Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses dimana sperma menembus ovum sehingga

terjadinya konsepsi dan fertilisasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), di hitung dari hari pertama haid terakhir.

Pada setiap kehamilan terdapat beberapa masalah yang sering terjadi sehingga dapat

mempertinggi angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Salah satu masalah yang

dapat terjadi adalah kehamilan dengan letak sungsang (Sulistyawati, 2011).

Kehamilan dengan letak sungsang atau presentasi bokong merupakan

kehamilan dengan letak bayi memanjang, dimana kepala janin berada di fundus dan

bokong menjadi bagian terbawah janin. Kehamilan sungsang sering terjadi pada bayi

preterm, namun demikian sebagian besar janin dapat melakukan versi spontan ke

presentasi kepala pada usia term. Masalahnya, sekitar 3-4% janin aterm tetap pada

presentasi bokong. Walaupun kejadian jarang, kehamilan sungsang dapat

menimbulkan kematian dan kesakitan perinatal, meningkat kan trauma kelahiran dan

asfiksia pada bayi. Kehamilan sungsang juga dapat meningkatkan frekuensi

kelahiran dengan sectio cesarea (Caron dan Shanahan, 2018).

Pada presentasi bokong, baik ibu dan janin mengalami peningkatan resiko

yang besar dibandingkan dengan presentasi kepala. Sedangkan persalinan letak

sungsang dengan prematuritas memiliki morbiditas dan mortalitas lebih tinggi.

1
Di indonesia angka kejadian letak sungsang sekitar 3-5% dari seluruh

persalinan tunggal. Insiden persalinan letak sungsang meningkat pada kehamilan

ganda, 25% pada gemeli janin pertama dan 50% pada gemeli janin kedua. Beberapa

angka kejadian letak sungsang yang tercatat dirumah sakit Hasan Sadikin Bandung

4,6%, rumah sakit dr Pirngadi Medan 4,4%, dan rumah sakit umum pusat dr. Kariadi

Semarang 7,6 %, di RSUD dr. Koesma turnan tercatat pada tahun 2014 ditemukan 98

kasus persalinan letak sungsang dari 987 persalinan (Jain, 2018).

Persalinan dengan letak sungsang dapat mengakibatkan kegawatan pada janin

seperti keracunan air ketuban dan asfiksia, sedangkan pada ibu kemungkinan yang

dapat terjadi robekan jalan lahir dan terjadinya partus lama sehingga dapat terjadi

infeksi. Persalinan dengan letak sungsang dapat dilakukan pervaginam apabila pasien

bukan merupakan primigravida tua, nilai sosial janin tinggi, riwayat persalinan

buruk, janin tidak besar (tidak lebih dari 3,5 kg), tidak adanya kesempitan panggul

dan tidak prematuritas (Utami, 2010).

Dalam upaya menurunkan AKI di indonesia masih memerlukan kerja keras

untuk menjamin bahwa ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang

berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan

rujukan jika terjadi komplikasi, serta akses terhadap keluarga berencana. Disamping

itu, pentingnya melakukan intervensi lebih dulu yakni kepada kelompok remaja dan

dewasa muda dalam upaya percepatan penurunan AKI (Kemenkes RI, 2016).

2
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam Proposal
Laporan Tugas Akhir ini yaitu bagaimana Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada
Ibu Hamil Dengan Letak Sungsang Di Polindes Peunaga Baro Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2021 ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pada Ibu dengan letak sungsang sesuai

standar asuhan pelayan kebidanan dengan pendekatan menajemen kebidanan

metode SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data subjektif pada ibu hamil dengan letak sungsang

di Polindes Peunaga Baro Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

b. Melakukan pengkajian data objektif pada ibu hamil dengan letak sungsang

di Polindes Penaga Baro Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

c. Melakukan analisa kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang di

Polindes Peunaga Baro Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat.

d. Melakukan penatalaksanaan pada kasus ibu hamil dengan letak sungsang

pada ibu di Polindes Peunaga Baro Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh

Barat.

3
D. Manfaat

1. Secara Teoritis

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan mahasiswa dalam

melaksanakan asuhan kebidanan terhadap ibu hamil dengan letak sungsang dan

juga sebagai bahan perbandingan mahasiswa untuk laporan studi kasus

selanjutnya.

2. Secara Praktis/klinis

a. Untuk kebijakan

Membantu program pemerintah, untuk menurunkan angka kehamilan

dengan letak sungsang dan meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dan

memberikan asuhan kebidanan selama kehamilan sesuai dengan teori dan

asuhan pelayana kebidanan yang ditetapkan pemerintah.

b. Untuk pelayanan

Agar tenaga kesehatan lebih memahami dan dapat memberikan asuhan

kebidanan pada kehamilan serta dapat memberikan penanganan secara cepat

dan tepat dan dapat menerapkan serta mengaplikasikan teori kepada klien.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Teori

1. Asuhan Kehamilan Normal

a. Pengertian

Pengertian kehamilan bervariasi menurut beberapa ahli, tetapi

mengandung satu inti yang sama, yaitu suatu proses fisiologi yang terjadi

pada perempuan akibat adanya pembuahan antara sel kelamin laki-laki dan

sel kelami perempuan (Wiknjosastro, 2008).

Kehamilan secara umum merupakan proses melanjutkan keturunan

yang terjadi secara alami. Wiknjosastro mendefinisikan kehamilan sebagai

suatu proses yang terjadi antara perpaduan sel sperma dan ovum sehingga

terjadi konsepsi sampai lahirnya janin, lama hamil normal adalah 280 hari

atau 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT)

(Wiknjosastro, 2008).

Pada sebagian besar perempuan, ovulasi siklis spontan dengan interval

25-35 hari terjadi terus-menerus selama hampir 40 tahun antara manarche dan

menopause. Tanpa penggunaan kontrasepsi, seorang perempuan memiliki 400

kesempatan untuk hamil, yang dapat terjadi bila melakukan hubungan seksual

kapanpun dalam 1.200 hari, yaitu hari saat ovulasi dan dua hari sebelumnya

(Cunningham, dkk., 2013).

5
b. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut (Manuaba, 2010) ada beberapa tanda-tanda kehamilan yaitu :

Terjadinya kehamilan dapat dikenali melalui tanda-tanda dan gejala

yang secara garis besar terbagi menjadi tanda-tanda tidak pasti, tanda-tanda

kemungkinan, dan tanda-tanda pasti. Tanda hamil adalah ada atau terdapat

gerakan janin dalam rahim (terlihat atau teraba gerakan janin dan teraba

bagian-bagian janin), terdengar denyut jantung janin (didengar dengan

stetoskop laenec, alat kardiotokografi atau EKG dan alat Doppler, dilihat

dengan ultrasonografi, pemeriksaan dengan alat cangih, yaitu rontgen untuk

melihat kerangka janin).

1) Tanda-Tanda Tidak Pasti kehamilan

a) Terlambat datang bulan

Terlambat datang bulan merupakan tanda-tanda umum seorang

perempuan hami. Terjadinya nidasi menyebabkan pembentukan

folikel de graff dan ovulasi tidak terjadi. Seorang perempuan yang

sudah menikah, apabila mengeluhkan terlambat datang bulan,

biasanya muncul asumsi bahwa perempuan tersebut hamil.

b) Mual

Pengaruh hormon estrogen maupun hormon progesteron

dapat menimbulkan asam lambung yang berlebihan sehingga memicu

timbulnya rasa mual dan muntah. Seperti yang sudah diketahui, mual

dan muntah adalah gejala yang paling umum, mulai dari rasa yang

tidak enak sampai muntah terus-menerus. Mual dan muntah biasanya

6
lebih sering terjadi pada pagi hari sehingga dalam bidang kedokteran

dikenal sebagai morning sickness.

c) Ngidam

Pada tanda kehamilan ini, seorang wanita hamil biasanya

sering menginginkan makanan atau minuman tertentu dan setiap

orang berbeda-beda.

2) Tanda pasti kehamilan

Gerakan janin yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan bagian

bagian janin, terlihat tulang tulang janin dalam foto rontgen dan denyut

jantung janin. Didengar dengan stetoskop monoral leannec, dicatat dan

didengar alat doppler.

3) Tanda kemungkinan hamil

Perut membesar, uterus membesar, tanda hegar, tanda chadwick,

tanda piscaseck, kontraksi-kontraksi kecil pada uterua bila dirangsang,

teraba bollotement, reaksi kehamilan positif.

c. Tahapan kehamilan

Menurut (Sastrawinata, 2011) Kehamilan dibagi menjadi tiga periode

yaitu :

1) Kehamilan trimester pertama ( antara 0 sampai 12 minggu ).

2) Kehamilan trimester kedua ( antara > 12 sampai 28 minggu ).

3) Kehamilan trimester ketiga ( antara > 28 sampai 40 minggu ).

7
d. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
1) Perubahan pada sistem reproduksi
a) Uterus

Ukuran rahim membesar, berat 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir

kehamilan, bentuk dan konsistensi menjadi lebih panjang dan lunak

(tanda hegar, dan pisscacek, terjadi vaskularisasi).

b) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena

pengaruh estrogen sehingga tampak merah dan kebiruan.

c) Ovarium

Ovarium berhenti masih terdapat korpus luteum gravidarum sampai

terbentuknya plasenta yang mengambil pengeluaran estrogen dan

progesteron.

2) Payudara

Sebagai persiapan menyusui perkembangan payudara di pengaruhi oleh

estrogen, progesteron dan sosamomamotropi.

3) Perubahan pada organ dam sistem lainnya

Sirkulasi darah ibu, sistem pencernaan, perubahan respirasi, perubahan

pada kulit, terjadi kloasmagravidarum, striae livida, striae alba, striae

nigra, pigmentasi pada mamae atau papilla mamae, dan perubahann

metabolisme.

(Sastrawinata, 2011).

8
d. Tujuan Asuhan Kehamilan

Memantau kemajuan kehamilan kesehatan ibu dan meningkatkan

tumbuh kembang bayi, mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial

ibu dan anak, mengenali secara dini komplikasi dalam kehamilan,

mempersiapkan persalinan ibu dan bayi melahirkan dengan normah dan

pemberian ASI eksklusif, mempersiapkan ibu dan keluarga menerima

kelahiran bayi agar tumbuh kembang secara normal (Rukiyah, 2011).

2. Standar asuhan kebidanan pada ibu hamil

Antenatal care pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk

monitoring, memberikan dukungan kesehatan ibu hamil untuk mengetahui apakah

ibu hamil normal atau bermasalah dan juga ibu mendapatkan pelayanan dan

asuhan antenayal care (Rukiyah, 2011).

Standar antenatal care dilakukan 4 kali seama kehamilan yaitu:

1) Minimal satu kali pada trimester pertama

2) Minimal satu kali pada trimester kedua

3) Minimal dua kali pada trimester ketiga (Bartini, 2012).

Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T menurut Permenkes Nomor

43 Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan

wanita hamil sekurang-kurangnya 9 kg, jika kenaikan berat badan lebih

dari 14 kg biasanya disertai dengan mordibitas ibu yang meningkat. Adapun

9
tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan

yang baik untuk ibu hamil antara lain > 145 cm.

2. Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar

selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk

mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau

distolik 90 mmHg pada saat awal dapat mengindikasi potensi hipertensi.

3. Pengukuran tinggi fundus

Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan

dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran Mc

Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai pita centimeter (cm)

dari atas simpisis ke fundus uteri.

4. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap.

5. Pemberian tablet Fe (tambah darah)

Tiap tablet besi mengnandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam

folat 500 mikogram. Minimal masing-masing 90 tablet besi.

6. Tentukan presentasi janin dan hitung DJJ

Pemeriksaan DJJ di lakukan sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan

ibu dan perkembangan janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim.

7. Tetapkan status gizi dengan mengukur LILA

Pengukuran LILA merupakan suatu cara untuk mendeteksi dini adanya

kurang energi kronis (KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil

mengakibatkan transfer nutrien ke janin berkurang, dengan berat badan lahir

rendah (BBLR).

10
8. Test Laboratorium

a. Tes kehamilan : Mengecek kehamilan menggunakan testpeck.

b. Memeriksa Hb : Hemoglobin atau lebih dikenal sebagai darah merah, dia bertugas

menyebarkan oksigen dari paru-paru ke sekujur tubuh.

9. Tatalaksanaan kasus

Kehamilan melibatkan perubagan fisik maupun emosional dari ibu maka

perlu penanganan yang sesuai dengan keadaan perubahan yang terjadi. Ibu hamil

harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah dan ia hendaknya disarankan

untuk menemui petugas kesehatan jika ia merasakan tanda-tanda bahaya atau jika

ia merasa khawatir untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan

sehubungan denga hal-hal diatas petugas kesehatan akan memberikan asuhan

antenatal yang lebih baik.

10. Temu Wicara

Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasamaa penanganan tindakan

yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu wicara.

3. Kehamilan dengan Letak Sungsang

a. Pengertian

Letak sungsang adalah kondisi dimana presentasi janin dalam uterus

terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul, terletak

memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibawah kavun

uteri (Manuaba, 2010).

11
Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan kelainan dalam

polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawah. Penunjuknya adalah

sacrum. Sacrum kanan depan (RSA = right sacrum anterior) adalah presentasi

bokong dengan sacrum janin ada di kuadran kanan depan panggul ibu, dan

diameter bitrochanterica janin berada pada diameter oblique dextra panggul

ibu (Oxorn, Harry & Forte, 2010).

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian

terendahnya adalah bokong, kaki atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi

3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (>

37 minggu), presentasi bokong merupakan mallpresentasi yang paling sering

di jumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong

berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi

kepala setelah umur kehamilan 34 minggu (Friska, 2019).

Penyebab terjadi nya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi

terdapat beberapa faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas

struktural uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri,

kehamilan mutipel, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat

presentasi bokong sebelumnya. Manajemen presentasi bokong mengalami

perubahan yang mengarah kepada semakin dipilihnya cara persalinan bedah

sesar dibandingkan vaginal (Friska, 2019).

Pada tahun 1990 sebanyak 90% kasus presentasi bokong dilahirkan

secara bedah sesar, sedangkan pada tahun 1970 hanya sebanyak 11,6%.

Kecenderungan tersebut sangat berkaitan dengan bukti-bukti yang

menunjukan hubungan cara persalinan dengan risiko kematian atau

12
mordibitas perinatal. Meskipun nilai ambang dilakukannya bedah sesar pada

kasus presentasi bokong semakin rendah, keterampilan melakukan persalinan

vaginal masih tetap diperlukan. Kontroversi masih terjadi dalam pilihan cara

persalinan pada presentasi bokong. Hal tersebut hendaknya tidak membuat

kekhawatiran terjadinya kematian atau mordibitas perinatal membuat semua

kasus presentasi bokong dilakukan bedah sesar. Argumentasi atas hal tersebut

adalah mordibitas dan mortalitas perinatal pada presentasi bokong tidak

semata-mata berkaitan dengan cara persalinannya, akan tetapi berhubungan

dengan trauma persalinan, prematuritas, dan kelainan kongenital, protokol

khusus yang dikembangkan untuk penanganan persalinan dengan presentasi

bokong memberikan luaran yang serupa dengan luaran bedah sesal elektif.

