Anda di halaman 1dari 17

Malpraktik Keperawatan

(diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah etika keperawatan)

Disusun Oleh :

Aylan Badriah Tuhfah

Gilang Zihad Bahari

Ilham hamdani

Rini Sumarni

Silpi Septiani

Siti Fatimah Azahra

Usi Susilawati

Tia Lestari

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA GARUT

FAKULTAS KEPERAWATAN

2019
Kata Pengantar
Puju syukur kehadirat allah SWT yang maha esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang bersangkutan

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca,untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
sikap dan prilaku menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini,oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Garut , 10 Desember 2019

Penulis

i
Daftar Isi
Kata pengantar................................................................................................ i

Daftar isi.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan masalah........................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................. 4
D. Manfaat......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 5

A. Pengertian malpraktik................................................................... 5
B. Unsur malpraktik.......................................................................... 6
C. Jenis jenis malpraktik.................................................................... 7
D. Klasifikasi kegagalan medis.......................................................... 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 11

A. Kesimpulan ................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

ii
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan yang


sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini
merupakan suatu perubahan yang sangat mendasar dan konsepsional, yang
mencakup seluruh aspek keperawatan baik aspek pelayanan atau aspek-aspek
pendidikan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta kehidupan keprofesian dalam keperawatan.

Undang-undang No. 23 Tahun 1992 telah memberikan pengakuan secara jelas


terhadap tenaga keperawatan sebagai tenaga profesional sebagaimana pada Pasal
32 ayat (4), Pasal 53 ayat (I j dan ayat (2)). Selanjutnya, pada ayat (4) disebutkan
bahwa ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Perkembangan keperawatan menuju keperawatan profesional sebagai profesi


di pengaruhi oleh berbagai perubahan, perubahan ini sebagai akibat tekanan
globalisasi yang juga menyentuh perkembangan keperawatan professional antara
lain adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
yang pada hakekatnya harus diimplementasikan pada perkembangan keperawatan
professional di Indonesia. Disamping itu dipicu juga adanya UU No. 23 tahun
1992 tentang kesehatan dan UU No. 8 tahun 1999 tentang perkembangan
konsumen sebagai akibat kondisi sosial ekonomi yang semakin baik, termasuk
latar belakang pendidikan yang semakin tinggi yang berdampak pada tuntutan
pelayanan keperawatan yang semakin berkualitas.

1
Jaminan pelayanan keperawatan yang berkualitas hanya dapat diperoleh dari
tenaga keperawatan yang profesional. Dalam konsep profesi terkait erat dengan 3
nilai sosial yaitu:

1. Pengetahuan yang mendalam dan sistematis.


2. Ketrampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama
dan teliti.
3. Pelayanan atau asuhan kepada yang memerlukan, berdasarkan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan teknis tersebut dengan berpedoman pada
filsafat moral yang diyakini yaitu “Etika Profesi”.

Dalam profesi keperawatan tentunya berpedoman pada etika profesi


keperawatan yang dituangkan dalam kode etik keperawatan. Sebagai suatu
profesi, PPNI memiliki kode etik keperawatan yang ditinjau setiap 5 tahun dalam
MUNAS PPNI. Berdasarkan keputusan MUNAS VI PPNI No. 09/MUNAS
VI/PPNI/2000 tentang Kode Etik Keperawatan Indonesia.

Bidang Etika keperawatan sudah menjadi tanggung jawab organisasi


keprofesian untuk mengembangkan jaminan pelayanan keperawatan yang
berkualitas dapat diperoleh oleh tenaga keperawatan yang professional.

Dalam menjalankan profesinya sebagai tenaga perawat professional


senantiasa memperhatikan etika keperawatan yang mencakup tanggung jawab
perawat terhadap klien ( individu, keluarga, dan masyarakat ).selain itu , dalam
memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas tentunya mengacu pada
standar praktek keperawatan yang merupakan komitmen profesi keperawatan
dalam melindungi masyarakat terhadap praktek yang dilakukan oleh anggota
profesi dalam hal ini perawat.

