Anda di halaman 1dari 9

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Terapi Modalitas Senam Rematik

POKOK BAHASAN : Mengatasi Nyeri

SUB POKOK BAHASAN : Rematik

SASARAN : Ny.I

WAKTU : 13.00

HARI / TANGGAL : 30 Mei 2019

TEMPAT : Rumah Ny.I

PENYULUH : Mahasiswa/i Profesi Ners STIKes A. Yani Cimahi

A. LATAR BELAKANG
Rematik, pegal linu, nyeri otot dan sendi, merupakan penyakit -
penyakit yang tidak asing dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan
kebanyakan pada masyarakat lansia (lanjut usia) yang memang dekat
dengan gangguan rematik yang merupakan salah satu dari
penyakit degeneratif ( FKUI/RSCM, 2009 ).
Penyakit gangguan persendian merupakan salah satu penyebab
utama terjadinya disabilitas pada lansia.Pada sinovial sendi terjadi
perubahan berupa tidak ratanya permukaan sendi, fibrilasi dan
pembentukan celah dan lekukan di permukaan tulang rawan (Stockslager
& Schaeffer 2007).Gangguan persendian yaitu rematik mempunyai tanda
nyeri sendi ataupun tulang belakang.Penyakit ini menyerang sendi dan
struktur jaringan penunjang disekitar sendi sehingga menimbulkan rasa
nyeri.
Rematik adalah penyakit yang sifatnya menahun dan menghambat
aktivitas penderitanya. Karena itu lingkup gerak sendi harus
dipertahankan sehingga gerakan kita akan terpelihara. Dengan senam
rematik, hal itu bisa dicapai. Pada orang yang normal, karena kita
bergerak aktif, maka gerakan kita akan terpelihara.Pada penderita
rematik, mereka sulit menggerakkan tubuhnya karena nyeri. Bila tidak
digerakkan, lama-lama sendi akan lengket dan benar-benar tidak bisa
digerakkan. Ini yang kita cegah dengan melakukan olah fisik.
Senam rematik ditujukan untuk orang yang sehat maupun pasien
rematik yang dalam fase remisi atau penyakitnya tidak kambuh. Senam
rematik terdiri dari delapan komponen gerak, yaitu menjaga postur tubuh,
peregangan otot, latihan lingkup gerak sendi, latihan penguatan otot,
penguatan kerja jantung dan paru, latihan keseimbangan, koordinasi,
serta ketahanan otot. Inti dari senam rematik adalah mempertahankan
lingkup gerak sendi secara maksimal. Misalnya tangan mampu membuka,
mengepal, kaki menekuk atau leher bisa menoleh.

B. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Lansia dapat memahami dan memperagakan kembali senam
rematik untuk penderita rematik.
2.Tujuan Khusus
a. Lansia mampu memahami dan menjelaskan pengertian senam
rematik
b. Lansia mampu memahami dan menjelaskan tujuan senam rematik.
c. Lansia mampu memperagakan senam rematik

C. SASARAN
Sasaran dari penyuluhan senam rematik adalah lansia yang
memiliki riwayat rematik diatas dan tidak memiliki hambatan dalam
melakukan kegiatan

D. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
E. MEDIA DAN ALAT
1. Leaflet

F. WAKTU DAN TEMPAT

Hari/tanggal : 30 Mei 2019


Jam : 13.00 WIB – selesai
Tempat : Rumah Ny.I

G. PENYULUH
Mahasiswa/i Profesi Ners STIKes A. Yani Cimahi

H. SETTING TEMPAT

PENYULUH PESERTA

LAMPIRAN MATERIAL

1. Pengertian
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah
serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok.
senam rematik adalah suatu gerakan yang dilakukan secara teratur
dan terorganisasi bagi penderita rematik yang bertujuan untuk
mengurangi nyeri. (Santosa,1994).

2. Tujuan
a. Mengurangi nyeri pada penderita rematik
b. menjaga kesehatan jasmani menjadi lebih baik
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

3. Indikasi dan Kontraindikasi


a. Indikasi
Senam rematik ini dapat diberikan kepada seluruh penderita
Diabetes mellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan
sejak pasien didiagnosa menderita Diabetes Mellitus sebagai tindakan
pencegahan dini.
b. Kontraindikasi
a. Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dispnea atau
nyeri dada.
b. Orang yang depresi, khawatir atau cemas.

