Anda di halaman 1dari 45

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ante Natal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu
hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Mufdlilah,
2009). Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau
dengan baik dan pengetahuan tentang persiapan melahirkan akan bertambah.
Cakupan ANC dipantau melalui ANC baru ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4
dan pelayanan ANC sesuai standar paling sedikit empat kali (K4). Di jawa tengah
sendiri cakupan (K4) mengalami fluktuasi dari tahun 2007 sebesar 87,05%
meningkat menjadi 90,14% di tahun 2008, dan 93,39% pada tahun 2009 tetapi
terjadi sedikit penurunan di tahun 2010 yaitu 92,04%, yang mana masih dibawah
target pencapaian tahun 2015 yaitu 95%. Meskipun demikian, cakupan kunjungan
ANC di provinsi Jawa Tengah tahun 2010 lebih tinggi bila dibandingkan dengan
cakupan nasional yaitu 84% (Dinkesjateng, 2010).
Pemanfaatan pelayanan ANC oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan. Hal ini cenderung
akan menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan
kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap
faktor risiko kehamilan yang penting untuk segera ditangani (Depkes RI, 2010).
Kurangnya pemanfaatan ANC oleh ibu hamil ini berhubungan dengan
banyak faktor. Salah satu diantaranya adalah pengetahuan ibu hamil (Kuswanti,
2014)
Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan tidak dapat
diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan kehamilan atau komplikasi hamil sehingga tidak segera dapat
diatasi yang akan mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat (Marmi,
2014). AKI di Indonesia masih tinggi, berdasarkan hasil laporan SDKI pada tahun
2012, terdapat 359 per 100.000 kelahiran hidup yang jauh dari target MDGs 2015
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). AKI yang diperoleh dari
dinas kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2016 terdapat 33 kasus kematian ibu,

1
2

terjadi peningkatan AKI pada tahun 2015 yang mencapai 40 kasus (Dinkes
Kab.Tegal, 2016). AKI yang diperoleh dari Puskesmas Talang Kabupaten Tegal
tahun 2016 terdapat 3 kasus kematian ibu, sedangkan pada tahun 2017 terdapat 3
kasus kematian ibu. Data terbaru untuk tahun 2018 terdapat 1 kasus kematian ibu.
Dampak kurangnya kunjungan ANC pada ibu hamil yaitu tidak terdeteksi secara
dini adanya kondisi ibu hamil yang tergolong dalam kriteria 4 “terlalu”, yaitu
terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan
(<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<
2 tahun) yang akibatnya terjadi komplikasi pada ibu hamil tidak dapat dicegah
ataupun diobati (Dwi et al., 2017). Pada saat pemeriksaan kehamilan sangat
membantu persiapan pengendalian risiko. Apalagi ibu hamil yang tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah
kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan
komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya
(Saifuddin, 2009).
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dirumuskan masalah
“Bagaimana laporan pendahuluan dan penerapan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Ante Natal Care (ANC) di ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka
Raya?”.
1.2 Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan dan penulisan laporan studi kasus adalah untuk
menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan dengan Ante Natal
Care (ANC) di ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.2.1 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui tentang konsep dasar Ante Natal Care (ANC).
1.3.2.2 Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Ante Natal Care
(ANC).
1.3.2.3 Menegakkan diagnosa keperawatan klien dengan Ante Natal Care (ANC).
1.3.2.4 Membuat intervensi keperawatan pada klien dengan Ante Natal Care
(ANC) dengan diagnosa keperawatan.
3

1.3.2.5 Melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan Ante Natal Care
(ANC).
1.3.2.6 Melakukan evaluasi pada klien dengan Ante Natal Care (ANC).
1.3.2.7 Mampu membuat dokumentasi tindakan pada klien Ante Natal Care
(ANC).
1.3 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Secara teoritis, penulisan ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan
pemikiran mau pun sebagai rujukan referensi bagi para perawat dalam
menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Ante Natal Care (ANC).
1.4.2 Praktis
1.4.2.1 Bagi Profesi Keperawatan
Laporan ini dapat memberi tambahan informasi tentang asuhan
keperawatan dasar manusia pada klien dengan Ante Natal Care (ANC). Dalam
melakukan Asuhan Keperawatan yang paling penting adalah membina hubungan
saling percaya dengan klien.
1.4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan ilmiah, serta menjadi bahan atau dasar bagi mereka
yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.
1.4.2.3 Bagi Puskesmas
Dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit
untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya pada klien
dengan Ante Natal Care (ANC).
1.4.2.4 Mahasiswa
Hasil laporan asuhan keperawatan ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta untuk memperoleh pengalaman dalam penerapan asuhan
keperawatan dengan Ante Natal Care (ANC).
BAB 2
TINJAWAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Definisi
Menurut adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut
sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut
sebagai kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut
kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian,
masing-masing:
a) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
b) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
c) Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup).
Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik buruk dan
ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan. Trimester I (sebelum 14 minggu),
trimester II (antara minggu 14- 28), dan trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan
sesudah minggu ke 36). (Hanifa Wiknjosastro, 2012)
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanifa Wiknjosastro,
2016).
2.1.2 Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
2.1.2.1 Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh
kromosom radiata.
2.1.2.2 Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan
ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat

3
4

2.1.2.3 Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopii.
2.1.2.4 Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
2.1.2.5 Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. Kehamilan menurut
Mochtar, (2010) dibagi menjadi 3 triwulan :
a. Triwulan I antara 0-12 minggu.
b. Triwulan II antara 12-28 minggu.
c. Triwulan III antara 28-40 minggu
2.1.3 Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang
laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan).
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang
perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata
mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan
mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini
terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini
akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur
matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni,
dkk.2009)
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi
lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak
dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5
menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan
pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada
dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka
terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang
menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan
alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan
5

mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat
dibuahi oleh satu sperma.
2.1.4 Manifestasi Klinis
2.1.4.1 Presumtif / Tanda-tanda dugaan hamil
– Amenore ( terlambat datang bulan)
– Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel
degraaf dan ovulasi.
– Mengetahiu tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle
dapat ditentukan perkiraan persalinan
a) Mual (nausea) dan muntah
– Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan.
– Menimbulkan mual muntah terutama pagi hari yang disebutkan
morning sickness.
– Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
– Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
b) Ngidam
– Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam.
c) Sinkope atau pingsan
– Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
– Keadaan ini menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
d) Payudara tegang
– Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak air, dan garam pada payudara.
– Payudara membesar dan tegang
– Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil
pertama.
e) Sering miksi
– Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi.
6

– Pada triwulan kedua sudah menghilang


f) Konstipasi atau obstipasi
– Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
g) Pingmentasi kulit
 Sekitar pipi : cloasma gravidarum
– Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi kulit pada muka.
 Dinding perut
– Strie lividae
– Strie nigra
– Linea alba makin hitam
h) Perubahan sekitar payudara
– Hiperpigmentasi areola mamae
– Puting susu makin menonjol
– Kelenjar montgomery menonjol
– Pembuluh darah menifes sekitar payudara
i) Epulis
– Hipertropi gusi disebut epulis bisa terjadi bila hamil
j) Varices atau penampakan pembuluh darah vena
– Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena.
– Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna,
kaki dan betis, dan payudara.
– Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.
2.1.4.2 Probabilitas / Tanda tidak pasti kehamilan
a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.
b) Pada pemeriksaan dapat dijumpai :
 Tanda Hegar
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri
sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam forniks
7

posterior & tangan satunya pada dnding perut atas symphyse, maka isthmus
ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cerviks.
 Tanda chadwicks (kebiruan pada vulva dan vagina)
Warna selaput lendir vulva & vagina menjadi ungu.
 Tanda piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran tersebut.
 Ballotement
Adanya lentingan janin dalam uterus saat palpasi
 Braxton hick’s
Pada saat palpasi atau waktu toucher, rahim yang lunak sekonyong-
konyong menjdi keras karena berkontraksi.
c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
 Sebagian kemungkinan positif palsu
2.1.4.4 Absolut / Tanda pasti kehamilan
a. Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
b. Teraba bagian anak oleh pemeriksa
d. Terlihat hasil konsepsi dengan USG
e. Teraba gerakan janin oleh pemeriksa
2.1.5 Komplikasi Kehamilan
2.1.5.1 Komplikasi kehamilan pada Trimester I
2.1.5.1.1 Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi
hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan
40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi
lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar
hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang
berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu
8

dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis


gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya
penyakit.
Mual muntah dapat diatasi dengan:
1) Makan sedikit tapi sering
2) Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3) Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan
padat.
4) Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan
kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu
berikutnya.
5) Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran
serta makanan lain.
6) Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual
7) Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
8) Istirahat cukup
9) Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat
memicu rasa mual.
Komplikasi jika seseorang itu muntah terus menerus adalah perdarahan pada
retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita
muntah.
2.1.5.1.2 Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa
kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan
dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Macam–macam perdarahan pervaginamyaitu:
a) Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar
kandungan. Macam-macamabortusyaitu:
9

 Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam uetrus dan
tanpa adanya dilatasi serviks
 Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Rasa mules labih sering dan kuat,
perdarahan bertambah
 Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal didalam
serviks. Pada pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka dan jaringan
dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari
ostium uteri eksternum.
 Abortus komplit
Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar, ditemukan
perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah mulai
mengecil.
 Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap
berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus
dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan
kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.
2.1.5.1.3 Kehamilan Mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janin dan
ditemukan jaringan seperti buah anggur. Secara makroskopik mola hidatidosa
mudah dikela yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi
cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
10

2.1.5.1.4 Kehamilan ektopik terganggu


Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan
tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi keadaan
gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada rubtur
tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya
disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk
dalam keadaan syok.
2.1.5.2 Komplikasi pada Trimester ke II
2.1.5.2.1 Hiperemesis Gravidium
Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada umumnya, gejala mual dan
muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2. Namun,
ketika hal ini masih terjadi, berarti ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan.
Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko keracunan
kehamilan (preeklamsia). Selain itu juga rentan mengalami gangguan berupa
plasenta yang lepas dari dinding rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil
harus menjalani perawatan medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
2.1.5.2.2 Gingivitis
Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis atau
radang gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena kadar
hormon progesteron yang mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi
menjadi lebih sensitif ketika terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang lebih
sensitif, perdarahan juga akan terjadi, terutama jika rongga mulut mendapat suplai
darah yang lebih banyak.
2.1.5.2.3 Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu sering
lapar, haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila
menemui tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam darah. Pandangan
kabur dan gatal-gatal juga menjadi salah satu tandanya.
11

2.1.5.2.4 Tekanan Darah Tinggi


Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah. Sebenarnya, hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada janin.
Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara berlarut-larut.
2.1.5.3 Komplikasi kehamilan pada trimester III
2.1.5.3.1 Plasenta Previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester ketiga.
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir. Bila ini
terjadi, ibu hamil akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut ada yang
terjadi secara perlahan-lahan, ada juga yang secara tiba-tiba. Karena itu, ibu hamil
bisa langsung shock dan lemas.
2.1.5.3.2 Sakit Kepala Hebat
Umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu terjadi
karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat. Biasanya, sakit kepala tersebut
hilang dengan sendirinya setelah beristirahat. Namun, ada kelainan yang dapat
terjadi pada ibu hamil di trimeseter ketiga, berupa sakit kepala yang sangat hebat.
Rasa sakit ini tidak hilang meskipun ibu hamil telah beristirahat. Gejala ini adalah
tanda preeklamsia.
2.1.5.3.3 Anggota Tubuh Bengkak
Komplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah
bengkaknya anggota tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga biasa
terjadi pada ibu hamil. Namun, waspadalah jika pembengkakan tersebut tidak
hilang setelah beristirahat. Pembengkakan atau dalam bahasa medisnya disebut
edema, adalah penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh.
Pembengkakan pada wajah dan tangan yang tak hilang-hilang inilah yang
menunjukkan tanda-tanda serius bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal jantung
atau anemia.
2.1.5.3.4 Ketuban Pecah
Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang sedang
hamil tua. Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan pervaginam. Pecahnya
ketuban dapat disertai dengan keluarnya anggota tubuh janin, seperti tangan, kaki,
atau plasenta. Ibu hamil yang belum cukup bulan untuk melahirkan, bila
12

