Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP LANJUT USIA


1. Pengertian Lanjut Usia

Menurut Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8 (dalam Sunaryo, 2016) menyatkan


lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 6 tahun keatas. Pada lanjut usia akan
tejadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga
tidak dapat bertahan infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Oleh karena itu
dalam tubu aan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural yang
disebut penyakit degeneratife yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan
episode terminal.

2. Batasan Umur Lanjut Usia


Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009), batasan-batasan umur yang
mencangkup batasan umur lansia sebagai berikut:
a. Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab I Pasal 1 ayat 2 yang
berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.”
b. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat
kriteria berikut: usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua
(very old) ialah diatas 90 tahun”.
c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase, yaitu pertama (fase
inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virlities) ialah 40-55 tahun, ketiga (fase
presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65 tahun hingga tutup
usia
d. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lajut usia (geriatric age): >65
tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (geriatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga
batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old (>80
tahun) (Efendi, 2009).
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan padadaur kehiupan
manusia. Sedankan menurut Paal 1 ayat (2), (3), (4), Nomor 13 Tahu 1998 tetang
Kesehatan dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia
lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).
3. Memahami Mitos dan Realita Lanjut Usia
Dalam masyaraka sering kita jumpai anggapan dan pandangan yang keliru tentang
pengertiandan mitos mengenai lanjut usia (lansia), sehingga hal terebut dapat
merugikan paralanjut usia itu sendiri. Anggapan dan pandangan yang keliru itu
menimbulkan stigma (cap buruk) bagi para lansia di masyarakat, dan dapat
memengaruhi orang-orang yang sesungguhnya memiliki kepedulian membantu para
lansia. Anggapan dan pandangan yang keliru dalam masyarakat mencangkup beberapa
hal sebagai berikut:
a. Lansia berbeda dengan orang lain;
b. Lansia tidak dapat belajar keterampilan baru serta tidak perlu pendidikan dan
latihan;
c. Lansia sukar memahami informasi baru;
d. Lansia tidak produktif dan menjadi beban masyarakat;
e. Lansia tidak berdaya;
f. Lansia tidak dapat mengambil keputusan;
g. Lansia tidak butuh cinta dan tidak perlu relasi seksual;
h. Lansia tidak menikmati kehidupan sehingga tidak dapat bergembira;
i. Lansia itu lemah, jompo, ringkih, sakit-sakitan, atau cacat;
j. Lansia menghabiskan uang untuk berobat;
k. Lansia sama dengan pikun.

Sebagai orang Timur, kita memiliki budaya kekeluargaan yang sangat kental seperti
anak, cucu, dan sanak saudara dari para lansia, pada umumnya sangat tidak keberatan
untuk menerima kehadiran dan keberadaan lansia dalam keluarganya. Namun
demikian, dengan adanya anggapan dan pandangan yang keliru seperti diatas, tak urung
bias memngaruhi anggota keluarga dalam memperlakukan para lansia. Hal inilah yang
perlu diperjelas agar tidak berkepanjangan dan perlu dicari cara untuk
mensosialisasikan anggapan, pengertian, dan pemahaman yang benar, sehingga para
lansia memiliki hak dan kewajiban yang sama sesuai kondisi, usia, jenis kelamin, dan
status social mereka dalam masyarakat. Salah satu cara untu menghindari anggapan
dan pengertian yang salah atau keliru tentang lansia yaitu dengan melihat realita yang
ada dimasyarakat.

4. Mitos-mitos Penuaan
Menurut Miller 1995 (dalam Sunaryo, 2016), ada beberapa mitos tentang penuaan,
sebagai berikut:
1. Mitos Kedamaian dan Ketenangan
Orang lanjut usia seharusnya dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya
pada usia muda serta dewasanya. Namun, dalam kenyataannya ternyata terjadi hal-
hal sebaiknya seperti lansia penuh dengan stress karena kemiskinan dan berbagai
keluhan serta penderitaan karena penyakit.
2. Mitos Konservatisme dan Kemunduran Pandangan

Anda mungkin juga menyukai