OLEH KELOMPOK 6 :
B. KLASIFIKASI
Penyakit Cushing didefinisikan sebagai bentuk spesifik tumor hipofisis
yang berhubungan sekresi ACTH hipofisis berlebihan.
Sindrom Cushing dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Penyakit Cushing
Merupakan tipe Sindroma Cushing yang paling sering ditemukan
berjumlah kira-kira 70 % dari kasus yang dilaporkan. Penyakit Cushing
lebih sering pada wanita (8:1, wanita : pria) dan umur saat diagnosis
biasanya antara 20-40 tahun.
b. Hipersekresi ACTH Ektopik
Kelainan ini berjumlah sekitar 15 % dari seluruh kasus Sindroma
Cushing. Sekresi ACTH ektopik paling sering terjadi akigat karsinoma
small cell di paru-paru; tumor ini menjadi penyebab pada 50 % kasus
sindroma ini tersebut. Sindroma ACTH ektopik lebih sering pada laki-laki.
Rasio wanita : pria adalah 1:3 dan insiden tertinggi pada umur 40-60
tahun.
c. Tumor-tumor Adrenal Primer
Tumor-tumor adrenal primer menyebabkan 17-19 % kasus-kasus
Sindroma Cushing. Adenoma-adenoma adrenal yang mensekresi
glukokortikoid lebih sering terjadi pada wanita. Karsinoma-karsinoma
adrenokortikal yang menyebabkan kortisol berlebih juga lebih sering
terjadi pada wanita; tetapi bila kita menghitung semua tipe, maka insidens
keseluruhan lebih tinggi pada laki-laki. Usia rata-rata pada saat diagnosis
dibuat adalah 38 tahun, 75 % kasus terjadi pada orang dewasa.
d. Sindroma Cushing pada Masa Kanak-kanak
Dindroma Cushing pada masa kanak-kanak dan dewasa jelas lebih
berbeda. Karsinoma adrenal merupakan penyebab yang paling sering
dijumpai (51 %), adenoma adrenal terdapat sebanyak 14 %. Tumor-tumor
ini lebih sering terjadi pada usia 1 dan 8 tahun. Penyakit Cushing lebih
sering terjadi pada populasi dewasa dan berjumlah sekitar 35 % kasus,
sebagian besar penderita-penderita tersebut berusia lebih dari 10 tahun
pada saat diagnosis dibuat, insidens jenis kelamin adalah sama.
D. PATOFISIOLOGI
Sindrom cushing dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme, yang
mencakup tumor kelenjar hipofisis yang menghasilkan ACTH dan
menstimulasi korteks adrenal untuk menigkatkan sekresi hormonnya
meskipun hormon tersebut telah diproduksi dengan jumlah yang adekuat.
Penyakit ini terjadi akibat patologi kelenjar hipofisis dimana lup umpan balik
negatif mengalami kegagalan dan hipofisis terus mensekresi ACTH dalam
mengahadapi kortisol plasma yang tinggi ; efek pada metabolisme protein,
karbohidrat, dan lemak pada keduanya adalah karena pemajanan lama pada
tingkat hormon glukokortikoid yang tinggi. Hiperplasia primer kelenjar
adrenal dalam keadaan tanpa adanya tumor hipofisis jarang terjadi. Pemberian
kostikosteroid atau ACTH dapat pula menimbulkan sindrom cushing.
Penyebab lain sindrom cushing yang jarang dijumpai adalah produksi ektopik
ACTH oleh malignitas, karsinoma bronkogenik merupakan tipe malignitas
yang paling sering ditemukan. Tanpa tergantung dari penyebabnya,
mekanisme umpan balik normal untuk mengendalikan fungsi korteks adrenal
menjadi tidak efektif dan pola sekresi diurnal kortisol yang normal akan
menghilang. Tanda dan gejala cushing sindrom terutam terjadi sebagai akibat
dari sekresi glukokortikoid dan androgen yang berlebihan, meskipun sekresi
mineralokortikoid juga dapat terpengaruh.
Telah dibahas diatas bahwa penyebab sindrom cishing adalah peninggian
kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Untuk lebih memahami
manifestasi klinik sindrom chusing, kita perlu membahas akibat-akibat
metabolik dari kelebihan glikokorikoid.
Korteks adrenal mensintesis dan mensekresi empat jenis hormon:
Glukokortikoid. Glukokortikoid fisiologis yang disekresi oleh adrenalú
manusia adalah kortisol.
Mineralokortikoid. Mineralokortikoid yang fisiologis yang diproduksiú
adalah aldosteron.
Androgen.ú
Estrogenú
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Amenorea
2. Jerawat
3. Nyeri punggung
4. Penurunan konsentrasi
5. Kelemahan otot
6. Moonface
7. Nyeri kepala
8. Hiperpigmentasi
9. Luka sukar sembuh
10. Edema pada ekstremitas
11. Penipisan kulit
12. Hipertensi
13. Petechie
14. Miopati
15. Ekimosis
16. Osteoporosis
17. Striae
18. Pembesaran klitoris
19. Hirsutisme (pertumbuhan bulu diwajah)
20. Obesitas
21. Punuk kerbau pada posterior leher
22. Hipokalemia
23. Psikosis
24. Retensi natrium
25. Depresi
26. Perubahan emosi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Tes supresi dexamethason
1 Untuk membantu menegakkan diagnosis penyebab sindrom cushing
tersebut, apakah hipofisis atau adrenal
2 Untuk menentukan kadar kortisol
b. Pada pagi hari lonjakan kortisol akan ditekan : Steroid <5 style="">
Normal
c. Pada pagi hari sekresi kortisol tidak ditekan : Steroid >à10 uL /dl Sindrom
Cushing
d. Kadar kortisol bebas dalam urin 24 jam:
Untuk memeriksa kadar 17- hidroksikortikosteroid serta 17-
kortikosteroid, yang merupakan metabolic kortisol dan androgen dalam
urin.
e. Sindrom Cushing Kadar metabolic dan kortisol plasma meningkat
f. Stimulasi CRF (Corticotrophin-Releasing Faktor)
Untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat-tempat ektopik
produksi ACTH sebagai penyebab.
g. Pemeriksaan Radioimmunoassay ACTH Plasma : untuk mengenali
penyebab Sindrom Cushing
h. CT, USG, dan MRI
Dapat dilakukan untuk menentukan lokasi jaringan adrenal dan
mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal.
G. PENATALAKSANAAN
Pengobatan sindrom cushing tergantung ACTH tidak seragam, bergantung
apakah sumber ACTH adalah hipofisis / ektopik.
a. Jika dijumpai tumor hipofisis. Sebaiknya diusahakan reseksi tumor
tranfenoida.
b. Jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat
ditemukan maka sebagai gantinya dapat dilakukan radiasi kobait pada
kelenjar hipofisis.
c. Kelebihan kortisol juga dapat ditanggulangi dengan adrenolektomi total
dan diikuti pemberian kortisol dosis fisiologik.
d. Bila kelebihan kortisol disebabkan oleh neoplasma disusul kemoterapi
pada penderita dengan karsinoma/ terapi pembedahan
e. Digunakan obat dengan jenis metyropone, amino gluthemide o, p-ooo
yang bisa mensekresikan kortisol ( Patofisiologi Edisi 4 hal 1093 )
Sesuai pada penyebabnya. Penyakit Cusing dapat dilakukan iradiasi dari
hipofise, kombinasi iradiasi dengan unilateral adrenalektomi. Pada adenoma
basofil yang menimbulkan gejala penionggian tekanan intra kranial dan tidak
berhasil dengan radiotherafi, dilakukan ekstirpasi. Pada kasus berat dimana
iradiasi hipofise tidak memberi hasil, dilakukan adrenalektomi bilateral,
kemudian substitusi dengan hidrokortison, kortison atau fludrokortison. Bila
disebabkan oleh adenoma atau karsinoma adrenal, dilakukan operasi
kemudian terapi substitusi.
1 Terapi Operatif
Operasi pengangkatan tumor padaà- Hipofisektomi Transfenoidalis
kelenjar hipofisis terapi pilihan bagi pasien dengan hipertrofi adrenalà-
Adrenalektomi primer
2 Terapi Medis
Preparat penyekot enzim adrenal (metyrapon, aminoglutethimide,
mitotane, ketokonazol) digunakan untuk mengurangi hiperadrenalisme
jika sindrom tersebut disebabkan oleh sekresi ektopik ACTH oleh tumor
yang tidak dapat dihilangkan secara tuntas.
H. WOC
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPOTIROIDISME
A. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur (mempunyai insiden puncak antara usia 20
dan 40 tahun) , jenis kelamin( lebih lazim sering terjadi pada wanita dari
pada laki-laki), pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.
b. Keluhan Utama
Adanya memar pada kulit, pasien.Mengeluh lemah, terjadi
kenaikan berat badan.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan ada memar pada kulit.
d. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan
kartekosteroid dalam jangka waktu yang lama, kaji apakah klien
sebelumnya pernah menderita osteoprosis, hipertensi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit sindrom cushing
f. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum lemah
2. Tanda vital : suhu meningkat, tensi meningkat, nadi cepat dan lemah
3. Sistem Integumen
Kaji kulit klien terhadap trauma, infeksi, lecet-lecet, memar dan
edema.
4. Sistem Pernapasan
Kaji apakah terdapat pernapasan tachipneu dan pernapasan cuping
hidung.
5. Sistem Kardiovaskuler
Kaji pasien terhadap hipertesi dan hipertensi cairan dengan pitting
edema
6. Sistem Pencernaan
Kaji mukosa bibir klien apakah nampak kering atau pucat, kaji
tenggorokan terhadap pembesaran kelenjar tiroid.
7. Sistem Gastrointestinal
Pada pemeriksaan fisik ditemukan garis-garis penegangan atau
strie pada abdomen.
8. Sistem Neurologis
Fungsi mental pasien dikaji yang mencakup keadaan emosi, respon
terhadap pertanyaan, kesadaran akan lingkungan & tingkat depresi.
9. Sistem Musculoskeletal
Kaji terhadap, Bufallo hamp, Obesitas badan dengan ekstremitas
kecil, Penumpukan lemak supra klapikular, Sakit pinggang,
Kehilangan otot atau kehilangan massa otot, atrofi otot dan
Osteoporosis.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh b.d perubahan stuktur/ bentuk tubuh (perubahan
penampilan D.0083 (SDKI hal : 186)
2. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d perubahan hormonal D.0129 (SDKI
hal : 282 )
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan D.0056 (SDKI hal. 128)
C. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
(SDKI)
1 Resiko infeksi b.d proses Risiko infeksi SLKI Hal : 183 Risiko infeksi SIKI Hal: 505
inflamasi, D.0142 (SDKI hal : Luaran utama: Tingkat infeksi Intervensi utama : Pencegahan Infeksi
304 ) L.14137(SLKI:hal 139) I.14539 (SIKI Hal:278)
Ekspetasi : menurun Tindakan:
Kriteria hasil: Observasi
Kebersihan tangan meningkat Monitor tanda dan gejala infeksi local
Kebersihan badan meningkat dan sistemik
Demam menurun
Terapeutik
Nyeri menurun
Batasi jumlah pengunjung
Kemerahan menurun
Berikan perawatan kulit pada area
Piuria menurun edema
Letargi menurun Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Kultur area luka membaik dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptic pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
Ajarkan cara memeriksa luka
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaboras pemberian imuninasi,jika
perlu.
Luaran Tambahan: Tingkat Keletihan Konsultasi dengan medis jika tanda dan
L.05046 (SLKI Hal:141) gejala hiperglikemia tetap ada atau
Ekspetasi : menurun memburuk
Kriteria hasil : Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi
Tenaga meningkat ortostatik