Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. A DENGAN KASUS ANTE NATAL CARE

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Maternitas

Oleh

AL SYAFARINOOR

1914314901002

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG

2019-2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan


Pada Ny. A Dengan Kasus Ante Natal Care
Departemen Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh : AL SYAFARINOOR

NIM : 1914314901002

Program Studi : Profesi Ners

Instansi : STIKes Maharani Malang

Malang, 2020

Disetujui Oleh:

Pembimbing Institusi

(………………………)
LAPORAN PENDAHULUAN ANTE NATAL CARE (ANC)

A. Definisi

Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan


pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim (Muchtar, 2012).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik.
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari
terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan
terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat
pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam
perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin
agar melalui persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan
mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena
kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya
(Winjosastro, 2013).

B. Tanda dan Gejala Antenatal

Menurut Haen Forer (2011) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu:

1. Tanda tidak pasti/ Tanda mungkin kehamilan


a Persumtif Sign (Subyektif)
a) Amenorhoe (tidak haid)
b) Mual muntah (moming sickness) merupakan respon awal terhadap
tingginya kadar progesterone dn menghilang setelah tiga bulan
c) Letih, sakit kepala
d) Merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20
minggu pada wanita hamil pertama
e) Perubahan pada mammae
f) Frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah pada organ-
organ pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas jaringan, tekanan uterus
pada kandung kemih menstimulasi saraf sehingga ingin BAK
g) Lekore /keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulasi
hormone estrogen dan progesterone pada kelenjar dan peningkatan suplai
darah ke pelvic
b Probabilitas (objektif)
a) Pembesaran uterus
1) Melunaknya daerah isthmus uteri diketahui melalui pemeriksaan
bimanual dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan menjadi nyata pada
mingguke 7-8
2) Servik terasa lebih lunak diketahui melalui pemeriksaan bimanual
3) Tanda ballotemen: pantulan yang terjadi saat jari pemeriksaan
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, bayi menjauh
kemudian ke posisi semula
4) Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermitten yang mungkin
terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit
b) Perubahan warna kulit
1) Chloasma: warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung
hidung dan kulit daerah tulang pipi terutama pada warna kulit hitam
hal ini disbebakan oleh stimulasi MSH (Melanosyt Stimulating
Hormone). Striae gravidarum, regangn dan kulit abdomen terlihat garis
tak teratur.
2) Heg (Human Chronic Gonadotropin) meningkat
2. Tanda Positif Kehamilan
a. Terdengar detak jantung janin (DJJ) dapat didengar dengan stetoskop
laenec pada minggu 17-18 dengan stetoskop ultrasonic (doppler), DJJ
dapat didengarkan lebih awal lagi sekitar minggu ke 12. Normal DJJ
120-160x/menit
b. Adanya gerakan janin pada palpasi
c. Teraba bagian janin pada palpasi
d. Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga uterus pada
pemeriksaan USG, adanya skelet janin pada foto X-ray
3. Tes Kehamilan
a. Tes HCG (Hormone ChorionicGonadotropin) dilakukan dengan
mendeteksi hormone hcg dalam urin. Kadar terendah yang memberi
hasil positif yaitu 0,5 hcgper ml urin, kadar tertinggi 500 SI hcg

C. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya
penyulit/komplikasi yang dapat muncul selama kehamilan, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan
kematian neonatal.

D. Standar Pelayanan Ante Natal

Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7 T yaitu:

1. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adlah untuk mengetahui


sesuai tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan
setiap berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I berat
badan ibu harus naik 0,5 sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada
triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan pada
trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap minggunya,
atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg selama kehamilan.
2.  Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah
normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan.
Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik
ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan
darah yang rendah menyebabkan pusing dan lemah.
3. Skrining status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk
melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum.
Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat
minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah enam bulan TT2, TT4
diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan setelah setahun TT4.
4. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim,
dilakukan dengan cara meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui
presentasi janin, serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada
pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi puncak rahim untuk
kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika diperoleh besarnya
rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka direncanakan
pemeriksaan lanjutan.
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet
besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku diseluruh
puskesmas di Indonesia. Pemberian satu  tablet besi sehari sesegera
mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan.
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling.
Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi
dengan suami dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan
nantinya. Dengan manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka
ibu dan janin akan memperoleh pelayanan persalinan dan kelahiran yang
benar sehingga membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Program ini lebih diutamakan pada tempat pelayanan kesehatan terpencil
dan jauh dari akses transfortasi yang memadai.
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan
indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS).
Wanita  yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi
terhadap penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan kematian
pada ibu dan janin yang dikandungnya (Bobak, 2004).

E. Fisiologi Kehamilan

Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14
pada siklus mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap
individu. Untuk menentukan masa subur dapat digunakan beberapa cara
seperti :
a) Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung
tujuh hari, contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka
perhitungan minggu suburnya adalah tanggal 17-24 dengan rrumus
(5+12) sampai (5+12)+7=24
b) Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi
terjadi pelepasan telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan
suhu 1\2 derajat celcius

c) Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum


d) Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum

Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam.


Bentuk sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong dan
ekor yang panjang seperti cambuk memungkinkan sperma untuk bergerak
masuk melalui kanalis cervikalis dan kavum uteri kemudian berada dalam
tuba untuk menunggu kedatangan sel telur. Bila pada saat itu terjadi ovulasi,
maka kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan
meninggalkan ekornya, terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan
kromosom mencari pasangannya. Mula-mula terjadilah pembelahan inti
menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh ruangan ovum penuh dengan
hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan berlangsung terus
hingga bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan disebut
blastokist. Sementara itu bagian luar dinding telur timbul rumbai-rumbai
yang disebut villi yang akan berguna untuk menanamkan diri pada lapisan
dalam rahim, yang telah siap menerima dalam bentuk reaksi decidua.

Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis


dapat menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut nidasi atau
implantasi. Sejak saat terjadi konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi
diperlukan waktu 6-7 hari (Purwaningsih dkk, 2010).