4. Hal yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan


a. Lihat Keadaan umum dan keadaran pasien
b. Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan
c. Cek Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada)
d. Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan
senam rematik tersebut
e. Kaji status emosi pasien (suasanan hati/mood, motivasi)

5. Keuntungan senam rematik


a. Tulang menjadi lebih lentur
b. Otot - otot akan menjadi tetap kencang
c. Memperlancar peredaran darah
d. Menjaga kadar lemak darah tetap normal
e. Jantung menjadi lebih Sehat
f. Tidak mudah mengalami cedera
g. Memperlancar cairan getah bening.
h. Kecepatan reaksi menjadi lebih baik
6. Implementasi
a. Persiapan Alat : matras,Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi
duduk dan berbaring), hanskun.
b. Persiapan Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan
senam kaki
c. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien,
Jaga privacy pasien
d. Prosedur Pelaksanaan :
No. Langkah-Langkah Gambar
1. Prinsip Pertama: Latihan Pernapasan
Duduklah dengan nyaman dan tegakkan
punggung Anda. Tarik napas melalui
hidung hingga tulang rusuk terasa
terangkat dan hembuskan napas melalui
mulut. Latihan ini sangat berguna untuk
mengurangi rasa nyeri saat rematik
datang. Lakukan secara kontinu, minimal
4 set dengan istirahat antar set 1-2 menit.
2. Prinsip Kedua: Latihan Persendian
Beberapa contoh latihan berikut sangat
cocok untuk melatih beberapa titik
persendian Anda.

SendiLeher
Tegakkan kepala Anda. Putar kepala ke
kanan perlahan lahan hingga kembali ke
posisi awal. Lanjutkan dengan memutar
kepala ke kiri secara perlahan-lahan
hingga kembali ke posisi awal. Lakukan
secara berulang.
Sendi Bahu
Berbaringlah dengan nyaman dengan
posisi lengan rileks di samping tubuh
Anda. Angkat lengan kanan secara
perlahan ke arah samping menjauhi
tubuh Anda, kemudian kembalikan pada
posisi semula. Ulangi gerakan yang
sama untuk lengan kiri Anda. Lakukan
secara bergantian antara lengan kiri dan
kanan.

Mulailah dengan posisi siku ditekuk ke


arah samping dan posisi telapak tangan
menyentuh bahu. Gerakkan kedua siku
Anda ke arah depan, hingga kedua siku
saling menyentuh. Lanjutkan dengan
menggerakkan siku hingga kembali ke
posisi awal. Rasakan dada Anda tertarik
ketika menarik siku kembali ke posisi
awal.

Sendi Pinggul
Berbaringlah dengan nyaman dengan
posisi ujung tumit menempel. Jauhkan
kaki kanan Anda secara perlahan dari
tubuh, lalu kembalikkan ke posisi awal.
Lakukan secara bergantian antara kaki
kanan dan kiri.

Pergelangan Kaki
Putar pergelangan kaki kanan searah
jarum jam secara perlahan kemudian
lakukan arah sebaliknya (berlawanan
jarum jam). Lakukan secara bergantian
antara pergelangan kaki kanan dan kiri

.
Pergelangan Tangan
Tekuk jari–jari tangan Anda, putar
pergelangan tangan Anda searah jarum
jam dan kemudian berlawanan dengan
jarum jam

Ruas Jari
Sentuh tiap jari-jari tangan Anda dengan
ibu jari. Ulangi hingga 5 kali

8. Prinsip Ketiga: Latihan Kekuatan


Latihan ini bertujuan untuk melatih otot.
Dilakukan sebanyak 3-5 set, dengan
istirahat antar set selama 1-2 menit
 Duduklah pada kursi yang diganjal
bantal. Silangkan pergelangan
kaki kanan di atas pergelangan
kaki kiri. Tekan kaki kanan ke kaki
kiri, dan di saat bersamaan, tekan
kaki kiri maju melawan kaki kanan
Anda. Tahan posisi ini selama 3-6
detik, lalu lepaskan. Ulangi
dengan posisi pergelangan kaki
kiri di atas pergelangan kaki
kanan.

 Berbaringlah dengan lutut ditekuk


dan telapak kaki menyentuh
lantai. Angkat panggul dari lantai
dengan punggung atas dan
tengah serta tangan tetap
menyentuh lantai. Rasakan
adanya kontraksi pada pantat dan
perut Anda. Tahan posisi ini
beberapa detik, sambil mengambil
napas dalam-dalam dan perlahan.
 Taruh karet gelang di kelima jari
tangan Anda. Rentangkan jari-jari
Anda selebar yang Anda bisa.
Perlahan lepaskan tekanan dari
karet gelang tersebut dan kembali
ke posisi awal.

7. Evaluasi Setelah Tindakan


a. Evaluasi Subjektif
- Klien mengatakan tampak rileks
- Klien mengatakan kesemutan berkurang
b. Evaluasi Objektif
- Klien mengerti tujuan senam kaki dan dapat memperagakan gerakan
senam rematik
- Klien dapat memperagakkan sendiri teknik-teknik senam kaki secara
mandiri
DAFTAR PUSTAKA

Manjoer A, dkk, 1999, Kapita Selekta kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta: Media
Aesculapius FK UI
Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Buku 2 Edisi 4, Jakarta: EGC
Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC
Wahyudi Nugroho. (2000). Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai