OLEH :
Waktu Pelaksanaan
1 – 5 November 2021
Laporan pendahuluan dan laporan kasus ini telah diperiksa, disetujui, dan
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
A. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari
terjadinya pertemuan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot
yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan
ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan
medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013 dalam Pambudi, 2015).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun
janin agar melalui persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan kesiapan
fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan optimal,
karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janinnya (Winjosastro, 2002 dalam Zubair & dkk, 2018).
B. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah
(Pambudi, 2015):
D. Fisiologi Kehamilan
Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14
pada siklus mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap
individu. Untuk menentukan masa subur dapat digunakan beberapa cara
seperti :
1. Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh
hari, contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan
minggu suburnya adalah tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai
(5+12)+7=24
F. Adaptasi Fisiologi
1. Perubahan fisiologis
1) Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram
menjadi 1000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm,
dan ukurang muka belakang 22 cm. Pertumbuhan uterus tidak rata,
uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari ovum dan di
daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh
hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga
terbentuk sel-sel otot yang baru (Bobak, 2005).
Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan
nyeri. Juga saat disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam,
pemeriksa dapat meraba bahwa sewaktu pemeriksaan konsistensi
rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan kemudian lunak
kembali (Kusmiyati, et al, 2008 dalam Pambudi, 2015).
2) Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan
adalah menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt
ditemukan sebulan setelah konsepsi (Bobak, 2005).
Pelunakan cervix terjadi karena pembuluh darah dalam cervix
bertambah dan karena timbulnya oedema dari cervix dan
hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
3) Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna
selaput lendirnya membiru, kekenyalan vagina bertambah yang
berarti daya regangnya bertambah sebagai persiapan persalinan.
Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam masa kehamilan,
reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan
terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran
glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil
doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bekterisida (Bobak,
2005).
4) Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum
graviditatis, teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan
mengisut.
5) Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-
garie memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut
striae gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga
pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya
menbiru disebut striae lividae.
Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat
juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari
strie gravidarum yang disebut strie albicans.
6) Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla
mammae, papilla mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah
partus, gejala hyperpigmentasi ini akan menghilang.
7) Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi
olveoli. Di bawah kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran
dari vena yang meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua
warnanya dan acapkali mengeluarkan colostrum. Perubahan-
perubahan pada payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.
8) Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan
protein sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada
kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan calcium dan phosphor
bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan
ferum untuk pembentukan Hb janin.
9) Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi
penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih
menonjol hingga biasanya kadar Hb turun.
Batas-batas fisiologis ialah :
1) Hb 10 gr%
2) erytrosyt 3,5 juta per mm3
3) leucocyt 8.000-10.000 per mm3
H. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013 dalam
Pambudi, 2015) :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8. Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).
Kehamilan
I. Pathway
Trimester I Trimester II
Trimester III
1. Pengertian
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang
ditetapkan. Kunjungan disini bukan hanya ibu hamil yang datang ke
tempat pelayanan tetapi juga setiap kontak dengan tenaga kesehatan dan
diberikan pelayanan antenatal sesuai standar baik di Posyandu, Polindes,
atau kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan (Bobak, 2005).
Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006), kunjungan
antenatal untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak
minimal empat kali pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai
berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali
kunjungan kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang
memerlukan penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan
intensif.
d. Berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan berulang
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat
haid
2) Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
3) Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
4) Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan
bersalin.
2. Tujuan
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
a. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
b. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan
persalinan.
1) Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold (Bobak,
2005):
a) Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi
bagian tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua
tangan mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di
fundus maka akan terassa keras, bulat dan melenting. Jika
bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat
dan gerakan kurang.
b) Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan
pada kedua sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan
tangan lain mempalpasi sisi yang berbeda untuk menemukan
bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba cembung dan
resisten.
c) Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan
daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada
sisi abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik
napas panjang dan menghembuskannya. Pada saat
mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan
menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba
lembut dan tidak beraturan.
d) Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian
terendah janin masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan
tangan turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah
satu tangan merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3
keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru
sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru
setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh
janin masuk ke dalam rongga panggul (Bobak, 2005).
2) Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
a) Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d
Desember
b) Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari
s/d Maret
c. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
d. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal,
serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
e. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.
3. Pemeriksaan tambahan pada kunjungan ibu hamil
a. Pemeriksaan panggul luar
1) Tujuan :
a) Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
b) Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
c) Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
2) Pemeriksaan panggul dilakukan:
a) Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
b) Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada
persalinan yang lalu.
c) Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah
memeriksakan diri terutama pada primipara.
3) Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
a) Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior
kanan dan kiri ( normal: 23-26 cm).
b) Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca
kanan dan kiri (normal: 26-29).
c) Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas
simpisis dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke
lima) (normal: 10-20 cm).
d) Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui
spina illiaca anterior superior kanan ke pertengahan trochanter
mayor kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri ke
pertengahan spina illiaca anterior superior kiri kemudian
kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).
L. Nasehat Untuk Ibu Hamil
1. Nutrisi dalam kehamilan
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil sebanyak 300 – 500 kkal/hari,
tergantung berat badan sebelum hamil, aktifitas, dan tipe kehamilan (1
bayi atau kembar). Peningkatan BB yang normal selama kehamilan adalah
6,5 – 16 kg. Jenis makanan yang sehat dan veriativ selama kehamilan
diantaranya adalah (Bobak, 2005):
a. Buah dan sayuran
b. Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang
c. Protein seperti ikan, daging, kacang
d. Susu dan keju.
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan:
a. Asam folat.
Asam folat dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil
melindungi dari gangguan saraf janin (anansefali, spina bifida).
Wanita hamil dianjurkan mengkonsumsi asam folat 400 µg/hari
selama 12 minggu kehamilan.
b. Zat besi.
Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja
mengangkut oksigen di dalam darah. Selama hamil, suplai darah
meningkat untuk kebutuhan janin. Kebutuhan zat besi adalah 30 – 50
mg/hari. Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi diantara waktu makan
dengan perut yang kosong atau diikuti jus jeruk utnuk meningkatkan
penyerapan.
c. Kalsium.
Kalsium penting dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil
dan pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan
sebanyak 1200 mg/hari. Kalsium sebaiknya dikonsumsi ketika sedang
makan, diikuti dengan jus buah yang kaya akan vitamin C untuk
meningkatkan penyerapan (Pambudi, 2015).
2. Obat-obatan selama kehamilan
Dianjurkan kepada ibu hamil sebaimanapun keamanan suatu obat
untuk ibu hamil, disarankan untuk mengkonsumsi obat sesedikit mungkin
untuk mengurangi risiko efek samping obat terhadap janin.
3. Olah raga selama kehamilan
Tips olah raga untuk wanita hamil hamil:
a. Berjalan kaki adalah olah raga terbaik untuk wanita hamil
b. Aerobic low impact
c. Dianjurkan latihan ringan sampai sedang 3 kali seminggu
d. Jangan melakukan olah raga yang mengakibatkan kelelahan atau
kehabisan napas dan hentikan olah raga bila mengalami gejala lelah,
pusing.
e. Pakailah sepatu olah raga yang nyaman
f. Lakukan istirahat secara teratur
g. Hindari olah raga yang melakukan gerakan berbaring dengan
punggung sebagai dasarnya terutama pada triwulan kedua dan ketiga.
h. Asupan makanan sebaiknya ditingkatkan dengan komposisi sesuai
dengan energi yang dikeluarkan ketika berolahraga
i. Hindari mengangkat beban berat di atas kepala dan melakukan
gerakan yang mengakibatkan peregangan dari otot punggung.
j. Kondisi dimana olah raga dilarang untuk wanita hamil adalah:
1) Hipertensi dalam kehamilan
2) Ketuban pecah dini
3) Perdarahan berkelanjutan pada triwulan II dan III
4) Pertumbuhan janin terhambat.
4. Bekerja selama kehamilan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya
tidak boleh terlalu berat, dan disarankan untuk menghentikan aktivitasnya
bila merasakan gangguan pada kehamilannya.
5. Berhubungan seksual selama kehamilan
Pada umumnya sanggama diperbolehkan asalkan dilakukan dengan
hati-hati. Untuk wanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta
praevia, atau abortus berulang dianjurkan untuk menghindari berhubungan
seks pada masa kehamilan demikian pula ketika kepala sudah masuk
rongga panggul dianjurkan untuk tidak melakukan sanggama (Bobak,
2005).
6. Bepergian selama kehamilan
Hal-hal yang dianjurkan apabila seorang wanita hamil bepergian adalah:
a. Duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat
menyebabkan peningkatan risiko terjadinya trombophlebitis.
b. Stoking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam
jangka waktu lama di mobil atau di pesawat terbang.
c. Sabuk pengaman sebaiknya diletakkan di bawah perut ketika
kehamilan sudah besar.
