PENDAHULUAN
Ginjal merupakan salah satu organ yang penting bagi manusia. Menurut
mempunyai fungsi untuk mengatur mineral dan volume darah dalam tubuh,
membuang hasil limbah metabolisme dalam urin dan menyerap kembali zat- zat
individu terganggu. Gagal ginjal kronis terjadi apabila penurunan fungsi ginjal ini
terjadi dalam jangka waktu yang lama dan progresif (Chang, Daly & Elliot, 2010).
mengalami kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan terjadi kram pada kaki.
Masalah- masalah umum lain yang disebabkan gagal ginjal antara lain adalah
gatal, sulit tidur, bengkak di ekstrimitas, lemah, hingga depresi ( NIDDK, 2014).
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak mampu bekerja sama sekali dalam
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh, seperti sodium, kalium dalam darah
komplikasi tersebut diatas terjadi pada fase gagal ginjal, dan memerlukan terapi
1
pengganti ginjal dan salah satu terapinya adalah hemodialisis. Tindakan
hemodialisis ini mempunyai fungsi sebagai pengganti ginjal yang rusak. Oleh
karena itu penderita gagal ginjal ini sangatlah tergantung pada terapi tersebut
dan bisa sampai terjadi kematian ( Salma, Yayi & Rr. Indahria, 2019).
penyakit gagal ginjal kronik 3.018.860 orang dan pada tahun 2017 sebanyak
kesakitan klien gagal ginjal kronik dalam satu tahun 6%. Menurut data WHO
penyakit gagal ginjal kronik telah menyebabkan kematian pada 850.000 orang
setiap tahunnya. Angka tersebut menunjukkan bahwa penyakit gagal ginjal kronik
7,8 % dari klien gagal ginjal kronik di dunia menggunakan terapi hemodialisis
pada usia 18 tahun keatas (Indrasari, 2015). Hasil Riset Kesehatan Dasar (2018)
prevalensi gagal ginjal di Indonesia yaitu sebesar 3,8% sebagian besar penderita
adalah laki-laki yaitu 40%, dari total penderita gagal ginjal tersebut 52.835 total
klien yang aktif menjalani hemodialisis. Di Rumah Sakit Saiful Anwar sendiri
klien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis per tahun 2019 adalah sebanyak
7.494 klien. Penderita gagal ginjal kronik memerlukan terapi hemodialisais jangka
panjang, klien harus menjalani terapi dialisis sepanjang hidupnya (biasanya tiga
kali seminggu selama paling sedikit 4 atau 5 jam perkali terapi) hal ini diperlukan
2
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan untuk mengendalikan gejala
beberapa penurunan fungsi tubuh, yang dapat mengakibatkan klien merasa tidak
mampu dan tidak berdaya oleh karena keterbatasan fisiknya sehingga klien
menjadi malu/ minder tidak mau berinteraksi dengan orang lain, tidak mau
dirinya. Individu yang bisa menerima menerima diartikan sebagai individu yang
tidak ada masalah dengan dirinya sendiri, tidak memiliki beban perasaan terhadap
bahwa penerimaan diri mempunyai korelasi positif terhadap penyesuaian diri pada
penderita gagal ginjal kronik. Penelitian ini memberikan bukti empiris hubungan
sebab akibat antara penerimaan diri dan penyesuaian diri pada klien, dimana
semakin tinggi penerimaan diri, maka semakin tinggi pula penyesuaian dirinya.
Individu yang memiliki penyakit kronis dan tidak bisa disembuhkan, merasa
dirinya diasingkan, merasa dirinya tidak berharga, merasa tidak dapat diterima
oleh lingkungan, malu dan perasaan negatif lainnya. Berbagai tekanan fisik
3
Banyak pasien yang akan mengalami perubahan penampilan yang drastis
disebabkan karena penurunan berat badan, perubahan warna kulit atau kerontokan
rambut, dan stres oleh karena faktor pengobatan sehingga dapat mengalami
stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan / pengobatan gejala fisik
saja, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan
berbagai fihak sangat diperlukan dan sangat dibutuhkan oleh pasien terminal,
seperti antara lain orang tua, suami, istri, teman dan support group ( Nugroho,
2016).
suatu dukungan oleh kelompok yang memiliki permasalahan yang sama untuk
serta solusi yang perlu dilakukan sekaligus proses saling belajar dan saling
penyakit gagal ginjal, sehingga pada akhirnya mampu memaknai penyakitnya dan
memiliki sikap yang lebih optimis yang ditunjukkan dengan memiliki harapan dan
pandangan yang lebih positif mengenai masa depannya (Tabrizi, Radfar, & Taei,
4
mengembangkan rasa berdaya terhadap diri sendiri, merasa masih dapat
melakukan banyak hal dalam hidupnya, memiliki keinginan untuk bangkit atau
kronis bertukar pengalaman mengenai masalah yang dihadapi dan koping yang
hemodialisa A RSUD Dr. Saiful Anwar Malang didapatkan bahwa hampir seluruh
hidup (seperti : saat menjalani hemodialisis apakah masih bisa bekerja?, apakah
saya bisa sembuh seperti sedia kala?). Untuk meningkatkan penerimaan diri klien
gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis bisa dengan cara, sering
sharing, bertukar pendapat sesama penderita dan keluarga sehingga klien tidak
merasa sendiri dan mempunyai banyak masukan dan pengalaman terkait penyakit
yang dideritanya sekarang. Masalah ini sangat penting bagi perawat dan tenaga
Berdasarkan fenomena dan uraian dari Latar belakang diatas maka peneliti
5
Penerimaan Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis di
hemodialisis.
6
1.4 Manfaat penelitian
7
Perbedaan
Nama Penulis Metode dan
No Tahun Hasil dengan
/ Judul Variabel
penelitian ini
memiliki
penerimaan
diri yang tinggi
akan memiliki
kebahagiaan
yan g tinggi
2 2016 Wahyu Penelitian Hasil analisis Variabel
Purnomo, M, kuantitatif data terkait
Z/ Dukungan metode menunjukkan penerimaan
sosial dengan korelasional koefisien diri pada
penerimaan korelasi pasien gagal
diri pada sebesar 0, 243 ginjal kronis,
penderita menunjukkan experimental
gagal ginjal adanya dengan metode
kronis hubungan yang one group
Psychology positif yang pretest postest
Forum UMM sangat design
Februari signifikan
2016 artinya
semakin tinggi
dukungan
sosial yang
dirasakan
maka semakin
tinggi terhadap
[penerimaan
dirinya
8
Perbedaan
Nama Penulis Metode dan
No Tahun Hasil dengan
/ Judul Variabel
penelitian ini
& Istikomah/ dengan tingkat diri pada
hubungan penerimaan pasien gagal
dukungan diri pasien ginjal kronis,
keluarga gagal ginjal experimental
dengan kronis dengan dengan metode
tingkat ϼ value 0,000 one group
penerimaan ≤ α = 0,05 pretest postest
diri pasien design
gagal ginjal
kronik
5 2019 Saraswati, Kuasi Terapi Variabel
DS & eksperimenta kelompok terkait
Prabandari, l the non suprtif penerimaan
YS & randomized mempunyai diri pada
Sulistyarini, control group pengaruh pasien gagal
RI/ pengaruh pretest- untuk ginjal kronis,
terapi posttets meningkatkan experimental
kelompok design optimisme dengan metode
supportif pada psien one group
untuk gagal ginjal pretest postest
meningkatka yang menjalani design
n optimisme hemodialisis
pasien pasien
gagal ginjal
kronik yang
menjalani
hemodialisis
Jurnal
Intervensi
Psikologi
Vol.11 No.1
Juni 2019