Trauma pada janin dalam presentasi bokong dapat terjadi baik pada

persalinan secara bedah sesar maupun vaginal (Saifuddin, 2014).

b. Patofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin

terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32

minggu, jumlah air ketuban relatif banyak, sehingga memungkinkan janin

bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri

dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang (Saifuddin, 2014).

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan

jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai

terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang

yang lebih luas dari fundus uteri, sedangkan kepala berada di ruangan yang

lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat di mengerti

13
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan

dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu.

Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang (Saifuddin, 2014).

c. Klasifikasi Letak Sungsang

Klasifikasi presentasi bokong dibuat terutama untuk kepentingan

seleksi pasien yang akan dicoba persalinan vaginal. Terdapat tiga macam

presentasi bokong, yaitu bokong murni (60-70% kasus), bokong komplit

(10% kasus) dan kaki. Varian presentasi kaki adalah presentasi bokong

inkomplit, kaki komplit, kaki inkomplit dan lutut. Janin dengan presentasi

kaki dan variannya direkomendasikan untuk tidak dilakukan percobaan

persalinan vaginal (Sarwono, 2010). Ada empat macam presentasi bokong

menurut (Oxorn, Harry & Forte, 2010).

1) Sempurna : flexi pada paha dan lutut


2) Murni : flexi pada paha, extensi pada lutut. Ini merupakan jenis yang

tersering dan meliputi hampir dua per tiga presentasi bokong.

3) Kaki : satu atau dua kaki, dengan extensi pada pha dan lutut. Kaki

merupakan bagian terendah.

4) Lutut : satu atau dua lutut, dengan extensi pada paha pada lutut.

d. Etiologi Letak Sungsang

Faktor-faktor etiologi presentasi bokong meliputi prematuritas, air

ketuban yang berlebihan, kahamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit,

fibromyoma, hydrocephalus, dan janin besar. Setiap keaadan yang

mempengaruhi masuknya kepala janin kedalam panggul mempunyai peranan

14
dalam etiologi presentasi bokong. Banyak yang tidak diketahui sebabnya, dan

setelah mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan lain maka sebab

malposisi tersebut baru dinyatakan hanya karena kebetulan saja. Sebaiknya,

ada presentasi bokong yang membakat. Beberapa ibu melahirkan bayinya

semuanya dengan presentasi bokong, menunjukan bahwa bentuk panggulnya

adalah sedemikian rupa sehingga cocok untuk presentasi bokong dari pada

presentasi kepala. Implantasi plasenta di findusatau di cornu uteri cendurung

untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong (Oxorn, Harry, & Forte,

2010).

e. Prognosis Letak Sungsang

1) Bagi ibu

a) Kemungkinan robekan pada perinium lebih besar

b) Ketuban lebih cepat pecah

c) Partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi

d) Endometritis

e) Pelepasan plasenta (Friska, 2019).

2) Bagi janin

a) Kematian perinatal

b) Prolapse tali pusat

c) Trauma pada bayi akibat tangan dan kepala menjuntai, pembukaan

serviks yang belum lengkap, CPD.

d) Asfiksia

e) Perlukaan/ trauma pada organ abdominal atau pada leher (Friska, 2019).

15
f. Diagnosis Letak Sungsang

Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi

abdomen. Manuver leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan perawatan

antenatal bila umur kehamilan > 34 minggu. Untuk memastikan apabila masih

terdapat keraguan pada pemeriksaam palpasi, dapat dilakukan pemeriksaan

dalam vagina dan atau pemeriksaan ultrasonografi. Keberhasilan untuk

menemukan adanya presentasi bokong pada masa kehamilan sangat penting

oleh karena adanya prosedur versi luar yang direkomendasikan guna

menurunkan insidensi persalinan dengan presentasi selain kepala dan

perselinan bedah sesar. Pemeriksaan yang hanya menunjukan adanya

presentasi bokong saja belum cukup untuk membuat perkiraan besarnya risiko

guna pengambilan keputusan cara persalinan yang hendak dipilih. Taksiran

berat janin, jenis keadaan bokong, keadaan selaput ketuban, ukuran dan

struktur tulang panggul ibu, keadaan hiperekstensi kepala janin, kemajuan

persalinan, pengalaman penolong, dan ketersediaan fasilitas pelayanan intensif

neonatal merupakan hal-hal yang penting untuk diketahui. Klasifikasi

presentasi bokong dibuat terutama untuk kepentingan seleksi pasien yang akan

dicoba persalinan vaginal (Sarwono, 2010).

16
Diagnosa kehamilan letak sungsang menurut (Marmi, 2011) dapat

ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yaitu :

1) Pemeriksaan abdominal

a) Letaknya adalah memanjang.

b) Diatas panggul teraba massa lunak, irreguler dan tidak terasa seperti kepala,

dicurigai adalah bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot paha

terenggang di atas tulang-tulang dibawahnya, memberikan gambaran keras

menyerupai kepala dan menyebabkan kesalahan diagnosa.

c) Punggung ada di sebelah kanan dekat garis tengah. Bagian-bagian kecil ada

disebelah kiri. Jauh dari garis tengah dan belakang.

d) Kepala teraba di fundus uteri, mungkin kepala sukar di raba bila kepala ada

di bawah hepar atau iga-iga, kepala lebih keras dan lebih bulat dari pada

bokong dan kadang-kadang dapat dipantulkan (ballottement). Kalau di

fundus uteri teraba masa yang dapat dipantulkan, harus dicurigai presentasi

bokong.

e) Benjolan tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan.

2) Denyut jantung janin

Denyut janin terdengar paling keras pada atau diatas umbilikus dan pada

sisi yang sama dengan punggung pada RSA (Right Sacrum Anterior) denyut

jantung janin terdengar paling keras dikuadran kanan atau perut ibu. Kadang-

kadang denyut jantung janin terdengar dibawah umbilikus, dalam hal ini

banyak diagnosa yang dibuat dengan palpasi jangan dirubah oleh sebab itu

denyut jantung janin terdengar tidak ditempat biasa.

17
3) Pemeriksaan dalam

a) Bagian terendah teraba tinggi

b) Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-garis sutura

dan fontonella. Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukkan adanya mal

presentasi.

c) Bagian terendahnya terba lunak dan irreguler. Anus dan tuber

ishiadicum terletak pasa satu garis. Bokong tidak teraba, yang teraba

hanya bagian muka.

d) Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik dibawah

dan teraba oleh jari-jari pemeriksa, hanya dapat teraba bagian kepala

seperti tulang yang keras.

e) Sacrum ada dikuadran kanan dan panggul dan diameter bitrochanteria

ada pada diameter obliqua kanan.

f) Kadang-kadang teraba kaki dan harus dibedakan dengan tangan.

Pemeriksaan sinar X berguna baik berguna baik untuk menegakkan

diagnosa maupun untuk menentukan perkiran ukuran dan konfigurasi panggul

ibu. Pemeriksaan sinar X harus dikerjakan pada semua primigravida dan pada

multipara yang mempunyai riwayat persalinan sukar atau bayi-bayi yang

lahirkan sebelum kecil semua, sinar X menunjukkan dengan tepat sikap dan

posisi janin, demikian pula kelainan-kelainan seperti hydrochepalus.

Ultrasonografi pemeriksaan seksama dengan ultrasonografi akan

memastikan letak janin yang tidak normal. Letak sungsang dikenal pula dengan

istilah kelahiran bokong dengan empat kemungkinan. Kemungkinan pertama,

18
ditemukan bokong sempurna atau bokong kaki, jika kedua tungkai terlipat

didepan tubuh hingga bekerja sebagai badai mengurangi kebebasab gerak lahir.

Terakhir, bokong lutut, satu atau dua lutut menghadap jalan lahir (Sarwono,

2010).

3. Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan letak sungsang

Untuk mengubah kehamilan dengan letak sungsang menjadi kehamilan


yang normal dapat diberikan penatalaksanaann yang tepat, diantaranya adalah :

a. Posisi Knee chest

1) Definisi Posisi Knee Chest

Secara harfiah knee chest position berarti posisi lutut-dada atau

menungging atau biasa juga disebut dengan posisi sujud. Menurut dr. Frizar

Irmansyah, SpOG menyatakan bahwa posisi knee chest adalah posisi sujud

yang dapat dilakukan untuk memutar posisi bayi sungsang menjadi posisi

yang seharusnyaa. Posisi knee chest ini dapat dilakukan pada usia

kandungan 7-8 bulan. Durasi untuk melakukan posisi sujud ini dilaukan

selama 5-10 menit dua kali dalam sehari (Rizkiani, 2013).

2) Kegunaan Posisi Knee Chest

Kondisi melahirkan sungsang biasanya terjadi ketika kepala bayi tidak

berada pada jalan lahir di usia kehamilan 37 minggu. Janin akan berputar-

putar dalam rahim hingga berumur 35-36 minggu. Ada beberapa hal yang

dapat menyebabkan posisi janin letak bokong pada kehamilan. Penyebab

yang umumnya terjadi antara lain panggul sempit, plasenta previa atau

lainnya. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengubah posisi janin menjadi

19
kepala dibawah adalah melakukan posisi knee chest, berlututlah seperti

dalam posisi sujud, letakkan dada pada dasar lantai, bernafaslah dengan

rileks dan lakukan 5-10 menit (Friska, 2019).

Posisi janin dikatakan sudah mantap atau tidak berubah lagi setelah

usia kehamilan belum 36 minggu. Biasanya dokter akan menyarankan ibu

melakukan gerakan tertentu yang disebut posisi knee chest, yaitu gerakan

seperti sujud salah satu pipi menempel dilantai, kedua lutut menempel

dilantai dan bokong dalam posisi menungging. Gerakan ini bertujuan agar

janin berputar sehingga bagian terbawahnya adalah kepala (Friska, 2019)

Dapat disimpulkan kegunaan dari posisi knee chest adalah :

a) Mencegah melahirkan sungsang

b) Memutar posisi janin sehingga bagian bawahnya adalah kepala.

3) Langkah-langkah melakukan posisi knee chest

Langkah-langkah melakukan posisi knee chest menurut (Friska, 2019)


adalah:

a) Melakukan posisi sujud dengan kedua tangan diletakkan dilantai, salah

satu sisi muka menempel dilantai, kedua kaki direntangkan selebar bahu.

b) Dada dan bahu sedapat mungkin menempel dilantai.

c) Lipat kedua lutut sehingga paha tegak lurus dengan lantai.

d) Pertahankan posisi selama 5-10 menit.

Hal ini dapat membantu memperbaiki posisi janin tidak normal

menjadi presentasi kepala dan meningkatkan peredaran darah pada dinding

panggul.

20
b. Metode Hipnosis

Metode hipnosis terbukti bisa memutar bayi ke posisi yang

semestinya. Konsep ini diperkuat oleh sebuah studi yang dilakukan oleh Dr.

Lewis Mehi Madrona dari University of Vermont Medical School dan Arizona

University School of Medicine. Studi ini menyertakan 200 wanita, 100 sebagai

subjek hipnosis dan 100 lainnya sebagai kelompok pembanding. Sebagian besar

wanita dikelompok pembanding menjalani perawatan untuk memutar bayinya

secara fisik. Studi berakhir dengan 81 dari 100 bayi sungsang dari kelompok

subyek yang telah berputar secara spontan dari posisi sungsang ke posisi

seharusnya. Sedangkan pada kelompok pembanding dengan 100 wanita yang

tidak ikut serta dalam hipnosis, hanya 26 bayi yang berputar spontan. Dua puluh

lainnya diputar dengan cara fisik. (Friska, 2019).

1) Pengertian Hipnosis

Hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar dan diikuti

dengan diterimanya suatu sugesti/ide atau pemikiran sehingga menyebabkan

perubahan perilaku, dan tatanan mental emosional. Serta dapat pula

disefenisikan sebagai suatu kondisi pikiran pada saat fungsi analitis logis

pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi

bawah sadar sehingga tersimpan berbagai potensi internal yang dapat

dimanfaatkan dalam meningkatkan kualitas hidup yang efektik, cepat, dan

efisien, untuk menghantarkan informasi ke dalam pikiran bawah sadar

(Friska, 2019).

21
Hipnosis dilakukan, sesungguhnya tidak membuat orang-orang benar

tertidur, dan masih tetap mendengar atau merespon informasi yang

diterimanya. Hipnosis sebelumnya dikenal sebagai aliran magnetism4 atau

mesmerism. Pendekatan ini lebih cenderung kearah yang lebih tradisional,

dan pendekatan ini dihubungkan dengan dengan olah nafas, olah energy,

serta ritual yang bersifat mistik (Friska, 2019).

Hipnosis memiliki tahapan di antaranya: Pra Induksi, Induksi,

Deepning, Sugesti, Terminasi: 1. Pra Induksi, memiliki tujuan agar seorang

hipnotis melihat tingkat sugestibilitas oleh seorang klien, apakah termasuk

kategori mudah, sulit, atau, moderat, tujuannya, agar mempermudah proses

induksi. 2. Induksi, adalah suatu proses seorang hipnotis membawa klien

pada kondisi trance/bawah sadar/terhipno. 3. Deepning adalah kondisi klien

dalam keadaan terhipnosis. 4. Sugesti adalah satu proses untuk

menyampaikan pesan melalui sugesti, di sarankan sugesti hal-hal yang

positif. 5. Terminasi adalah mengembalikan klien dalam kondisi normal

(Friska, 2019).

2) Macam-macam Hipnosis

Aplikasi hipnosis dalam penerapannya tujuannya sesuai dengan apa

yang dibutuhkan subjek. Untuk menjadi pakar dalam hipno, dibutuhka skil

dan komunikasi, agar [roses hipnosis dalam penerapannya dapat berjalan

lancar. Di bawah ini beberapa di antara aplikasi hipnosis, Menurut (Friska,

2019) :

22
a) Hipno Stage: Hipno ini digunakan untuk kepentingan pertunjukan

atau hiburan. Seperti yang sering ditayangkan di Televisi, atau

pertunjukkan lainnya. Jadi tujuan dari hipno stage hanya untuk

kepentingan hiburan semata, yang dilakukan oleh seorang hipnotis.

b) Hipno Learning: Hipno ini adalah salah satu metode hipnoterapi dengan

cara meng- uninstal atau menyingkirkan pengaruh buruk dalam

pikirannya sehingga siswa bisa meningkatkan konsentrasi serta lebih

fokus dalam belajar. Metode ini dapat membantu anak dalam

memaksimalkan kecerdasannya. Termasuk didalamnya adalah

kemampuan menghafal materi pelajaran, membaca jauh lebih cepat, dan

aspek-aspek lain yang menunjang kegiatan belajar karena semua akses

pikiran dan otak dikondisikan pada kesadaran tertingginya.

c) Hipno teaching: aplikasi ini adalah mengajar dengan menggunakan

metode hipnosisuntuk menyampaikan ilmu pengetahuan langsung ke

alam bawah sadar peserta didik. seorang guru yang berdiri di hadapan

para murid dan anda mengajar dengan senang hati karena semua yang

anda sampaikan langsung bisa dipahami oleh para murid karena ilmu

yang anda sampaikan “langsung” sampai ke tempat penyimpanannya

yaitu alam bawah sadar para peserta didik.

d) Hipnostudying. Secara sederhana hipnostundying adalah hipnotis yang

diterapkan dalam proses pembelajaran. Intinya adalah pendekatan

persuasive untuk mengarahkan peserta didik agar giat dan fokus belajar.

Cara ini cukup efektif dibanding dengan pemaksaan yang justru

23
menyebabkan resistansi. Sehingga melalui teknik ini, peserta didik yang

semula malas dan bermasalah dapat berubah menjadi ketagihan belajar.

e) Hipnoparenting: secara khusus diterapkan oleh orang tua dalam

mengasuh anak. Secara garis besar, teknik ini bermanfaat meningkatkan

kualitas komunikasi dan kecerdasan spiritual orang tua dan anak. Bekerja

langsung pada alam bawah sadar anak, membuat orang tua dapat

menerapkan pola asuh tanpa paksaan.

f) Hipno Self atau disebut pula Self hypnosis adalah suatu metode untuk

“memasuki” pikiran bawah sadar, sehingga seseorang dapat melakukan

“pempograman ulang” terhadap pikiran bawah sadarnya, dan juga

“pembersihan data”, sehingga yang tersisa hanyalah hal-hal yang benar-

benar“memberdayakan”diri seseorang. Prinsip dasar dari self hypnosis

adalah “berbicara” dan memberikan instruksi” kepada diri sendiri. Yang

dimaksud dengan “diri sendiri” dalam hal ini adalah “Pikiran Bawah

Sadar”. Selanjutnya diharapkan jika pikiran bawah sadar sudah

memahami apa yang di “instruksi” kan, maka pikiran bawah sadar ini

akan mempengaruhi tindakan diri dikehidupan sehari-hari, mengingat

kontribusi dari pikiran bawah sadar sangat dominan, yaitu 88%.

g) Hipno Love: Hipnolove merupakan hipnosis yang digunakan

untuk mengaktifkan perasaan cinta baik diri sediri dan pada orang lain

melalui hipnolove. Aplikasi yang di gunakan untuk menimbulkan

perasaan cinta yang mulai hilang, dan dapat memikat orang yang

disukai.

24
3) Langkah-langkah Hipnosis pada ibu hamil dengan letak sungsang
Kepala adalan bagian yang paling berat dari tubuh bayi. Jika bayi hampir

terbentuk sempurna. Gaya gravitasi bumi akan menarik kepala kebawah, sehingga

dia bisa berputar secar alami. Umumnya, perputaran ini terjadi tanpa disadari,

terutama bila berlangsung selagi sang ibu tidur. Namun perputaran ini dapat

tertunda atau tidak sempurna prosesnya apabila ibu mengalami rasa takut atau

tegang, atau jika ada situasi yang menekan didalam hidupnya. Terjadilah posisi

bayi sungsang (kepala tetap di atas atau melintang (kepala mengarah kesamping).

Cara untuk memutar bayi dengan hipnosis adalah :

a) Jelaskan kepada pasien bahwa anda akan membantu peputaran bayi yang

sungsang dengan cara relaksasi, katakan bahwa ketika kita rileks, otot-otot di

rahim akan kendor sehingga membuat bayi bisa berputar dengan leluasa.

b) Lakukan induksi dan deepening sampai tercapai somnambulish.

c) Bimbinglah pasien untuk membayangkan bayinya berputar menuju posisi

yang benar.

d) Contoh script yang bisa di gunakan seperti dibawah ini :

Saya akan membimbing anda supaya bayi dalam kandungan anda

segera memutar ke posisi yang semestinya, yaitu kepala di bawah mengarah

kejalan lahir. Sekarang atau nanti atau dalam waktu cepat, apabila tubuh dan

bayi anda siap, maka bayi anda akan memutar dengan sendirinya secara alami

ke posisi yang tepat. Bayangkan, bayi di perut anda dengan lembut memutar

tubuhnya dan mengatur dirinya pada posisi yang seharusnya ditempati. Sekali

25
lagi, bayangkan dengan jelas, bayi dengan lembut memutar tubuhnya dan

mengatur dirinya dalam posisi yang tepat. Sekarang atau nanti atau dalam

waktu yang cepat, apabila tubuh dan bayi anda siap, maka bayi anda akan

memutar dengan sendirinya secara alami keposisi yang tepat seperti yang

seudah anda bayangkan. Mungkin bayi anda akan memutar segera, atau nanti

ketika anda tidur atau nanti ketika anda sedang beraktivitas.

Bila bayi anda belum berputar segera, saya ingi ketika anda tidur saya

ingin anda berbicara dalam hati, berbicara kepada bayi anda, supaya dia

berputar. Katakan, bayiku yang kusayangi tolong bantu mama dan dirimu

sendiri untuk memutar posisi tubuhmu ke posisi semula. Memang bayi anda

belum bisa bicara atau anda mungkin mengira bayi anda tidak akan mengerti

apa kata anda. Namun, batin anda tahu dan batin dari bayi anda sudah bisa

merasakan keinginan anda. Lakukanlah, bicaralan kepada bayi anda agar dia

memutar tubuhnya ke kondisi semestinya (Friska, 2019).

26
B. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau

kaitan antar konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau diukur

melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmojo, 2012).

Input Proses Output

Memberikan asuhan
Ibu hamil kebidanan pada ibu
dengan hamil dengan letak
kehamilan letak sungsang : Ibu hamil normal
sungsang. 1. Mengajari ibu
posisi knee chest.
2. Mengajari ibu
metode hipnosis
untuk mehilangkan
rasa cemas pada
ibu.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian Dan Kerangka kerja

1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang diuraikan

secara deskriptif yang merupakan bagian dari studi kasus. Penelitian studi

kasus adalah penelitian yang mendalam mengenai kasus tertentu yang

hasilnya merupakan gambaran lengkap dan terorganisir mengenai kasus itu

(Setiadi, 2013).

2. Kerangka Kerja

Kerangka kerja atau definisi operasional dibuat untuk memudahkan

pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta

membatasi ruang lingkup variable. Variable yang dimasukkan kedalam

definisi operasional dalam variabel kunci/penting yang dapat diukur secara

operasional, maka dapat ditentukan cara yang dipakai untuk mengukur

variable, tidak terdapat arti dan istilah-istilah ganda yang apabila tidak

dibatasi akan menimbulkan tafsirannya berbeda (Setiawan, 2011)

28
Pemilihan Pengumpulan
subjek data
penelitian :
Ibu hamil Tiga kali asuhan
dengan kehamilan
kehamilan Persetujuan
letak dosen terhadap
sungsang. pemilihan
subjek Asuhan pertama Dokumentasi
penelitian dan asuhan
informed kebidanan
consent SOAP
Asuhan kedua

Pemberian
asuhan Asuhan ketiga
kebidanan
pada ibu hamil
dengan letak
sungsang.

Gambar
3.1
Kerangka
Kerja

29
B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga

(organisasi), yang sifat keadaannya (atributnya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek

penelitian adalah sesuatu yang didalam dirinya melekat atau terkandung objek

penelitian (Amirin, 2009).

Kriterian subjek dalam penelitian adalah :

1. Ibu hamil dengan kehamilan letak sungsang.

2. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Polindes Peunaga Baro.

3. Tidak mengalami komplikasi kehamilan.

4. Pasien bersedia berkerjasama dalam proses asuhan kebidanan yang

berkesinambungan minimal tiga kali asuhan.

C. Pengumpulan Data Dan Analisa Data

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara (interview),

observasi, pemeriksaan fisik inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.

Serta pendokumentasian data dapat diperoleh melalui :

a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri, data primer

penulis diperoleh dengan menggunakan tekhnik pemeriksaan fisik yang

digunakan untuk mengetahui keaadan fisik pasien secara sistematis dangan

cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Adapun anamnesa atau

wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan

30
data, dimana peneliti atau pewacara mendapat keterangan secara lisan dari

seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan

muka dengan orang tersebut (face to face) ( Notoatmodjo, 2010).

b. Data sekunder, yaitu data yang diambil dari suatu sumber dan biasa data itu

sudah dikomplikasi terlebih dahulu oleh instansi atau yang punya data. Data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui rekapitulasi data pasien di

Puskesmas Meureubo.

2. Analisa data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

pendekatan pendokumentasian kebidanan yang mulai dari pengumpulan data,

melakukan analisa data, merumuskan masalah, melakukan penatalaksanaan dan

melakukan evaluasi serta mendokumentasikan asuhan yang diberikan dengan

menggunakan metode SOAP.

D. Masalah Etika

Etika dalam penelitian ini adalah etika dengan memberikan informed choice

dan informed consent pada subjek penelitian serta memperhatikan hak-hak dan

privasi subjek penelitian.

Masalah etika yang harus diperhatikan dalam penelitian ini antara lain :

1. Dalam mengambil karya orang lain selalu mencantumkan nama dan sumbernya.

2. Mengaplikasikan informed consent, informed consent diberikan sebelum

penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden.

3. Hak untuk menentukan pilihan.

31
4. Tidak mencatumkan nama (anonymity) responden pada lembar observasi. Hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan

disampaikan.

5. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti

(confidentiality) (Setiawan, 2011).

32

Anda mungkin juga menyukai