Anda di halaman 1dari 13

Tugas Kelompok 5

Konsep Dasar Keperawatan

Diajukan untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Keperawatan

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. Firda Nuraeni 21142011118


2. Rika Septia Melania 21142011132
3. Aas Arista 21142011094
4. Elia Endar Subekti 21142011110
5. Dwi Amelia Putri 21142011108
6. Rosy Fuji Lestari 21142011135

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES YPIB MAJALENGKA

2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulilah tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Aspek
Hukum dalam Keperawatan”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas makalah Ilmu Dasar
Keperawatan di STIKes YPIB majalengka, dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat
banyak bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada :

1. Allah SWT, yang senantiasa memberikan kesehatan jasmani dan rohani serta
karunianya sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Bapak Dr.Wawan Kurniawan, SKM.,S.Kep.,Ners.,M.Kes yang telah memberikan
kesempatan kepada kami sebagai penulis untuk menyusun makalah ini.
3. Bapak H.Ade Tedi Irawan, SKM.S.Kep.,Ners M.Kes selaku dosen mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan
4. Orang tua dan teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Mudah-mudahan segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan yang sesuai dengan apa yang telah didapatkan oleh penulis dari Allah
SWT.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah
ini. oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini dapat lebih baik lagi. semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan
dampak yang positif bagi pembaca serta dapat menambah wawasan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan

Majalengka, November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................2
D. Manfaat ..........................................................................................................2
E. Metode Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3


A. Pengertian Hukum Kesehatan dan Hukum Keperawatan..............................3
B. Tujuan Hukum Kesehatan dan Hukum Keperawatan....................................4
C. Tata Hukum Kesehatan dan Hukum Keperawatan di Indonesia....................5
D. Sumber Hukum Kesehatan dan Hukum Keperawatan di Indonesia..............5
E. Pengertian Politik...........................................................................................5
F. Cara cara politik mempengaruhi Kebijakan...................................................6
G. Pengertian Kebijakan.....................................................................................6
H. Langkah-langkah Pembuatan Kebijakan........................................................6
I. Penerapan Kebijakan......................................................................................7
J. Peran perawat dalam proses pembuatan Kebijakan.......................................7

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................9


A. Simpulan........................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Keperawatan mengharuskan seorang perawat untuk memahami hukum tentang


keperawatan. Pengetahuan perawat yang memadai tentang aspek hukum praktik
keperawatan diharapkan tercapainya tujuan praktik keperawatan yang berkualitas
(Oyetunde, 2013).Aspek hukum praktik keperawatan merupakan perangkat hukum
atau aturan-aturan hukum yang secara khusus menentukan yang seharusnya dilakukan
atau larangan perbuatan sesuatu bagi profesi perawatan dalam menjalankan
profesinya. Aspek hukum yang terkait langsung dengan praktik keperawatan
diantaranya adalah Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Undang- undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-
undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1239/Menkes/SK/XI/2001 Tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan, Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor HK. 02. 02/ MENKES/ 148/ I/ 2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat, Kode Etik Keperawatan, Standar Pelayanan
Keperawatan, Standar Profesi Keperawatan, Standar Prosedur Operasional (Sudrajat,
2014).
Seorang perawat harus berpengetahuan tentang hukum praktik keperawatan sebagai
perlindungan atas kasus hukum, tuntutan pasien dan keluarga pasien. Banyak rumah
sakit memperkerjakan tamatan pendidikan keperawatan tanpa berpengetahuan tentang
hukum keperawatan itu sendiri, padahal berguna untuk menghindari dan menjaga
terhadap kelalaian (negligence) dan malpraktik (malpractice) di pelayanan, serta
perawat harus menyadari dan bertanggung jawab secara hukum tentang tindakan-
tindakan yang dilakukannya (Croke EM, 2003 dalam Sudrajat, 2008).
Pemahaman hukum dapat menetapkan seorang perawat berperilaku profesional dalam
lingkungan yang diiringi oleh tuntunan oleh badan profesi perawat dan masyarakat
yang mereka layani, hal ini menunjukkan bahwa praktik keperawatan mengharuskan
perawat untuk waspada terhadap hukum. Perawat harus menyadari dan bertanggung
jawab untuk setiap tindakan yang diambil, dapat membela tindakan mereka dan
bersedia menerima konsekuensi dari tindakan mereka. Penting untuk perawat untuk

1
bertanggung jawab kepada diri mereka sendiri untuk penggunaan kebijakan yang
tepat dari pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan perawatan. Tidak bisa
praktik keperawatan secara efektif diberikan tanpa berpengetahuan tentang undang-
undang yang menetapkan batas, mengontrol dan mempromosikan praktik
keperawatan. Seorang perawat dengan pengetahuan tentang aspek hukum
keperawatan merupakan aset dari profesi keperawatan (Oyetunde, 2013).

B Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hukum Kesehatan ?
2. Apa yang dimaksud dengan Hukum Keperawatan?
3. Apa Tujuan pengaturan hukum Kesehatan dan Keperawatan?
4. Dari mana sumber Hukum Kesehatan dan Keperawatan di Indonesia?
C Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari hukum Kesehatan
2. Mengetahui pengertian dari hukum Keperawtan
3. Mengetahui tujuan hukum Kesehatan dan Keperawatan
4. Mengetahui sumber hukum Kesehatan dan Keperawatan
D Manfaat
Dapat meningkatkan pengetahuan tentang Aspek Hukum Kesehatan dan
Keperawatan. Serta menambah ilmu dan dapat dimanfaatkan oleh kita bahwa
pentingnya mempelajari Hukum Keperawatan ini untuk melaksanakan praktik
keperawatan.

E Metode Penulisan
1. Studi pustaka dengan mencari buku-buku yang berhubungan dengan Hukum
Keperawatan
2. Pencarian data melalui internet
3. Proses penulisan makalah
4. Penyuntingan dan pengetikan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum
Hukum adalah keseluruhan kumpulan peraturan atau kaidah dalam suatu kehidupan
bersama; atau keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu
kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi
Hukum juga dapat diartikan sebagai keseluruhan peraturan yang mengatur dan
menguasai manusia dalam kehidupan bersama. Berkembang di dalam masyarakat
dalam kehendak, merupakan sistem peraturan, sistem asas-asas, mengandung pesan
kultural karena tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
1. Pengertian Hukum Kesehatan
Indonesia adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini
menyangkut hak dan kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan
masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak
penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi, sarana,
pedoman standar pelayanan medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta
sumber-sumber hukum lainnya.
2. Pengertian Hukum keperawatan
Hukum Keperawatan adalah bagian hukum kesehatan yang menyangkut
pelayanan
keperawatan. Hukum keperawatan merupakan bidang pengetahuan tentang
peraturan dan ketentuan hukum yang mengatur pelayanan keperawatan kepada
masyarakat.
3. Penyebab perlunya Undang-Undang Kesehatan
a. Kesehatan-kesejahteraan merupakan cita-cita bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945;
b. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan sumber daya manusia yang
merupakan modal pembangunan nasional;
c. Perlunya penyelenggaraan upaya kesehatan yang
menyeluruh dan terpadu;
d. Perundang-undangan yang ada tidak sesuai lagi.

3
4. Penyebab perlunya Undang-Undang Praktik Keperawatan
a. Alasan filosofi: Perawat telah berkonstribusi besar dalam peningkatan
derajat kesehatan, tapi belum di imbangi dengan perlindungan hukum,
bahkan cenderung menjadi objek hukum.
b. Perawat memiliki kompetensi keilmuan, sikap rasional, etis dan
profesional, semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif,
terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi.
c. Tujuan menyusun UU: lingkup profesi yang jelas, kemutlakan profesi,
kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan
pihak terkait lainnya), keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi,
fleksibilitas, efisiensi dan keselarasan, universal, keadilan, serta kesetaraan
dan kesesuaian interprofesional (WHO, 2002)

B. Tujuan Hukum Kesehatan dan Keperawatan


Tujuan hukum pada intinya adalah menciptakan tatanan masyarakat yang
tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan serta meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Para perawat harus
mengetahui dan memahami berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan
praktik keperawatan karena mereka mempunyai akontabilitas terhadap
keputusan dan tindakan professional yang mereka lakukan. Secara umum
terdapat 2 alasan terhadap pentingnya para perawat tahu tentang hukum yang
mengatur praktiknya. Alasan pertama, untuk memberikan kepastian bahwa
keputusan dan tindakan perawat yang dilakukan konsisten dengan prinsip-
prinsip hukum. Kedua, untuk melindungi perawat dari liabilitas. Hukum
mempunyai beberapa fungsi bagi keperawatan :
1. Hukum memberikan kerangka untuk menentukan tindakan
keperawatan mana yang sesuai dengan hukum.
2. Kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan tersebut (no. 1)
membedakan tanggung jawab perawat dengan tanggung jawab profesi
yang lain.

4
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan
mandiri

C. Tata hukum Kesehatan dan Keperawatan di Indonesia


Tata hukum adalah menata, mengatur tertib kehidupan masyarakat di
Indonesia. Tata hukum kesehatan tidak hanya bersumber pada hukum tertulis
saja tetapi juga yurisprudensi, traktat, konvensi, doktrin, konsensus dan
pendapat para ahli hukum maupun kedokteran. Hukum tertulis, traktat,
konvensi atau yurisprudensi, mempunyai kekuatan mengikat (the binding
authority), tetapi doktrin, konsensus atau pendapat para ahli tidak mempunyai
kekuatan mengikat, tetapi dapat dijadikan pertimbangan oleh hakim dalam
melaksanakan kewenangannya, yaitu menemukan hukum baru

D. Sumber Hukum Kesehatan dan Keperawatan di Indonesia


Sumber hukum dapat menjadi 2, yaitu sumber hukum materiil dan formal.
1. Sumber hukum materiil, adalah faktor-faktor yang turut menentukan
isi hukum. Misalnya, hubungan sosial/kemasyarakatan, kondisi atau
struktur ekonomi, hubungan kekuatan politik, pandangan keagamaan,
kesusilaan dsb.
2. Sumber hukum formal, merupakan tempat atau sumber dari mana
suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum; melihat sumber hukum
dari segi bentuknya. Yang termasuk sumber hukum formal, adalah :
Undang-undang (UUD 1945, Tap MPR, UU/Peraturan Pengganti UU,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan
Menteri/Instruksi Menteri, dan Peraturan Pelaksanaan lain), Kebiasaan,
Yurisprudensi (keputusan hakim atau keputusan pengadilan terhadap
suatu masalah tertentu). Traktat (Perjanjian antar negara); Perjanjian,
dan Doktrin. Sumber Hukum keperawatan adalah UU No. 12 tahun
2002 tentang layanan konsumen , Undang – undang no 36 tahun 2009
tentang kesehatan, UU no 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan, UU
no. 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan.
E. Pengertian Politik

5
Politik adalah ilmu yang mempelajari hakikat keberadaan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat. yang memusatkan perhatian pada masalah
kekuasaan dalam kehidupan bersama atau masyarakat. Jika dua orang atau
lebih berinteraksi satu dengan yang lain maka tidak terlepas dari keterlibatan
dalam hubungan yang bersifat politik.

F. Cara cara Politik mempengaruhi Kebijakan


Pada prinsipnya pihak yang membuat kebijakan itu ialah kelompok politik
yang mempunyai kekuasaan untuk melaksanakan keputusan yang telah
disepakati. Kehidupan politik mencakup bermacam-macam kegiatan yang
mempengaruhi kebijakan yang berwenang dan telah diterima oleh masyarakat
serta mempengaruhi cara untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Cara politik
mempengaruhi kebijakan adalah sebagai berikut : melalui penguasa, yaitu
pelaku pemegang kekuasaan, mengidentifikasi sarana /alat sarana kekuasaan,
membuat batasan kewenangan pihak-pihak terkait dengan kebijakan, menuntut
adanya jaminan hak asasi, khususnya hak pribadi terhadap kebijakan,
membina dan mengkoordinasikan kebijakan yang sudah dibuat, merumuskan
tujuan secara bersama dan dicapai melalui usaha bersama

G. Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil seseorang sebagai
pelaku atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-
cara untuk mencapai tujuan tersebut.

