DI SUSUN OLEH :
RENDI RAHMEDI
NPM:1826010070
Perceptor. Co perceptor
1. Pengertian
Istilah rheumatis berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti mucus,
suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan struktur tubuh
kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia
lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi
Darmojo, 1999).
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui
yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut (Susan
membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri
2000).
2. Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah
yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan
saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada
osteoartritis.
b) Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih
pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause)
frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
c) Suku bangsa
ini mungkin berkaitan dengan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada
d) Genetik
Berat badan yang berlebih berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya
berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi
juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Oleh karena itu
diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berperan pada timbulnya kaitan
tersebut.
menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih
tinggi.
g) Kelainan pertumbuhan
h) Kepadatan tulang
osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak
membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi.
3. Jenis Reumatik
a) Reumatik Sendi (Artikuler)
artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:
b) Artritis Reumatoid
terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan
jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi
Proses ini secara perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta
c) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum
klinis yang sama. Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi
subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar
yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam pada
permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa
faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih
dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik,
kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga,
d) Atritis Gout
Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif.
Namun bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit
karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder
disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi,
yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah
satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan
termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam
urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang,
yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya
meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga
ikut meninggi.
1) Fibrosis
pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini
dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa timbul
sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke
tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan
pseudogout.
5) Back Pain
diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau
sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk.
Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan
6) Nyeri pinggang
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan
atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan
4. Manifestasi klinis
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena,
kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat. Terdapat
hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dan
perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak,
a) Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan
c) Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk
d) Krepitasi
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul
berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang
lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua
(lansia).
5. Patofisiologi
sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada
persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.
Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan
osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa
adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang
6. Pemeriksaan penunjang
a) Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal)
d) Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
panas.
f) Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
g) Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris
yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap
7. Penatalaksanaan
a) Medikamentosa
sakit.
e) Dukungan psikososial
f) Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
h) Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri
Karbohidrat Semua –
Protein hewani Daging atau ayam, ikan Sarden, kerang, jantung, hati,
angsa, burung.
mengandung soda.
berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas normal. Bahan
makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:
8. Komplikasi
b) Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
d) Terjadi splenomegali.
untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam
a) Biodata
Nama, umur, jenis kelamin, status, alamat, pekerjaan, penanggung jawab. Data
b) Riwayat Kesehatan
(1) Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
c) Pemeriksaan fisik
(1) Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
d) Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
e) Kardiovaskuler
f) Integritas ego
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan
g) Makanan/ cairan
h) Hygiene
Ketergantungan
i) Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
j) Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan
k) Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan
l) Interaksi social
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran;
isolasi.
konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
Kriteria Hasil:
kemampuan.
Intervensi Rasional
verbal.
- Berikan matras/ kasur keras, bantal - Matras yang lembut/ empuk, bantal
yang terinflamasi/nyeri
tempat tidur, sokong sendi yang sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit
hangat atau mandi pancuran pada dan mobilitas, menurunkan rasa sakit
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
kontraktor
Kriteria Hasil :
keterbatasan.
Intervensi Rasional
Kriteria Hasil :
kemampuan individual.
Intervensi Rasional
diantisipasi
lingkungan
- Kolaborasi : Konsul dengan ahli - Berguna untuk menentukan alat
setelahnya.
4. Implementasi
tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi secara
5. Evaluasi
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini
terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama
proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon klien disebut evaluasi proses,
dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut
Azizah,Lilik Ma’rifatul. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Garaha Ilmu. Yogyakarta. 2011
Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika. Jakarta. 2010
Mubaraq, Chayatin, Santoso. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi. Salemba
Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti, Sari
Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2006