Anda di halaman 1dari 7

PENINGKATAN KESEHATAN DENGAN MELAKUKAN PROMOSI

PREVENTIF DBD TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR


(ROLE PLAY BERDASARKAN KONSEP KEPERAWATAN
CALISTA ROY – ADAPTASI LINGKUNGAN)

NAMA ANGGOTA
1. DEVITA APRIANTI : 21142011103
2. DEWI LESTARI : 21142011104
3. DWI AMELIA PUTRI : 21142011108
4. ETIKA PUTRI INDRIANI : 21142011113
5. INDAH DEA PANTIANA : 21142011121
6. IRFAN SUHARTA : 21142011122
7. SALSABILA : 21142011136

TOKOH & PENOKOHAN


1. NARATOR : INDAH DEA PANTIANA
2. ANAK : DWI AMELIA PUTRI
3. BUNDA : DEWI LESTARI
4. AYAH : ETIKA PUTRI INDRIANI
5. DOKTER : SALSABILA
6. PERAWAT : DEVITA APRIANTI
7. KEPALA DESA : IRFAN SUHARTA

Pada suatu hari di desa Pasir Biru yang terletak dekat kali Ciliwung, ada satu keluarga
yang satu anggota keluarganya mengalami demam tinggi, muka kemerahan, nyeri seluruh
tubuh, sakit kepala hingga munta-muntah.
Anak : “Aduhh.. bunda aku kayaknya gak enak badan, kepala aku pusing, muka aku juga
merah-merah dan badan aku juga pada sakit.” (sembari mual-mual)
Bunda : “Ya Allah nak muka kamu kok merah-merah, sini biar ibu cek dulu suhunya.”
Bunda pun memeriksa suhu badan anaknya, dan terkejut saat melihat hasilnya.
Bunda : “Astagfirullah kok suhunya tinggi banget nak…Ayah-ayah ini anak kita gimana
suhunya tinggi banget.” (Bunda berteriak memanggil ayah)
Ayah : “Ada apa bun, pelan-pelan ngejelasinya.”
Bunda : “Ini yah anak kita suhu badanyanya tinggi banget, mukanya merah-merah, terus dari
tadi mual-mual terus….aduh yah bunda takut.”
Ayah : “Yasudah ayo cepat kita bawa ke rumah sakit saja.”
Anak : “Gamau yah bun, aku takut… apalagi kalau sampai disuntik.”
Ayah : “Gapapa nak kan biar cepet sembuh, ayo kita berangkat sekarang.”
Bunda : “Ya yah sebentar bunda siap-siap dulu.”
Melihat kondisi anaknya yang begitu lemah dan kesakitan ayah dan bunda memutuskan
untuk membawa anaknya ke Rumah Sakit, Agar mendapatkan pengobatan yang layak.
Sesampainya di Rumah Sakit si anak langsung di bawa ke UGD
Ayah : "Susss...tolong bantu anak saya"(suasana cemas)
Perawat: "Baik pak,bapak tenang dulu ya. Silahkan anaknya dibaringkan di tempat tidur,
sebaiknya bapak mengurus administrasinya terlebih dahulu di ruang
pendaftaran biar si ade saya yang tangani"
Ayah : "Baik sus"
Ayah pun langsung menuju ruang pendaftaran untuk mengurus administrasi. Dan di
ruangan UGD sang anak sedang ditangani oleh perawat. Setelah menunggu beberapa menit
akhirnya sang anak mendapat ruangan yaitu diruangan dadali kelas 2.
Perawat: “Assalamualaikum wr.wb, permisi bu, saya perawat (nama perawat) apakah benar ini
dengan pasien yang bernama (nama anak)?”
Bunda : “Waalaikumsalam wr.wb, iya benar, saya bundanya.”
Perawat: “Ibu menurut intruksi dokter saya akan melakukan pengkajian kepada anak ibu
tujuanya untuk mengetahui penyakit apa yang sedang di derita oleh anak ibu, saya
akan melakukan tindakan di tempat ini ya bu pada pukul 08.00 wib, lama melakukan
tindakan sekitar 10 menit, apakah ibu setuju?”
Bunda : “Iya suster saya setuju”
Perawat: “Baiklah jika ibu setuju saya akan menyiapkan alat terlebih dahulu, nanti 5 menit
yang akan datang saya akan kembali lagi kesini untuk melakukan pengkajian kepada
anak ibu, selamat siang ibu.”
Bunda : “Iya suster.”
Perawat pun kembali ke ruang perawat untuk menyiapkan peralatan untuk pengkajian
TTV maupun pegkajian pada keluarga pasien di ruang pasien.
Perawat: “Selamat siang ibu, Seperti janji kita tadi saya akan melakukan pengkajian kepada
anak ibu.”
Bunda : “Iya suster.”
Perawat: “Bu, bagaimana keadaan anaknya sebelum masuk kerumah sakit bu?.”
Bunda : “Tubuhnya terasa panas sus, terus demam disertai lemas, nafsu makannya berkurang,
