Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP SOSIAL IDEOLOGIS PERUNDANG UNDANGAN KEBIJAKAN


PERATURAN PRAKTEK PROFESIONAL YANG MENDUKUNG
PELAKSANAAN LAYANAN KESEHATAN DAN LAYANAN
KEPERAWATAN

Disusun oleh;
Kelompok 8
Wida astriani SA12052

Wina Kurniawati SA12054

Yansion Nababan SA12055

Yovie Stepenly SA12057

Yuke Yusmalina SA12058

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2014

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata
kuliah “NURSING SOCIOPOLITTICAL CONTEXT”di Program Sarjana
Keperawatan STIKES Immanuel. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada :
1.     Roselina Tambunan, S.Kep.,Ners.,M.Kep.,Sp.Kom dosen mata kuliah
nursing sociopolitical context yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan demi terselesaikannya makalah ini.
2.     Rekan-rekan dan semua pihak yag telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis ingin
menyampaikan banyak terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi pembaca.

Bandung, 30 Oktober 2014

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 5
D. Metode Penulisan........................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................... 6
A. Definisi dan Tujuan praktik keperawatan...................................... 6
B . Fokus Praktik Keperawatan Profesional....................................... 6
C. Pentingnya UU praktik keperawatan............................................. 7
D. UU yang ada di Indonesia berkaitan tentang praktik keperawatan 9
E. Hak-hak Perawat............................................................................ 10
F. Fungsi Hukum bagi Keperawatan.................................................. 11
G. Standar praktik Keperawatan......................................................... 12
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................... 13
A. UU 1945 Pada Kesejahteraan Kesehatan.................................... 14
B. UU dan Kebijakan Kepmenkes Terkait Praktik Profesional......... 15
C. Konstribusi UU Dalam Peraturan Praktek Keperawatan............... 16
BAB IV PENUTUP.................................................................................... 17
A. Kesimpulan............................................................................................. 17
B. Saran........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan
diskusi para perawat. PPNI pada kongres nasional ke-2 di Surabaya tahun
1980 mulai merekomendasikan perlunya bahan-bahan perundang-undangan
untuk perlindungan hukum bagi tenaga keperawatan. Tidak adanya undang-
undang perlindungan bagi perawat menyebabkan perawat secara penuh belum
dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka lakukan. Tumpang
tindih antara tugas dokter dan perawat masih sering terjadi dan beberapa
perawat lulusan perguruan tinggi merasa frustasi karena tidak adanya
kejelasan tentang peran, fungsi dan kewenangannya. Hal ini juga
menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan
keterampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka
miliki.
Pada hari keperawatan sedunia yaitu tanggal 12 Mei 2008, di
Indonesia digunakan untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan
Rancangan Undang-Undang Praktik Keperawatan. PPNI menganggap bahwa
keberadaan Undang-Undang akan memberikan perlindungan hukum bagi
masyarakat terhadap terhadap pelayanan keperawatan dan profesi perawat.
Aspek hukum praktik keperawatan merupakan perangkat hukum atau
aturan-aturan hukum yang secara khusus menentukan hal-hal yang seharusnya
dilakukan atau larangan perbuatan sesuatu bagi profesi perawat dalam
menjalankan profesinya. Aspek hukum yang terkait langsung dengan praktik
keperawatan diantaranya UU no.23 tahun 1992 tentang kesehatan, Peraturan
Pemerintah no.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan, Kep.Men.Pan/II/2001
tentang jabatan fungsional perawat dan angka kreditnya, Kep.Men.Kes
1239/XI/2001 tentang registrasi dan praktik perawat, Keputusan Direktur
Jendral Pelayanan Medik No.Y.M.00.03.2.6.956 tentang hak dan kewajiban
perawat.

4
Menurut undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan Pasal (1)
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
2. Asisten Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan bidang kesehatan di bawah jenjang
Diploma Tiga.
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat.
4. Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan
kesehatan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat.
5. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang Tenaga
Kesehatan berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap
profesional untuk dapat menjalankan praktik.
6. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang Kesehatan.
7. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap
Kompetensi Tenaga Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik di
seluruh Indonesia setelah lulus uji Kompetensi.

5
8. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan
praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi.
9. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Tenaga Kesehatan
yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lain serta mempunyai
pengakuan secara hukum untuk menjalankan praktik.
Menurut undang-undang 38 tahun 2014 menetapkan undang-undang
tentang keperawatan pasal (1):
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat.
2. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri
yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang undangan.
3. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkanpada ilmu dan kiat Keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik sehat maupun sakit.
4. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yan diselenggarakan
oleh Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan. 5.
Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi
5. Perawat dengan Klien dan lingkungannya untuk mencapai
tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien dalam
merawat dirinya.
6. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan
tinggi yang menyelenggarakan program studi Keperawatan.

6
7. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan
terhadap kompetensi Perawat yang telah lulus Uji
Kompetensi untuk melakukan Praktik Keperawatan.
8. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk
melakukan praktik Keperawatan yang diperoleh lulusan
pendidikan profesi.
9. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang
telah memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta telah
diakui secara hukum untuk menjalankan Praktik
Keperawatan.
10. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingka STR
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil
Keperawatan kepada Perawat yang telah diregistrasi.
11. Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota kepada Perawat sebagai pemberian
kewenangan untuk menjalankan Praktik Keperawatan.
12. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah,dan/atau masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan tujuan praktik keperawatan?
2. Apa saja fokus praktik keperawatan profesional?
3. Apa pentingnya undang-undang praktik keperawatan?
4. Undang-undang yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan praktik
keperawatan?
5. Apa saja hak-hak perawat?

7
6. Apa saja fungsi hukum praktik keperawatan profesional?
7. Apa saja standar praktik keperawatan?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan landasan hukum terhadap praktik keperawatan untuk
melindungi perawat maupun pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan dan kesehatan yang diberikan oleh perawat.
b. Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan perawat.
c. Menetapkan standar pelayanan keperawatan.
d. Menapis ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.
e. Menilai boleh tidaknya perawat untuk menjalankan praktik
keperawatan
f. Menilai ada tidaknya kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
perawat dalam memberi pelayanan.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan web dan buku
sebagai referensi untuk mencari sumber dan materi.

8
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi dan Tujuan Praktik Keperawatan


Praktek keperawatan profesional mengandung arti praktik yamg
dilakukan oleh perawat profesional; yaitu perawat lulusan program
keperawtan (rata-rata 4 tahun pendidikan di universitas) atau lulusan
pendidikan keperawatan yang tinggi. (kohnke 1974)
Menurut lokakarya keperawatan nasional tahun 1983, definisi
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyrakat baik
sakit maupun sehat yang mencangkup seluruh kehidupan manusia.
Menurut NCBSN ( National Council of State Boards of Nursing)
menggunakan pendekatan lain praktik keperawatan berarti embantu individu
atau kelompok dalam mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang
optimal sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji status kesehatanya dan
mengimplementasikan strategi perawatan untuk mencapai tujuan, serta
mengevaluasi respons terhadap perawatan dan pengobatan.

B. Fokus Praktik Keperawatan Profesional


Praktik keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan
masyarakat dunia dan sistem kesehatan nasional. Fokus utama keperawatan
saat ini adalah kesehatan masyarakat dengan target populasi total. Tujuan
praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) harus diupayakan
pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan
masyrakat, perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan
kesehatan ( kozier, erb, 1990 )