Dalam menjalankan tugas keprofesiannya, perawat bisa saja melakukan


kesalahan yang dapat merugikan klien sebagai penerima asuhan
keperawatan,bahkan bisa mengakibatkan kecacatan dan lebih parah lagi
mengakibatkan kematian, terutama bila pemberian asuhan keperawatan tidak

2
sesuai dengan standar praktek keperawatan.kejadian ini di kenal dengan
malpraktek.

Di dalam setiap profesi termasuk profesi tenaga kesehatan berlaku norma


etika dan norma hukum. Oleh sebab itu apabila timbul dugaan adanya kesalahan
praktek sudah seharusnyalah diukur atau dilihat dari sudut pandang kedua norma
tersebut. Kesalahan dari sudut pandang etika disebut ethical malpractice dan dari
sudut pandang hukum disebut yuridical malpractice. Hal ini perlu dipahami
mengingat dalam profesi tenaga perawatan berlaku norma etika dan norma
hukum, sehingga apabila ada kesalahan praktek perlu dilihat domain apa yang
dilanggar.

Karena antara etika dan hukum ada perbedaan-perbedaan yang mendasar


menyangkut substansi, otoritas, tujuan dan sangsi, maka ukuran normatif yang
dipakai untuk menentukan adanya ethical malpractice atau yuridical malpractice
dengan sendirinya juga berbeda.

Yang jelas tidak setiap ethical malpractice merupakan yuridical


malpractice akan tetapi semua bentuk yuridical malpractice pasti merupakan
ethical malpractice.

untuk menghindari terjadinya malpraktek ini, perlu di adakan kajian-kajian etika


dan hukum yang menyangkut malpraktek khususnya dalam bidang keperawatan
sehingga sebagai perawat nantinya dalam menjalankan praktek keperawatan
senantiasa memperhatikan kedua aspek tersebut

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dilihat masih adanya pelayanan kesehatan
oleh tenaga medis yang kurang memuaskan pada pasien. Maka permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang permasalahan malpraktek
tenaga medis dan upaya pencegahannya.

3
C. Tujuan Penulisan
1.Menjelaskan pengertian malpraktek
2.Menjelaskan jenis-jenis malpraktek kedokteran
3.Menjelaskan cara-cara pembuktian malpraktek
4.Menjelaskan tentang tanggung jawab secara hukum
5.Memahami upaya pencegahan malpraktek dan mengetahui cara
menghadapi tuntutan hukum

D. Manfaat Penulisan
1.Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan
terutama yang berkaitan dengan malpraktek tenaga medis.
2.Memahami permasalahan yang berkaitan dengan malpraktek tenaga
medis serta upaya-upaya untuk mencegahnya.
3. Memahami tuntutan hukum terhadap malpraktek tenaga medis.

4
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian

Menurut American Nurses Association (ANA),”Standar Praktik


Keperawatan Profesional adalah pernyataan berwibawa dari tugas bahwa semua
perawat terdaftar,terlepas dari peran,populasi atau keahlian khusus diharapkan
tampil dengan kompeten”(2010,hal 2).Ana selanjutnya menyatakan bahwa standar
dapat berubah karena dinamika keperawatan keperawatan profesional berevolusi
dan keadaan klinis atau kondisi spesifik dapat mempengaruhi penerapan standar
pada waktu tertentu (ANA,2010).Pada tahun 2010,ANA mendukung perawatan
WOC sebagai praktik khusus (wound,ostomy and continence Nurses
society,2010).Oleh karena itu,penting bagi perawat WOC untuk menyadari
standar dan cakupan praktik sebagai panduan dasar untuk mencapai
kesempurnaan dalam praktik dan untuk mengenali implikasi dari standar dan
definisi lingkup praktik.

