Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN FRAKTUR FEMUR SINISTRA

OLEH:
Ria Fradila
1826010045

DOSEN PENGAMPU : Ns.Fatima Sasmita,S.kep.M.kep

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2020
Kasus
Seorang pasien mahasiswa datang ke RS. M. Yunus dengan keluhan
Fraktur femur sinistra, ia mengatakan Sulit bergerak,tidak bisa beraktivitas seperti
biasanya,kesulitan berpindah dari berdiri ke duduk,klien mengatakan belum bisa
menapakkan kakinya sebelah kiri dan klien mengatakan takut jatuh karena
jalannya yang tidak seimbang.TD: 130/100, RR: 18x/menit, N:90x/menit, S:38 C

1.Pengkajian
Biodata pasien
Nama : Nur Aini
TTL : Bengkulu,12 Maret 2000
Umur : 20 th
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Alamat: Bengkulu
Jenis kelamin: Perempuan
Keluhan utama: Sulit bergerak karena fraktur

B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan terdahulu
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat maupun makanan, pasien juga
tidak pernah menderita penyakit hepatitis, TBC, dan lain-lain dan Pasien
tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan dirinya jatuh pada tanggal
15 April 2020 karena dirinya terserempet mobil dan kaki pasien tertimpa
motor. Setelah itu pasien dilarikan ke rumah sakit (UGD) dan langsung
digips dan setelah dilakukan rontgen, dokter mengatakan pasien menderita
fraktur kominutif pada 1/3 distal os. Femur sinistra. Pasien mengatakan
dirinya dilakukan operasi pemasangan pen pada area frakturnya tanggal 16
April 2020, dan jenis operasinya tertutup (close-surgery). Di rumah sakit,
pasien mendapat perawatan luka post-op. Pasien rawat inap selama tiga
hari dan pulang tanggal 19 April, pasien mengatakan setelah pulang dari
rawat inap di rumah sakit tanggal 27 april 2020, pasien sangat sulit
bergerak, pasien hanya bisa tiduran dan duduk karena balutan luka jahitan
bekas operasi pada femur kanannya belum dibuka. Pada tanggal 3 Mei
2020 setelah balutan luka jahitannya dibuka, pasien lebih bisa bergerak
namun tetap sulit, karena kakinya belum bisa menapak dan harus
menggunakan alat bantu krug. Pasien mengatakan dia hanya bergerak
menggunakan krug di saat mendesak saja, seperti BAB dan mandi. Pasien
juga mengeluh nyeri saat kakinya ditekuk atau diregangkan.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak mempunyai penyakit menurun ataupun penyakit menular,
tidak ada keturunan kanker tulang, bahkan osteoporosis dan tidak ada yang
mempunyai riwayat DM
4. Riwayat alergi
Pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan, minuman, ataupun
obat-obatan

C. Pola Kesehatan fungsional gordon


1. Pola Persepsi dan Management Kesehatan
a. Pasien peduli dan sadar akan kesehatan dirinya sendiri dan segera
pergi memeriksakan dirinya ke dokter jika merasakan gejala-gejala
sakit.
b. Pasien sadar akan sakit yang dideritanya saat ini, pasien cukup
mengetahui tentang penyakitnya, bahwa dia menjelaskan apa itu
fraktur, dan etiologinya.
c. Pasien melakukan pemeriksaan terhadap kondisi frakturnya secara
berkala dan melakukan perawatan luka post operasi dengan perawat
home-care di rumahnya secara berkala. Asupan makanan pasien juga
adekuat untuk kesembuhan lukanya.
d. Bila pasien merasakan nyeri pada daerah post operasi frakturnya,
pasien meluruskan kakinya dan tidak banyak bergerak, pasien ke
puskesmas terdekat apabila mendapati dirinya sakit.
e. Pasien tidak meminum obat-obatan/jamu, tidak meminum alkohol
dan tidak merokok. Pasien sebelum sakit rutin berolahraga namun
saat sakit pasien tidak pernah berolahraga karena kondisinya.
f. Pasien tidak memiliki asuransi kesehatan.

2. Pola Nutrisi dan Metabolik


a. Pengkajian nutrisi ABCD
A (Antropometri) : TB: 170 cm BB: 60kg, BB Ideal: kg,IMT: 20,7
Kg
B (Biokimia) :-
C (Clinical) : Turgor kulit elastis, konjungtiva tidak anemis,
rambut sehat dan kuat, mukosa lembab.
D (Diit) : Diet TKTP, frekuensi tiga kali sehari, tiap
makan habis satu porsi, tidak ada sensasi mual dan muntah, nafsu
makan baik.