H. Langkah-langkah pembuatan Kebijakan


Dalam membuat kebijakan ada dua cara yang biasanya digunakan yaitu
musyawarah dan otonomi. Berikut dijelaskan kedua pengertian tersebut.
1. Musyawarah
Musyawarah yaitu melibatkan pihak terkait dengan kebijakan yang akan
dibuat, saling menyepakati aspek-aspek yang berhubungan dengan
kebijakan, contoh : kebijakan tentang penerapan proses kperawatan di
rumah sakit, selain organisasi profesi, dilibatkan juga unsur-unsur terkait
dari rumah sakit yang akan menerapkan kebijakan tersebut.
a. Mengidentifikasi masalah yang terkait dengan penentuan kebijakan

6
b. Menyepakati tujuan dari kebijakan yang akan ditentukan
c. Menentukan kebijakan yang akan dibuat
d. Menilai kelemahan dan kekuatan yang dapat mendukung kebijakan
tersebut
e. Menilai keuntungan dan kerugian apabila kebijakan tersebut
diterapkan
f. Membuat keputusan bersama tentang penerapan kebijakan tersebut
g. Mensosialisasikan kebijakan kepada pihak terkait
h. Menerapkan kebijakan
i. Menilai kebijakan
2. Otonomi
Otonomi dibuat oleh yang berkepentingan saja atau yang mempunyai
kekuasaan/kewenangan menetapkan kebijakan tersebut, tidak melibatkan
atau
meminta kesepakatan dari pihak lain dalam prosesnya setelah kebijakan
tersebut ditetapkan, baru disosialisasikan. Langkah-langkah dalam
melakukan otonomi adalah : identifikasi masalah, menentukan masalah,
menentukan tujuan, menetapkan kebijakan, sosialisasi kebijakan,
menerapkan kebijakan, penilai kebijakan yang sudah diterapkan.

I. Penerapan Kebijakan
Setelah kebijakan disepakati, selanjutnya ditetapkan dengan surat keputusan
oleh pejabat yang berwenang, setelah itu mulai diterapkan pada pihak-pihak
terkait. Pihak yang berwenang harus memonitor secara terus menerus
penerapan kebijakan di lapangan, sehingga akan diketahui sedini mungkin
apabila timbul masalah,dan dapat segera dicari upaya penanggulangannya.
J. Peran Perawat dalam proses pembuatan kebijakan
Kebijakan yang melibatkan perawat dari awal sampai ditetapkannya
kebijakan, salah satunya adalah penerapan proses keperawatan, kebijakan ini
pada awalnya banyak mendatangkan protes dari perawat pelaksana yang
langsung sebagai pengguna kebijakan tersebut. Setelah dirasakan manfaatnya,
terutama oleh pasien, maka saat ini hampir semua institusi pelayanan
kesehatan khususnya rumah sakit, menerapkan proses keperawatan tersebut.

7
Peran perawat dalam proses pembuatan kebijakan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan masukan tentang permasalahan yang ada di
tatanan pelayanan kesehatan, yang memerlukan pembaharuan atau
pengembangan.
2. Memberikan kesepakatan atau persetujuan tentang kebijakan
yang akan diterapkan
3. Menerapkan kebijakan dengun penuh tanggungjawab dan dapat
dipertanggung jawabkan
4. Melakukan penilaian
5. Memberikan umpan balik kepada pembuat kebijakan

8
BAB III
PENUTUP

A Kesimpulan
Hukum kesehatan dan Keperawatan memegang peranan penting dalam semua proses
kesehatan. Tidak adanya hukum akan menyebabkan difungsional bahkan dapat
menjadi penyebab kerusuhan. Oleh karena itu, hukum kesehatan merupakan semua
peraturan hukum yang berhubungan langsung pada pelayanan kesehatan dan
penerapannnya pada hukum perdata, hukum administrasi dan hukum pidana (UU
Kesehatan No.23 tahun 1992).

B Saran
Setelah mengetahui apa itu hukum kesehatan, hukum keperawatan dan tujuan hukum
itu tersebut, kita diharapkan mampu meningkatkan kinerja kita sebagai bakal calon
perawat nantinya.

9
DAFTAR PUSTAKA

adi, T. (2010). Hukum Kesehatan Pengantar Menuju Perawat Profesional. Jakarta: EGC.

Amri, A. (1997). Hukum Kesehatan. Jakarta: Wydia Medika.

Moejanto. (1987). Azas Hukum Pidana. Jakarta: Bina Aksara.

Priharjo, R. (1995). Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum . Jakarta: EGC.

Rudi, T. M. (1993). Pengantar Ilmu Politik . Bandung: Refika Offset.

s, B. S. (2003). Politik Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan

10

Anda mungkin juga menyukai