muntah, nyeri pada anggota badan, punggung, sendi, kepala dan perut, nyeri ulu hati,
serta diare lalu ini tumbuh bintik bintik merah.”
Perawat: “Bu, bagaimana riwayat penyakit anak ibu sebelumnya?.”
Bunda : “Tidak ada sus anak saya biasanya hanya demam biasa.”
Perawat: “Apakah ada riwayat penyakit keluarga sebelumnya bu? Misalnya penyakit yang
menular.?”
Bunda : “Tidak ada sus.”
Perawat: “Oh baiklah bu, sekarang saya akan melakukan pengkajian tanda tanda vital.”
Perawat pun langsung melakukan tindakan TTV kepada pasien. Setelah melakukan
tindakan perawat kembali ke ruang dokter untuk melaporkan hasil pengkajian, kemudian
dokter menginstruksikan kepada perawat untuk melakukan pemeriksaan laboratorium kepada
pasien.
(Di ruang dokter)
Perawat: “Assalammu'alaikum Dok.”
Dokter : “Walaikumsalam, Silahkan masuk.”
Perawat: “Dok saya disini akan melaporkan hasil pengkajian saya terhadap pasien.” (nama
anak)
Dokter : “Ya silahkan suster!.”
Perawat; “Dokter setelah dilakukan pengkajian ternyata didapatkan hasil TD100/60 mmHg,
suhu pasien 38 derajat celcius, respirasi 28x/menit dan nadi 100x/menit.”
Dokter : “Oh begitu, untuk memastikan sebaiknya pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium
suster seperti pemeriksaan HB, leukosit dan trombosit. Tolong ambil sampel
darahnya untuk di tes kembali di laboraturium.”
Perawat: “Baik dok,”
Setelah itu perawat kembali keruangan sang anak lagi segera melakukan apa yang
diperintahkan oleh dokter untuk mengambil sample darahnya dan langsung menyerahkan ke
laboraturium. Setelah menunggu beberapa lama, hasilnya pun sudah keluar. Kemudian perawat
langsung menuju ke ruang dokter untuk memberitahukan hasil lab tersebut.
Perawat: “Permisi dok.”
Dokter : “Silahkan masuk sus.”
Perawat: “Menurut hasil lab pasien hb11,8 leukosit 5,5 trombosit 133, pasien dinyatakan positif
terjangkit DBD dok. Ini hasil lab nya dok.” (sambil memberikan hasil lab)
Dokter : “Terimakasih sus, ayo ikut saya ke ruang pasien anak ini. Kita akan memberitahukan
kondisinya dan saya juga akan mengecek kondisinya lagi.”
Perawat: “Baik dok.”
Dokter dan perawat langsung menuju ke ruang dimana anak itu dirawat.
Dokter : “Permisi bapak ibu.”
Ayah : “Iya dok, bagaimana dok hasil lab anak saya.”
Dokter : “Berdasarkan hasil lab anak bapak positif terjangkit DBD.”
Bunda : “Jadi anak saya terjangkit DBD dok?.”
Dokter : “Iya pak bu, dan ini hasil lab nya (menyerahkan hasil lab kepada ayah sanga anak)
Ayah : “Astagfirullah, tapi bisa sembuh kan dok?.”
Bunda : “Yahh.. kasian anak kita.” (menahan tangis)
Dokter : “Kami akan berusaha semampu mungkin pak bu, untuk sekarang saya akan melakukan
penangan kepada anak bapak dan memberikan obat.”
Ayah : “Silahkan dok, saya mohon yang terbaik untuk saya dok. Saya percaya pada dokter,”
Dokter : “Pasti pak kami akan berusaha sebaik mungkin memberikan yang terbaik, tetapi yang
menyembuhkan hanya yang diatas pak. Jadi jangan lupa untuk selalu berdoa untuk
anak bapak dan ibu. Pasti doa bapak ibu lah yang nantinya yang akan menyembuhkan
anak bapak ibu.”
Bunda : “Aamiin Aaamiin Yarabal Alamin… ya dok terimakasih banyak.”
Dokter pun langsung melakukan pemeriksaan terhadap sang anak yang sedang tertidur
pulas. Kemudian memerintahkan perawat untuk memberikan antibiotic dan obat penurun
panas.
Dokter : “Pak bu saya pamit untuk memeriksa pasien yang lain, 2 jam lagi kami akan
melakukan pemeriksaan kembali terhadap anak bapak. Dan kalau ada sesuatu bisa
menghubungin suster(nama suster) di ruang perawat.”
Bunda : “Baik terimakasih dok sus.”
Setelah mendapat pasien yang positif terkena DBD, perawat dan dokter pun berdiskusi