mengalami kejadian ini, harus segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan
ketuban sangat penting dalam proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum
waktunya, disebabkan karena berbagai hal. Pertama, karena selaput ketuban
kurang kuat. Kedua, adanya infeksi dari mulut rahim atau vagina (Marjati dkk,
2010).
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
2.1.6.1 Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)
2.1.6.2 Pemeriksaan Khusus
 Inspeculo: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal
dari osteum uteri eksternum atau dari kelaianan cervik dan vagina.
Apabila perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta harus
dicurigai.
 USG : Untuk menentukan letak placenta.
2.1.6.3 Pemeriksaan Laboratorium
 Hb : Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum klien lemah
serta pucat, kemungkinan klien mengalami anemia.
 Urin : dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan
2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.7.1 Pengertian ANC
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 2010; 110)
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Pedoman Pelayanan Antenatal
di Tingkat Pelayanan Dasar, 2011 : 1).
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap kegawatan yang ditemukan (Depkes RI, 2010 : 12)
2.1.7.2 Tujuan ANC
13

Menurut Manuaba (2015 ), secara khusus pengawasan antenatal bertujuan


sebagai berikut :
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat dalam
kehamilan, saat persalinan dan kala nipas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan nifas
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
2.1.7.3 Pelayanan ANC
2.1.7.3.1 Standart minimal asuhan antenatal care (10T)
a) Timbang Berat Badan dan Ukur tinggi Badan
Menurut Prawirohardjo (2010), Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata
antara 11,5 sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih dari semestinya, anjurkan
untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak jangan
dikurangi, terlebih sayur mayur dan buah-buahan. Ada pula cara untuk
menentukan status gizi dengan menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari berat
badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil menurut Manuaba (2010): Rumus IMT
= BB /TBcm2
Status gizi ibu dikatakan normal bila nilai IMT nya antara 18,5-25,0
Kriteria IMT :
 Nilai IMT < 18,5 : Status gizi kurang
 Nilai IMT 18,5-25 : Status gizi normal
 Nilai IMT >25 : Status gizi lebih/ obesitas
Tinggi badan yang baik untuk ibu hamil adalah >145 cm.
b) Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan suatu cara untuk
mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan
gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin
berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahikan bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak
dan IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LILA < 23,5 cm),
14

yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang baik dalam


jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA :
 Ukur dengan menggunakan meteran dari akromnion sampai olekranon
 Menentukan titik tengah antara akromnion dan olekranon dengan meteran
 Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA. Baca
menurut tanda panah.
c) Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah diukur setiap kali ibu hamil melakukan kunjungan, hal ini
bertujuan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kenaikan tekanan darah yang
disebabkan kehamilan. Tekanan darah pada ibu hamil dikatakan normal yaitu
dibawah 140/90 mmHg.
d) Ukur Tinggi Fundus Uteri.
TFU (Tinggi Fundus Uteri) digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengetahui usia kehamilan dimana biasanya lebih tepat bila dilakukan pada
kehamilan yang pertama.
Tabel 2.1 Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
15

Umur kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

Sumber: Manuaba, 2012


e) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung janin.
Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi secara dini ada atau
tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia,
gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung
janin adalah salah satu cara untuk memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut
jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Gambaran DJJ:
 Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit
 Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
 Normal: antara 120-160x/menit
 Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
 Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
 Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit
f) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT (Tetanus Toxoid) .
Pada ibu hamil diberikan imunisasi TT sebanyak 2 kali selama kehamilan
dengan interval waktu 4 minggu. Imunisasi ini dianjurkan pada setiap ibu
hamil, karena diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi akibat
tetanus neonaturum. Imunisasi ini diberikan dengan dosis 0,5 cc/IM dalam satu
kali penyuntikan.
Tabel Jadwal Pemberian Imunisasi TT
16

Antigen Interval Lama Dosis


(selang waktu) perlindungan

TT 1 - - 0,5 cc

TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 0,5 cc

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 0,5 cc

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 0,5 cc

TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 0,5 cc

Sumber : DEPKES RI, 2012


g) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada wanita hamil
diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Tablet ini diberikan segera
mungkin setelah rasa mual hilang, setiap tablet Fe mengandung FeSO4 320 mg
(zat besi 60 mg) dan asam folat 500 μg. Tablet Fe diminum 1 x 1 tablet perhari,
dan sebaiknya dalam meminum tablet Fe tidak bersamaan dengan teh atau kopi,
karena akan mengganggu penyerapan.
h) Tes laboratorium (rutin dan khusus).
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang disarankan menjelang
persalinan. Di antaranya yaitu tes darah, tes urin dan hbsag ( hepatitis). Tes darah
rutin meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, sel darah putih( leukosit),
trombosit. Dari kadar Hemoglobin untuk mengetahui apakah seorang ibu anemia
atau tidak. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan kecukupan suplai darah ke
janin dan risiko jika terjadi perdarahan saat persalinan. Sel darah putih
menunjukkan apakah terjadi infeksi di tubuh ibu. Trombosit untuk melihat apakah
ada kelainan faktor pembekuan darah, ini berhubungan dengan resiko perdarahan.
Pemeriksaan urin dimaksudkan untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing,
adanya darah, protein, dan gula pada urin yang menunjukkan adanya penyakit
tertentu yang bisa mempengaruhi kehamilan. Pemeriksaan HBsAg untuk
mengetahui adanya infeksi hepatitis B pada ibu. Infeksi hepatitis bisa ditularkan
lewat darah dan hubungan seksual. Pemeriksaan pemeriksaan tersebut di atas
17

tidak harus dilakukan seorang ibu hamil, dan jika tidak dilakukan pun tidak
mengapa, akan tetapi pemeriksaan tersebut dianjurkan sebagai skrining untuk
mengetahui kondisi kehamilan dan resiko saat persalinan terhadap ibu dan janin.
Jika dari hasil pemeriksaan diketahui ada hal-hal yang tidak normal maka
diharapkan masih bisa diterapi sebelum persalinan sehingga ibu menjalani
persalinan dalam kondisi yang benar-benar optimal, sehingga diharapkan ibu dan
bayi selamat dan sehat.
i) Tatalaksana kasus.
Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (2013),
standar minimal pelayanan ANC adalah 14 T yaitu :
a. Timbang berat badan
b. Tekanan darah
c. Tinggi fundus uteri
d. Tetanus toxoid lengkap
e. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
f. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
h. Terapi kebugaran.
i. Tes VDRL
j. Tes reduksi urine.
k. Tes protein urine
l. Tes Hb
m. Terapi iodium
n. Terapi malaria
j) Temu Wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa
berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan
kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara
antara lain:
18

 Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan


pilihan yang tepat.
 Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
 Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
rujukan
 Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
2.1.7.3.2 Menghitung HTP ( Hari Taksiran Partus )
Memperkirakan usia kehamilan dan tanggal perkiraan kelahiran yang
dihitung berdasarkan rumus Naegele rule, Cara menghitungnya: Tentukan hari
pertama menstruasi terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir (LMP = Last Menstrual Periode).
 jika HPHT Ibu ada pada bulan 1 Januari – 24 Maret
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun + 0).
Misal, HPHT 10 Januari 2010, maka perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2010 + 0)
= 17-10-2010 atau 17 Oktober 2010.
 Jika HPHT Ibu ada pada bulan 25 Maret – 31 Desember
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan – 3),(Tahun + 1).
Misal, HPHT 10 Oktober 2010, maka perkiraan lahir (10 + 7), (10 – 3), (2010
+ 1) = 17-7-2011 atau 17 Juli 2011.
Catatan:
 Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur haidnya teratur, yakni
antara 28-30 hari.
 Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau
setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.
 Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada wanita
yang daur haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari hari-H.
Sedang yang daur haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.
2.1.7.3.3 Jadwal kunjungan ANC ( Prawirohardjo 2010 )
19

Kunjungan Waktu Alasan

Trimester I Sebelum 14 minggu  Mendeteksi masalah yg


dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
 Mencegah masalah, misal
: tetanus neonatal, anemia,
kebiasaan tradisional yang
berbahaya)
 Membangun hubungan
saling percaya
 Memulai persiapan
kelahiran & kesiapan
menghadapi komplikasi.
 Mendorong perilaku sehat
(nutrisi, kebersihan , olahraga,
istirahat, seks, dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu  Sama dengan trimester I
ditambah: kewaspadaan khusus
terhadap hipertensi kehamilan
(deteksi gejala preeklamsia,
pantau TD, evaluasi edema,
proteinuria)
Trimester III 28 – 36 minggu  Sama, ditambah : deteksi
kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu  Sama, ditambah : deteksi
kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan di
RS.
20

2.1.7.3.3 . Pemeriksaan Obstetrik

Gambar 2.1 Palpasi abdomen

Gambar 2.2 Leopold I :


untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menentukan
bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan tinggi
fundus uteri dan bagian apa yang terdapat didalam fundus
Hasil :jikakepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba tidak bulat dan
lunak
21

Gambar 2.3 Leopold II :


untuk menetukan bagian yang ada di samping uterus, menentukan letak.
Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada disisi
tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain.
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala.
Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.

Gambar 2.4 Leopold III :


untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.
Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah kanan ibu
dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil meraba bagian bawah
tersebut.
Hasil : teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.
22

Gambar 2.5 Leopold IV :


Untuk menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke dalam
panggul.
Hasil :
– 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis.
– 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
– 3/5 jika sebagian telah memasuki rongga panggul
– 2/5 jika hanya sebagian terbawah janin masih berada diatas simpisis
– 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah
janinyangberada diatas simpisis.
– 0/5 jk bagian terbawah janin tdk dpt teraba dr pemeriksaan luar.
1.1 Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :
Menghitung Perkiraan Berat Badan Janin (PBBJ) menurut cara
Jonson :
Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155
John Woo :
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu
2.1 Cara menentukan umur kehamilan :
Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari – jari
tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold) :
23

Gambar 2.6 Pemeriksaan Fundus Uteri Untuk Menentukan Usia Kehamilan


Tabel 2.3. Menentukan umur kehamilan dengan Leopold
Umur TFU Keterangan
kehamilan
8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek
12 mgg 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi
20 mgg 3 jari bawah pusat -
24 mgg Sepusat -
28 mgg 3 jr ats pusat -
32 mgg ½ pusat – Px -
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih berada di atas
pintu panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun kembali,
karena kepala janin masuk ke
rongga panggul.

Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald


Usia kehamilan TFU(cm)
12 minggu -
16 minggu -
20 minggu 20 cm (±2cm)
24

22-27 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)


28 minggu 28 cm (±2cm)
29-35 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
36 minggu 36 cm (±2cm)
Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan umur
kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan bila pertumbuhan janin
normal maka tinggi undus uteri pada kehamilan pada 28 minggu 25 cm, pada 32
minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu fundus uteri
turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal ini disebabkan oleh
kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul
(Hanifa Wiknjosastro, 2009).
BAB 3
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesa
a) Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien
b) Ada Planing terlebih dahulu
c) Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan data,
interpretasi klien terhadap status kesehatan ( data Subyektif), hasil observasi
perawat.
d) Subyektif data meliputi :identitas, Keluhan utama ,HPHT,riwayat kesehatan
saat ini, Riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang lalu,riwayat
kontrasepsi,riwayat kesehatan keluarga,riwayat psikososial,persiapan
persalinan.
e) Pemerikasaan fisik Ibu Hamil
- penampilan umum (postur tubuh,penampilan,kesadaran)
- TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)
- Wajah dan kepala
 Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
 Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik pada sclera.
 Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis,ginggivitis,
adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.
- Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran limfe.
- Dada
 Paru : kaji keadaan paru-paru klien
 Jantung :kaji keadaan jantung pasen
 Payudara : adakah benjolan/tidak,ksimetrisan, putting susu
menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola
mamae.
- Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.

25
26

 Periksa bentuk perut (melintang,memanjang,asimetris), linea


alba,striae gravidarum,luka bekas operasi,gerakan janin,DJJ)
 Pemeriksaan palpasi leopod I - IV
- Ekstremitas
Atas : oedem,refleks bisep/trisep,skin fold,tonus otot
Bawah : oedem,reflek patella,reflek homman sign,kekuatan tonus
otot,kram kaki.
- Vulva- vagina
Luka/benjolan,Edema pada vulva/vagina,leukore,keluaran cairan/darah dr
jalan lahir,hemoroid,tanda Chadwick,godell sign,hegar sign.
f) Persiapan persalinan
g) Obat-obatan yang di pakai saat ini
h) Hasil pemeriksaan penunjang
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. TRIMESTER I
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Ansietas
c. Perubahan pola eliminasi urin
d. Perubahan pola seksual
e. Kekurangan volume cairan
f. Perubahan proses keluarga
g. Koping individu tidak efektif
2. TRIMESTER II
a. Gangguan citra tubuh
b. Gangguan pola nafas
c. Kurang pengetahuan
d. Resiko cidera janin
3. TRIMESTER III
a. Nyeri akut
b. Perubahan eliminasi urin
c. Gangguan pola tidur
d. Intoleransi aktifitas
e. Kelebihan volume cairan
27

3.3 Intervensi Keperawatan


Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi TTD
Keperawatan
Tri semester i Tujuan : Manajemen Nutrisi
Perubahan Setelah dilakukan intervensi
nutrisi kurang keperawatan kekurangan  Anjurkan masukan
dari nutrisi klien tercukupi kalori sesuai
kebutuhan Kriteria hasil: kebutuhan
 Nafsu makan klien  Ajari klien tentang diet
meningkat yang benar sesuai
 Klien tidak mual dan kebutuhan tubuh
muntah  Monitor catatan
 Nilai laboratorium makanan yang masuk
(transferin, albumin, dan atas kandungan gizi
elektrolit) dalam batas dan jumlah kalori
normal  Timbang berat badan
secara teratur
 Anjurkan penambahan
intake protein, zat besi
dan vit C yang sesuai
 Pastikan bahwa diet
mengandung makanan
yang berserat tinggi
untuk mencegah
sembelit
 Beri makanan protein
tinggi , kalori tinggi
dan makanan bergizi
yang sesuai
 Pastikan kemampuan
klien untuk
memenuhi
kebutuhan gizinya.

Ansietas Setelah dilakukan perawatan Penurunan kecemasan


cemas pasien hilang atau Aktifitas:
berkurang dengan: 1. Bina Hub. Saling
Indikator: percaya
Pasien mampu: 2. Libatkan
 Mengungkapkan cara keluarga
mengatasi cemas 3. Jelaskan semua
 Mampu menggunakan Prosedur
coping 4. Hargai
 Dapat tidur pengetahuan
 Mengungkapkan tidak pasien tentang
ada penyebab fisik penyakitnya
28

yang dapat 5. Bantu ps untuk


menyebabkan cemas mengefektifkan
sumber support

Kekurangan Setelah dilakukan tindakan Berikan reinfocement


volume cairan keperawatan Kebutuhan untuk menggunakan
volume cairan terpenuhi Sumber Coping yang
dengan kriteria hasil : efektif
 Tidak ada mual
muntah
 Turgor kulit DBN
 Tidak ada tanda a.tentukan
dehidrasi frekuensi/beratnya
 Klien mau makan dan mual/muntah.
minum
 TTV dalam batas b. Tinjau ulang riwayat
normal kemungkinan masalah
medis lain (ex ; ulkus
peptikum, gastritis,
kolesistitis)

c. Kaji suhu dan turgor


kulit, membrane
mukosa, TD, suhu,
masukan/haluran.

d. Anjurkan klien
mempertahankan
masukan/haluaran, tes
urin dan penurunan BB
setiap hari.

e. Anjurkan peningkatan
masukan minuman
berkarbonat, makan
enam kali sehari dengan
jumlah yang sedikit dan
makanan tinggi
karbohidrat (popcorn,
roti kering sebelum
bangun tidur.

Tri Semesterii Setelah dilakukan tindakan  Posisikan klien u/


Gangguan keperawatan diharapkan : memaksimalkan
pola nafas a. Tidak ada retraksi ventilasi
dinding dada  Identifikasi klien
perlunya
b. Tidak menggunkan otot pemasangan alat
29

bantu pernafasan jalan nafas buatan


c. Bunyi paru vasikuler  Lakukan fisioterpi
d. Menunjukkan jalan nafas dada jika perlu
yang paten RR 16-20 x/m  Keluarkan sekret
 Dengan batuk atau
suction
 Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
Tri Semester Klien dapat toleransi Manajemen energi
iii terhadap aktivitas setelah 1.Observasi
Intoleransi dilakukan tindakan kemampuan klien
aktivitas keperawatan 1 x 24 jam , 2.Bantu klien dalam
dengan kriteria hasil pemenuhan ADL
 Klien mampu 3.Ajarkan pada keluarga
memenuhi aktivitas tentang pentingnya
sehari-hari perawatan diri
 Klien mengerti 4.Observasi TTV
akifitas apa saja yang sebelum dan sesudah
boleh dilakukan aktivitas
selama kehamlan 5.Kolaborasi pada
 Ttv dalam batas keluarga pemberian
normal pengawasan ekstra
 Hb dalam batas 6.tentukan siklus tidur
normal bangun yang normal
 Tidak ada anemis dan komitmen
terhadap pekerjaan,
keluarga, komunitas
dan diri sendiri.
7.Anjurkan tidur siang 1
sampai 2 jam setiap
hari.
Kelebihan 8.Pantau kadar Hb.
volume cairan Jelaskan peran zar
besi dalam tubuh ;
anjurkan
Kelebihan volume cairan mengkonsumsi
teratasi setelah dilakukan suplemen zat besi
tindakan keperawatan 2 x 24 setiap hari, sesuai
jam , dengan kriteria hasil : indikasi.
 Indeks massa tubuh
dalam batas normal
 TTV dalam batas
normal a.Pantau berat badan
 Tidak ada tanda-tanda secara teratur.
Hak
b. Kaji adanya tanda-
tanda HAK, perhatikan
30

tekanan darah, pantau


lokasi/luasnya edema,
Perubahan masukan atau haluaran
eliminasi urin cairan.

c. Berikan informasi
tentang diet (mis ;
peningkatan protein,
Klien mengerti akan terjadi tidak menambahkan
perubahan eliminasi urin garam meja,
selama kehamilan , Setelah menghindari makanan
dilakukan tindaka dan minuman tinggi
keperawatan natrium).
Dengan kriteria hasil :
 Klien mengerti d. Anjurkan
tentang perubahan meninggikan ekstremitas
perkemihan selama secara periodic selama
kehamilan denga tri sehari.
semester ketiga
 Klien mengerti
perlunya masukan a. Berikan informasi
cairan sesuai tentang perubahan
kebutuhan perkemihan sehubungan
dengan trimester ketiga.

b. Berikan informasi
mengenaia perlunya
masukan cairan 6 – 8
gelas sehari.

c. Berikan informasi
mengenai bahaya
menggunakan diuretic
dan penghilangan
natrium dan diet.

d. Anjurkan klien untuk


melakukan posisi miring
kiri saat tidur, perhatikan
keluhan-keluhan
nokturia.

e. Anjurkan klien untuk


menghindari posisi tegak
atau supine dalam waktu
yang lama.
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pemgkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 17 Desember 2019,
pukul 09.00 WIB bertempat di ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya,
dengan teknik anamnesa (Wawancara), observasi, pemeriksaan fisik, dan data
dari buku keperawatan klien, di dapat data – data sebagai berikut:
4.1.1 Identitas Klien Dan Penanggung jawab
4.1.1.1 Identitas Klien
Nama : Ny. S
Tempat / tanggal lahir : Banjarmasin, 9 September 1993 (26 tahun)
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Golongan Darah :O
Alamat : Jl. Rindang Banua
Diagnosa Medis : G2P1A0
Penghasilan Per Bulan :-
Tanggal Masuk RS :-
Tanggal Pengkajian : 17 Desember 2019
Nomor Rekam Medik :-
4.1.2 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. Y
Umur : 49
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Golongan Darah : B+

31
32

Alamat : Jl. Rindang Banua


Hubungan dengan Klien : Suami
4.1.2 Status Kesehatan
4.1.2.1 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama : Klien mengatakan “gatal-gatal oleh
jamur di bagian kulit paha sebelah kiri”.
4.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Klien mengatakan ”pada tanggal 17 Desember 2019 klien mengeluh gatal-
gatal oleh jamur di bagian kulit paha sebelah kiri dan dengan usia kehamilan 18
minggu klien ingin memeriksakan kehamilannya yang sudah memasuki
Trismester II dimana klien merasa cemas karena megandung anak kembar untuk
yang pertama kalinya. Hasil pengkajian menunjukan keadaan umum baik,
composmentis, tidak anemis, TD : 120/70 mmHg, nadi 90x/menit, RR:24x/m,
suhu: 36,4 0C, BB 45 kg, TB :155 cm. LILA : 26,4cm. Hasil palpasi janin kembar,
letak memanjang, puka-puki, persentasi kepala belum masuk PAV, TFU : 1 jari di
bawah PX, Gamelly 6/9 dan auskultasi DJJ (+)/ (+).
4.1.2.3 Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :
Klien mengatakan” ini merupakan kehamilan ke 2 (G2P1A0) dan tidak ada
riwayat penyakit apapun sebelumnya”.
4.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan ” didalam anggota keluarga tidak ada penyakit keturunan
seperti DM, hipertensi, stroke, jantung. Serta tidak ada penyakit menular seperti
hepatitis, TB Paru, dan riwayat SC dll.
4.1.3 Riwayat Obstetric Dan Ginekologi
4.1.3.1 Riwayat Menstruasi
Menarche: pada usia 12 tahun, Siklus teratur 28 hari, lamanya + 7 hari.
Tidak mengalami disminorea, keputihan (-), gatal-gatal (-), berbau (-), siklus: 28
hari, lamanya haid : 4-5 hari, banyaknya : + sifat darah (warna, bau,
cair/gumpalan, dysmenorhoe) : baik tidak ada masalah, gangguan sewaktu
menstruasi : tidak ada, gejala pre menstruasi: mengalami sakit pinggang, dan
selalu ingin makan buah-buahan, HPHT: 9 Oktober 2019, taksiran persalinan : 24
Juli 2020.
33

4.1.3.2 Riwayat Perkawinan (suami dan isteri)


lamanya pernikahan: 12 tahun dan pernikahan ke : 1 (satu)
4.1.3.3 Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil suntik KB, waktu dan
lamanya suntik KB 1 yaitu lamanya 1-3 bulan, apakah ada masalah dengan cara
tersebut tidak ada, Jenis apa kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan
sekarang suntik KB, dan jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : 3
(empat).
4.1.3.4 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G2P1A0

Masalah
Umu
Tempat/
Tgl r Jenis Jenis Keadaa
No Penolon BB
Partus Hami partus kelamin Hami n Anak
g Lahir Nifas Bayi
l l

1 7/3/2008 38 Sponta UPT P 3,14 I Normal Baik Seha Sehat


mg n Puskesm gr t
as
Pahandu
t
4.1.3.5 Riwayat Kehamilan Sekarang
Keluhan waktu hamil : mual dan nyeri pada kepala, imunisasi : TT 5 kali,
Penambahan BB selama hamil : 7 kg, pemeriksaan kehamilan : teratur, tempat
pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : bidan.
4.1.4 Pemeriksaan Fisik
Subjektif Objektif
Keadaan Umum Suhu : 36,40C
BB sebelum hamil 62 kg Nadi : 90 x/menit
Tekanan Darah : 140/100. x/menit
BB: 69 kg
Tinggi Badan :150 cm
Kesadaran :composmethis
Turgor Kulit :bersih

Kepala Warna rambut : hitam


34

Keadaan: bersih

Muka Cloasma gravidarum : tidak ada


Edema : tidak ada

Mulut Mukosa mulut & bibir : kering


Keluhan tidak ada Keadaan gigi : utuh
Fungsi Pengecapan : normal
Keadaan Mulut : bersih
Fungsi menelan : baik

Mata Konjungtiva : merah muda


Baik tidak ada masalah Sklera : putih bening
Fungsi Penglihatan : normal.

Hidung Pernah flu : pernah


Baik tidak ada masalah Frekuensinya dalam 1 tahun 1-2 kali.
Perdarahan/peradangan : tidak ada
Keadaan/kebersihan: bersih.

Telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak ada


Keluhan tidak ada pengeluaran darah maupun serumen dari
lubang telinga
Keadaan : bersih.
Fungsi pendengaran : normal.

Leher Pembesaran kel.Tyroid : tidak ada


Pembengkakan tidak ada Distensi vena jugularis :-
Pembesaran KGB :-

Daerah dada Sesak napas : tidak ada


Jantung dan paru-paru Batuk : tidak ada
35

Sakit dada : tidak ada


Suara napas :versikular
Bunyi jantung: normal lup dup

Payudara Perubahan : agak membesar


Bentuk buah dada: simetris
Keadaan puting susu: menonjol.

Abdomen Pada abdomen: cembung, ada terdapat luka,


tidak terdapat striae gravidarum.
Au : tidak terkaji
Leopod I : teraba yaitu 3 jari dibawah
px.
Leopod II : teraba punggung disebalah
kiri dan kanan,
Leopod III : persentasi kepala
Leopod IV : masuk PAP.

-
Genitalia Eksterna
Tidak ada masalah
-
Anus
Tidak ada masalah
Untuk ektrimitas atas dan bawah tidak ada
Ekstremitas atas dan bawah masalah dan tidak ada kelainan atau tidak
dapat digerakan.

Ukuran panggul luar :


Pemeriksaan Panggul - Distantia spinarum : 24 cm
- Distantia cristarum :29 cm
- Conjugata externa : 19 cm
36

- Lingkar panggul luar: 83 cm

Ukuran panggul dalam :


Conjugata vera yaitu perbatasan dari tepi
atas symphysis sampai ke promontorium,
tidak dapat diukur secara klinis ( kurang
lebih 11 cm ). Conjugata diagonalis yaitu
tepi bawah symphysis sampai ke
promontorium (kurang lebih 12-13 cm).
Cara mengukur conjugata diagonalis.
Dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah,
melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah
digerakkan ke atas sampai dapat meraba
promontorium.
üntuk Sisi radial dari jari telunjuk
ditempelkan pada pinggir bawah symphysis
dan tempat ini ditandai dengan kuku jari
telunjuk tangan kiri.
· Diameter oblique (menyilang) yaitu
articulatio saccroilliaka sampai tuber
pubicum (12,5 cm)
· Diameter tranversal adalah jarak
antara linea terminalis kiri dan kanan (13,5
cm )
4.1.5 Pola Aktivitas Sehari-Hari
4.1.5.1 Pola Nutrisi:
klien mengatakan” frekuensi makan/ hari 3-4 x/hari, 1 porsi, nafsu makan
baik, jenis makanan nasi, sayur, lauk, dan buah-buahan, jenis minuman,
susu, air putih dan teh, jumlah minuman kurang lebih 1800 ml/12 jam,
kebiasaan makan, pagi, siang dan sore, keluhan/masalah tidak ada
4.1.5.2 Pola Eliminasi
Buang Air Kecil (BAK) : 7-8 x /hari
37

Buang Air Besar (BAB) : 1 x/hari


4.1.5.3 Pola tidur dan istirahat:
klien mengatkan pada siang hari ia tidur + 1-2jam, dan pada malam hari +
5-6karena sering terbangun.
4.1.5.4 Pola aktivitas dan latihan:
klien mengatakan” ia biasanya jalan pagi dan kalau ada waktu luang ia
menyempatkan diri untuk ikut senam ibu hamil”
4.1.5.5 Personal Hygiene :
Kulit : bersih
Rambut : hitam
Mulut & Gigi : Mukosa mulut & bibir kering, Keadaan gigi utuh,
Fungsi Pengecapan normal, Keadaan Mulut bersih.
Pakaian : rapi dan bersih.
Kuku : pendek
Vulva Hygiene : -
4.1.5.6 Ketergantungan fisik :
Merokok : tidak
Minuman Keras : tidak
Obat-obatan : tidak
Lain-lain : tidak ada
4.1.6 Aspek Psikososial Dan Spiritual
4.1.6.1 Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi,
Klien mengatakan”masih belum tahu cara pemberian ASI yang baik dan
benar”
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya “klien
mengatkan ia ingin memberikan ASI nya kepada bayi”
c. Jenis kelamin yang diharapkan “ klien mengatakan ia sangat ingin punya
anak laki-laki”.
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah “klien mengatakan tidak ada
ikut merawat bayi di rumahnya”.
38

e. Apakah hamil ini diharapkan “ klien mengatakan kehamilan ini sangat


diharapkan”.
4.1.6.2 Persepsi diri
a. Hal yang amat di pikirkan saat ini : semoga proses persalinannya nanti
berjalan dengan lancer.
b. Harapan setelah menjalani perawatan : semoga ibu dan bayi bisa tidur
nyenyak lagi dan ibu dan bayi sehat selalu.
c. Perubahan yang dirasa setelah hamil : Payudara sakit dan bengkak, Perut
tidak nyaman, Mood tidak stabil, Sering kencing
4.1.6.3 Konsep diri
a. Body image :klien mengatakan” iya tidak merasa malu dengan keadaanya
yang sekarang.
b. Peran : klien mengatakan” dirinya sebagai IRT”
c. Ideal diri : klien ingin cepat melahirkan dan ingin cepat menimang bayi.
d. Identitas diri : “klien mengatakan iya sebagai IRT.
e. Harga diri : klien mengatakan”ia tidak merasa malu dengan keadannya
yang sekarang”.
4.1.7 Hubungan/komunikasi
a. Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti orang lain?
b. Bahasa utama : Indonesia. Bahasa daerah: Banjar
c. Yang tinggal serumah : suami, anak dan klien.
d. Adat istiadat yang di anut : adat banjar
e. Yang memegang peranan penting dalam keluarga : suami.
f. Motivasi dari suami : suami klien mengatakan” semangat terus buat istriku,
semoga mamahnya dan calon dede sehat selalu, diberkati dan dilancarkan
sampai persalinnya nanti”
g. Apakah suami perokok : tidak
h. Kesulitan dalam keluarga : tidak ada