F. Pemeriksaan Ante Natal

Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan


yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan.
Diagnosa kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya
pemeriksaan yang dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi
dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode
menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan
merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan
kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Bobak,
2005).
TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT
                                       atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT
Dengan
Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006), kunjungan
antenatal untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal
empat kali pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali
kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan
ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:

Pengertian Meraba abdomen (perut) guna mengetahui TFU dan posisi


Tujuan 1. Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui TFU (Tinggi Fundus Uteri)
dan bagian bagian janin yang ada di fundus
2. Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada
disebelah kanan atau kiri pasien
3. Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada
dibawah uterus

4. Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada
dibagian bawah dan untuk mengetahui apakah kepala
sudah masuk panggul atau belum
Alat Bantal, selimut, perlak, middline, funduskop
Prosedur Leopold 1:
Pelaksanaa 1. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil dan kedua
n tangan meraba bagian fundus uteri serta mengukurnya dari
simpisis pubis smapai fundus uteri menggunakan middline.
TFU: 30 cm
2. Merab bagian apa yang ada di fundus (Jika kepala yang
berada di fundus maka akan terassa keras, bulat dan
melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa
lembut, tidak bulat dan gerakan kurang)
Leopold 2:
1. Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan kiri perut
ibu
2. Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan
menahan perut sebelah kiri kearah kanan, begitu pula
sebaliknya
3. Jika teraba rata, ada tahanan maka itulah punggung bayi,
jika teraba bagian kecil menonjol, itulah adalah bagian
kecil janin
4. Tentukan lokasi untuk mendengarkan DJJ dengan
posisipunggung janin atau pada garis tengah fundus 2-3 cm
diatas simpisis pubis terus kearah kuadran kiri
5. letakkan feteskop/pinard stetoskop diarea yang telah
ditentukan untuk mendengarkan DJJ. 145x/menit
Leopold 3:
1. Tangan kiri menahan fundus
2. Tangan kanan meraba bagian yang ada dibawah uterus.
jika terab bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan,
maka itulah kepala. Jika bagian bawah tidak ditemukan
kedua bagian tersebut maka pertimbangkan janin dalam
letak melintang
Leopold 4:
1. Pemeriksa menghadap kaki pasien, kedua tangan meraba
bagian janin yang ada dibawah. Jika teraba kepala
tempatnya kedua tangan diarah yang berlawanan dibagian
bawah
2. Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti
kepala belum masuk panggul
3. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) kepala
sudah masuk panggul
Evaluasi Evaluasi perasaan pasien serta simpulkan hasil kgiatan.

Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:


· Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d Desember
· Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang
lalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri
terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan
kiri ( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan
kiri (normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan
ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca
anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke
pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior
superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).

D. Adaptasi Fisiologi

a. Perubahan fisiologis
i. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram,
dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22
cm. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah
implantasi dari ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini
disebabkann oleh hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan
muda juga terbentuk sel-sel otot yang baru.

Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat
disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa
sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi
keras dan kemudian lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2011).

ii. Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi
lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan setelah
konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan
karena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
iii. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya
bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya
bertambah dalam masa kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi
asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil
penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil
doderlein Reaksi asam ini mempunyai sifat bekterisida
iv. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi
setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.
v. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie
memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum.
Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada
seorang primi gravida warnanya menbiru disebut striae lividae.
Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-garis
putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie gravidarum yang disebut
strie albicans.
vi. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla
mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala
hyperpigmentasi ini akan menghilang.
vii. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di bawah
kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas.
Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali
mengeluarkan colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan
karena pengaruh hormonal.
viii. Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein
sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada
ketosis. Kebutuhan akan calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan
tulang-tulang janin begitu pula akan ferum untuk pembentukan Hb janin.
ix. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi
penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol
hingga biasanya kadar Hb turun.
Batas-batas fisiologis ialah :
1) Hb 10 gr%
2) erytrosyt 3,5 juta per mm3
3) leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah,
perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta,
lagipula jantung terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah.
Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk mencukupi kebutuhan
ibu sendiri juga harus mencukupi kebutuhan janin akan 02.

x. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin
menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus usus
kurang, yang menimbulkan obstipasi.
xi. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan
racun-racun dari peredaran darah janin.
Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini
disebabkan karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin ada
juga factor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar.
Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena
desakan oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh kepala janin
yang yang turun ke dalam rongga panggul.
xii. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar
suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.
xiii. Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian
kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam darah
diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrin,
hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi
bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1)      hCG (human chorionic gonadotropin)
  Dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
   Puncaknya pada minggu ke-9 – 13
    Mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil
alih
2)       hPL (human placental lactogen)
  Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
  Kerjanya berlawanan dengan insulin
  Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan
menurunkan metabolisme glukosa
3)      Estrogen
  Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
  Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae,
meningkatkan pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta
menurunkan hidrokloric asam lambung.
b. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan
perubahan status emosional seorang calon ibu. Bagi pasangan dengan
perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling mencintai, keterlambatan
datang bulan merupakan salah satu tanda yang menggembirakan, karena
ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan adanya kehamilan yang
didambakan.
Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual,
ingin muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu makan
berkurang mendesak keluarga untuk melakukan pemeriksaan. Setelah terbukti
terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin bertambah, diikuti pula
oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran. Disamping itu
perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan mental,
hingga menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan. (Masriroh, 2013).
b. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :

1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8.  Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.

c. Pemeriksaan Penunjang
1. LABORATORIUM
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2. U S G
a) Jenis kelamin.
b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh,
2013).
G. Nasehat Untuk Ibu Hamil

