diberikan dosen pengampu. Makalah yang berjudul ``Cairan Elektrolit dan Keseimbangan Asam
Basa``. Mengenai penjelasan lebih lanjut saya memaparkannya dalam bagian pembahasan makalah
ini.
Kelompok kami menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Atas
perhatian dan tanggapan dari pembaca kami ucapkan terima kasih
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................
1.3 Manfaat...............................................................................................................................
Nonelektrolit ................................................................................
Tubuh...........................................................................................................
Hipertonik..................................................................
3.2 Saran....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
HCl berubah menjadi ion Cl− setelah memberikan proton (H+) kepada H2O. H2O menerima
proton dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada atom O untuk berikatan dengan H+
sehingga terbentuk ion hidronium (H3O+).
Sedangkan pada reaksi ionisasi NH3 ketika dilarutkan dalam air, NH3 berperan sebagai basa
dan H2O sebagai asam.
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)
NH3 menerima proton (H+) dari H2O dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada
atom N untuk berikatan dengan H+ sehingga terbentuk ion ammonium (NH4+). H2O berubah
menjadi ion OH− setelah memberikan proton (H+) kepada NH3.
Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan
gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas dalam larutan .Larutan
yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola lampu) disusun,
dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu menyala. Ini membuktikan bahwa pada
gambar listrik mengalir melalui larutan elektrolit. Beberapa macam larutan elektrolit yaitu berupa
asam, basa kuat dan garam.
Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen tetapi jika dilarutkan didalam air
akan terurai menjadi ion-ion.
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
Umumnya, basa merupakan senyawa ionic, kecuali NH3 adalah basa yang dalam keadaan
murni berupa senyawa kovalen dan didalam air terurai menjadi ion-ionnya.
NH3(g) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH-(aq)
Semua garam merupakan merupakan senyawa ionic. Jika garam dilarutkan didalam air, ion-
ion garam akan melepaskan diri dari kisi-kisi Kristal yang selanjutnya terhidrasi di dalam pelarut
air.
NaCl-(s) + H2O(l) → Na+(aq) + Cl-(aq)[4]
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi larutan
elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Elektrolit kuat dengan daya hantar yang besar.
Contohnya larutan asam kuat, basa kuat dan garam. Danelektrolit lemah, yaitu larutan dengan daya
hantar yang lemah.
a. Larutan Elektrolit Kuat
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat.
pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan,
dengan harga derajat ionisasi adalah satu (α = 1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
1) Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
2) Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain : NaOH,
KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
3) Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain : NaCl, KCl, KI,
Al2(SO4)3 dan lain-lain.
Ciri – ciri larutan elektrolit kuat :
1. Nyala lampu terang
2. Menghasilkan banyak ion
3. Molekul netral pada larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
4. Penghantar listrik yang baik
5. Gelembung gas banyak
6. α = 1 atau terionisasi dengan sempurna
Contoh : NaCl → Na+ + Cl-
b. larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak
menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua
terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion
yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai
dengan panah dua arah (bolak-balik), dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari
satu (0 < α < 1).
Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
1) Asam lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S
2) Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
3) Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2
Ciri – ciri larutan elektrolit kuat :
1. Nyala lampu redup
2. Menghasilkan sedikit ion
3. Molekul netral dalam larutan banyak
4. Terionisasi hanya sebagian kecil
5. Penghantar listrik yang buruk
6. Gelembung gas sedikit
7. 0 < α < 1 atau terionisasi sebagian
Contoh : CH3COOH CH3COO- + H+
Larutan Non-Elektrolit
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat
uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan
nonelektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola lampu) disusun,
dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu tidak menyala. Ini membuktikan
bahwa pada tidak mengalir melalui larutan non elektrolit.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit. Sedangkan zat
non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak terurai dalam bentuk ion-ionnya,
tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
1. Larutan urea
2. Larutan sukrosa
3. Larutan glukosa
4. Larutan alkohol dan lain-lain
Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tidak menghasilkan ion
2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3. Tidak terionisasi
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu tidak
menyala
5. Derajat ionisasi = 0
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cairan dalam tubuh manusia, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat
badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan
oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya. Untuk dapat menjalankan fungsinya
dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk
mempertahankan keadaan normal disebut homeostasis.
Ginjal berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur
keluaran ion hidrogen dan ion karbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut
berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengekskresikan ion hidrogen
dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimi dalam cairan tubuh.
3.2 Saran
Kita sebagai manusia harus dapat menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh agar sel-sel
dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal. Serta kita harus mengkonsumsi makanan dan
minuman yang menyehatkan agar tidak merusak ginjal karena ginjal berperan penting dalam
mempertahankan keseimbangan asam-basa.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, Anwari. 2005. Cairan Tubuh, Elektrolit, dan Mineral . Jakarta: PSSP-LAB.
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan, Klien Gangguan Keseimbangan Cairan &
Elektrolit. Jakarta : EGC