4.1.8 Kebiasaan seksual


a. Gangguan hubungan seksual : -
b. Pemahaman terhadap fungsi seksual : -
39

4.1.9 Sistem Nilai – Kepercayaan


a. Siapa dan apa sumber kekuatan : Allah SWT
b. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : klien
mengatakan” sangat penting”
c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi) :
d. Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di
RS : -
4.1.10 Pemeriksaan Penunjang
4.1.10.1Darah
 HB :-
 Gula Darah:- Leukosit :-
 VR/VDRL:-
4.1.10.2 Urine
 Protein:-
 Sedimen :-
 Reduksi :-
4.1.10.3 Pemeriksaan tambahan
 TTT/NST:- TTO/OCT :-
 USG:- Amnioscopy :-
 TORCH:- Rontgent :-
4.1.11 Pengobatan
Vit C 30 mg tab 3 x 1 hari
Vit A 30 mg tab 3 x 1 hari

Palangka Raya, 20 November 2019


Mahasiswa

Prayogae P. Putra
40

4.1.12 Analisa data

DATA SUBJEKTIF DNA KEMUNGKINAN MASALAH


DATA OBJEKTIF PENYEBAB
Trimester III Ansietas
Ds:
Klien mengatakan “merasa Perubahan Psikologis
cemas karena baru pertama
kali mengandung anak Persiapan Melahirkan
kembar”
Do: Kurang Pengetahuan

- Klien tampak gelisah


- Klien sering bertanya
- Frekuensi nafas meningkat
Trimester III Defisit Pengetahuan
Ds:
Klien menanyakan Perubahan Psikologis
“bagaimana persiapan yang
harus dilakukan” Persiapan Melahirkan
Do:
- Klien sering bertanya
- Klien kurang tahu persiapan
persalinan yang perlu
dipersiapkan
- Pendidikan terakhir SMA
- TTV : TD: 140/100mmHg,
N: 90x/m, R: 24x/m, S:
36.40C
- HPHT : 21 April 2019
41

4.1.13 Prioritas Masalah

1. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan Klien


tampak gelisah, klien sering bertanya, frekuensi nafas meningkat
2. Defisit pengetahuan berhubungan persiapan persalinan, klien sering bertanya,
klien kurang tahu persiapan persalinan yang perlu dipersiapkan, pendidikan
terakhir SMA
42

RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji penyebab ansietas 1) Untuk mengetahui penyebab ansietas
keperawatan selama 2x15 menit 2) Berikan terapi relaksasi 2) Untuk mengurango rasa ansietas
ansietas klien dapat teratasi dengan distraksi 3) Untuk memberikan kepercayaan diri
kriteria hasil: 3) Beri dukungan keyakinan klien
1. Klien tidak lagi gelisah 4) Beri penkes persiapan 4) Untuk menambah pengetahuan klien
2. Tanda-tanda ansietas dengan persalian
meningkatnya frekuensi nafas
berkurang
3. Klien mengetahui apa yang
harus dia lakukan dalam
persiapan persalinan
2. Defisit Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji tingkat pengetahuan 1. Untuk mengetahui sejauh mana
Pengetahuan keperawatan selama 2x15 menit klien tentang persiapan pengetahuan klien tentang persiapan
klien dapat mengerti tentang persalinan persalinan
pengetahuan penyakit persiapan 2) Berikan pendkes tentang 2. Untuk menambah pengetahuan klien
persalinan dengan kreteria hasil : persiapan persalianan 3. Agar klien dapat mengerti dengan
1. Klien dapat menjawab 3) Gunakan bahasa yang mudah apa yang disampaikan
pertanyaan seputar persiapan mudah dimengerti klien 4. Untuk mengetahui apa saja yang
persalinan 4) Berikan waktu klien klien belum pahami
2. Dapat menyebutkan apa saja untuk bertanya
persiapan persalinan
3. Ibu bersedia untuk melakukan
persiapan persalinan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Tanda tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Jumat,20 Novembe 2019 Dx 1 S : Klien Mengatakan : “sudah
Pukul: 10.30 WIB 1) Mengkaji penyebab ansietas merasa lebih tenang”
2) Memberikan terapi relaksasi distraksi O:
3) Memberikan dukungan keyakinan - Klien tampak tenang
4) Memberikan penkes persiapan - Klien dapat melakukan teknik
persalian relaksasi distraksi
- Klien dapat menerima pendkes Prayogae P. Putra
yang disampaikan dengan baik
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Jumat,20 Novembe 2019 1) Mengkaji tingkat pengetahuan klien S : Klien Mengatakan : “sudah
Pukul: 10.30 WIB tentang persiapan persalinan mengetahui tentang persiapan
2) Memberikan pendkes tentang persalinan”
persiapan persalianan O:
3) Menggunakan bahasa yang mudah - Klien masih tampak tenang
dimengerti klien - Klien dapat menerima pendkes
4) Memberikan waktu klien untuk yang disampaikan dengan baik Prayogae P. Putra
bertanya - Klien bersedia melakukan
persiapan persalianan
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis
data mengenai kondisi ibu melaui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan
diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi. Setelah
melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.”N” Hamil 20 Minggu Dengan Presentasi Kepala
diruang pemeriksaan (KIA) Puskesmas Pahandut Plangka Rayamaka dari hasil praktik
pemeriksaan kehamilan dapat disimpulkan Ny.”N” dalam keadaan baik dan tidak didapati
masalah atau komplikasi yang menyetai kehamilannya.
5.2 Saran
Diharapkan bagi institusi pendidikan selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada
mahasiswi dalam menjalani praktik klinik kebidanan terutama mengenai hal-hal baru yang
ditemui mahasiswa dilahan praktik yang belum didapatkan dipendidikan, sehingga kualitas
pendidikan pun dapat ditingkatkan khususnya Propesi Ners STIKes Eka Harap Palangka
Raya. Diharapkan mahasiswa juga mampu dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu
yang hamil normal sesuai standar yang telah ditetapkan.

44

Anda mungkin juga menyukai