1. Nutrisi dalam kehamilan


Kebutuhan kalori untuk ibu hamil sebanyak 300 – 500 kkal/hari, tergantung
berat badan sebelum hamil, aktifitas, dan tipe kehamilan (1 bayi atau kembar).
Peningkatan BB yang normal selama kehamilan adalah 6,5 – 16 kg. Jenis
makanan yang sehat dan veriativ selama kehamilan diantaranya adalah:
· Buah dan sayuran
· Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang
· Protein seperti ikan, daging, kacang
· Susu dan keju.
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan:
· Asam folat.
Asam folat dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil melindungi dari
gangguan saraf janin (anansefali, spina bifida). Wanita hamil dianjurkan
mengkonsumsi asam folat 400 µg/hari selama 12 minggu kehamilan.
· Zat besi.
Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja mengangkut
oksigen di dalam darah. Selama hamil, suplai darah meningkat untuk
kebutuhan janin. Kebutuhan zat besi adalah 30 – 50 mg/hari. Suplemen besi
sebaiknya dikonsumsi diantara waktu makan dengan perut yang kosong atau
diikuti jus jeruk utnuk meningkatkan penyerapan.
· Kalsium.
Kalsium penting dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan
pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak 1200
mg/hari. Kalsium sebaiknya dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti dengan
jus buah yang kaya akan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.
2. Obat-obatan selama kehamilan
Dianjurkan kepada ibu hamil sebaimanapun keamanan suatu obat untuk ibu
hamil, disarankan untuk mengkonsumsi obat sesedikit mungkin untuk
mengurangi risiko efek samping obat terhadap janin.
3. Olah raga selama kehamilan
Tips olah raga untuk wanita hamil hamil:
1) Berjalan kaki adalah olah raga terbaik untuk wanita hamil
2) Aerobic low impact
3) Dianjurkan latihan ringan sampai sedang 3 kali seminggu
4) Jangan melakukan olah raga yang mengakibatkan kelelahan atau
kehabisan napas dan hentikan olah raga bila mengalami gejala lelah,
pusing.
5) Pakailah sepatu olah raga yang nyaman
6) Lakukan istirahat secara teratur
7) Hindari olah raga yang melakukan gerakan berbaring dengan
punggung sebagai dasarnya terutama pada triwulan kedua dan ketiga.
8) Asupan makanan sebaiknya ditingkatkan dengan komposisi sesuai
dengan energi yang dikeluarkan ketika berolahraga
9) Hindari mengangkat beban berat di atas kepala dan melakukan
gerakan yang mengakibatkan peregangan dari otot punggung.
10) Kondisi dimana olah raga dilarang untuk wanita hamil adalah:
a) Hipertensi dalam kehamilan
b) Ketuban pecah dini
c) Perdarahan berkelanjutan pada triwulan II dan III
d) Pertumbuhan janin terhambat.
4. Bekerja selama kehamilan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak boleh
terlalu berat, dan disarankan untuk menghentikan aktivitasnya bila merasakan
gangguan pada kehamilannya.
5. Berhubungan seksual selama kehamilan
Pada umumnya sanggama diperbolehkan asalkan dilakukan dengan hati-hati.
Untuk wanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta praevia, atau
abortus berulang dianjurkan untuk menghindari berhubungan seks pada masa
kehamilan demikian pula ketika kepala sudah masuk rongga panggul
dianjurkan untuk tidak melakukan sanggama.
6. Bepergian selama kehamilan
Hal-hal yang dianjurkan apabila seorang wanita hamil bepergian adalah:
1) Duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat
menyebabkan peningkatan risiko terjadinya trombophlebitis.
2) Stoking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam
jangka waktu lama di mobil atau di pesawat terbang.
3) Sabuk pengaman sebaiknya diletakkan di bawah perut ketika
kehamilan sudah besar.
7. Merokok pada saat hamil
Wanita hamil dilarang merokok karena dapat menyebabkan BBLR, lahir
preterm, ketuban pecah dini, plasenta previa, dan kematian janin. Etanol yang
terkandung dalam alkohol dapat menembus plasenta yang merupakan zat
teratogen yang dapat menyebabkan risiko terbesar adalah kecacatan pada
janin.

H. Fokus Pengkajian Keperawatan

1. Aktivitas dan Istirahat


a. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12
minggu) kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah
kehamilan terakhir.
b. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
c. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan
peningkatan volume episode singkope.
d. Varises
e. Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada
(terutama pada trisemester akhir)
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
a. Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
b. Peningkatan frekuensi perkemihan
c. Urinalisis: Peningkatan berat jenis
d. Hemoroid
4. Makanan/Cairan
- Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati
umum terjadi
- Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama,
trisemester kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
- Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi
mudah berdarah
- Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
- Sedikit edema dependen
- Sedikit glikosuria mungkin ada
- Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir
kehamilan.
5. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton
Hicks terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6. Pernapasan
a. Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
b. Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi;
pernapasan torakal.
7. Keamanan
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10
– 12 minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)
c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu.
Sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20
minggu.
d. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi
b. Perubahan respon /aktivitas seksual
c. Leukosa mungkin ada.
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas
simfisis pubis (pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20
– 30 minggu) agak ke bawah kartilago ensiform (pada 36
minggu)
e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan
vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan
pigmentasi jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery,
sensasi kesemutan (trisemester pertama dan ketiga);
kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah
12 minggu
f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema,
spicler nevi, strial gravidarum.
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur
dengan stressor kehamilan
c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan
tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas,
keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.
11. Pemeriksaan Diagnostik
a) DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
b) golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko
terhadap inkompatibilitas
c) Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
d) Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma
Reagen)
e) Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan
oleh kutil vagina, lesi, rabas abnormal.
f) Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
g) Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes
simpleks tipe 2
h) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan
infeksi, diabetes penyakit ginjal)
i) Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG)
positif
j) Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
k) Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
l) Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl
(biasanya dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi
selanjutnya dari folus pengkajian dilakukan pada setiap
kunjungan prenatal.
d. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
(Doengoes, 2002)
Trisemester I
1. Nutrisi; Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap
b/d mual muntah
Tujuan: Mengikuti diet yang dianjurkan
Mengkonsumsi suplemen zat besi/vitamin sesuai resep.
Tindakan:
1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang
dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut,
kuku, dan kulit, Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada
nutrisi selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum
kehamilan
2) Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17
tahun atau lebih dari 35 tahun), Rasional: Remaja dapat cenderung
malnutrisi/anemia dan klien lansia mungkin cenderung obesitas/DM
3) Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet, Rasional:
Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah, meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang
4) Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya,
Rasional: Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di
bawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko
retardasi –pertumbuhan intraurine (IUGR) pada janin dengan berat
badan lahir rendah
5) Pantau kadar hemoglobin (Hb) / Ht, Rasional: Mengidentifikasi
adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen
ibu
2. Diagnosa; Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah
Tujuan: Klien mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari
Tindakan:
1) Auskultrasi denyut jantung janin
Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin
bukan mola hidatidosa
2) Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah
Rasional: Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.
Peningkatan kadar Hormon Gonadotropin Korionik
(HCG), perubahan matabolisme karbohidrat dan
penurunan motilitas gastric memperberat mual dan
muntah pada trisemester pertama.
3) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain.
(Misalnya uklus, peptikum, gastritis, kolesistisis)
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab
lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam
mengidentifikasi intervensi
4) Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu,
masukan haluaran dan berat jenis urine.
Rasional: Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi
5) Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan
enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan
tinggi karbohidrat
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah
dengan menurunkan keasaman lambung.
3. Diagnosa: Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap
kehamilan.
Tujuan: Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri
Tindakan:
1) Buat hubungan saling percaya antara perawat – klien
Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan
saling percaya
2) Klarifikasi kesalah pahaman
Rasional: Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman
informasi dan dapat mengganggu pembelajaran
selanjutnya.
3) Tentukan derajat motivasi untuk belajar
Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar
tersebut jelas.
4) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan
Rasional: Penerimaan penting untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan.
5) Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi
Rasional: Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan
dan hasil positif ibu/bayi.
4. Diagnosa: Cedera; resti terhadap janin
Tujuan: Klien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri
sendiri dan janin.
Tindakan:
1) Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan
dengan kesejahteraan ibu, khususnya selama
trisemester pertama..
2) Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran
darah ke uterus. Takikardia sementara,
kemungkinan hiperkemia janin.
3) Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih
aman seperti pemakaian kondom
Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan
seksual.
4) Catat masukan protein
Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan
jaringan otak janin
5) Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang
yang diketahui mengalami infeksi Rubella
Rasional: Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada
perkembangan janin, khususnya pada trisemester I
6) Anjurkan penghentian penggunaan tembakau
Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta
Trisemester II
1. Diagnosa; Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotik
Tujuan: Klien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk
mengubah konsep diri.
Tindakan:
1) Kaji sikap terhadap kehamilan
Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah
tampak efek-efek yang tampak, kloasma, strial,
jerawat, perubahan emosi
2) Berikan informasi tentang kenormalan perubahan

Rasional: Informasi dapat membantu klien


memahami/menerima apa yang terjadi

3) Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian


saat hamil
Rasional: Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang
akan meningkatkan penampilan klien untuk kerja
dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
2. Diagnosa: kep. Pola pernapasan, ketidakefektifan.
Tujuan: Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
Tindakan:
1) Kaji status pernapasan
Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi
pada kira-kira 60 % klien prenatal, meskipun
kapasitas vital meningkat. Fungsi pernapasan
diubah saat kemampuan diafragma untuk turun
pada inspirasi. Berkurang oleh pembesaran ulkus.
2) Anjurkan sering istirahat
Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan
yang disebabkan kelebihan
3) Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi
paru.
4) Kaji Ht / Hb
Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke
24 – 32 mengencerkan kadar Hb. Mengakibatkan
kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas
pembawa O2.
3. Diagnosa; Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
Tujuan: Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang
mengakibatkan kesejahteraan.
Tindakan:
1) Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester II
Rasional: Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang
terjadi tanpa memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau
tidak.
2) Lakukan / lanjutkan program penyuluhan
Rasional: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien
belum melihat sebelumnya, informasi bermanfaat
pada saat ini.
3) Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu
Rasional: Membantu mengingatkan / informasi untuk klien
tentang potensial situasi resiko tinggi.
4) Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan
untuk mengontrol atau mengatasi masalah medis
Rasional: Membantu dalam memilih tindakan karena
kebutuhan harus ditekankan pada kemungkinan
efek berbahaya pada janin.
Trisemester III
1. Diagnosa kep. Kenyamanan
Tujuan: Klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk
mengurangi ketidaknyamanan
Tindakan:
1) Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan. Klien dan metode
untuk mengatasinya
Rasional: Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
2) Kaji status pernapasan klien
Rasional: Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus
menekan diafragma, mengakibatkan dispnea.
Khususnya pada multigravida yang tidak
mengalami kelegaan dengan ikatan antara ibu dan
bayi dalam kandungan
3) Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan
perubahan cara jalan, anjurkan memakai sepatu hak rendah
Rasional: Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh
pengaruh hormon pada sambungan pelvis dan
perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan
pembesaran uterus.
4) Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada daerah
kandung kemih
Rasional: Pemberian uterus trisemester III menurunkan
kapasitas kandung kemih, mengakibatkan sering
berkemih
2. Cedera; resiko tinggi terhadap ibu
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang ennin-faktor resiko
individu yang potensial
Tindakan:
1) Pantau TTV, periksa hipertensi
Rasional: Berbagai derajat masalah kardiovaskular terjadi pada
detensi natrium/air secara negative mempengaruhi
ginjal sirkulasi uterus, dan fungsi ssp
2) Dapatkan kultur vagina
Rasional: Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati
menciptakan ketidaknyamanan berat pada klien
3) Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran
Rasional: Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran
4) Dapatkan Hb/Ht pada gestasi minggu ke 28
Rasional: Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia
potensial pada klien dan janin
5) Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien
diabetik
Rasional: Wanita paling cenderung terhadap terhadap masalah
trisemester III yang berhubungan dengan asupsi
plasenta, ISK, lahir mati, penuaan plasenta dan
ketoasidosis
3. Perubahan pola eliminasi urine
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
Tindakan:
1) Berikan info tentang perubahan berkemih
Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari
frekuensi berkemih.
2) Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat
tidur
Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian
yang mengalami oedema.
3) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine
Rasional: Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena
kava dan menurunkan aliran ke vena
4) Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretik
Rasional: Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat
menurunkan regulator ennin-angiotensin-aklosteron
dari kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi.
KASUS ANC (Kel. 6)

2. Ny A berusia 35 tahun G3P1A1 datang ke Poliklinik KIA Puskesmas Polehan

tanggal 27 Februari 2019 untuk kontrol kehamilan. Hasil pengkajian, pasien

mengatakan sering BAK terutama malam hari sehingga mengganggu tidur. Pasien

mengatakan selama kehamilan tidak boleh makan menggunakan piring ukuran

besar karena dikhawatirkan ukuran plasenta akan besar. HPHT 6 Juni 2018.

Imunisasi TT lengkap. Hasil pemeriksaan fisik: Terdapat cloasma gravidarum

dan hiperpigmentasi pada areola, terdapat linia nigra, alba dan striae di abdomen.

Leopold I: TFU 30 cm, teraba bulat lebar dan tidak melenting, Leopold II teraba

datar memanjang di bagian abdomen kanan, dan teraba bagian-bagian kecil di

abdomen kiri, Leopold III presentasi teraba keras bulat melenting dan tidak bisa

di goyangkan, Leopold IV Konvegen, DJJ 145x/menit. Berat badan sebelum

hamil 52 kg dengan TB 156 cm, dan BB saat ini 65 kg. TD 110/70 mmHg,

frekuensi nadi 82x/menit dan frekuensi napas 18 x/menit, observasi vagina:

chadwik (-), keluaran cairan bening, tidak berbau, jumlah sedikit, tidak ada

varises vagina, ektremitas bawah edema -, Homan sign (+/+), varises (-/-), reflek

patella (+/+). Hasil USG: bayi tunggal, hidup dan cairan amnion cukup.
ASUHAN KEPERAWATAN

LEMBAR PENGKAJIAN MATERNITAS (ANC)

Nama Mahasiswa : Heni atiqah Tempat Praktik:

NIM : 1914314901008 Tgl. Praktek :

A. Identitas Klien
Nama : Ny. An Nama Suami :

Usia : 35 tahun Usia :

Suku/bangsa: Jawa/Indonesia Suku/bangsa :

Agama : Islam Agama :

Pendidikan : SMA Pendidikan :

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :

Alamat : Malang Alamat :

Stts P’kawinan: Menikah LamaMenikah :

