Anda di halaman 1dari 13

DISCHARGE PLANNING / SAP

PADA PASIEN HEMOROID

TUGAS INDIVIDU
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh :

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2014
LAPORAN PELAKSANAAN
DISCHARGE PLANNING

Materi : Discharge Planning


Sub pokok bahasan : Penkes tentang hemoroid dan perawatannya.
Hari / Tanggal / Jam : 15 Oktober 2014
Tempat : Ruang Dahlia
Waktu Pertemuan : 15 menit
Sasaran : Keluarga dan pasien hemoroid

A. Latar Belakang
Perencanaan pulang (Discharge Planning) merupakan proses terintegrasi yang
terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan (Raden & Traft, 2008). Perencanaan pulang disesuaikan dengan
sumber daya dan fasilitas yang ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah
pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia di masyarakat.
Perencanaan pulang dilakukan pada setiap pelayanan kesehatan. Setiap klien masuk
tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.

B. Tujuan
Discharge Planning bertujuan untuk :
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta sikap
dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien
6. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat

C. Pelaksanaan
Dalam perencanaan pulang,perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga agar:
a. Mengetahui tentang penyakitnya
b. Mengetahui kemampuan dalam pelaksanaan perencanaan pulang,jika tidak maka
pasien harus mempunyai seseorang yang bisa membantu
c. Mengetahui tujuan dari perencanaan pulang
d. Mengetahui apa yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan
e. Informasi tertulis tentang perawatan yang harus dilakukan di rumah
f. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan
g. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasinya
h. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun pasien sendiri dapat
digunakan metode ceramah,demonstrasi,dan lain-lain
i. Informasi tentang nomor telepon layanan perawatan,dokter,dan pelayanan
keperawatan,serta kunjungan rumah apabila pasien memerlukan.

D. Materi
Penkes hemoroid dan perawatannya

1. Pengertian hemoroid
2. Penyebab hemoroid
3. Tanda dan gejala hemoroid
4. Penatalaksanaan hemoroid
5. Perawatan paska operasi hemoroid

E. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab

F. Media
- Leaflet

G. Pengorganisasian
Penyuluh : Arif budiarsa, S.Kep.

H. Setting Tempat

Penyuluh

Keluarga dan pasien


I. Kegiatan Discharge Planning
No Kegiatan Waktu Kegiatan Peserta
1 Pendahuluan 3 Menit
a. Memberi salam dan perkenalan diri  Menjawab
b. Melakukan apersepsi salam
c. Mengkomunikasikan pokok bahasan  Menyimak
d. Mengkomunikasikan tujuan

2 Kegiatan Inti 10
a. Memberi penjelasan tentang materi Menit  Menyimak
yang telah disiapkan.  Bertanya
b. Memberikan kesempatan pasien dan  Memperhatikan
keluarga untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan

3 Penutup 2 Menit
a. Menyimpulkan materi penyuluhan  Memperhatikan
bersama pasien keluarga
 Menjawab
b. Memberikan evaluasi secara lisan pertanyaan
c. Memberikan salam penutup
 Menjawab
salam

I. Evaluasi
Pertanyaan:
1. Apa pengertian hemoroid ?
2. Apa penyebab hemoroid ?
3. Sebutkan 3 tanda dan gejala hemoroid !
4. Sebutkan penatalaksanaan hemoroid !
5. Bagaimana cara perawatan paska operasi hemoroid ?
Lampiran materi

HEMOROID

A. PENGERTIAN
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal (Smeltzer, 2002).
Hemoroid terbagi 2 macam yaitu internal hemoroid dan eksternal hemoroid.

B. ETIOLOGI
Hemoroid internal dan eksternal bisa disebabkan oleh kelemahan katup vena plexus
hemoval superior.
Hemoroid interna kebanyakan disebabkan oleh portal hipertension. Penyebab yang lain
karena konstipasi, diarhea dan kongestive heart faisule, serta berdiri atau duduk dalam
jangka waktu yang lama.

C. PATOFISIOLOGI
Pemaksaan atau mengejan selama defekasi dapat meningkatkan tekanan intra abdomen
dan menekan vena pleksus hemoroids ketika rektum terisi oleh kotoran atau faces,
trombosis dan mungkin terjadi perdarahan.
Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang
disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid ini
dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis.

D. MANIFESTASI KLINIK
1. Nyeri pada waktu defekasi, duduk dan berjalan
2. Perdarahan (merah segar) pada waktu defekasi
3. Prolaps

E. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Incisi : Drainase darah dari hemoroid yang mengalami tombosis
2. Ligasi : Mengikat hemoroid dengan karet dengan maksud supaya
terjadi nokrose dan akan lepas dengan sendirinya
3. Hemorhoidectomy :
a. Eksisi terhadap hemoroid
F. KOMPLIKASI
a. Perdarahan/bleeding : bila terjadi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan anemia.
b. Thrombosis yang akan menyebabkan rasa nyeri terus menerus
c. Hemorhoid stangualata terputusnya aliran darah oleh spingter ini dapat
menyebabkan trombosis.