9
1. Peningkatan kesehatan ( health promion ). Dalam kegitan ini,
perawat membantu masyarakat mengembangkan sumber-sumber
atau meningkatkan kesejahteraan/kesehatannya. Tujuannya
kesehatan yang ingin diwujudkan adalah mencapai derajat
kesehatan yang optimal ( SKN ). Contoh kegiatan disini adalah
menjelaskan manfaat program latihan bagi pasien.
2. Pemeliharaan kesehatan ( health maintance ) perawat melakukan
aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status
kesehatannya. Contoh kegiatan disini adalah mengajarkan atau
menganjurkan seorang usia lanjut melakukan latihan untuk
mempertahankan kekuatan dan mobilitas otot.
3. Pemulihan kesehatan ‘( health restoration ). Perawat membantu
pasien meningkatkan kesehatan setelah pasien memiliki masalah
kesehatan atau penyakit. Sebagai contoh adalah mengajarkan pasien
merawat luka pembedahan atau membantu orang cacat
mempertahankan kekuatan fisik seoptimal yang dapat dilakukan.
4. Perawatan orang yang menjelang ajal. Perawat memberikan rasa
nyaman dan merawat orang dalam keadaan menjelang ajal.
Kegiatan dapat dilakukan dirumah sakit, rumah, dan fasilitas
kesehatan yang lain.

C. Pentingnya Undang-Undang Praktik Keperawatan


Menurut (kelly, 1987)
Ada beberapa alasan mengapa Undang-Undang Praktik Keperawatan
dibutuhkan. Antara lain :
1. Alasan filosofi.Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam
peningkatan derajat kesehatan. Perawat berperan dalam
memberikan pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan pemerintah
dan swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa terpencil dan
perbatasan.Tetapi pengabdian tersebut pada kenyataannya belum

10
diimbangi dengan pemberian perlindungan hukum, bahkan
cenderung menjadi objek hukum.Perawat juga memiliki
kompetensi keilmuan, sikap rasional, etis dan profesional,
semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, terampil,
berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi. Disamping
itu, Undang-Undang ini memiliki tujuan, lingkup profesi yang
jelas, kemutlakan profesi, kepentingan bersama berbagai pihak
(masyarakat, profesi, pemerintah dan pihak terkait lainnya),
keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi, fleksibilitas,
efisiensi dan keselarasan, universal, keadilan, serta kesetaraan dan
kesesuaian interprofesional (WHO, 2002).
2. Alasan yuridis UUD 1945, pasal 5, menyebutkan bahwa Presiden
memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Demikian Juga UU Nomor
23 tahun 1992, Pasal 32, secara eksplisit menyebutkan bahwa
pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu. Sedang pasal 53, menyebutkan bahwa tenaga
kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.Ditambah lagi, pasal
53 bahwatenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya
berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati
hak pasien. Disisi lain secara teknis telah berlaku
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor1239/Menkes/SK/XI/2001
tentang Registrasi dan Praktik Perawat.
3. Alasan sosiologis. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan semakin meningkat.
Hal ini karena adanya pergeseran paradigma dalam pemberian
pelayanan kesehatan, dari model medikal yang menitikberatkan
pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan, ke

11
paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan
gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan
(Cohen, 1996).Disamping itu, masyarakat membutuhkan pelayanan
keperawatan yang mudah dijangkau, pelayanan keperawatan yang
bermutu sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dan
memperoleh kepastian hukum kepada pemberian dan
penyelenggaraan pelayanan keperawatan.