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SESUDAH SAKIT

Frekuensi 3 kali sehari 3 kali sehari

Jenis Nasi, lauk, sayur, Nasi, lauk, sayur,


buah, teh manis, dan buah, teh manis,
air putih dan air putih

Porsi 1 porsi habis 1 porsi habis

Pola minum 10 gelas/hari, the, air 10 gelas/hari, the,


putih, susu air putih, susu

Berat badan 60kg 60kg

Keluhan Tidak ada Tidak ada


b. Keadaan sakit saat ini tidak mempengaruhi pola makan dan minum
pasien
c. Pasien menyukai makanan yang agak asin dan pedas, tidak ada
pantangan makanan dan tidak memiliki alergi.
d. Pasien tidak mengkonsumsi vitamin atau obat penambah nafsu
makan, tidak merasakan mual dan muntah maupun anoreksia, dan
tidak ada penurunan berat badan yang berarti.
e. Pola minum pasien seperti biasa, pasien minum ±10 gelas per hari
(air, susu, teh)
f. Pasien tidak terpasang infus

3. Pola Eliminasi
a. Eliminasi Alvi
Pasien BAB sekali dalam sehari biasanya pada saat pagi, konsistensi
lunak berbentuk dengan bau khas dan warna kuning kecoklatan,
pasien agak susah dalam BAB karena kesulitan menekuk kakinya saat
BAB.
b. Eliminasi Urin
Dalam memenuhi kebutuhan BAK nya, pasien akan BAK jika sudah
terasa sangat mendesak dikarenakan pergerakannya yang terbatas dan
susah, namun warna, bau dan jumlahnya normal (warna kuning pucat,
bau khas amoniak, jumlah ±1000-2000 cc/hari). Pasien tidak
mengalami nyeri saat BAK maupun kesulitan posisi saat BAK.

4. Pola Aktivitas dan Kemandirian

Mandir
Aktivitas Dibantu Keterangan
i

Mandi √ - Selama seminggu setelah


rawat inap dari RS, mandi
masih disibin oleh keluarga.
Saat pengkajian, pasien
sudah dapat mandi sendiri
di kamar mandi dengan alat
bantu krug.

Pasien dapat berpakaian


Berpakaian - √
sendiri

Pasien pergi ke toilet


Pergi ke toilet √ - dengan dibantu alat krug
atau dipapah oleh keluarga

Pasien berjalan
Berpindah/berjalan √ - menggunakan alat bantu
jalan krug

Pasien BAB dan BAK


Mengontrol BAB
√ - mandiri dengan alat bantu
dan BAK
jalan krug

Pasien dapat mandiri dalam


Makan minum - √
makan minum

Tingkat
E
ketergantungan

Keterangan Penilaian :
A : Mandiri untuk 6 fungsi E : Mandiri untuk 2 fungsi
B : Mandiri untuk 5 fungsi F : Mandiri untuk 1 fungsi
C : Mandiri untuk 4 fungsi G : Tergantung untuk 6 fungsi
D : Mandiri untuk 3 fungsi

a. Klien mengatakan sulit bergerak karena keadaan kakinya yang fraktur


b. Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas normal seperti biasanya
karena fraktur tersebut
c. Klien mengatakan kesulitan berpindah dari berdiri ke duduk
d. Klien tampak kesulitan saat bergerak atau berpindah
e. Klien tampak lambat saat bergerak
f. Klien tampak kesulitan membolak-balik posisi

5. Pola Istirahat Tidur

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Jumlah jam tidur siang - -

Jumlah jam tidur 6-7jam 6-7jam


malam

Pengantar tidur Tidak ada Tidak ada

Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada

Perasaan waktu Lega Lega


bangun

Saat dikaji, klien mengatakan setelah pulang dari rumah sakit, klien tidak
memiliki masalah berarti saat tidur. Klien tidak mengalami perubahan
pola tidur. Namun saat dirawat di rumah sakit, klien mengatakan sering
terganggu tidurnya karena nyeri post-op yang dirasakan. Saat dikaji, klien
tiap harinya tidur selama 6-7 jam, klien tidak terbiasa tidur siang. Klien
tidak mengalami gangguan tidur dan klien merasa nyaman saat bangun.

6. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif


a. Klien tidak mengalami keluhan yang berarti yang berkenaan dengan
kemampuan sensasi, baik penglihatan, pendengaran, penghidu,
pengecap, dan sensasi perabaan.
b. Klien tidak memakai alat bantu seperti kacamata atau alat bantu
dengar.
c. Klien dapat mengingat, berbicara, dan memahami pesan yang diterima
dengan baik, dan dapat mengambil keputusan yang bersifat sederhana.
d. Klien mengeluh nyeri dengan persepsi sebagai berikut :
P (Paliatif) : Ketika digerakkan (ditekuk/diregangkan)
Q (Quality) : Ditusuk-tusuk
R (Regio) : Femur kanan
S (Skala/Severity): 3 (ringan)
T (Time) : Hilang-timbul

7. Persepsi Diri dan Konsep Diri


a. Klien merasa sakit yang dideritanya sebagai sebuah ujian dalam
hidupnya dan klien berharap setelah menjalani perawatan klien dapat
segera pulih dan menjalani aktivitas seperti biasanya.
b. Perasaan klien saat dikaji yaitu pasien merasa kurang nyaman dengan
kondisinya, karena klien tidak dapat bergerak secara bebas dan nyeri
yang dirasakannya.
c. Konsep diri klien :
1) Klien merasa kondisi sakitnya saat ini membuat dirinya kurang
percaya diri, dan malu untuk menampakkan diri didepan umum.
2) Klien tidak memiliki masalah dengan identitas dirinya sebelum dan
sesudah kondisi sakitnya.
3) Selama kondisi sakitnya, klien tidak mengalami perubahan peran.
4) Harapan klien saat dikaji yaitu klien ingin segera kakinya bisa
normal kembali dan dapat berjalan seperti sedia kala.
5) Saat dikaji, klien mengaku merasa tidak nyaman dan malu dengan
kondisinya karena menggunakan alat bantu jalan. Klien tidak
percaya diri untuk menunjukkan dirinya keluar rumahnya.

8. Pola Hubungan dengan Orang Lain


a. Klien mampu berkomunikasi dengan relevan, jelas, mampu
mengekspresikan dan mampu mengerti orang lain
b. Klien paling dekat dengan orang tuanya dan orang tuanya adalah
orang yang paling berpengaruh bagi klien.
c. Bila memiliki masalah, klien selalu meminta bantuan kepada ibu atau
ayahnya.
d. Klien tidak memiliki kesulitan hubungan dalam keluarga.

9. Pola Reproduksi dan Seksual


Klien belum menikah, klien sudah disunat, klien mengerti tentang kondisi
dan fungsi seksualnya.

10. Pola Mekanisme Koping


a. Dalam mengambil keputusan, klien selalu meminta pendapat kepada
orang tuanya atau dengan cara musyawarah dalam keluarga.
b. Bila menghadapi suatu masalah, klien selalu bercerita dengan orang
tuanya atau dengan teman terdekatnya.
c. Upaya klien dalam mengatasi masalahnya yaitu klien berusaha untuk
mencapai kesembuhannya dengan melakukan checking secara rutin
dan tidak menentang apa yang diinstruksikan dokter atau perawat.

11. Pola Nilai Kepercayaan / Keyakinan


a. Menurut klien, sumber kekuatan baginya adalah Allah Swt. Dan
keluarganya.
b. Selama kondisi sakitnya, klien melaksanakan ibadah dengan cara
duduk karena keterbatasan geraknya.
c. Tidak ada keyakinan / kebudayaan yang dianut pasien yang
berhubungan dengan kesehatan.
d. Klien yakin dengan pengobatan yang dijalaninya dan tidak ada
pertentangan dengan nilai/kebudayaan yang dianut

D. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan/keadaan umum : Tampak lemah / compos mentis

2. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 130/100 mmHg
b. Nadi : 90 x/menit (teratur dan kuat)
c. RR : 18 x/menit (teratur dan kuat)
d. Suhu : 38 ⁰C