untuk mencari solusi bagaimana caranya agar penyakit ini tidak menyebar lebih luas ke seluruh
warga desa tersebut.
Perawat: "Sepertinya saya sudah mempunyai ide dok, bagaimana kalau kita membuat sebuah
acara penyuluhan tentang adaptasi kehidupan yang lebih bersih di desa tersebut,kita
undang semua warga?"
Dokter : "Ngundang semua warga… wah ide bagus sus.”
Perawat: "Kita kumpulkan mereka di balai desa,tapi terlebih dahulu kita harus meminta izin
sekalian menyampaikan ide kita ini kepada bapak kepala desa,gimana dok?"
Dokter : "Oke boleh,saya setuju, tapi sebelum itu kita juga harus diskusi dengan kepala rumah
sakit, dan juga yang lainnya.”
Perawat: “Baik dok. Maaf dok sudah 2 jam kita harus memeriksa kondisi pasien anak yang
terkena DBD itu.”
Dokter : “Baik sus mari.”
Setelah 2 jam, dokter dan perawat kembali menge-check keadaan anak tersebut, dan
suhu badannya sedikit menurun tidak seperti waktu pertama kali dia dirujuk ke rumah sakit.
Perawat dan dokter terus mencatat dan memantau perkembangan anak tersebut. Kemudian
setelah menge-check kondisi sang anak mereka pun menghadap ke direktur untuk meminta
izin dan persetujuan dari beliau agar dapat mengadakan acara penyuluhan di desa tersebut.
Keesokan harinya perawat dan dokter lantas menemui bapak kepala desa.
Kepala Desa: "Ada apa dok? Ko tumben kesini?"
Dokter :"Jadi begini pak,saya dan suster (nama suster) bermaksud menyampaikan sebuah ide
untuk mengadakan penyuluhan tentang adaptasi kehidupan yang lebih,bersih kepada
warga. Menindak lanjuti dari kejadian salah satu warga bapak yang positif DBD.
Tujuan kami mengadakan sosialisasi ini yaitu agar warga lebih peka terhadap
kebersihan dan utamanya agar memutus mata rantai penularan penyakit DBD di desa
ini"
Kepala Desa: "Ohhh...bagus itu,ya saya setuju! Emang mau kapan dilaksanakannya?"
Perawat: "Kami akan usahakan secepatnya pak,kalau hari pastinya belum bisa kami tentukan.
Tapi kemungkinan akan kami laksanakan dalam kurun waktu 2-5 hari ini"
Kepala Desa: "Ya sudah kalau begitu,nanti kontek saya lagi ya. Saya sangat suka dengan ide
kalian, nanti saya akan memberitahu kepada seluruh warga agar semuanya
dapat berkumpul di balai desa ini"
Dokter: "Ya sudah pak,kalau begitu kita pamit dulu ya... Terimakasih sudah mendukung ide
ini. Semoga nanti acaranya bisa berjalan dengan sukses"
Kepala Desa:"Iya dok,silahkan. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak atas ide yang
luar biasa ini"
Setelah 3 hari berlalu sudah diputuskan bahwa penyuluhan DBD akan dilaksanakan
besok hari. Sementara di rumah sakit setelah 3 hari dalam pantauan dokter dan perawat, anak
kembali pulih seperti sedia kala.
Dokter : “Alhamdulillah kondisi anak bapak dan ibu sudah membaik,dan diperbolehkan
pulang.”
Anak : “Yesss, udah sembuh.”
Bunda : “Iya alhamdulillah kamu sudah sembuh. Terimakasih banyak dok sus.”
Ayah : “Terimakasih banyak dok sus, apa benar bisa hari ini langsung pulang dok?.”
Dokter : “Sama-sama pak bu, iya karna berangsur-angsur kondisi anak bapak ibu membaik jadi
diperbolehkan pulang. Tolong jaga kesehatan juga bapak ibu karna DBD ini sangat
meresahkan. Kami juga besok akan melakukan penyuluhan DBD di desa bapak ibu.”
Bunda : “Wah terimakasih banyak dok, pasti penyuluhan itu akan sangat bemanfaat bagi kami
nanti.”
Perawat: “Iya bu, kami juga minta tolong ibu dan bapak mengajak tetangganya untuk ikut
penyuluhan ini karna akan sangat penting .”
Ayah : “Pasti sus akan saya ajak.”
Anak : “Terimakasih banyak ya dokter dan suster.”
Perawat: “Sama-sama dik, jaga kesehatan selalu ya.”
Akhirnya si anak itupun sembuh dari sakitnya dan kemudian dia pulang bersama ayah
dan bundanya. Keesokan harinya di depan kantor desa masyarakat pun berkumpul untuk
