Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan Sifat, Sikap, Kebiasaan, Dan Tipe

Sifat (Trait): Sistem neuropsikis yang digeneralisasikan dan diarahkan dengan


kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama,
memulai serta membimbing perilaku adaptif dan ekspresi secara sama (Allport,
1951).

Kebiasaan (Habit): Bentuk tingkah laku yang tetap dan usaha menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif perasaan (Kartono, 1996).

Sikap (Attitude): Sikap biasanya memberi penelian, menerima atau menolak


terhadap objek yang dihadapi dan biasanya pula berhubungan dengan suatu objek,
sedangkan sifat tidak.

Tipe: individu dapat memiliki sesuatu sifat, tetapi tidak dapat memiliki suatu tipe.
Konstruksi ideal si pengamat dengan mengabaikan sifat-sifat khas individunya.
Tipe menunjukkan perbedaan buatan, sedangkan sifat refleksi sebenarnya dari
individu (Allport, 1951).

Tipologi Kepribadian

Tipologi C.G. Jung

Menurut Jung sebagaimana yang dikemukakan oleh Singgih D.G. (1983) bahwa
kepribadian manusia ada 3 tipe, yaitu:

a. Introvert: Tipe kepribadian individu yang minatnya lebih mengarah


kedalam pikiran dan pengalaman sendiri. Introvert bersifat tertutup, suka
memikirkan diri sendiri, tidak terpengaruh pujian, banyak fantasi, tidak
tahan kritik, serta analisis dan kritik diri sendiri menjadi buah pikirannya.
b. Extrovet: Tipe kepribadian yang tindakannya dipengaruhi dunia luar.
Extrovert bersifat terbuka, lincah dalam pergaulan, riang, ramah, serta
tidak banyak mengadakan analisis dan kritik diri sendiri.
c. Ambivert: Tipe kepribadian seseorang yang memiliki kedua tipe dasar
sehingga sulit untuk memasukkan kedalam salah satu tipe.

Tipologi Kretschmer

Tipologi kepribadian Kretschmer menghubungkan antara konstitusi jasmaniah


dan konstitusi kejiwaan (temperamen), yang akan membentuk kepribadian. Dalam
hal ini, kontitusi kejiwaan dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:

a. Tipe Schizothym: Tipe kepribadian yang sulit untuk kontak dengan dunia
luar dan menutup diri sendiri (autisme). Tipe ini dijumpai pada konstitusi
tubuh, seperti:
 Leptosom (tubuh jangkung)
 Athletis (tubuh selaras)
 Dysplastis (tipe ini merupakan penyimpangan dari tipe leptosom,
athletis, dan piknis.
b. Tipe Cycloothim: Tipe kepribadian yang mudah kontak dengan dunia luar,
mudah menyesuaikan diri dengan orang lain, mudah merasakan suka duka,
dan terbuka. Sifat khas daei tipe Cycloothim adalah badan agak pendek,
dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar, leher pendek dan kuat,
lengan dan kaki lemah, kepala agak merosot kebawah, tulang punggung
tampak sedikit melengkung, banyak lemak, serta urat dan tulang kelihatan
nyata.

Tipologi G. Heymen

Menurut Gunarsa, S.D,(1998), G. Heymen membagi tipe kepribadian seseorang


berdasarkan sifat dasar, yaitu:

a. Tipe emosionalitas
 Emosional
 Tidak emosional
b. Tipe aktivitas
 Aktif
 Tidak aktif
c. Tipe akibat perasaan
 Primer
 Sekunder

Pentingnya Perawat Mengetahui Tipe Kepribadian Orang Lain

Dalam melaksankan tugasnya, seorang perawat akan menghadapi pasien


dengan berbagai macam kepribadian yang dimilikinya yang sifatnya unik, artinya
tidak ada satupun pasien yang memiliki kepribadian persis satu sama lain.

Gangguan Kepribadian

Menurut Rusdi Maslim (1998) yang merujuk pada PPDGJ-III (Pedoman


Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa III) gangguan kepribadian atau
psikopatia digolongkan menjadi 10, yaitu:

a. Paranoid: Bentuk gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang


berlebihan dan menonjol.
b. Skizoid: Gangguan kepribadian dengan sifat pemalu, suka menyendiri,
perasa, pendiam, dan menghindari hubungan jangka panjang dengan orang
lain.
c. Dissosial: Gangguan kepribadian dengan perbedaan yang besar antara
perilaku dan norma sosial yang berlaku.
d. Eksplosif: Gangguan kepribadian dengan sifat yang lain dengan perilaku
sehari-hari, yaitu ledakan marah dan agresivitas terhadap stres yang kecil
saja. Kemudian dia akan menyesal atas kejadian tersebut, tetapi hanya
sebentar saja.
e. Anankastik atau obsesif-komplusif: Gangguan kepribadian dengan ciri
utama, yaitu perfeksonisme(menginginkan segala sesuatu terlalu baik dan
keterlaluan, ketertiban, kerapihan, kaku, malu, dan pengawasan diri yang
tinggi.
f. Historik atau histrionik: Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri yaitu:
sombong, egosentrik, emosi tidak stabil, menarik perhatian dengan
perilaku labil, lekas tersinggung, dangkal, sering berdusta, dan psedologia
fantastika (menceritakan sesuatu secara luas dan tanpa dasar fakta).
g. Astenik: Gangguan kepribadian dengan sifat tidak mempunyai gairah
hidup.
h. Antisosial: Gangguan kepribadian dengan sifat dan perilakunya berulang-
ulang membawa konflik dengan masyarakat karena dasarnya tidak
tersosialisasi.
i. Inadekuat: Gangguan kepribadian dengan sifat berkali-kali tidak
memenuhi harapan teman dan kenalannya dalam hal respons terhadap
tuntutan emosional, intelektual, sosial, dan fisik.
j. Afektif atau siklotimik: Gangguan kepribadian dengan sifat mudah
berubah-ubah antara depresi dan eforia atau susah dan gembira.

Anda mungkin juga menyukai