D. Undang-Undang yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan praktik


keperawatan
1. UU No. 9 Tahun 1960, Tentang pokok-pokok kesehatan
Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa
pemerintah mengatur kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan
hukum.
2. UU No. 6 Tahun 1963 Tentang Tenaga Kesehatan.
UU ini merupakan penjabaran dari UU No. 9 tahun 1960. UU ini
membedakan tenaga kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga
sarjana meliputi dokter, dokter gigi dan apoteker. Tenaga perawat
termasuk dalam tenaga bukan sarjana atau tenaga kesehatan dengan
pendidikan rendah, termasuk bidan dan asisten farmasi dimana dalam
menjalankan tugas dibawah pengawasan dokter, dokter gigi dan
apoteker. Pada keadaan tertentu kepada tenaga pendidikan rendah
dapat diberikan kewenangan terbatas untuk menjalankan pekerjaannya
tanpa pengawasan langsung.
3. UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang Wajib Kerja Paramedis.
Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana
muda, menengah dan rendah wajib menjalankan wajib kerja pada
pemerintah selama 3 tahun. Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa selama
pada pemerintah, tenaga kesehatan yang dimaksud pada pasaal 2
memiliki kedudukan sebagai pegawai negeri sehingga peraturan-
peraturan pegawai negeri juga diberlakukan terhadapnya.

12
E. Hak-Hak Perawat
Sebagai tenaga profesional maka perawat mempunyai bebagai macam
hak, seperti telah disebutkan dalam undang-undang No. 23 Tahun 1992
terutama pada Pasal 50 tentang Pelaksanaan Tugas Tenaga Kesehatan dan
Pasal 53 ( ayat 1 ) Tentang Perlindungan Hukum, maka pengaturan hak dan
kewajiban perawat dapat di jabarkan dari pasal-pasal ini. Beberapa hak-hak
perawat juga seyogyanya termasuk dalam undang-undang praktik
keperawatan. Karena perawat sebagai warga negara maka perawat juga
mempunyai hak-hak sebagai warga negara seperti yang tercantum dalam
UUD 1945. Perawat sebagai tenaga kerja, dan perawat yang bekerja sebagai
pegawai negeri juga mempunyai hak yang berkaitan dengan pegawai negeri.
Dibawah ini akan dibahas tentang beberapa hak-hak umum yang
dimiliki perawat seperti : menurut (lydia Hall, 1992)
1. Hak perlindungan wanita
Keikutsertaan perawat dan sekaligus sebagian sebagai wanita dalam
pembangunan kesehatan diakui cukup banyak dan tidak diragukan.
Dalam konteks ini, maka hak-hak yang menyangkut peran dan
perlindungan wanita juga sangat bekaitan dengan hak-hak perawat.
2. Hak berserikat dan berkumpul
Mengeluarkan pendapat berupa lisan maupun tertulis merupakan setiap
hak warga negara seperti yang tertuang dalam UUD 1945. Hak
perawat ini telah diwujudkn dengan terbentuknya organisasi profesi.
Hak ini tidak saja dapat diwujudkan dngan bergabung dalam
organisasi profesi tetapi juga mengambil peran dalam aksi politik
untuk mewakili keperawatan atau masyarakat dalam penerima
pelayanan kesehatan.
3. Hak mengendalikan praktik keperwatan sesuai yang diatur oleh hukum
Hak ini berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
kepada perawat untuk menjalankan praktik keperawatan.
4. Hak mendapatkan upah yang layak

13
Sebagai tenaga profesional yang mempunyai tanggung jawab serta
kualifikasi khusus, maka perawat mempunyai hak untuk mendapat
penghargaan secara ekonomi atau upah kerja yang seimbang dengan
tugas dan haknya.
5. Hak bekerja dilingkungan yang baik
Perawat mempunyai hak untuk untuk bekerja ditempat yang baik
artinya lingkungan yang nyaman, aman, tidak mengancam
keselamatan, dan kesehatan fisik maupun mental.
6. Hak terhadap pengembangan profesional
Guna mmpertahankan keprofesionalannya perawat mempunyai hak
untuk meningkatkan ilmunya dalam bidang formal maupun egiatan
ilmiah seperti temu kerja, konferensi, seminar atau berbagai kursus
singkat.
7. Hak menyusun standar praktik dan pendidikan keperawatan
Perawat mempunyai peran penting dalam aktivitas penyusunan standar
praktik dan pendidikan keperawatan.

F. Fungsi hukum bagi praktik keperawatan


Menurut ( Kozier, Erb, 1990 ).
Hukum mempunyai beberapa fungsi bagi keperawatan :
1. Hukum memberikan kerangka untuk menentuka tindakan keperawatan
mana yang sesuai dengan hukum
2. Ini membedakan tanggung jawab perawat dengan tanggung jawab
profesi lain
3. Ini membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan
keperawatan mandiri
4. Ini membantu alam mempertahankan standar praktik keperawatan
dengan meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah
hukum

14
G. Standar praktik keperawatan
(Phaneut dan Lang, lihat Kozier, Erb, 1990).
Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan
setiap tenaga profesional. Standar praktik keperawatan mengidentifikasi
harapan-harapan minimal bagi para perawat profesional dalam memberikan
asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis.
Dengan adanya standar praktik keperwatan, maka profesi keperawatan
dapat mewujudkan tanggung jawab atau kebulatan tekadnya untuk melindungi
masyarakat. Standar praktik keperawatan membantu dn menuntun para
perawat dalam menjalankan tugasnya memberikan asuhan keperawatan.
Penyusunan dan pelaksanaan standar praktik merupakan fungsi utama
organisasi profesi dalam hal ini meliputi:
1. Menentukan, mempertahankan dan meningkatkan standar.
2. Mempertahankan anggota untuk akuntabilitas dalam menggunakan
standar.
3. Mendidik masyarakat untuk menghargai standar.
4. Melindungi masyarakat dari individu yang tidak memenuhi standar
atau tidak ingin mengikuti standar.
5. Melindungi anggota profesi satu sama lain

15
BAB III
PEMBAHASAN

A. UUD 1945 Pada Kepentingan Kesejahtraan dan Kesehatan Masyarakat


Undang-undang Dasar 1945 (hasil amandemen) telah mengatur
beberapa hak asasi manusia di bidang kesehatan. Di dalam pasal 28H
dinyatakan :
1. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan
2. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan
3. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat

Kemudian di dalam pasal 34 dijelaskan tentang kewajiban negara,


sebagai berikut:
1. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
2. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan
3. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.

16
B. UUD dan Kebijakan Kepmenkes Terkait Praktek Profesional
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor
1239/menkes/sk/xi/2001 tentang registrasi dan praktik perawatan berbunyi :
1. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di
dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Surat Izin Perawat selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis
pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan di
seluruh wilayah Indonesia.
3. Surat Izin Kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti tertulis yang
diberikan kepada perawat untuk melakukan praktik keperawatan di
sarana pelayanan kesehatan.
4. Surat Izin Praktik Perawat selanjutnya disebut SIPP adalah bukti
tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktik
perawat perorangan/berkelompok.
5. Standar Profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai
petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik.

Pada Pasal 5 Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan


berwenang untuk :
a. Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan,melaksanakan
tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan;
b. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir a
meliputi : intervensi keperawatan, observasi keperawatan,
pendidikan dan konseling kesehatan
c. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud
huruf a dan b harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan
yang ditetapkan oleh organisasi profesi;
d. pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan
permintaan tertulis dari dokter.

17
C. Kontribusi UU dan Peraturan dalam Praktek Kesehatan dan
Keperawatan
Undang-Undang tentang Praktik Keperawatan Bab I Ketentuan
Umum Pasal 1 dalam Undang-Undang ini yang Dimaksud dengan :
(1) Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
(2) Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi
dengan sistem klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada
berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individual dan
berkelompok.
(3) Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada sistem
klien di sarana dan tatanan kesehatan lainnya, dengan menggunakan
pendekatan ilmiah keperawatan berdasarkan kode etik dan standar praktik
keperawatan.
(4) Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(5) Perawat terdiri dari perawat vokasional dan perawat profesional.
(6) Perawat vokasional adalah seseorang yang telah lulus pendidikan Diploma
III Keperawatan dan Sekolah Perawat Kesehatan yang terakreditasi dan
diakui oleh pejabat yang berwenang.
(7) Perawat profesional adalah seseorang yang lulus dari pendidikan tinggi
keperawatan dan terakreditasi, terdiri dari ners generalis, ners spesialis dan
ners konsultan.
(8) Ners generalis adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan Ners.
(9) Ners Spesialis adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan spesialis keperawatan
(10) Ners Konsultan adalah seseorang yang telah menyelesaikan
programpendidikan spesialis keperawatan
(11) Registered Nurse disingkat RN adalah perawat profesional yang
teregistrasi.

18
(12) Licensed Practical Nurse disingkat LPN adalah perawat vokasional yang
teregistrasi.
(13) Konsil Keperawatan Indonesia adalah suatu badan otonom yang bersifat
independen.
(14) Sertifikasi adalah proses pengakuan terhadap program pendidikan dan
pelatihan keperawatan dalam menyelenggarakan program pendidikan dan
pelatihan di seluruh Indonesia yang dilaksanakan oleh organisasi profesi.
(15) Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan
seorang perawat untuk menjalankan praktik keperawatan di seluruh
Indonesia setelah lulus uji kompetensi oleh konsil keperawatan.
(16) Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap perawat yang telah memiliki
sertifikat kompetensi.
(17) Registrasi ulang adalah pencatatan ulang terhadap perawat yang telah
diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.
(18) Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) adalah bukti tertulis yang diberikan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada perawat yang akan
menjalankan praktik keperawatan setelah memenuhi persyaratan.
(19) SIPP I adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan
kepada perawat vokasional yang telah memenuhi persyaratan
(20) SIPP II adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan
kepada perawat profesional yang telah memenuhi persyaratan
(21) Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelengga rakan upaya pelayanan kesehatan.
(22) Klien dan atau pasien/klien dan atau pasien adalah setiap orang yang
melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada perawat.
(23) Organisasi profesi adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
(24) Kolegium keperawatan adalah kelompok perawat generalis dan perawat
spesialisasi sesuai bidang keilmuan keperawatan yang dibentuk oleh
organisasi profesi keperawatan.
(25) Komite adalah badan kelengkapan konsil yang dibentuk untuk
melaksanakan tugas-tugas konsil.
(26) Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
kesehatan

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia.
Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui
kolaborasi dengan system klien dan tenaga kesehatan lain dalam membrikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada
berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individual dan
berkelompok.
Praktik keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan
masyarakat dunia dan sistem kesehatan nasional. Fokus utama keperawatan
saat ini adalah kesehatan masyarakat dengan target populasi total. Tujuan
praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) harus diupayakan
pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan
masyrakat, perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri.

B. Saran
Praktek keperawatan tidak terlepas dari beberapa syarat yang harus
dipatuhi sesuai dengan keputusan dari kepmenkes dan uu keperawatan oleh
sebab itu setiap perawat yang akan melakukan praktek mandiri keperawatan
haruslah patuh akan aturan yang sudah tertera jangan melakukan pelanggaran
hukum karna sudah sangat dimudahkan dalam pengurusan perijinan
prakteknya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Rita,siti 2009 undang- undang keperawatan diakses [online] 29 okober 2014


pukul 14.00. situs web http://perawatpintar.web.id/tag/uu-keperawatan

Fikri 2010 hukum bagi praktek keperawatan diakses [online] 30 oktober pukul
20.00, situs web http://staff.unand.ac.id/zifriyanthi/2014/06/05/uu-
keperawatan-sebagai-perlindungan-hukum-bagi-praktik-keperawatan-di-
indonesia

Rina, wulandari hukum-hukum keperawatan diakses [online] 30 oktober 2014


situs web http://www.inna-ppni.or.id/index.php/undang-undang-
keperawatan

Priharjo, robert praktik keperawatan profesional , jakarta: EGC 1995

21

Anda mungkin juga menyukai