menghadiri penyuluhan yang diadakan oleh dokter dan perawat.
Dokter : “Baiklah, Assalamualaikum wr,wb. Terima kasih kepada bapak-bapak dan ibu-ibu
karena telah mengizinkan kami untuk melakukan penyuluhan ini dan berkenan hadir
pada acara penyuluhan kecil yang kami adakan dikantor desa pada pagi hari ini.
Baiklah, untuk mengefisienkan waktu, suster (nama perawat) saya akan menjelaskan
tentang apa itu demam berdarah.”
Perawat: “Terimakasih. Sebelum saya mulai menjelaskan, apakah bapak-bapak dan ibu-ibu di
sini sudah ada yang tau mengenai apa itu DBD?
Warga : “DBD penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk demam berdarah.”
Perawat: “Betul sekali! Jadi, sebenarnya DBD adalah..(perawat menjelaskan).”
Perawat pun mulai menjelaskan tentang penyakit DBD, dan disaat terakhir ternyata ada
beberapa warga yang mengajukan pertanyaan.
Warga : “Saya ingin bertanya, kalau tanda dan gejala orang yang sedang menderita DBD
seperti apa?.”
Dokter : “Terimakasih pertanyaannya. Tanda dan gejala penyakit DBD selain demam,
penderita DBD bisa mengalami sakit kepala berat, nyeri otot, mual dan nyeri ulu hati,
tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, serta timbul bintik-bintik
merah pada kulit
Warga : “Kalau penularannya bagaimana?.”
Perawat: “Penularan penyakit DBD tidak bisa ditularkan antara manusia karena membutuhkan
nyamuk sebagai perantara atau vektor transmisi. Namun, jika seorang yang tertular
virus dengue dan digigit nyamuk yang sehat, mata rantai ini akan berlanjut.”
Warga : “Oooo.. berarti bahaya juga ya nyamuk itu?.”
Dokter : “Tentu maka dari itu kita harus selalu menjaga kebersihan lingkungan, setelah ini
diharapkan agar semua warga dapat lebih menjaga lingkungan agar tidak menjadi
sarang nyamuk dan menimbulkan penyakit, ataupun ingin melakukan bersih desa agar
semua warga terbebas dari penyakit ini. Itulah tadi yang dapat kami sampaikan,
semoga apa yang yang tadi kami sampaikan dapat memberi manfaat untuk kita semua.
Kami meminta maaf apabila ada kata dan tingkah laku kami yang kurang berkenan di
hati bapak, ibu, serta adik-adik sekalian. Akhir kata Wasalamualaikum wr.wb.”
KESIMPULAN

Teori adaptasi Calista Roy merupakan model keperawatan yang menguraikan


bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku
adaptasi serta mampu merubah perilaku yang non-adaptif.
Penerapan teori akan membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan
kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi selama sehat dan sakit
(Tomey & Alligood, 2010). Pendekatan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan
teori adaptasi Calista Roy dipandang sangat ideal untuk diterapkan dalam memberikan
pelayanan asuhan keperawatan professional.
Promosi preventif dengan aplikasi teori Calista Roy dengan menggunakan metode
deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif dan memusatkan perhatian pada objek
tertentu. Keefektifan aplikasi teori Roy pada pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
DBD yaitu dapat meningkatkan perilaku yang baik pada penderita DBD dalam melakukan
upaya penanganan dan upaya pencegahan terhadap terjadinya penyakit DBD.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori Roy dapat meningkatkan kesehatan pasien
secara optimal baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kepada pihak pelayanan kesehatan
diharapkan dapat menerapkan aplikasi keperawatan pada pasien dengan aplikasi yang ada
seperti dengan menggunakan aplikasi teori Calista Roy, ataupun dengan aplikasi teori lainnya
yang sesuai dengan keadaan pasien dan teori yang ada sehingga didapatkan hasil perawatan
yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai