OLEH :
NAMA : AL SYAFARINOOR
NIM : 1914314901002
1. Gout primer: pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan
ekskresi asam urat (defisiensi enzim PPRP amido transferase dan HGPRT, peningkatan
jumlah PPRP yang tidak dipergunakan).
2. Gout sekunder: pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang
berkurang akibat proses penyakit lain / obat-obatan (penurunan massa dan filtrasi
ginjal).
3. Gout idiopatik: hiperurisemia yang tidak jelas penyebabnya
4. MANIFESTASI KLINIS
Terdapat empat stadium perjalanan klinis gout yang tidak diobati: (Silvi A. price)
a. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini asam urat serum
laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan asam urat serum.
b. Stadium kedua arthritis gout akut terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri
yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsophalangeal.
c. Stadium tiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritis. Tidak terdapat gelaja-
gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun.
Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1
tahun jika tidak diobati.
6. PATOFISIOLOGI
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan
atau penurunan sekresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir
metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat
diterangkan sebagai berikut : sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu
a. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui serangkaian
precursor nonpurin. Subtrat awalnya adalah ribose-5-fosfat, yang diubah melalui
serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inositat,asam guanilat, asam
adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme kompleks, dan terdapat
beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu : 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP)
sintetase dan amidofossoribosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme
inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk
mencegah pembentukan yang berlebihan.
b. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-
7. PENATALAKSANAAN
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan kronik. Ada 3
tahapan dalam terapi penyakit ini:
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mnecegah penimbunan kristal urat pada jaringan,
terutama persendian
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipouresemik
Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan gout. Intervensi
seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin, modifikasi diet, mengurangi
asupan alkohol dan menurunkan berat badan pada pasien yang kelebihan berat badan
terbukti efektif.
Terapi farmakologi
Serangan akut
8. KOMPLIKASI
Tidak jarang, penderita menjadi depresi karena kualitas dan produktivitasnya
menurun drastis. Yang harus diwaspadai adalah komplikasi di kemudian hari, seperti
Sylvia a price & Lorraine M Wilson. 1994. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Persatuan Ahli Penyakit dalam Indonesia.1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I edisi III.
Jakarta: Balai Penerbit.
Doengoes, Marilynn E , dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Fakultas Kedokteran UI.2000. Kapita Selekta Kedokteran. edisi 3, Jilid I. Jakarta: Media Aescul
2. Keluhan utama
Saat Masuk panti : Tidak terkaji
Saat pengkajian : Pasien mengatakan kaki kiri dan kanan terasa sakit dan nyeri di
persendian saat bergerak, dan kepala terasa pusing. Dan tidak dapat berjalan sendiri di
damping keluarga saat melakukan aktivitas sehari-hari
GENOGRAM :
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Hubungan pernikahan
: Klien
Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020
: Tinggal dalam satu rumah
: Meninggal dunia
Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : tidak bekerja
Alamat pekerjaan :-
Jarak dari rumah :-
Alat transportasi :-
Pekerjaan sebelumnya : -
Ekstrimitas : 5 5
3 3
JUMLAH 24 0
Analisis hasil : Baik ( tidak ada kerusakan kognitif)
Nilai < 21 : Kerusakan kognitif
f. Apgar Keluarga
APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skor
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
(teman - teman) saya untuk membantu pada saat 2
saya sedang mengalami kesusahan.
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman - teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan 2
mengungkapkan masalah dengan saya.
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman - teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau kegiatan baru.
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman - teman) 2
saya mengekpresikan afek, dan berespon terhadap
emosi – emosi saya, seperti marah, sedih, atau
mencintai.
5. Pemecahan Saya puas dengan cara teman – teman saya dan saya 2
menyediakan waktu bersama – sama.
Keterangan : jika pertanyaan – pertanyaan yang dijawab dengan kata selalu (poin
2), kadang – kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0)
Analisa klien :
Keterangan:
Tingkat resiko:
1. Resiko rendah bila skor 1-3 : lakukan intervensi resiko rendah
2. Resiko tinggi bila skor > 4 : lakukan intervensi resiko tinggi
DS:
Klien mengatakan nyeri di GOUT Nyeri Akut
bagian persendian
P: bergerak Penimbunan Kristal urat
Domain 12: Kenyamanan
Q: ditusuk tusuk Pengendapan Kristal urat
Kelas 1: Kenyamanan
R: bagian persendian kaki Fisik
kanan dan kiri Perangsangan respon
fagosistosis leukosit 00132
S: 6
T: sering Leukosit memakan Kristal
urat
DO:
Klien terlihat kesakitan Mekanisme peradangan
dan memijat mijat kaki
nya
Vasodilatasi dari kapiler
Eritema , panas
Disfungsi persendian
Diagnosa keperawatan
No Dx NOC NIC
keperawatan
1 Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri
b.d agen Kontrol nyeri Lakukan pengkajian nyeri secara
cidera komprehensif yang meliputi lokasi,
biologis Batasan karakterisitik, onset/durasi, frekuensi,
karakteristik kualitas, intensitas, atau beratnya nyeri,
Nyeri yang di dan faktor pencetus
laporkan (3-4) Observasi adanya petunuj non verbal
Panjang episode mengenai ketidaknyamanan terutama pada
nyeri (3-4) mereka yang tidak bisa berkomunikasi
Menggosok area secara efektif
yang terkena Pastikan perawatan analgesik bagi pasien
dampak (3-4) dilakukan dengan pemantaun yang ketat
Mengerang dan Gunakan strategi komunukasi teraupetik
menangis (3-4) untuk mengetahui pengalaman nyeri dan
Ekspresi nyeri sampaikan penerimaan pasien terhadap
wajah (3-4) nyeri
Ketegangan otot Tentukan akibat dari pengalaman nyeri
(3-4) terhadap kualitas hidup pasien (misalnya,
tidur, nafsu makan, pengertian, perasaan,
hubungan, performa kerja, tanggung
jawab, dan peran).
Gali bersaama pasien faktor-faktor yang
dapat menurunkan atau memperberat
nyeri.
Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
HARI/
DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL
Sabtu / 1 09.00 - 1. Melatih pergerakan pada S:
09-05-2020 09.15 klien , untuk menggerakan jari- - Klien mengatakan
WIB jari tangan dan kaki Persendian terasa rileks
setelah digerakan
O:
09.15 - 2.Melakukan pengecakan asam - TD = 120/90
10.00 urat dan mengengecek Tanda – - Nadi = 85 x/m
WIB tanda vital - RR = 20x/m
A : masalah nyeri dan kaku
persendian membaik.
P:
- Intervensi dilanjutkan
10.00 - 3.Mendampingi klien makan - Evaluasi senam
10.30 dan menonton TV - Evaluasi kadar asam
WIB urat pasien
Sabtu, DX 10.30 – . S:
09-05-2020 2 11.00 4.Mendiskusikan cara-cara - Pasien mengatakan
WIB pencegahan jatuh pada klien senang diajarkan
dengan modifikasi lingkungan tentang pencegahan
(menggunakan pencahayaan jatuh
yang baik, memasang O:
penghalang tempat tidur, - Klien dapat
menempatkan benda berbahaya menyebutkan kembali
ditempat yang aman) cara cara pencegahan
5. Memberikani motivasi jatuh
klien dan keluarga untuk A: resiko jatuh tinggi sudah
mempraktekkan cara dilakukan intervensi
pencegahan jatuh P:
6. Memberi pujian atas usaha - Melakukan teknik
yang telah dilakukan. latihan keseimbangan
HARI/
DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL
Minggu, 1 09.00 - 1. Melatih pergerakan pada S:
10-05-2020 09.15 klien , untuk menggerakan jari- - Klien mengatakan
WIB jari tangan dan kaki Persendian terasa rileks
setelah digerakan
O:
09.15 - 2.Melakukan pengecakan asam - TD = 130/90
10.00 urat dan mengengecek Tanda – - Nadi = 90 x/m
WIB tanda vital - RR = 18x/m
A : masalah nyeri dan kaku
persendian membaik.
P:
- Intervensi dilanjutkan
10.00 - 3.Mendampingi klien makan - Evaluasi senam
10.30 dan menonton TV - Evaluasi kadar asam
WIB urat pasien
Minggu, DX 10.30 – . S:
10-05-2020 2 11.00 4.Mendiskusikan cara-cara - Pasien mengatakan
WIB pencegahan jatuh pada klien senang diajarkan
dengan modifikasi lingkungan tentang pencegahan
(menggunakan pencahayaan jatuh
yang baik, memasang O:
penghalang tempat tidur, - Klien dapat
menempatkan benda berbahaya menyebutkan kembali
ditempat yang aman) cara cara pencegahan
7. Memberikani motivasi jatuh
klien dan keluarga untuk A: resiko jatuh tinggi sudah
mempraktekkan cara dilakukan intervensi
pencegahan jatuh P:
8. Memberi pujian atas usaha - Melakukan teknik
yang telah dilakukan. latihan keseimbangan
Pembahasan Jurnal
Pada bab ini akan disajikan pembahasan jurnal yang berjudul
“PENGARUH KOMBINASI TERAPI AKUPRESUR DAN PEMBERIAN
JUS SIRSAK TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT
PADA PENDERITA GOUT ARTHRITIS”
Penyakit gout atau gout arthritis merupakan penyakit yang disebabkan oleh penumpukan
asam urat atau kristal monosodium urat (MSU) di jaringan, terutama jaringan sendi
(Junaidi, 2012). Asam urat dihasilkan dari pemecahan dan sisa-sisa pembuangan dari
bahan makanan tertentu yang mengandung nukleotida purin atau berasal dari nukleotida
purin yang diproduksi oleh tubuh (Yenrina, 2014). Endapan kristal monosodium urat
(MSU) di jaringan bisa menimbulkan berbagai macam penyakit seperti rematik gout atau
arthritis gout, timbulnya tofi (benjolan), tulang rawan atau jaringan lunak, terganggunya
fungsi ginjal yang disebut nefropati gout, dan terbentuknya batu asam urat di ginjal atau
kandung kemih (Dalimartha, 2014). World Health Organization (WHO) memperkirakan
sekitar 335 juta orang di dunia menderita penyakit gout arthritis (Bobaya, 2016).
Prevalensi penderita penyakit gout di negara maju seperti di USA diperkirakan sebanyak
13,6% per 100.000 penduduk (Sukarmin, 2015). Prevalensi penderita penyakit gout di
negara berkembang seperti di Cina dan Taiwan setiap tahunnya semakin berkembang,
sedangkan di Indonesia diperkirakan hampir 80% penduduk yang berusia 40 tahun atau
lebih (Misnadiarly, 2007; Junaidi, 2012). Menurut Riskesdas (2013), Prevalensi penyakit
sendi berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan di Indonesia sebesar 11,9% dan berdasarkan
diagnosa atau gejala sebesar 24,7%. Dilihat dari karakteristik umur, prevalensi tertinggi
pada umur e”75 tahun sebesar 54,8%. Di Jawa Tengah atas kerja sama dengan WHO-
COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-45 tahun didapatkan angka kejadian
asam urat pada pria 24,3% dan wanita 11,7% (Simamora, 2016). Penderita asam urat lebih
banyak terjadi pada kaum laki-laki dibandingkan dengan perempuan (Kertia, 2009).
Pengobatan penyakit gout arthritis bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan
pembengkakan sendi serta menurunkan kadar asam urat darah. Penatalaksanaan penyakit
gout arthritis terbagi menjadi dua yaitu secara farmakologi dan non farmakologi.
Penatalaksanaan secara farmakologis dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan
kimia seperti allupurinol yang biasanya di dapat dengan resep dokter. Penatalaksanaan
secara non farmakologi yang biasanya sering disarankan yaitu dengan terapi herbal dan
terapi komplementer. Terapi herbal merupakan bentuk penyembuhan atau pengurangan
rasa sakit menggunakan tanaman atau buah buahan yang berkhasiat sebagai obat. Salah
satu buah yang berkhasiat dalam penurunan kadar asam urat yaitu buah sirsak. Terapi
komplementer yang digunakan untuk penatalaksaan gout arthritis adalah menggunakan
terapi akupresur dengan pemberian penekanan pada titik meredian ginjal yang bertujuan
untuk memperbaiki atau mengoptimalkan fungsi sekresi ginjal sehingga ginjal akan
mengekresi asam urat dengan baik dan terjadi penurunan kadar asam urat darah. Salah satu
titik pada meredian ginjal adalah titik Ki.3 (Taixi) (Rakhman, 2015). Beberapa penelitian
membuktikan bahwa vitamin C memiliki efek meningkatkan pengeluaran asam urat dari
dalam tubuh sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya gout. Vitamin C memiliki sifat
urikosurik, yang bisa menghambat absorbsi asam urat melalui urin di tubulus ginjal
sehingga kerja ginjal dalam pengeluaran asam urat melalui urin akan meningkat (Choi et
al, 2009). Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan memiliki kemampuan untuk
menghambat produksi enzim xantin oksidase sehingga dapat menghambat proses
pembentukan asam urat dalam tubuh (Lalage, 2013).
METODE
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I pada bulan Maret –
April 2018. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dengan rancangan
penelitian yang digunakan adalah quasy-experimental dengan pendekatan Pre Test and
Post Test with Control Group. Teknik Pengumpulan data menggunakan lembar observasi
untuk pengamatan dalam pengukuran nilai kadar asam urat pada responden. Saat kadar
asam urat responden normal, peneliti menghentikan pemberian tindakan pada kelompok
perlakuan dan kontrol serta akan dilakukan pengecekan kadar asam urat selama 7 hari.
Jumlah responden pada penelitian ini berdasarkan pada Roscoe dalam Sugiyono (2012)
menyebutkan bahwa untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing
antara 10 s/d 20. Sehingga peneliti mengambil jumlah responden sebanyak 20 responden,
10 responden sebagai kelompok perlakuan dan 10 responden sebagai kelompok kontrol.
HASIL ANALISIS
Pada analisis uji Independent t test diperoleh hasil sig. (2-tailed) 0,149 > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol. Walaupun tidak ada perbedaan yang bermakna, tetapi kombinasi terapi
akupresur dan pemberian jus sirsak dapat menurunkan kadar asam urat dengan p value
0,000. Rata-rata pada kelompok perlakuan terjadi penurunan kadar asam urat hingga ke
kadar asam urat normal pada hari ke-5. Hal ini disebabkan karena terapi akupresur dan jus
sirsak memiliki manfaat untuk meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Menurut
teori Fengge (2012), akupresur juga dapat bermanfaat sebagai rehabilitasi (pemulihan)
dengan cara meningkatkan kondisi kesehatan sesudah sakit. Selain itu, akupresur juga
bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau promotif walaupun tidak sedang
dalam keadaan sakit dan Damayanti (2012) kandungan vitamin yang paling dominan pada
buah sirsak adalah vitamin C, yaitu sekitar 20 mg/100g daging buah. Kandungan vitamin C
yang cukup tinggi pada sirsak merupakan antioksidan yang sangat baik untuk
meningkatkan daya tahan tubuh. Terapi akupresur pada titik Ki.3 (Taixi) bertujuan untuk
memperbaiki atau mengoptimalkan fungsi ginjal (Rahkman, 2015). Terapi akupresur pada
titik Sp.6 (Sanyinjiao), Sp.9 (Yin Linquan) dan Sp.10 (Xuehai) dapat meningkatkan
ekskresi asam urat terutama dengan meningkatkan volume urine (Sun, 2014). Akupresur
dapat mengaktifkan neuron pada sistem saraf, dimana hal ini merangsang kelenjar-kelenjar
endokrin serta mengaktifkan organ yang bermasalah. Titik meridian terletak mulai dari
ujung jari kaki dan terhubung ke otak, kemudian ke organ yang terkait dengan titik
meridian (Sustrani dkk, 2007). Pemijatan pada titik meridian dapat menyeimbangkan
sistem sirkulasi darah dan sistem saraf yang ada didalam tubuh (Saktiawan, 2007).
Memberikan pemijatan pada meridian ginjal dapat merangsang saraf perifer dan
meneruskan rangsangannya ke ginjal sehingga dapat mengefektifkan fungsi ginjal untuk
membuang asam urat berlebih (Rahma, 2017). Vitamin C merupakan mikronutrien yang
berperan dalam berbagai reaksi enzimatik dan non enzimatik. Peningkatan konsentrasi
vitamin C dapat menghambat reabsorbsi asam urat (Pusriningsih, 2015). Vitamin C
bersifat urikosurik yang menghambat reabsorbsi asam urat oleh ginjal, sehingga
meningkatkan kecepatan kerja ginjal mengekskresikan asam urat melalui urine (Fury,
2014).
PENUTUP
KESIMPULAN
Penelitian ini adalah terdapat pengaruh kombinasi terapi akupresur dan pemberian jus
sirsak terhadap penurunan kadar asam urat dan tidak ada perbedaan bermakna pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terhadap penurunan kadar asam urat
SARAN
Terapi akupresur dan pemberian jus sirsak dapat diterapkan sebagai alternative dalam
pengobatan pada pasien dengan gouth artithis , cukup efektife dalam penurunan kadar
asam urat.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, MS. (2012). Tumpas penyakit asam urat lebih aman. Jakarta: Dunia Sehat.
Anjelin, R, Arifin, H, Darwin, D & Raveinal. (2012).
Analisa drug related problems pada pasien hiperurisemia di bangsal rawat inap dan rawat
jalan penyakit dalam rsup dr. M. Djamil padang. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol.
17, No. 1: 52-59. ISSN : 1410-0177. Bobaya. (2016).
Hubungan tingkat stres dengan kejadian gout artritis di puskesmas tobelo kecamatan tobelo
kabupaten halmahera utara. E-Jurnal Keperawatan (eKp). Vol. 4, No. 1. Choi, HK, Gao, X
& Curhan, G. (2009).
Vitamin C Intake and the Risk of Gout in Men – A Prospective Study. 169(5): 502-507.
Dalimartha, S & Felix, A. (2014).
Tumbuhan sakti atasi asam urat. Jakarta: Penebar Swadaya. Damayanti, D. (2012).
Panduan Lengkap Mencegah & Mengobati Asam Urat. Yogyakarta: Araska. Depkes RI.
(2013).
Riset Kesehatan Dasar: Riskesdas. Jakrata: Balitbang Depkes RI. Diantari, E. (2013).
Pengaruh asupan purin dan cairan terhadap kadar asam urat wanita usia 50-60 tahun di
kecamatan gajah mungkur semarang. Journal of nutrition college, Vol 2, No 1: 44- 49.
Fengge, A. (2012).
Terapi Akupresur: Manfaat dan Teknik Pengobatan. Yogyakarta: Crop Cirle Corp. Fury,
DE. (2014).
Kadar asam urat darah pada mencit (mus musculus) dengan pemberian minuman
berkarbonasi. Diakses 28 juni 2017, http:// eprints.ums.ac.id/29654/. IP. Suiraoka. 2012.
Penyakit Degeneratif: Mengenal, Mencegah, dan Faktor Risiko 9 Penyakit Degeneratif.
Yogyakarta: Nuha Medika. Junaidi, I. (2012).