No RM : 1714XXX

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Alasan kunjungan ke rumah sakit : Ny. A mengatakan ia datang ke puskesmas
untuk kontrol kehamilan
2. Keluhan utama saat ini : Ny. A mengatakan sering BAK terutama malam hari
sehingga mengganggu tidur
3. Timbulnya keluhan: bertahap

4. Faktor yang memperberat: tidak didapatkan data

5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi: periksa ke puskesmas

6. Diagnosa medik: G3P1A1

C. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Obstetri:
 Menarche: umur: Siklus: teratur ( ) tidak ( )
 Banyaknya: Lamanya:
 HPHT: 6 Juni 2018 Keluhan:
2. Riwayat kehamilan,persalinan, nifas yang lalu:
Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak

No Thn Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laseras Infeks Prdaraha Jeni BB PJ
. Kehamila i i n s
n

1 Tidak - - - - - - - - - -
terkaj
i

2 2019 35
minggu

3. Genogram
Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis keturunan

: Hubungan
pernikahan

: Klien

: Tinggal dalam 1 rumah

: Meninggal
dunia
A. Kehamilan Sekarang :
Diagnosa : G3.P1A1 H ………Mg

Imunisasi : TT 1 sudah – belum

TT2  sudah – belum

Keluhan selama hamil :

– mual

– muntah

– pusing

Lainnya ; ……………………………………
Pengobatan selama hamil – ya – tidak

Pergerakan janin : – ya – tidak Sejak usia, ………………………..

Rencana perawatan bayi : ( ) sendiri ( ) orang tua ( ) lain lain

Kesangggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :

 Breast care :( ) Ya ( ) Tidak


 Perineal care : ( ) Ya ( ) Tidak
 Nutrisi :( ) Ya ( ) Tidak
 Senam nifas : ( ) Ya ( ) Tidak
 KB :( ) Ya ( ) Tidak
 Menyusui :( ) Ya ( ) Tidak
D. Riwayat Keluarga Berencana:
 Melaksanakan KB: ( ) ya ( ) tidak
 Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang pernah atau sedang digunakan:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

 Sejak kapan menggunakan kontrasepsi:


……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
 Masalah yang terjadi: …………………………………………………….
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

E. Riwayat Kesehatan
 Penyakit yang pernah dialami ibu: tidak ada penyakit serius yang dialami
ibu
 Pengobatan yang didapat: tidak ada
 Riwayat penyakit keluarga
( ) Penyakit Diabetes Mellitus

( ) Penyakit Jantung

( ) Penyakit hipertensi

( ) Penyakit lainnya: sebutkan

Tidak ada

F. Riwayat Lingkungan
 Kebersihan:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

 Bahaya:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

 Lainnya Sebutkan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

G. Aspek Psikososial
1. Bagaimana pendapat ibu tentang penyakit saat ini: ibu senang dengan
kehamilan yang ke 3 ini
2. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari?
Bila ya, bagaimana

Tidak ada perubahan yang berarti


3. Bagaimana dukungan pasangan terhadap keadaan saat ini: tidak didapatkan
data
4. Bagaimana sikap anggota keluarga lainnya terhadap keadaan saat ini: tidak
didapatkan data
Lainnya sebutkan:

H. Kebutuhan Dasar Khusus


1. Pola Nutrisi
Jenis Rumah Rumah Sakit

Makan

 Jenis diit/makanan nasi, sayur, lauk nasi sayur lauk


 Frekuensi/pola 2 kali 3 kali
 Porsi yang dihabiskan setengah porsi setengah porsi
 Komposisi menu nasi, sayur, lauk nasi, sayur, lauk
 Pantangan tidak ada tidak ada
 Nafsu makan meningkat meningkat
Minum

 Jenis minuman teh, air putih, susu teh, air putih


 Frekuensi/pola minum 4-7 kali 6 kali
 Gelas yang dihabiskan 1 gelas 1 gelas
 Sukar menelan Ya ya
 Pemakaian gigi palsu tidak ada
 Riw.masalah
penyembuhan luka tidak ada

 Nafsu makan: ( )baik, ( ) tidak nafsu, alasan

2. Pola Eliminasi
Jenis Rumah Rumah Sakit

BAB

 Frekuensi/pola 2 kali 2 kali


 Konsistensi padat, lunak padat, lunak
 Warna & bau kuning kecokelatan kuning kecokelatan
 Kesulitan tidak ada tidak ada
 Upaya mengetasi tidak ada
BAK
 Frekuensi/pola 8 kali 8 kali
 Konsistensi cair cair
 Warna & bau kuning kuning
 Kesulitan tidak ada tidak ada . .
 Upaya mengetasi tidak ada tidak ada
3. Pola personal hygine
Rumah Rumah Sakit

 Mandi: Frekuensi ................................ ................................................


- Penggunaan sabun ................................. ..................................................
 Keramas: Frekuensi ................................. .................................................
- Penggunaan Shampo ................................. ...............................................

 Gosok gigi: Frekuensi .................................. ................................................


- Penggunaan odol .................................. ................................................

 Ganti baju: Frekuensi ................................... ..................................................


 Memotong kuku: Frekuensi............................. ...................................................
 Kesulitan ..................................... .................................................
.
 Upaya yang dilakuan ..................................... .................................................

4. Pola istirahat dan tidur


Rumah Rumah Sakit

 Tidur siang: Lamanya 3 jam 3 jam


- Jam .....s/d...... 12.00-14.00 13.00-14.00

- Kenyamanan stl tidur

 Tidur malam: Lamanya 3 jam 3 jam


- Jam .....s/d...... 00.30-03.30 23.00-02.00

- Kenyamanan stl tidur tidak puas tidak puas

- Kebiasaan sbl tidur menonton tv

- Kesulitan kesulitan untuk tidur normal

- Upaya mengatasi tidak ada

5. Pola aktifitas dan latihan


 Kegiatan dalam pekerjaan: memasak, makan dan mencuci baju serta
menyapu
 Waktu bekerja: ( ) Pagi, ( ) Sore, ( ) Malam
 Olahraga: ( )ya, ( ) tidak
Jenisnya: ………………………………………………………………………….

Frekuensi: …………………………………………………………………………

 Kegiatan waktu luang: Nyetrika Baju


 Keluhan dalam beraktifitas: kadang terasa lelah
 Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
 Merokok:
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

 Minuman Keras:
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

 Ketergantungan obat:
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

I. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum: Baik Kesadaran: compos mentis
 Tekanan Darah: 110/70 Nadi: 82 x/menit
 Respirasi: 18x/menit Suhu: …oC
 Berat Badan: 65 kg Tinggi Badan: 156 Cm

Kepala, mata, telinga, hidung dan tenggorokan:

Kepala: Bentuk …………………………………………..

Keluhan ………………………………………...

Mata:

 Kelopak mata: …………………………………………………………….


 Gerakan mata: ……………………………………………………………
 Konjungtiva:
……………………………………………………………….
 Sklera: ……………………………………………………………………..
 Pupil:
……………………………………………………………………….
 Akomodasi: ………………………………………………………………..
 Lainnya sebutkan: ………………………………………………………..
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

Hidung:

 Reaksi alergi: …………………………………………………………….


……………………………………………………………………………

 Sinus: ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………

 Lainnya sebutkan: ……………………………………………………….


……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

Mulut dan Tenggorokan:

 Gigi geligi: ……………………………………………………………….


……………………………………………………………………………

 Kesulitan menelan: ………………………………………………………..


……………………………………………………………………………

 Lainnya sebutkan: …………………………………………………………


……………………………………………………………………………

Dada dan Axilla

 Mammae: membesar ( ) ya, ( ) tidak


 Areolla mammae: …………………………………………………………
……………………………………………………………………………

 Papila mammae: ………………………………………………………….


……………………………………………………………………………

Pernafasan:

 Jalan napas: ………………………………………………………………


……………………………………………………………………………

 Suara napas: ………………………………………………………………


……………………………………………………………………………
 Menggunakan otot-otot bantu pernapasan: ………………………………
……………………………………………………………………………

 Lainnya sebutkan: ………………………………………………………..


……………………………………………………………………………

Sirkulasi Jantung:

 Kecepatan denyut jantung apical: ………………………………. x/menit


 Irama: ……………………………………………………………………..
 Kelainan bunyi jantung: …………………………………………………
 Nyeri dada: ………………………………………………………………..
 Timbul:
…………………………………………………………………….
 Lainnya sebutkan: ………………………………………………………..
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

Abdomen

a) Inspeksi
 Membesar : ya/tidak
 Arah : ......................................................................................................
....................................................................................................................................

 Linea : Alba/Negra
 Striae : Albicans/Lividae
 Luka bekas operasi :
( ) Ya ( ) Tidak

b) Palpasi
 Leopold I :
TFU: 30 cm

.berisi : teraba bulat lebar dan tidak melenting

 Leopod II : teraba datar memanjang di bagian abdomen kanan dan teraba


datar memanjang di bagian abdomen kanan, serta teraba bagian-bagian
kecil diabdomen kiri
 Leopold III : teraba keras bulat melenting dan tidak bisa digoyangkan
 Leopold IV : Tangan konvergen
 Osborn Test : ………………………..
 TBJ :………………….
 Kontraksi :……………
c) Auskultasi :
DJJ : 145x/menit

Genitourinary

 Perineum/ Vulva: chadwik (-)keluaran cairan bening, tidak berbau,


jumlah sedikit
……………………………………………………………………………

 Vesika Urinaria: ………………………………………………………….


……………………………………………………………………………

 Lainnya Sebutkan: ………………………………………………………


……………………………………………………………………………

Ekstremitas (integumen/muskuloskeletal):

 Turgor kulit: ……………………………………………………………….


 Warna kulit: ……………………………………………………………….
 Kontraktur pada persendian ekstremitas:
………………………………….
 Kesulitan dalam pergerakan: ……………………………………………
 Lainnya sebutkan: ekstremitas bawah tidak terjadi edema (-), homan sign
(+/+), varises (-/-), reflek patela (+/+)
J. Data Penunjang
1) Labratorium: ……………………………………………………………….
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2) USG: bayi tunggal, hidup dan cairan amnion cukup

3) Rontgen: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

4) Terapi yang didapat: ………………………………………………………


…………………………………………………………………………

K. Data Tambahan

……………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………….
ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah

DS : Ny. A mengatakan Perubahan pada ibu hamil Disfungsi eliminasi


sering BAK terutama urine
di malam hari
Sistem urinaria
(Domain 3
DO : - Sering eliminasi dan
berkemih Pembesaran pada uterus pertukaran kelas 1
fungsi urinaria
- Dorongan berkemih 00016)

Terjadi tekanan pada vesica


urinaria

Sehingga adanya peningkatan


frekuensi BAK

Disfungsi Eliminasi urin

DS : Pasien
Perubahan pada ibu hamil Gangguan pola
mengatakan tidak
tidur
bisa tidur pada malah
hari dikarenakan (Domain 4.
sering BAK Sistem urinaria Aktivitas/Istirahat
Kelas 1.
DO : - ketidakpuasan
Tidur/Istirahat
tidur
Pembesaran pada uterus 000198)
- menyatakan tidak
merasa cukup istirahat
Terjadi tekanan pada vesica
- perubahan pola tidur
urinaria
normal

Sehingga adanya peningkatan


frekuensi BAK, BAK terus menerus

Gangguan pola tidur


DS: Pasien Perubahan pada ibu hamil Ketidakefektifan
mengatakan selama pemeliharaan
kehamilan tidak boleh kesehatan
makan menggunakan Perubahan psikologis
piring ukuran besar (Domain 1.
karena dikhawatirkan Promosi kesehatan.
ukuran plasenta akan Kelas 2.
Krisis situasi Manajemen
besar.
kesehatan. 00099)
DO: - kurang
dukungan sosial Defisiensi pengetahuan
- tidak menunjukkn
perilaku adaptif
terhadap perubahan Ketidakefektifan pemeliharaan
lingkungan kesehatan

Diagnosa dan Prioritas Masalah Keperawatan

1. Disfungsi eliminasi urin b.d penyebab multiple


2. Gangguan pola tidur b.d pola tidur tidak menyehatkan
3. Ketidakefektifan pemeliharaankesehatan b.d gangguan persepsi
Rencana Keperawatan

Hari/Tgl Diagnosa NOC NIC


Keperawatan

06 april Gangguan Eliminasi urin Monitor cairan


2020 eliminasi urin
Tujuan : Setelah 1. Tentukan jumlah dan
b.d penyebab dilakukan tindakan jenis intake/asupan
multiple keperawatan selama
cairan serta kebiasaan
1x24 jam diharapkan
perubahan eliminasi eliminasi
teratasi 2. Monitor berat badan
Kriteria Hasil : 3. Monitor asupan dan
pengeluaran
1. Pola eliminasi skala
4-5 4. Monitor membran
2. Frekuensi untuk mukosa, turgor kulit, dan
berkemih skala 4-5 respon haus
3. Jumlah urine skala 5. Monitor warna,
4-5 kuantitas, dan berat jenis
urin

Peningkatan Tidur
Gangguan pola Tidur
tidur b.d pola Gangguan tidur ditandai
tidur tidak Tujuan : Setelah sebagai kesulitan memulai
menyehatkan dilakukan tindakan atau mempertahankan tidur,
keperawatan selama bangun pagi, tidur tidak
2x24 jam diharapkan nyenyak, atau kombinasi
jumlah tidur dalam dari keluhan-keluhan ini
batas normal yang terkait dengan kondisi
medis dan kejiwaan.
Kriteria Hasil: Insomnia mempengaruhi
hingga 80% wanita di
1. Pola tidur skala 4-5 beberapa titik dalam
kehamilan mereka, dengan
2. Kualitas tidur skala prevalensi tertinggi dalam
4-5 tiga bulan terakhir
kehamilan [2].
3. Tidur yang terputus Mendengkur muncul sekitar
skala 4-5 9% wanita tidak hamil;
Namun, tingkat di antara
4. Buang air kecil di wanita hamil adalah 11%
malam hari 4-5 hingga 35% dan hingga
49% pada trimester ketiga
dalam studi cross-sectional
lain dan sleep apnea
meningkat dari 2% dan
0,6% menjadi 10% hingga
25% karena perubahan
fisiologis dari kehamilan
seperti penambahan berat
badan dan perpindahan
diafragma oleh rahim yang
membesar berkontribusi
pada gangguan tidur terkait
pernapasan. Konseling tidur
tentang kebersihan tidur,
modifikasi pola makan dan
posisi tidur adalah bagian
utama dari strategi
manajemen yang dapat
membantu, pilihan
manajemen non-farmasi,
seperti konseling tentang
kebersihan tidur dan
perubahan gaya hidup,
merupakan pilihan
perawatan yang aman dan
efektif selama kehamilan
karena manajemen
farmakologis selama
kehamilan memberikan efek
berbahaya bagi janin.
Perilaku kebersihan tidur
didefinisikan sebagai
intervensi perilaku rutin
yang diperlukan untuk
membantu meningkatkan
kualitas tidur dan aktif
sehari. Jadi, semua manusia
perlu beristirahat dan tidur
sebagai bagian fisiografis
atau dasar dalam kehidupan
mereka. Waktu tidur
optimal pada usia dewasa
per 24 jam
direkomendasikan adalah
sekitar 7-8 jam
1. Tentukan pola tidur/
aktivitas pasien
2. Monitor pola tidur
pasien, dan catat kondisi
fisik (misalnya, apnea
tidur, sumbatan jalan
nafas,
nyeri/ketidaknyamanan
dan frekuensi buang air
kecil) dan atau
psikologis (misalnya,
ketakutan atau
kecemasan) keadaan
yang mengganggu tidur
3. Monitor partisipasi
dalam kegiatan yang
melelahkan selama
terjaga untuk mencegah
penat yang berlebihan
4. Kelompokkan kegiatan
perawtan untuk
meiminimalkan jumlah
(jam) terbangun:
mmeungkinkan untuk
siklus tidur minimal 90
menit
Konseling Tentang
Kebersihan Tidur (dalam
jurnal terapi non
farmakologi) Kebersihan
tidur merujuk pada banyak
intervensi yang bisa
membantu meningkatkan
kualitas tidur karena
lingkungan tidur haruslah
yang tenang, cahaya redup,
tempat tidur yang nyaman
1. Gambarkan rasionalisasi
dan manfaat relaksasi
serta jenis relaksasi yang
Perilaku promosi tersedia (misalnya,
Ketidakefektif kesehatan music, meditasi, bernafas
an Tujuan : Setelah dengan ritme, relaksasi
pemeliharaan dilakukan tindakan
kesehatan b.d rahang dan relaksasi otot
keperawatan selama
progresif)
gangguan 1x24 jam diharapkan
persepsi pasien dapat memahami 2. Tentukan apakah ada
penjelasan yang intervensi relaksasi dimasa
disampaikan
lalu yang sudah
Kriteria Hasil: memberikan manfaat
1. Menggunakan 3. Berikan deskripsi detail
dukungan sosial untuk intervensi relaksasi yang
meningkatkan
dipilih
kesehatan
2. Memonitor 4. Spesifikkan isi intervensi
lingkungan terkait relaksasi (misalnya,
dengan resiko
dengan meminta saran
perubahan)
5. Minta klien untuk rileks
dan merasakan sensasi
yang terjadi

Pendidikan kesehatan
1. Identifikasi faktor
internal atau eksternal
yang dapat
meningkatkan atau
mengurangi motivasi
untuk berperilaku sehat
2. Pertimbangkan riwayat
individu dalam konteks
personal dan riwayat
sosial budaya individu,
keluarga dan masyarakat
3. Tentukan pengetahuan
kesehatan dan gaya
hidup perilaku saat ini
pada individu, keluarga
atau kelompok sasaran
4. Bantu individu, keluarga
dan masyarakat untuk
memeperjelas keyakinan
dan nilai-nilai kesehatan
5. Rumuskan tujusn dalam
dalam program
pendidikan kesehatan
PEMBAHASAN JURNAL

Berdasarkan pemeriksaan Antenatal Care di atas ibu hamil dapat


disimpulkan diagnosa keperawatan untuk ibu hamil tersebut gangguan pola
tidur. Didukung oleh penelitian (Bilgay, 2017) . Gangguan tidur adalah
masalah kesehatan substansial yang didefinisikan sebagai durasi tidur pendek
atau panjang yang terkait dengan kualitas atau kontinuitas tidur yang buruk,
yang mungkin terkait dengan gangguan tidur. Gangguan tidur dikaitkan dengan
perubahan neuroendokrin, metabolisme, dan inflamasi dan mengakibatkan
perubahan dalam fungsi mental, fungsi siang hari berkurang, depresi dan baru
saja menerima perhatian yang lebih besar karena hubungannya dengan hasil
ibu dan neonatal yang merugikan ketika terjadi selama kehamilan. Insiden
gangguan tidur lebih tinggi selama kehamilan dibandingkan dengan orang yang
tidak hamil karena perubahan anatomis dan fisiologis terjadi selama kehamilan
tetapi mungkin juga berkaitan dengan alasan patologis. Hingga 97% wanita
hamil mencatat gangguan tidur, terutama dalam tiga bulan terakhir kehamilan

Sleep disordered breathing (SDB) lebih banyak terjadi melalui


kehamilan terkait berbagai perubahan. Gangguan atau masalah ini
digambarkan oleh ketidakteraturan cara pernapasan (berhenti bernafas) dan /
atau kualitas ventilasi selama waktu tidur. Ini melibatkan mendengkur;
kekakuan saluran napas bagian atas, yang berakhir dengan pernapasan tidak
teratur selama tidur dengan upaya peningkatan bernafas tanpa adanya hipoksia.
Gangguan pernafasan saat tidur sangat dominan selama kehamilan karena
konsekuensi dari perubahan kehamilan dan bertambahnya usia wanita dan
indeks massa tubuh pra-kehamilan yang tinggi merupakan predisposisi untuk
meningkatkan tingkat kelainannya. Gangguan pernapasan saat tidur sering kali
berkorelasi dengan dengkuran keras atau berulang, meningkatkan nilai
kekakuan atau resistensi jalan napas dan penghentian sementara pernapasan,
terutama selama waktu tidur yang mempengaruhi kualitas tidur wanita. Lebih
dari 50% wanita hamil mengeluh insomnia pada akhir kehamilan dan
timbulnya kebiasaan mendengkur pada kehamilan, mempengaruhi 10-35%
wanita hamil selama trimester ketiga.
Komitmen dengan modifikasi gaya hidup ini dalam kehamilan dapat
menurunkan risiko gangguan pernapasan dan komplikasi terkait. Perawat
memainkan peran penting dalam evaluasi ibu hamil akan kebutuhan tidur,
kebiasaan tidur dan keluhan fisik yang dapat memengaruhi kualitas tidur,
menurut trimester, lingkungan tidur, situasi kesehatan umum, latar belakang
medis, perubahan kehidupan umum yang terjadi selama kehamilan dan
mencoba untuk tetap hamil wanita santai dengan maksud untuk menyelesaikan
masalah tidur wanita hamil dan meningkatkan kualitas tidur, metode perawatan
non-farmakologis yang dapat dipraktikkan perawat secara mandiri, harus
digunakan melalui perilaku kebersihan tidur dan latihan relaksasi disarankan .

Sebuah penelitian terbaru menyelidiki prevalensi gangguan tidur pada


wanita yang memiliki hipertensi gestasional. hasil termasuk bahwa wanita
gemuk dengan hipertensi gestasional memiliki tingkat gangguan tidur yang
signifikan dari 53% dan 12%. Penelitian ini mencatat bahwa kualitas tidur
menjadi buruk pada trimester ke-3 kehamilan. Temuan ini konsisten dengan
Mindell & Jacobson, yang disebutkan dalam penelitian mereka tentang
masalah pernapasan pada kehamilan bahwa ada perubahan besar tingkat tidur
selama trimester ketiga kehamilan karena sakit punggung dan kaki,
meningkatkan buang air kecil di malam hari, dispnea dan lain-lain. Pada baris
yang sama, Okun dan Brien, yang mencatat dalam penelitian mereka tentang
gangguan insomnia dan mendengkur bahwa kualitas buruk dari gangguan tidur
lebih sering terjadi selama kehamilan. Pada akhir kehamilan, ada banyak
penyebab perubahan kualitas tidur seperti frekuensi berkemih, sakit punggung,
mulas dan kelelahan umum pada akhir kehamilan. Menurut pendapat saya,
masalah ini umum terjadi pada semua wanita hamil yang mengganggu kualitas
tidur, sehingga program pendidikan bekerja untuk mengurangi faktor risiko
yang didapat melalui perilaku kebersihan tidur.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis penelitian pada jurnal internasional tersebut


mengatakan bahwa Studi tersebut dapat disimpulkan bahwa, keluhan dari
gangguan tidur dan dengkuran biasa terjadi selama kehamilan karena ada lebih
dari setengah dan hampir setengahnya wanita hamil memiliki kualitas tidur yang
buruk dan mendengkur terutama pada akhir kehamilan. Juga, ada efek positif dari
program konseling keperawatan tentang perilaku kebersihan tidur di antara wanita
hamil.

Berdasarkan pada kasus asuhan keperawatan atenatalcare dengan diagnose


Gangguan Pola Tidur pada ibu hamil dapat disimpulkan bahwa ada perubahan
besar tingkat tidur selama trimester ketiga kehamilan karena sakit punggung dan
kaki, meningkatnya buang air kecil di malam hari, dispnea dan lain-lain.
Intervensi yang dapat diberikan yaitu tentang Perilaku kebersihan tidur perilaku
rutin yang diperlukan untuk membantu meningkatkan kualitas tidur dan aktifitas
sehari-hari Jadi, semua manusia perlu beristirahat dan tidur sebagai bagian
fisiografis atau dasar dalam kehidupan mereka. Waktu tidur optimal pada usia
dewasa per 24 jam direkomendasikan adalah sekitar 7-8 jam. Kebersihan tidur
merujuk pada banyak intervensi biasa yang membantu meningkatkan kualitas
tidur karena lingkungan tidur haruslah tidur yang tenang, cahaya redup, tempat
tidur yang nyaman.
SARAN

1. Program pendidikan berkelanjutan di klinik antenatal tentang


penatalaksanaan gangguan tidur selama kehamilan.
2. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk menilai efek dari
program konseling tentang gangguan tidur di antara wanita hamil
pada peningkatan kualitas tidur mereka.
3. Penelitian selanjutnya harus dilakukan untuk menyelidiki
hubungan antara gangguan tidur dan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kebijakan harus dikembangkan untuk meningkatkan komunikasi
pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran dan
meningkatkan kesehatan wanita selama kehamilan berkaitan
dengan gangguan tidur selama kehamilan dan dampak buruknya
pada ibu dan janin.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2010). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta.

Farrer, H. 2011. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.

Kusmiyati, et al. 2012. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta :


Bina Pustaka.

Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium:


Yogyakarta.

Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.


Jogjakarta: Nuha Medika.

Rohmah, Nikmatur dkk. 2012. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.


Jogjakarta : Ar-ruzz Media.

Direct Journal of the Chinese Medical Association, 79 3e4.


Nodine P. M & Matthews E. E (2013). Common sleep disorders:
management strategies and pregnancy outcomes. Journal of Midwifery
& Women's Health, 58(4), 368-377.
Facco FL, Kramer J, Ho KH, Zee PC and Grobman WA (2010).
Gangguan tidur pada kehamilan. Obstet Gynecol. 2010; 115: 77-83.
Reid, J., Skomro, R.; Cotton, D.; Ward,H.; Olatunbosun, F.; Gjevre, J.;
Christian G, MD, (2011).
Pregnant women with gestational hypertension may have a high frequency
of sleep disordered breathing, Sleep in press. Izci Balserak B, (2015).
Sleep disordered breathing in pregnancy

Anda mungkin juga menyukai