3. Pengukuran antropometri : TB : 170 cm BB : 60 kg BB ideal : 70kg


IMT : 20,7
4. Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala : Bentuk bulat simetris, tidak ada luka
b. Rambut : Hitam, lurus, tebal, agak kotor
c. Mata : Mampu melihat jelas pada jarak normal (6m), ukuran
pupil kecil dan keduanya bereaksi terhadap cahaya (kanan dan kiri),
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak memakai alat
bantu penglihatan dan tidak ada sekret pada mata.
d. Hidung : Bersih, tidak ada sputum deviasi, tidak ada sekret, tidak
ada epistaksis, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung, dan
tidak menggunakan oksigen
e. Telinga : Mampu mendengar dengan jelas pada jarak yang normal,
tidak ada nyeri, tidak ada sekret telinga, tidak ada pembengkakan,
tidak menggunakan alat bantu
f. Mulut : Selaput mukosa lembab dan berwarna merah muda,
bersih, gigi utuh, agak kuning, dan bersih, gusi tidak bengkak, tidak
ada bau mulut, bibir lembab dan berwarna merah kehitaman
g. Leher dan Tenggorokan : Posisi trakea simetris, tidak ada benjolan
pada leher, tidak ada alat yang terpasang, tidak ada nyeri waktu
menelan, tidak ada pembesaran tonsil, vena jugularis tidak menonjol,
tidak ada obstruksi jalan nafas
h. Ekspresi wajah: Tidak menunjukkan ekspresi wajah nyeri, tetapi saat
kakinya ditekuk/diregangkan, ekspresi wajah pasien tampak
meringis/mengernyit menahan nyeri.

5. Dada dan Thorak : Bentuk simetris, pergerakan simetris dan sama kanan-
kiri, tidak ada luka, dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan
a. Paru-Paru
1. Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris, tidak ada luka, tidak
ada jejas, nafas teratur
2. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, taktil
fremitus kanan dan kiri simetris
3. Perkusi : Bunyi sonor
4. Auskultasi : Tidak ada suara nafas tambahan, suara vesikuler
b. Jantung
1. Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada memar
2. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, ictus cordis
teraba di SIC ke-5, midclavicula sinistra
3. Perkusi : Bunyi redup, tidak ada pelebaran dinding jantung
4. Auskultasi : Suara irama jantung teratur, terdengar S1 & S2
normal, tidak ada bunyi jantung tambahan.
c. Abdomen
1. Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada asites
2. Auskultasi : Terdengar bunyi peristaltik usus 10x/menit
3. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak teraba
massa
4. Perkusi : Terdengar bunyi timpani

6. Genital : Bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda infeksi, tidak terpasang
kateter dan tidak ada hemoroid
7. Ekstremitas
a. Inspeksi Kuku : Warna merah muda pucat, bersih, utuh
b. Capillary Refill : Cepat (< 2 detik)
c. Kemampuan berfungsi : (mobilitas dan keamanan) untuk semua
ekstremitas

Kanan (Tangan) Kiri (Tangan)


5 5

Kanan (Kaki) Kiri (Kaki)


2 5

1) Pada tangan kanan dan kiri, kekuatan otot klien berada pada skala
5, gerakan normal penuh, menentang gravitasi, dengan penahanan
penuh, dibuktikan dengan klien mampu menggenggam dengan erat
dan mengangkat kedua tangannya keatas.
2) Kekuatan otot pada kaki kiri pasien berada pada skala 2, gerakan
otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan, terbukti dengan
klien tidak mampu menggerakkan kaki kanannya secara mandiri
dan harus disokong dengan alat bantu jalan (krug). Klien
mengatakan belum bisa menapakkan telapak kaki kanannya

8. Kulit : Kulit bersih, warna sawo matang, lembab, turgor elastis, tidak ada
edema. Terdapat luka bekas jahitan sepanjang ±20 cm di femur kanan
superior, luka sudah mulai kering, tidak ada tanda infeksi, balutan luka
sudah dibuka.

E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboraterium
Pemeriksaan Klien Nilai Normal
Laboratorium Tanggal 16 April 2020  
Hemoglobin 7,9 gr/ dL 13,5-17,5 gr/ dL
Leukosit 6,6 109 /L 4,5-11 109 /L
Hematokrit 21,9 % 41-53%
Trombosit 109 109 /L 150-450 109 /L
Glukosa sewaktu 156 mg/ dL <200 mg/ dL
Kreatinin serum 1,1 mg/ dL 0,6-1,3 mg/ dL
BUN 13 mg/dL 6-20 mg/dL
Natrium 134,1 mmol/L 135-155 mmool/L
Kalium 3,52 mmol/L 3,5-5,0 mmol/L
Chloride 100,3 mmol/L 90-110 mmol/L
PPT penderita 9,4 –
Beda dengan kontrol<2
PPT kontrol 11,0
detik
APPT penderita 30,0 –
Beda dengan kontrol<7
APPT kontrol 28,7
detik

1. Hasil Pemeriksaan Penunjang (Hasil rontgen)


Hasil rontgen di daerah femur dextra ap-lat menunjukkan tampak fraktur
kominutif pada 1/3 distal os. Femur dextra dengan aposisi dan aligment
kurang baik, tak tampak lusensi soft tisue, tampak soft tisue swelling
2. Diit yang diperoleh : TKTP, tiga kali sehari satu porsi

F. Analisa Data
TGL/JAM Data Fokus Masalah Etiologi

16-04-2020 DS: Hambatan Gangguan


16.50 WIB a. Klien mengatakan Mobilitas Fisik muskuloskeletal
sulit bergerak
karena fraktur pada
femur kanannya
b. Klien mengatakan
tidak bisa
beraktivitas normal
seperti biasanya
karena fraktur
tersebut
c. Klien mengatakan
belum bisa
menapakkan telapak
kaki kanannya
d. Klien mengatakan
kesulitan berpindah
dari berdiri ke
duduk
DO:
a. pasien menderita
fraktur kominutif
pada 1/3 distal os.
Femur dextra
b. Klien tampak
kesulitan saat
bergerak atau
berpindah
c. Klien tampak
lambat saat
bergerak
d. Klien tampak
kesulitan
membolak-balik
posisi
16-20-2020 DS: Klien mengatakan Resiko Jatuh Penggunaan alat
16.50 WIB takut jatuh karena bantu (krug)
jalannya yang tidak
seimbang
DO: Klien tidak
seimbang saat berjalan
dan tampak kesulitan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Diagnosa 1 : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal dibuktikan dengan klien kesulitan bergerak (00085)
b. Diagnosa 2 : Resiko jatuh berhubungan dengan penggunaan alat bantu
(krug) (00155)

INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan &
keperawata Intervensi Rasional Paraf
Kriteria Hasil
n

Hambatan Setelah Kaji kemampuan Sebagai data dasar


mobilitas dilakukan pasien dalam untuk melakukan
fisik tindakan mobilisasi intervensi
berhubunga keperawatan selanjutnya
n dengan selama 3 x 1
gangguan pertemuan, Bantu klien untuk Memudahkan
muskuloske diharapkan menggunakan pasien dalam
letal hambatan tongkat saat mobilisasi
ditandai mobilitas fisik berjalan dan
dengan klien dapat cegah terhadap
klien teratasi, cedera
kesulitan dengan kriteria
bergerak hasil : Ajarkan pasien Menambah
a. Klien tentang teknik pengetahuan pasien
mampu ambulasi dan pasien dapat
meningkat kooperatif
dalam
aktivitas Ajarkan pasien Agar menambah
fisik bagaimana pengetahuan pasien
b. Klien merubah posisi dan pasien dapat
mampu dan berikan kooperatif
berjalan bantuan jika
dengan diperlukan
langkah
yang
efektif
dengan alat
bantu
c. Klien
mampu
bergerak
dengan
mudah
Resiko Setelah Identifikasi Mengetahui
jatuh dilakukan perilaku dan seberapa besar
berhubunga tindakan faktor yang resiko pasien akan
n dengan keperawatan mempengaruhi mengalami jatuh
penggunaan selama 3 x 1 risiko jatuh
alat bantu pertemuan, Menghindari atau
(krug) diharapkan Identifikasi meminimalisir
klien tidak karakteristik faktor lingkungan
beresiko jatuh, lingkungan yang yang dapat
dengan kriteria dapat meningkatkan
hasil : meningkatkan potensi pasien jatuh
a. Perilaku potensi untuk
penecgaha jatuh Menurunkan resiko
n jatuh: jatuh klien
tindakan Sarankan
individu perubahan dalam
atau gaya berjalan Menambah
pemberi pasien pengetahuan
asuhan anggota keluarga
untuk Didik anggota pasien dan anggota
meminimal keluarga tentang keluarga pasien
kan faktor faktor risiko yang dapat kooperatif
resiko yang berkontribusi
dapat terhadap jatuh
memicu dan bagaimana
jatuh di mereka dapat
lingkungan menurunkan
individu resiko tersebut
b. Tidak ada
kejadian
jatuh

Anda mungkin juga menyukai