7. Merokok pada saat hamil
Wanita hamil dilarang merokok karena dapat menyebabkan BBLR,
lahir preterm, ketuban pecah dini, plasenta previa, dan kematian janin.
Etanol yang terkandung dalam alkohol dapat menembus plasenta yang
merupakan zat teratogen yang dapat menyebabkan risiko terbesar adalah
kecacatan pada janin (Pambudi, 2015).
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
Trimester I
Symptomp Etiologi Problem
Ds: Kehamilan Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan
1. Pasien mengatakan tidak Peningkatan Estrogen dengan ketidak mampuan
nafsu makan usus mengasorbsi nutrien
Tonus otot menurun
2. Cepat kenyang seteah
Perubahan nutrisi kurang
makan dari kebutuhan
3. Kram/nyeri bagian
abdomen
Do:
1. Peningkatan berat badan
tidak adekuat
2. Bising usus hiperaktif
3. Membran mukosa pucat
4. Rambut rontok
5. Serum albumin menurun
Ds: Konstipasi berhubungan
Kehamilan dengan penurunan motilitas
1. Pasien mengatakan defekasi gastrointestinal
kurang dari 2 kali seminggu Peningkatan Estrogen
Trimester II
Ds: pasien mengeluh nafas Kehamilan pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan
pendek dan dangkal Uterus semakin membesar penyempitan rongga paru
Do:
Diafragma terdorong ke
1. Pola nafas abnormal atas
(takipnea, rongga dada sempit
bradipnea,kussmaul,
nafas pendek dan dangkal
cheyne stokes)
pola nafas tidak efektif
2. Ventilasi dalam satu menit
menurun
3. Kaasitas paru menurun
Ds: Kehamilan Perubahan pola eliminasi
urine berhubungan dengan
1. Desakan ingin berkemih Uterus semakin membesar penurunan kapasitas kandung
2. Urine menetes kemih
Urin terhambat
3. Sering buang air kecil
Perubahan pola eliminasi
4. Nuktoria urine
5. Mengompol
Do:
1. Distensi kandung kemih
2. Berkemih tidak tuntas
3. Volume residu urin
meningkat
Ds: Pasien mengatakan pusing Kehamilan resiko jatuh berhubungan
dengan tubuh lemah karena
ketika bangun dari tempat tidur Gangguan sirkulasi anemia
Do : kardovaskuler
Hb dan O2 menurun
Pusing
resiko jatuh
Do:
4. Distensi kandung kemih
5. Berkemih tidak tuntas
Volume residu urin meningkat
Ds: Kehamilan Ansietas berhubungan
dengan kurangnya terpapar
1. Merasa khawatir dengan Perubahan psikologis informasi tentang diri dan
akibat dari kondisi yang di perawatan bayi
Focus perhatian pada
hadapi keselamatan janin
2. Sulit berkosentrasi
defisit pengetahuan
3. Mengeluh pusing
ansietas
4. Anoreksia
5. Merasa tidak berdaya
Do:
1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur
4. Frekwensi nafas meningkat
5. Frekwensi nadi meningkat
6. Tekanan darah meningkat
7. Muka tampak pucat
8. Suara bergetar
Sering berkemih
Hypovolemia Management
D. Implementasi (Penatalaksanaan)
Iplementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, sebagai
tempat untuk menuangkan rencana asuhan ke dalam tindakan. Setelah
rencana di kembangkan, sesuai dengan kebutuhan dan prioritas klien, perawat
melakukan intervensi keperawatan yang spesifik, yang mencakup tindakan
perawat dan tindakan dokter.(Bulechek & McCloskey, 1995)
E. Evaluasi tindakan keperawatan
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang
direncanakan, terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga
dan perawat serta tenaga kesehatan professional lainnya ikut serta dalam
menentukan(Potter & perry 2005).:
a. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai
b. Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan
( Wilkinson, 2007).
Pada dasarnya tindakan evaluatif adalah sama dengan tindakan
pengkajian, tetapi di lakukan pada saat perawatan, dimana di sini juga
akan di susun keputusan tentang status klien dan kemajuan klien( poter &
perry, 2005). Maksud dari pengkajian adalah untuk mengidentifikasi apa
yang harus di lakukan jika terdapat suatu masalah. Sedangkan maksud
dari evaluasi adalah menentukan apakah masalah yang di ketahuai telah
teratasi, memburuk atau sebaliknya telah mengalami perubahan ( poter &
perry, 2005). Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :