Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

LEMBAR PENGKAJIAN MATERNITAS (GINEKOLOGI)

Nama Mahasiswa : AL SYAFARINOOR Tempat Praktik:


NIM : 1514314901002 Tgl. Praktek :
_________________________________________________________________
_____
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA :
Nama Pasien : Ny. A
No.Reg : Tidak Terkaji
Agama : Tidak Terkaji
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu RT
Penghasilan : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Diagnosa Medis : Vaginitis
Tanggal MRS : Tidak Terkaji
Tgl Pengkajian : 05 Mei 2020
Golongan Darah : Tidak Terkaji

Suami
Nama : Tidak Terkaji
Umur : Tidak Terkaji
Pendidikan : Tidak Terkaji
Agama : Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Penghasilan : Tidak Terkaji
Golongan Darah : Tidak Terkaji

2. KELUHAN UTAMA:
Klien mengatakan keluar keputihan sudah satu minggu yang lalu, terasa gatal
dan vulva kemerahan. Sering buang air kecil dan terasa sakit . Beberapa
hari terakhir ada rasa nyeri pada perut bagian bawah.

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Sering buang air kecil dan terasa sakit . Beberapa hari terakhir ada rasa nyeri
pada perut bagian bawah.
4. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
TIDAK TERKAJI
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
TIDAK TERKAJI

GENOGRAM

Keterangan : TIDAK TERKAJI

Pasien
: Pasien
: Tinggal dalam satu rumah

6. DATA PSIKOSOSIAL
- orang terdekat dengan pasien : TIDAK TERKAJI
- Interaksi dengan lingkungan :
……………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
……..
- Komunikasi :
………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
……..
- Pola Koping dan Stress :
………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………
- Persepsi terhadap penyakit :
…………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
………
- Harapan setelah sakit
…………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
……….
- Pola seksualitas selama sakit :
…………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
…………..
- Bantuan yang diberikan oleh keluarga selama sakit :
……………………………………...
…………………………………………………………………………………
…………..
7. POLA SEHARI – HARI: TIDAK TERKAJI
(Makan, istirahat, tidur, eliminasi, aktifitas, kebersihan)
Pola
No Di Rumah Di Rumah Sakit
sehari-hari
1. Makan
2. Istirahat/Tid
ur
3. Eliminasi
4. Aktifitas
5. Kebersihan

Skore ADL selama di Rumah Sakit : TIDAK TERKAJI


Aktivitas (ADL) 0 1 2 3 4 Keterangan
Makan 0 : Mandiri
Mandi 1 : Membutuhkan alat
bantu
Toileting 2 : Membutuhkan
pengawasan orang
Berpakaian 3 : membutuhkan
bantuan orang lain
Mobilisasi 4 : Ketergantungan
total

8. KEADAAN/PENAMPILAN/KESAN UMUM PASIEN: TIDAK


TERKAJI
9. TANDA-TANDA VITAL : TIDAK TERKAJI
Suhu Tubuh :
Denyut Nadi :
Tekanan Darah :
Pernafasan :
TB / BB :…………, BB saat masuk rumah sakit ………….

10. PEMERIKSAAN FISIK


A. Pemeriksaan Kepala dan Leher
TIDAK TERKAJI

B. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak


TIDAK TERKAJI

C. Pemeriksaan Dada /Thorak


Paru
Inspeksi : Tidak Terkaji

Palpasi : Tidak Terkaji

Perkusi : Tidak Terkaji

Auskultasi : Tidak Terkaji

Jantung

Inspeksi : Tidak Terkaji


Auskultasi : Tidak Terkaji
Palpasi : Tidak Terkaji
Perkusi : Tidak Terkaji

D. Pemeriksaan Abdomen
Auskultasi : Tidak Terkaji
Inspeksi : Tidak Terkaji
Palpasi : Nyeri pada perut sebelah bawah skala nyeri 6

Pemeriksaan Genetalia dan sekitarnya:

Vulva agak kemerahan, Pervaginam ada pengeluaran fluor albus agak


berbau dan berwarna kekuningan Inspeculo - Portio dan vagina kemerahan
dan tertutup keputihan

E. Punggung (Skoliosis, Kypose, Hyperlordose) : Tidak Terkaji

F. Ekstremitas (kekuatan otot, oedema, varices, kelainan kongenital, reflek


patella): Tidak Terkaji
11. RIWAYAT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
A. Menarche : Tidak Terkaji
B. Lamanya Haid : Tidak Terkaji
C. Siklus Haid : Tidak Terkaji
D. H P H T : Tidak Terkaji
E. Kelainan Haid : tidak ada
F. Riwayat Kehamilan / Gravidarum : Tidak Terkaji
Diagnosa :

Riwayat ANC di Bidan

G. Keluhan selama Hamil : Tidak Terkaji

H. Riwayat ginekologi : Tidak Terkaji

12. PENGKAJIAN POST NATAL :


A. Involusi uteri : Tidak Terkaji

B. Laktasi : Tidak Terkaji

C. Perineum : Tidak Terkaji

13. DATA KELUARGA BERENCANA : Tidak Terkaji

14. INFORMASI LAIN (Hasil Pemeriksaan Penunjang)

Laborat pemeriksaan hapusan vagina untuk melihat adanya bakteri, mycoplasma,


virus, protozoa, jamur ataupun parasite
1. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Vagionisis bacterial Nyeri Akut
Klien mengatakan
nyeri pada perut Vaginitis Domain 12:
Kenyamanan
bagian bawah
Kelas 1: Kenyamanan
P : dirasakan saat Radanga Supuratif Fisik
buang air kecil 00132
Q : seperti tertusuk Lesi pada mukosa
tusuk vagina
R : abdomen bagian
bawah Respon inflamasi
S: 6
T : hilang timbul Pelepasan mediator
nyeri
DO:
Inspeculo - Portio dan Nyeri di persepsikan
vagina kemerahan
dan tertutup
keputihan.

2 DS : Vagionisis bacterial Hambtan Rasa


Klien mengatakan Nyaman
keluar keputihan Vaginitis Domain 12:
sudah satu minggu Kenyamanan
yang lalu, terasa gatal Radang Supuratif Kelas 1 : Kenyamanan
dan vulva kemerahan fisik
DO : Erupsi dermal pada 00104
mukosa

Pruritus

3 DS: Resiko Tinggi Infeksi


Klien mengatakan Vagionisis bacterial Domain 11:
Sering buang air kecil (gardranella vaginalis), Keamanan/
Perlindungan
dan terasa sakit kandidiasisvulvovaginal
Kelas 1: Infeksi
(C Albicans) 00004
DO:
 Vulva agak Vaginitis
kemerahan,
Pervaginam Transmisi hematogen
ada
pengeluaran
fluor albus
agak berbau
dan berwarna
kekuningan
 Inspeculo -
Portio dan
vagina
kemerahan
dan tertutup
keputihan
 Laborat
pemeriksaan
hapusan
vagina untuk
melihat
adanya
bakteri,
mycoplasma,
virus,
protozoa,
jamur ataupun
parasite

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik
2. Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan transmisi hematogen
3. Hambatan Rasa Nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit
2. Intervensi Keperawatan

No Dx NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri akut  Tingkat nyeri Manajemen nyeri
b.d agen  Kontrol nyeri  Lakukan pengkajian nyeri secara
cidera komprehensif yang meliputi lokasi,
biologis karakterisitik, onset/durasi, frekuensi,
Kreteria Hasil :
 Nyeri yang di kualitas, intensitas, atau beratnya nyeri,
laporkan (3-4) dan faktor pencetus
 Panjang episode  Observasi adanya petunuj non verbal
nyeri (3-4) mengenai ketidaknyamanan terutama pada
 Menggosok area mereka yang tidak bisa berkomunikasi
yang terkena secara efektif
dampak (3-4)  Pastikan perawatan analgesik bagi pasien
 Mengerang dan dilakukan dengan pemantaun yang ketat
menangis (3-4)  Gunakan strategi komunukasi teraupetik
 Ekspresi nyeri untuk mengetahui pengalaman nyeri dan
wajah (3-4) sampaikan penerimaan pasien terhadap
 Ketegangan otot nyeri
(3-4)  Tentukan akibat dari pengalaman nyeri
terhadap kualitas hidup pasien (misalnya,
tidur, nafsu makan, pengertian, perasaan,
hubungan, performa kerja, tanggung
jawab, dan peran).
 Gali bersaama pasien faktor-faktor yang
dapat menurunkan atau memperberat
nyeri.
 Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat prosedur
 Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (misalnya, suhu
ruangan, pencahayaan, suara bising)
 Pilih dan implementasikan tindakan yang
beragam (misalnya, farmakologi,
nonfarmakologi, interpersonal) untuk
memfasilitasi penurunan nyeri
 Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
(misalnya, relaksasi, distraksi, terapi
musik)
 Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
untuk membantu penurunan nyeri
 Dorong pasien untuk mendiskusikan
pengalaman nyerinya sesuai kebutuhan
 Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
untuk memilih dan mengimplementasi
tindakan penurunan nyeri

2 Resiko  Kontrol infeksi Idenfikasi Resiko


tinggi  Risk control  Kaji ulang riwayat kesehatan pada masa
Infeksi b.d lalu dan dokumentasikan bukti yang
Kreteria Hasil :
transmisi menunjukan adanya penyakitmedis ,
 Klien bebas dari
hematogen
tanda , gejala diagnose keperawata dan perawatannya
infeksi (2-3)  Kaji ulang data yang didapatkan dari
 Menunjukan pengkajian resiko secara rutin
kemampuan  Identifikasi adanya sumber-sumber agensi
untuk mencegah untuk membantu menurunkan faktor
timbulnya resiko
infeksi (1-3)  Pertahankan pencatatan dan ststistik yang
 Jumlah leukosit akurat
dalam batas  Identifikasi resiko biologis , lingkungan
normal (1-3) dan perilaku serta hubungan timbale balik
 Menunjukan  Identifikasi strategi koping yang di
perilaku hidup gunakan
sehat (1-3)  Pertimbangkan fungsi di masa lalu
 Pertumbangkan status pemenuhan
kebutuhan sehari hari
 Pertimbangkan kruteria yang berguna
dalam memprioritaskan area-area untuk
mengurangi faktor resiko
3 Hambatan  Kenyamanan
rasa
nyaman b.d Manajemen pruritus
terkait Kreteria Hasil : Tujuh puluh lima persen wanita mengalami
gejala  Status infeksi kandidiasis vulvovaginal setidaknya
penyakit lingkungan 1 kali dalam hidup mereka, dan 45% wanita
yang nyaman mengalaminya 2 kali atau lebih. Karena
(2-3) perawatan berkepanjangan yang diperlukan
 Klien dapat untuk Candida dan toleransi obatnya,
mengontrol menawarkan pengobatan untuk
gejala (2-3) menghilangkan infeksi jamur yang (a)
 Relaksasi otot berbiaya rendah, (b) tidak memiliki efek
(2-3) samping, dan (c) secara signifikan
 Klien tidak mempengaruhi infeksi dapat memiliki
terlihat manfaat untuk kesehatan masyarakat.
meringis
kesakitan (3-4) Baru-baru ini, dalam studi baru, bukti
manfaat dan kemanjuran ozon telah diamati
untuk pengobatan berbagai infeksi dan
radang. Terapi ozon telah disarankan sejak
1995 di Amerika Serikat sebagai obat
pelengkap untuk pengobatan infeksi. Selain
itu, ozon telah terbukti memiliki efek pada
pengobatan infeksi karena menyebabkan
oksigen mencapai jaringan dan juga
mengurangi peradangan. Karena biaya
pengobatan untuk infeksi telah meningkat
di berbagai masyarakat, dan karena
toleransi obat terhadap infeksi meningkat,
terapi ozon telah menerima pemberitahuan
yang cukup besar karena tidak hanya
memiliki efek yang pasti tetapi juga infeksi
tidak menoleransi itu.

Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun


2010 di Universitas Ilmu Kedokteran
Mashhad (MUMS) di Mashhad, Iran,
menunjukkan bahwa minyak zaitun ozon
memiliki efek penghalang pada 3 jenis
Candida. Efeknya tergantung pada
konsentrasi, dengan efek yang diamati
dalam waktu yang lebih singkat pada
konsentrasi yang lebih tinggi. Jenis-jenis
Candida yang paling sensitif terhadap
minyak zaitun ozon adalah Candida krusei,
Candida glabrata, dan Candida albicans.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan
pada tahun 2008 di MUMS, khasiat dari gel
ozonated dan metronidazol dibandingkan
untuk pengobatan trikomoniasis
vulvovaginitis. Efek ozon ditemukan lebih
baik daripada tablet oral metronidazole
untuk meningkatkan gejala dan kultur smear
pasien dengan infeksi itu.
Karena efek antijamur ozon dan efektivitas
biaya serta kurangnya efek sampingnya
telah dilaporkan dalam studi sebelumnya,
tim peneliti melakukan penelitian saat ini
dengan tujuan membandingkan kemanjuran
minyak zaitun ozon dan krim clotrimazole
untuk pengobatan kandidiasis vulvovaginal.
 Tentukan penyebab dari terjadinya
pruritus misalnya, dermatitis kontak ,
kelainan sistemik, dan obat-obatan
 Lakukan pemeriksaan fisik untuk
mengidentifikasi terjadinya kerusakan
kulit misalnya , lesi , bula , ulserasi dan
abrasi
 Berikan krim dan lotion yang
mengandung obat, sesuai dengan
kebutuhan
 Berikan antiprurtik , sesuai dengan
indikasi
 Berikan opiate antogonise sesuai dengan
indikasi
 Berikan krim anthihistamin , sesuai
dengan kebutuhan
 Berikan kompres dingin untuk
meringankan iritasi
 Instruksikan pasien untuk untuk tidak
memakai pakaian yang ketat dan
berbahan wol atau sintentis
TERAPI Minyak Zaitun Ozon dan
Klotrimazol Krim untuk Pengobatan
Kandidiasis Vulvovaginal
1. Para wanita dengan kultur positif pada
awal dibagi secara acak menjadi 2
kelompok: (1) yang menerima
perawatan minyak zaitun ozon,
diaplikasikan menggunakan aplikator
vagina yang mengandung 5 g perawatan
(kelompok ozon); dan (2) yang
menggunakan krim clotrimazole,
diterapkan menggunakan aplikator
vagina yang mengandung 5 g obat
(kelompok clotrimazole). Para peserta
menerapkan perawatan sendiri, dengan
1 aplikator digunakan setiap malam
selama 1 minggu.
2. Ukuran dari perubahan gejala klinis
gatal, terbakar, dan keputihan yang
diperoleh dengan menggunakan
kuesioner; dan (2) hasil kultur untuk
kandidiasis vagina. Daftar pertanyaan.
Pertanyaan tentang gatal, terbakar, dan
keputihan masing-masing meminta
peserta untuk mengklasifikasikan gejala
mereka ke tingkat keparahan mereka,
yang (1) tidak ada, (2) ringan, (3)
sedang, (4) parah, dan (5) sangat berat.
Kultur untuk Kandidiasis Vagina.
Media kultur adalah agar sabouraud
dextrose dengan kloramfenikol pada
suhu laboratorium 22 ° C hingga 25 ° C.
Waktu tunggu untuk budaya setidaknya
72 jam dan paling banyak 10 hari.
PEMBAHASAN JURNAL

Pada bab ini akan disajikan pembahasan jurnal internasional yang berjudul

” The Effects of Ozonated Olive Oil and Clotrimazole

Cream for Treatment of Vulvovaginal Candidiasis”

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan kasus gynecology di atas adalah


VULVOVAGINITIS pada ibu dapat disimpulkan diagnosa keperawatan yang
muncul salah satu nya yaitu Hambatan Rasa Nyaman.

Infeksi Vulvovaginal yang disebabkan oleh berbagai jenis Candida adalah


infeksi paling umum pada sistem genital wanita. Kasus-kasus itu sering diamati
toleran terhadap pengobatan konvensionalnya. Tujuh puluh lima persen wanita
mengalami infeksi kandidiasis vulvovaginal setidaknya 1 kali dalam hidup mereka,
dan 45% wanita mengalaminya 2 kali atau lebih.1 Karena perawatan berkepanjangan
yang diperlukan untuk Candida dan toleransi obatnya, menawarkan pengobatan untuk
menghilangkan infeksi jamur yang (a) berbiaya rendah, (b) tidak memiliki efek
samping, dan (c) secara signifikan mempengaruhi infeksi dapat memiliki manfaat
untuk kesehatan masyarakat.
Baru-baru ini, dalam studi baru, bukti manfaat dan kemanjuran ozon telah
diamati untuk pengobatan berbagai infeksi dan radang. Terapi ozon telah disarankan
sejak 1995 di Amerika Serikat sebagai obat pelengkap untuk pengobatan infeksi.
Selain itu, ozon telah terbukti memiliki efek pada pengobatan infeksi karena
menyebabkan oksigen mencapai jaringan dan juga mengurangi peradangan. Karena
biaya pengobatan untuk infeksi telah meningkat di berbagai masyarakat, dan karena
toleransi obat terhadap infeksi meningkat, terapi ozon telah menerima pemberitahuan
yang cukup besar karena tidak hanya memiliki efek yang pasti tetapi juga infeksi
tidak menoleransi itu.
Pada tahun 1995, Rodriguez et al3 melaporkan di kongres Kuba bahwa minyak
ozon mampu mengobati kandidiasis vulvovaginal. Juga, De Las et al4 dan Morris et
al menunjukkan efek positif untuk ozon pada pengobatan vulvovaginitis. Sebuah
penelitian di tahun 2006 membandingkan minyak zaitun dan minyak bunga matahari
secara kimiawi dan mikrobiologis. Ini menunjukkan bahwa aktivitas antimikroba
serupa untuk kedua ozonisasi, kecuali untuk konsentrasi bakteri minimum
Pseudomona aeruginosa, di mana minyak bunga matahari dengan nilai peroksida
rendah memiliki aktivitas antimikroba yang lebih baik, sedangkan minyak zaitun
ozon lebih baik daripada nilai peroksida tinggi. Komposisi asam lemak dalam kedua
ozonisasi minyak menunjukkan penurunan bertahap asam lemak tak jenuh. Hasil
penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 di Universitas Ilmu Kedokteran Mashhad
(MUMS) di Mashhad, Iran, menunjukkan bahwa minyak zaitun ozon memiliki efek
penghalang pada 3 jenis Candida. Efeknya tergantung pada konsentrasi, dengan efek
yang diamati dalam waktu yang lebih singkat pada konsentrasi yang lebih tinggi.
Jenis-jenis Candida yang paling sensitif terhadap minyak zaitun ozon adalah Candida
krusei, Candida glabrata, dan Candida albicans.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 di MUMS, khasiat
dari gel ozonated dan metronidazol dibandingkan untuk pengobatan trikomoniasis
vulvovaginitis. Efek ozon ditemukan lebih baik daripada tablet oral metronidazole
untuk meningkatkan gejala dan kultur smear pasien dengan infeksi itu. Karena efek
antijamur ozon dan efektivitas biaya serta kurangnya efek sampingnya telah
dilaporkan dalam studi sebelumnya, tim peneliti melakukan penelitian saat ini dengan
tujuan membandingkan kemanjuran minyak zaitun ozon dan krim clotrimazole untuk
pengobatan kandidiasis vulvovaginal.
Hasil • Ozon dan clotrimazole mengurangi gejala secara signifikan dan
menyebabkan kultur negatif untuk kandidiasis vagina (P <0,05). Tidak ada perbedaan
signifikan antara kedua kelompok dalam efeknya pada gejala gatal dan keputihan dan
pada hasil kultur (P > .05). Namun, clotrimazole menurunkan sensasi terbakar secara
signifikan lebih dari ozon (P <.05).
PENUTUP