Aspek hukum keperawatan memiliki dampak pada cara perawatan


diberikan kepada pasien oleh perawat.Masalah hukum membentuk lingkungan
dimana keperawatan dipraktikan dan menentukan bagaimana dokumen disimpan
atau dibagi.Pada akhirnya,perawat dan asuhan keperawatan yang mereka berikan
dinilai berdasarkan definisi hukum untuk standar perawatan bagi perawat.”Standar
Keperawatan” tertulis dan “pedoman”tersedia sebagai sumber untuk menentukan
bagaimana asuhan keperawatan disampaikan dan kualitas asuhan.Namun,definisi
hukum tentang standar perawatan untuk perawat bukanlah “pedoman” atau
“kebijakan” yang ditetapkan oleh seseorang atau institusi manapun.Sebaliknya,ini
adalah perwujudan pengetahuan kolektif untuk apa yang dibutuhkan perawat rata
rata dan menetapkan kriteria minimum untuk kemahiran.

Malpraktik itu sendiri merupakan kelalaian,kesalahan, atau pelanggaran


tugas oleh profesional yang mengakibatkan cedera/kerusakan pada

5
pasien.Menurut Reising dan Allen,klaim malapraktik muncul terhadap perawat
saat perawat gagal:

 Menilai dan memantau


 Mengikuti standar keperawatan
 Menggunakan peralatan secara bertanggung jawab
 Menyampaikan
 Mendokumentasikan
 Bertindak sebagai advokat pasien dan mengikuti rantai komando
B. Unsur Malpraktik

Kelalaian medis terdapat 4 kriteria “4D” yang secara kumulatif semuanya


harus terbukti untuk menjatuhkan sanksi bagi tenaga kesehatan untuk membayar
ganti rugi kepada pasien/keluarganya dalam forum pengadilan.Ke 4 D tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Duty of care by the doctor to the injured patient


(kewajiban) yaitu tenaga kesehatan yang digugat memang
mempunyai kewajiban (duty) sebagai akibat adanya
hubungan kontraktual
2. Dereliction of duty (pelanggaran kewajiban) yakni,adanya
wanprestasi atau melalaikan kewajiban (dereliction of
duty).
3. Damage (kompensasi kerugian) yang foreseeable,yakni
telah terjadi kerugian (Damage atau compensable injury).
4. Direct cause (sebab langsung) yakni pelanggaran
kewajiban mengakibatkan kerugian,adanya hubungan
langsung antara kerugian itu dengan kelalaian
melaksanakan kewajiban (direct causation)

6
C. Jenis jenis Malpraktik

Berpikir pada hakekat malpraktik adalah praktik yang buruk atau tidak
sesuai dengan standar profesi yang telah ditetapkan,maka ada bermacam macam
malpraktik yang dapat dipiah dengan melandasarkan pada ketentuan hukum yang
dilanggar,walaupun kadang kala sebutan malpraktik secara langsung bisa
mencangkup dua atau lebih jenis malpraktik.Secara garis besar malpraktik dibagi
dalam dua golongan besar yaitu malpraktik etik (medical malpractice) yang
biasanya juga meliputi malpraktik etik (etichal malpractive) dan malpraktik
yuridik (yuridical malpractice).Sedangkan malpraktik yurudik dibagi menjadi tiga
yaitu malpraktik perdata (civil malpractive),malpraktik pidana (criminal
malpractice) dan malpraktik administrasi negara (administrative malpractice)

1. Malpraktik Medik

Jhon.D.Blum merumuskan:medical malpractice is a form of professional


negligence in whice miserable injury occurs to a plaintiff patient as the direct
result of an act or omission by defendant practilioner. (malpraktik medik
merupakan bentuk kelalaian profesional yang menyebabkan terjadinya luka berat
pada pasien atau penggugat sebagai akibat langsung dari perbuatan ataupun
pembiaran oleh dokter atau tergugat).

Sedangkan rumusan yang berlaku didunia kedokteran adalah Professional


misconduct or lack of ordinaryskill in the performance of professional act, a
practitioner is liable for damage or injurices caused by malpractice. ( Malpraktik
adakahb perbuatan yang tidak benar dari suatu profesi atau kurang nya
kemampuan dasar dalam melaksanakan pekerjaan. Seorang dokter bertanggung
jawab atas terjadnya kerugian atau luka yang disebabkan oleh malpraktik),
sedangkan junus hanifah merumuskan malpraktik medik adalah kelalaian seorang
dokter untukmempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang
lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka menurut
lingkunga yang sama.

7
2. Malpraktik Elit (ethical malpractice)

Malpraktik etik adalah tindakan dokter yang bertentangan dengan etika


kedokteran, sebagaimana yang diatur dalam kode etik kedoteran Indonesia yang
merupakan seperangkat standar etika, prinsip, aturan, norma yang berlaku untuk
dokter. Hal ini juga serupa bagi penyelenggara keperawatan sebagai penerima
tanggung jawab dari dokter.

3. Malpraktik Yuridis (juridical malpractice)

Malpraktk yuridis adalah pelanggaran ataupin kelalaian dalam pelaksanaan


profesi kedokteran dantenaga kesehatan lainnya yang melanggar ketentuan hukun
positif yang berlaku.

Malpraktik yuridis meliputi :

a. Malpraktik Perdata (civil malpractice)


 Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan wajib dilakukan.
 Melakukan apayang disepakati dilakukan tapi tidak sempurna.
 Melakukan apa yang disepakati tetapi terlambat.
 Melakukan apa yang menurut kesepakatan tidak seharusnya
dilakukan.
b. Malpraktik Pidana (criminal malpractice)
Malpraktik pidana terjadi, jika perbuatan yang dilakukan maupun tidak
dilakukan memenuhi rumusan undang-undang hukum pidana.
Perbuatan tersebut dapat berupa perbuatan positif (melakukan sesuatu)
maupun negatif (tidak melakukan sesuatu) yang merupakan perbuatan
tercela (actus reus), dilakukan dengan sikapbatin yang salah (mens
rea)berupa kesengajaan atau kelalaian.
Contoh malpraktik pidana dengan sengaja adalah :
 Melakukan aborsi tanpa tindakan medik.
 Mengungkapkan rahasia kedokteran dengan sengaja.

8
 Tidak memberikan pertolongan kepada seseorang yang dalam
keadaan darurat.
 Membuat surat keterangan dokter yang isinya tidak benar.
 Membuat visum et repertum tidak benar.
 Memberikan keterangan yang tidak benar dipengadilan dalam
kapasitasnya sebagai ahli.
Contoh malpraktik pidanakarena kelalaian
 Kurang hati-hati sehingga menyebabkan gunting tertinggal
diperut
 Kurang hati-hati sehingga menyebabkan pasien lika berat atau
meninggal.
c. Malpraktik Administrasi Negara (administrative malpactice)
Malpraktik adminis terjadi jika dokter dan tenaga kesehatan
menjalankan profesinya tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan
hukum administrasi Negara Misalnya :
 Menjalankan praktik kedokteran tanpa ijin.
 Menjalankan praktik kedokteran tidak sesuai dengan
kewenangannya.
 Melakukan praktik kedokteran tanpa ijin yang sudah
kedaluwarsa.
 Tidak membuat rekam medis.
D. Kalsifikasi Kegagalan Medis

Di dalam hukum kesehatan kegagalan dalam tindakan dan/pengobatan dikenal


3 istilah, yakni :

1. Risiko medis
Risiko (risk) mengandung pengertian “the possibility of something
bad happening at some time in the future; a situation that could be
dangerous or have a bad result” yang artinya kemungkinan sesuatu yang

