BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
terjadi peningkatan AKI pada tahun 2015 yang mencapai 40 kasus (Dinkes
Kab.Tegal, 2016). AKI yang diperoleh dari Puskesmas Talang Kabupaten Tegal
tahun 2016 terdapat 3 kasus kematian ibu, sedangkan pada tahun 2017 terdapat 3
kasus kematian ibu. Data terbaru untuk tahun 2018 terdapat 1 kasus kematian ibu.
Dampak kurangnya kunjungan ANC pada ibu hamil yaitu tidak terdeteksi secara
dini adanya kondisi ibu hamil yang tergolong dalam kriteria 4 “terlalu”, yaitu
terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan
(<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<
2 tahun) yang akibatnya terjadi komplikasi pada ibu hamil tidak dapat dicegah
ataupun diobati (Dwi et al., 2017). Pada saat pemeriksaan kehamilan sangat
membantu persiapan pengendalian risiko. Apalagi ibu hamil yang tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah
kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan
komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya
(Saifuddin, 2009).
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dirumuskan masalah
“Bagaimana laporan pendahuluan dan penerapan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Ante Natal Care (ANC) di ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka
Raya?”.
1.2 Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan dan penulisan laporan studi kasus adalah untuk
menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan dengan Ante Natal
Care (ANC) di ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.2.1 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui tentang konsep dasar Ante Natal Care (ANC).
1.3.2.2 Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Ante Natal Care
(ANC).
1.3.2.3 Menegakkan diagnosa keperawatan klien dengan Ante Natal Care (ANC).
1.3.2.4 Membuat intervensi keperawatan pada klien dengan Ante Natal Care
(ANC) dengan diagnosa keperawatan.
3
1.3.2.5 Melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan Ante Natal Care
(ANC).
1.3.2.6 Melakukan evaluasi pada klien dengan Ante Natal Care (ANC).
1.3.2.7 Mampu membuat dokumentasi tindakan pada klien Ante Natal Care
(ANC).
1.3 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Secara teoritis, penulisan ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan
pemikiran mau pun sebagai rujukan referensi bagi para perawat dalam
menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Ante Natal Care (ANC).
1.4.2 Praktis
1.4.2.1 Bagi Profesi Keperawatan
Laporan ini dapat memberi tambahan informasi tentang asuhan
keperawatan dasar manusia pada klien dengan Ante Natal Care (ANC). Dalam
melakukan Asuhan Keperawatan yang paling penting adalah membina hubungan
saling percaya dengan klien.
1.4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan ilmiah, serta menjadi bahan atau dasar bagi mereka
yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
1.4.2.3 Bagi Puskesmas
Dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit
untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya pada klien
dengan Ante Natal Care (ANC).
1.4.2.4 Mahasiswa
Hasil laporan asuhan keperawatan ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta untuk memperoleh pengalaman dalam penerapan asuhan
keperawatan dengan Ante Natal Care (ANC).
BAB 2
TINJAWAN PUSTAKA
3
4
2.1.2.3 Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopii.
2.1.2.4 Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
2.1.2.5 Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. Kehamilan menurut
Mochtar, (2010) dibagi menjadi 3 triwulan :
a. Triwulan I antara 0-12 minggu.
b. Triwulan II antara 12-28 minggu.
c. Triwulan III antara 28-40 minggu
2.1.3 Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang
laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan).
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang
perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata
mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan
mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini
terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini
akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur
matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni,
dkk.2009)
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi
lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak
dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5
menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan
pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada
dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka
terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang
menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan
alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan
5
mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat
dibuahi oleh satu sperma.
2.1.4 Manifestasi Klinis
2.1.4.1 Presumtif / Tanda-tanda dugaan hamil
– Amenore ( terlambat datang bulan)
– Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel
degraaf dan ovulasi.
– Mengetahiu tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle
dapat ditentukan perkiraan persalinan
a) Mual (nausea) dan muntah
– Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan.
– Menimbulkan mual muntah terutama pagi hari yang disebutkan
morning sickness.
– Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
– Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
b) Ngidam
– Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam.
c) Sinkope atau pingsan
– Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
– Keadaan ini menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
d) Payudara tegang
– Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak air, dan garam pada payudara.
– Payudara membesar dan tegang
– Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil
pertama.
e) Sering miksi
– Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi.
6
posterior & tangan satunya pada dnding perut atas symphyse, maka isthmus
ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cerviks.
Tanda chadwicks (kebiruan pada vulva dan vagina)
Warna selaput lendir vulva & vagina menjadi ungu.
Tanda piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran tersebut.
Ballotement
Adanya lentingan janin dalam uterus saat palpasi
Braxton hick’s
Pada saat palpasi atau waktu toucher, rahim yang lunak sekonyong-
konyong menjdi keras karena berkontraksi.
c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
Sebagian kemungkinan positif palsu
2.1.4.4 Absolut / Tanda pasti kehamilan
a. Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
b. Teraba bagian anak oleh pemeriksa
d. Terlihat hasil konsepsi dengan USG
e. Teraba gerakan janin oleh pemeriksa
2.1.5 Komplikasi Kehamilan
2.1.5.1 Komplikasi kehamilan pada Trimester I
2.1.5.1.1 Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi
hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan
40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi
lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar
hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang
berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu
8
Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam uetrus dan
tanpa adanya dilatasi serviks
Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Rasa mules labih sering dan kuat,
perdarahan bertambah
Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal didalam
serviks. Pada pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka dan jaringan
dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari
ostium uteri eksternum.
Abortus komplit
Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar, ditemukan
perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah mulai
mengecil.
Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap
berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus
dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan
kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.
2.1.5.1.3 Kehamilan Mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janin dan
ditemukan jaringan seperti buah anggur. Secara makroskopik mola hidatidosa
mudah dikela yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi
cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
10
mengalami kejadian ini, harus segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan
ketuban sangat penting dalam proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum
waktunya, disebabkan karena berbagai hal. Pertama, karena selaput ketuban
kurang kuat. Kedua, adanya infeksi dari mulut rahim atau vagina (Marjati dkk,
2010).
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
2.1.6.1 Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)
2.1.6.2 Pemeriksaan Khusus
Inspeculo: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal
dari osteum uteri eksternum atau dari kelaianan cervik dan vagina.
Apabila perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta harus
dicurigai.
USG : Untuk menentukan letak placenta.
2.1.6.3 Pemeriksaan Laboratorium
Hb : Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum klien lemah
serta pucat, kemungkinan klien mengalami anemia.
Urin : dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan
2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.7.1 Pengertian ANC
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 2010; 110)
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Pedoman Pelayanan Antenatal
di Tingkat Pelayanan Dasar, 2011 : 1).
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap kegawatan yang ditemukan (Depkes RI, 2010 : 12)
2.1.7.2 Tujuan ANC
13
TT 1 - - 0,5 cc
tidak harus dilakukan seorang ibu hamil, dan jika tidak dilakukan pun tidak
mengapa, akan tetapi pemeriksaan tersebut dianjurkan sebagai skrining untuk
mengetahui kondisi kehamilan dan resiko saat persalinan terhadap ibu dan janin.
Jika dari hasil pemeriksaan diketahui ada hal-hal yang tidak normal maka
diharapkan masih bisa diterapi sebelum persalinan sehingga ibu menjalani
persalinan dalam kondisi yang benar-benar optimal, sehingga diharapkan ibu dan
bayi selamat dan sehat.
i) Tatalaksana kasus.
Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (2013),
standar minimal pelayanan ANC adalah 14 T yaitu :
a. Timbang berat badan
b. Tekanan darah
c. Tinggi fundus uteri
d. Tetanus toxoid lengkap
e. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
f. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
h. Terapi kebugaran.
i. Tes VDRL
j. Tes reduksi urine.
k. Tes protein urine
l. Tes Hb
m. Terapi iodium
n. Terapi malaria
j) Temu Wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa
berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan
kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara
antara lain:
18
3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesa
a) Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien
b) Ada Planing terlebih dahulu
c) Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan data,
interpretasi klien terhadap status kesehatan ( data Subyektif), hasil observasi
perawat.
d) Subyektif data meliputi :identitas, Keluhan utama ,HPHT,riwayat kesehatan
saat ini, Riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang lalu,riwayat
kontrasepsi,riwayat kesehatan keluarga,riwayat psikososial,persiapan
persalinan.
e) Pemerikasaan fisik Ibu Hamil
- penampilan umum (postur tubuh,penampilan,kesadaran)
- TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)
- Wajah dan kepala
Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik pada sclera.
Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis,ginggivitis,
adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.
- Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran limfe.
- Dada
Paru : kaji keadaan paru-paru klien
Jantung :kaji keadaan jantung pasen
Payudara : adakah benjolan/tidak,ksimetrisan, putting susu
menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola
mamae.
- Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.
25
26
d. Anjurkan klien
mempertahankan
masukan/haluaran, tes
urin dan penurunan BB
setiap hari.
e. Anjurkan peningkatan
masukan minuman
berkarbonat, makan
enam kali sehari dengan
jumlah yang sedikit dan
makanan tinggi
karbohidrat (popcorn,
roti kering sebelum
bangun tidur.
c. Berikan informasi
tentang diet (mis ;
peningkatan protein,
Klien mengerti akan terjadi tidak menambahkan
perubahan eliminasi urin garam meja,
selama kehamilan , Setelah menghindari makanan
dilakukan tindaka dan minuman tinggi
keperawatan natrium).
Dengan kriteria hasil :
Klien mengerti d. Anjurkan
tentang perubahan meninggikan ekstremitas
perkemihan selama secara periodic selama
kehamilan denga tri sehari.
semester ketiga
Klien mengerti
perlunya masukan a. Berikan informasi
cairan sesuai tentang perubahan
kebutuhan perkemihan sehubungan
dengan trimester ketiga.
b. Berikan informasi
mengenaia perlunya
masukan cairan 6 – 8
gelas sehari.
c. Berikan informasi
mengenai bahaya
menggunakan diuretic
dan penghilangan
natrium dan diet.
4.1 Pemgkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 17 Desember 2019,
pukul 09.00 WIB bertempat di ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya,
dengan teknik anamnesa (Wawancara), observasi, pemeriksaan fisik, dan data
dari buku keperawatan klien, di dapat data – data sebagai berikut:
4.1.1 Identitas Klien Dan Penanggung jawab
4.1.1.1 Identitas Klien
Nama : Ny. S
Tempat / tanggal lahir : Banjarmasin, 9 September 1993 (26 tahun)
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Golongan Darah :O
Alamat : Jl. Rindang Banua
Diagnosa Medis : G2P1A0
Penghasilan Per Bulan :-
Tanggal Masuk RS :-
Tanggal Pengkajian : 17 Desember 2019
Nomor Rekam Medik :-
4.1.2 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. Y
Umur : 49
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Golongan Darah : B+
31
32
Masalah
Umu
Tempat/
Tgl r Jenis Jenis Keadaa
No Penolon BB
Partus Hami partus kelamin Hami n Anak
g Lahir Nifas Bayi
l l
Keadaan: bersih
-
Genitalia Eksterna
Tidak ada masalah
-
Anus
Tidak ada masalah
Untuk ektrimitas atas dan bawah tidak ada
Ekstremitas atas dan bawah masalah dan tidak ada kelainan atau tidak
dapat digerakan.
Prayogae P. Putra
40
RENCANA KEPERAWATAN
5.1 Kesimpulan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis
data mengenai kondisi ibu melaui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan
diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi. Setelah
melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.”N” Hamil 20 Minggu Dengan Presentasi Kepala
diruang pemeriksaan (KIA) Puskesmas Pahandut Plangka Rayamaka dari hasil praktik
pemeriksaan kehamilan dapat disimpulkan Ny.”N” dalam keadaan baik dan tidak didapati
masalah atau komplikasi yang menyetai kehamilannya.
5.2 Saran
Diharapkan bagi institusi pendidikan selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada
mahasiswi dalam menjalani praktik klinik kebidanan terutama mengenai hal-hal baru yang
ditemui mahasiswa dilahan praktik yang belum didapatkan dipendidikan, sehingga kualitas
pendidikan pun dapat ditingkatkan khususnya Propesi Ners STIKes Eka Harap Palangka
Raya. Diharapkan mahasiswa juga mampu dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu
yang hamil normal sesuai standar yang telah ditetapkan.
44