KESIMPULAN
Pengobatan konvensional, perubahan itu lebih kecil dan Ozon tampaknya
sama efektifnya dengan clotrimazole untuk terjadi lebih lambat daripada pada
kelompok ozon. Pengobatan Candida vulvovaginitis baik secara klinis (yaitu,
Bailey telah menunjukkan bahwa reaksi ozon dengan mengakibatkan
berkurangnya gejala) dan dalam hal laboratorium minyak nabati seperti minyak
zaitun atau minyak bunga matahari terjadi secara eksklusif kultur. Karena
kemanjuran ozon telah dikonfirmasi di dalam ikatan rangkap karbon-karbon yang
hadir dalam penelitian ini, karena laporan terbaru telah menunjukkan asam lemak
tak jenuh. Reaksi itu menghasilkan beberapa toleransi infeksi terhadap obat
antijamur baru, karena senyawa yang mengandung oksigen, termasuk
hidroperoksida, ozonida, ozon adalah obat yang umum digunakan di banyak
aldehida, peroksida, deperoksida, dan poliperoksida yang paling berkembang.-
Ozon sebagai pengobatan alternatif dan hemat biaya. Hasil senyawa
teroksigenasi dari minyak tak jenuh tergantung pada kondisi reaksi, seperti jenis
media..
SARAN
Mempertimbangkan potensi kemanjuran minyak zaitun ozon dalam
perbaikan aspek klinis dan paraklinis pengobatan pasien dengan kandidiasis
vulvovaginal, tim peneliti menyarankan bahwa pengobatan dapat menjadi
pengobatan topikal yang efektif untuk pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Berek JS. Berek & Novak’s Gynecology. 15th ed. Philadelphia, PA: Lippincott
Williams & Wilkins; 2011.
2. Shaschova NM, Kachalina TS, Nevmjatullin AL. Application of ozone therapy in
complex treatment of inner female genital inflammatory diseases. In: Proceedings
from the 12th World Congress of the International Ozone Association; May 15-18,
1995; Lille, France.
3. Rodriguez BR, Valdés L, Menéndez S, Gómez M. Application of ozonized oil as a
treatment of vulvovaginitis in patients intolerant to carbohydrates. In: Proceedings of
the 1st Iberolatinoamerican Congress on Ozone Applications; October 31-November
3, 1990; Havana, Cuba.
4. De las Cagigas T, Bestard V, Menéndez S, Gómez M, Eng L. Use of the ozonized
oil on patients with vulvovaginitis. In: Proceedings of the 1 st Iberolatinoamerican
Congress on Ozone Applications; October 31-November 3, 1990; Havana, Cuba.
5. Morris G, Gómez M, Menéndez S, Correa M, Pérez N, Fernández LA. Treatment
with ozone in gynecology. In: Proceedings of the 1st Iberolatinoamerican Congress
on Ozone Applications; October 31-November 3, 1990; Havana, Cuba.
6. Díaz MF, Hernández R, Martínez G, et al. Comparative study of ozonized olive
oil and ozonized sunflower oil. J Braz Chem Soc. 2006;17(2):403-407.
7. Minouchehr N. A Comparison of Ozonated Olive Oil and Clotrimazole Cream on
Three Candida Species (Albicans, Glabrata and Krusei) on the Culture Medium
[dissertation]. Mashhad, Iran: Mashhad University of Medical Sciences; 2010.

Anda mungkin juga menyukai