9
buruk terjadi pada waktu di masa depan; situasi yang berbahaya atau
berdampak buruk.
Risiko medis dapat dimakanai sebagai suatu keadaan yang tidak
dikehandaki baik oleh pasien maupun tenaga kesehatan tersebut berusaha
semaksimal mungkin dan juga sesuai standar profesi, standar pelayanan,
dan standar profesional prosedur telah terpenuhi, namun kecelakaan itu
tetap terjadi.
2. Komplikasi Medis
Komplikasi medis adalah sebuah perubahan yang tak diinginkan
dari suatu tindakan atau pemberian terapi. Kondisi yang memperburuk
atau menunjukan jumlah gejala yang lebih besar atau perubahan patologi,
yang menyebar ke suluruh tubuh atau berdampak pada sistem organ
lainnya.
3. Malpraktik Medis
Menurut Black’s Law Dictionary,mendefinisikan malpaktik
sebagai :
“professional misconduct or Unreasonable lack or skill atau failure of
one rendering proffesinal services to exercise that degree of skil and
learning commonly applied under all the circumstances in the community
by average prudent reputable member of the profession damage to the
recipiebt or those service or those entlited to rely upon them”.
Dari pengertian tersebut di atas, dengan menggunakan perspektif
hukum, dapat dimaknai bahwa malpraktik dapat terjadi karena suatu
tindakan yang disengajan (intentinal) seperti pada misconduct tertentu,
tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu ke kurangan mahiran yang
tidak beralasan.
Malpraktik medis adalah kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan dalam melaksanakan profesinya yang tidak sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional , akibat kelelahan
ata kelalaian tersebut pasien menderita luka berat, cacat bahkan meninggal
dunia.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Malpraktik bersifat sangat kompleks
Perawat diperhadapkan pada tuntutan pelayanan profesional.
Banyak kemungkinan yang dapat memicu perawat melakukan malpraktik.
Malpraktik lebih spesifik danterkait dengan status profesional seseorang,
misalnya perawat, dokter, atau penasihat hokum
untuk mengatakan secara pasti malpraktik, apabila pengguagat dapat
menunujukkan hal-hal dibawahini :
a. Duty
Pada saat terjadinya cedera, terkait dengan kewajibannya yaitu, kewajiban
mempergunakansegala ilmu dan kepandaiannya untuk menyembuhkan
atau setidak-tidaknya meringankan beban penderitaan pasiennya
berdasarkan standar profesi
.b. Breach of the duty
Pelanggaran terjadi sehubungan dengan kewajibannya, artinya
menyimpang dariapa yang seharusnya dilalaikan menurut standar
profesinya.
c. Injury
Seseorang mengalami cedera (injury) atau kerusakan (damage) yang
dapat dituntut secarahukum.
d. Proximate caused
Pelanggaran terhadap kewajibannya menyebabkan atau terk dengan
cedera yangdialami pasien.Bidang Pekerjaan Perawat Yang Berisiko
Melakakan Kesalahan yaitu tahap pengkajian keperawatan(assessment
errors), perencanaan keperawatan (planning errors), dan tindakan
intervensi keperawatan(intervention errors).

11

Yuridical malpractice dibagi dalam 3 kategori sesuai bidang hukum yang
dilanggar, yaitu :
Criminal malpraktek
Civil malpractice
Administrative malpractice
B. SARAN
1) dalam memberikan pelayanan keperawatan , hendaknya berpedoman
pada kode etik keperawatandan mengacu pada standar praktek
keperawatan
2) perawat diharapkan mampu mengidentifikasi 3 area yang
memungkinkan perawat berisikomelakukan kesalahan, yaitu tahap
pengkajian keperawatan (assessment errors), perencanaankeperawatan
(planning errors), dan tindakan intervensi keperawatan (intervention
errors) sehigganantinya dapat menghindari kesalahan yang dapat terjadi
3) perawat harus memiliki kredibilitas tinggi dan senantiasa meningkatkan
kemampuannya untukmencegah terjadinya malpraktek

12
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/9293545/makalah_malpraktek [Diakses, Jalan


Pembangunan, Tanggal 10 Desember 2019, 15.00]
2. Buku etika profesi keperawatan dan hukum kesehatan. Penulis Garadus
Gegen, AMK, SH.,MH.Kes dan Aris Prio Agus
S.,A.Md.Kep,SH.,MH(kes) . penerbit : trans info media [Diakses, Jalan
Pembangunan, Tanggal 10 Desember 2019, 14.30]

13
14

Anda mungkin juga menyukai