G. PERAWATAN PASKA OPERASI


Beberapa perawatan setelah menjalani operasi hemoroid ( hemoroidektomi ) antara
lain :
a. Diet makanan lunak dan tinggi serat.
b. Mengompres daerah anus dengan larutan desinfektan, sering dengan larutan
PK sehari 2 kali, pagi dan sore.
c. Menjaga kebersihan daerah anus.
d. Menghindari mengejan dan mengangkat benda berat.
e. Jangan menahan keinginan untuk BAB, bila tidak di keluarkan akan
menambah keras faeses di dalam rektum.
f. Makan obat sesuai anjuran dokter.
g. Kontrol ke dokter sesuai waktu yang telah ditentukan.

Daftar pustaka

Barbara, CL., 1999, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan),
Bandung.

Brunner & Suddarth, 2006, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Kuliah ilmu penyakit bedah PSIK – UGM, 2008, Tim spesialis dr. penyakit bedah RSUP
dr.Sardjito, yogyakarta.
DISCHARGE PLANNING / SAP

PADA PASIEN SNH

TUGAS INDIVIDU
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh :

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2014
LAPORAN PELAKSANAAN
DISCHARGE PLANNING

Materi : Discharge Planning


Sub pokok bahasan : Penkes tentang SNH dan perawatannya.
Hari / Tanggal / Jam : 03 November 2014
Tempat : Ruang Kenanga
Waktu Pertemuan : 15 menit
Sasaran : Keluarga dan pasien SNH

A. Latar Belakang

Perencanaan pulang (Discharge Planning) merupakan proses terintegrasi yang


terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan (Raden & Traft, 2008). Perencanaan pulang disesuaikan dengan
sumber daya dan fasilitas yang ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah
pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia di masyarakat.
Perencanaan pulang dilakukan pada setiap pelayanan kesehatan. Setiap klien masuk
tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.

B. Tujuan
Discharge Planning bertujuan untuk :
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta sikap
dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien
6. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat

C. Pelaksanaan
Dalam perencanaan pulang,perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga agar:
a. Mengetahui tentang penyakitnya
b. Mengetahui kemampuan dalam pelaksanaan perencanaan pulang,jika tidak maka
pasien harus mempunyai seseorang yang bisa membantu
c. Mengetahui tujuan dari perencanaan pulang
d. Mengetahui apa yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan
e. Informasi tertulis tentang perawatan yang harus dilakukan di rumah
f. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan
g. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasinya
h. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun pasien sendiri
dapat digunakan metode ceramah,demonstrasi,dan lain-lain
i. Informasi tentang nomor telepon layanan perawatan,dokter,dan pelayanan
keperawatan,serta kunjungan rumah apabila pasien memerlukan.

D. Materi
Penkes SNH dan perawatannya

a. Pengertian SNH
b. Penyebab SNH
c. Tanda dan gejala SNH
d. Penatalaksanaan SNH
e. Perawatan SNH

E. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab

F. Media
- Leaflet

G. Pengorganisasian
Penyuluh : Arif budiarsa, S.Kep.

H. Setting Tempat

Penyuluh

Keluarga dan pasien


I. Kegiatan Discharge Planning
No Kegiatan Waktu Kegiatan Peserta
1 Pendahuluan 3 Menit
e. Memberi salam dan perkenalan diri  Menjawab
f. Melakukan apersepsi salam
g. Mengkomunikasikan pokok bahasan  Menyimak
h. Mengkomunikasikan tujuan

2 Kegiatan Inti 10
d. Memberi penjelasan tentang materi Menit  Menyimak
yang telah disiapkan.  Bertanya
e. Memberikan kesempatan pasien dan  Memperhatikan
keluarga untuk bertanya
f. Menjawab pertanyaan

3 Penutup 2 Menit
d. Menyimpulkan materi penyuluhan  Memperhatikan
bersama pasien keluarga
 Menjawab
e. Memberikan evaluasi secara lisan
pertanyaan
f. Memberikan salam penutup
 Menjawab
salam

J. Evaluasi
Pertanyaan:
a. Apa pengertian Stroke Non Hemoragik ?
b. Apa penyebab Stroke Non Hemoragik ?
c. Sebutkan 3 tanda dan gejala Stroke Non Hemoragik !
d. Sebutkan penatalaksanaan Stroke Non Hemoragik !
e. Bagaimana cara perawatan Stroke Non Hemoragik ?
Lampiran materi

STROKE

A. Definisi
Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau stroke merupakan gangguan
sirkulasi serebral. Merupakan suatu gangguan neurologik fokal yang dapat timbul
sekunder dari suatu proses patologis pada pembuluh darah serebral, misalnya trombosis,
embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vascular dasar, misalnya aterosklerosis,
arteritis, trauma, aneurisme dan kelainan perkembangan.
Stroke dapat juga diartikan sebagai gangguan fungsional otak yang bersifat:
- fokal dan atau global
- akut
- berlangsung antara 24 jam atau lebih
- disebabkan gangguan aliran darah otak
- tidak disebabkan karena tumor/infeksi
Stroke dapat digolongkan sesuai dengan etiologi atau dasar perjalanan penyakit.
Sesuai dengan perjalanan penyakit ,stroke dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Serangan iskemik sepintas (TIA) : merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul
mendadak dan menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam.
2. Progresif/inevolution (stroke yang sedang berkembang) : perjalanan stroke
berlangsung perlahan meskipun akut. Stoke dimana deficit neurologisnya terus
bertambah berat.
3. Stroke lengkap/completed : gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan
dengan sedikit perbaikan. Stroke dimana deficit neurologisnya pada saat onset lebih
berat, bias kemudian membaik/menetap
Klasifikasi berdasarkan patologi:
1. Stroke hemoragi: stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga
timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain:
hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa,
2. Stroke non hemoragi: stroke yang disebabkan embolus dan thrombus.

B. Etiologi
Penyebab utama dari stroke diurutkan dari yang paling penting adalah
aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan perdarahan
intraserebral dan ruptur aneurisme sakular. Stroke biasanya disertai satu atau beberapa
penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah,
diabetes mellitus atau penyakit vascular perifer.
C. Tanda dan Gejala
Stoke menyebabkan defisit nuurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh
darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adequate dan jumlah
aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan
membaik sepenuhnya.
a. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
b. Lumpuh pada salah satu sisi wajah “Bell’s Palsy”
c. Tonus otot lemah atau kaku
d. Menurun atau hilangnya rasa
e. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
f. Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam membentuk kata; afhasia atau disfasia:
bicara defeksif/kehilangan bicara)
g. Gangguan persepsi
h. Gangguan status mental

D. Penatalaksanaan
Secepatnya pada terapeutik window (waktu dari serangan hingga mendapatkan
pengobatan maksimal)
Therapeutik window ini ada 3 konsensus:
a. Konsensus amerika : 6 jam
b. Konsensus eropa: 1,5 jam
c. Konsensus asia: 12 jam
d. Prinsip pengobatan pada therapeutic window:
e. Jaringan penubra ada aliran lagi sehingga jaringan penubra tidak menjadi iskhemik.
f. Meminimalisir jaringan iskhemik yang terjadi.
Terapi umum
Untuk merawat keadaan akut perlu diperhatikan faktor – faktor kritis sebagai berikut :
1. Menstabilkan tanda – tanda vital
a. memepertahankan saluran nafas (sering melakukan penghisapan yang dalam , O2,
trakeotomi, pasang alat bantu pernafasan bila batang otak terkena)
b. kendalikan tekanan darah sesuai dengan keadaan masing – masing individu ;
termasuk usaha untuk memperbaiki hipotensi maupun hipertensi.
2. Deteksi dan memperbaiki aritmia jantung
3. Merawat kandung kemih. Sedapat mungkin jangan memasang kateter tinggal; cara ini
telah diganti dengan kateterisasi “keluar – masuk” setiap 4 sampai 6 jam.
4. Menempatkan posisi penderita dengan baik secepat mungkin :
a. penderita harus dibalik setiap jam dan latihangerakan pasif setiap 2 jam
b. dalam beberapa hari dianjurkan untuk dilakukan gerakan pasif penuh sebanyak 50
kali per hari; tindakan ini perlu untuk mencegah tekanan pada daerah tertentu dan
untuk mencegah kontraktur (terutama pada bahu, siku dan mata kaki)
Terapi khusus
Ditujukan untuk stroke pada therapeutic window dengan obat anti agregasi dan
neuroprotektan. Obat anti agregasi: golongan pentoxifilin, tielopidin, low heparin, tPA.
1. Pentoxifilin
Mempunyai 3 cara kerja:
Sebagai anti agregasi → menghancurkan thrombus
Meningkatkan deformalitas eritrosit
Memperbaiki sirkulasi intraselebral
2. Neuroprotektan
- Piracetam: menstabilkan membrane sel neuron, ex: neotropil
Cara kerja dengan menaikkan cAMP ATP dan meningkatkan sintesis glikogen
- Nimodipin: gol. Ca blocker yang merintangi masuknya Ca2+ ke dalam sel,
ex.nimotup
Cara kerja dengan merintangi masuknya Ca2+ ke dalam sel dan memperbaiki perfusi
jaringan otak
- Citicholin: mencegah kerusakan sel otak, ex. Nicholin
Cara kerja dengan menurunkan free faty acid, menurunkan generasi radikal bebas dan
biosintesa lesitin
- Ekstrax gingkobiloba, ex ginkan

Pengobatan konservatif
Pada percobaan vasodilator mampu meningkatkan aliran darah otak (ADO), tetapi
belum terbukti demikian pada tubuh manusia. Dilator yang efektif untuk pembuluh di tempat
lain ternyata sedikit sekali efeknya bahkan tidak ada efek sama sekali pada pembuluh darah
serebral, terutama bila diberikan secara oral (asam nikotinat, tolazolin, papaverin dan
sebagainya), berdasarkan uji klinis ternyata pengobatan berikut ini masih berguna : histamin,
aminofilin, asetazolamid, papaverin intraarteri.

Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darah otak. Penderita
yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti hipertensi,
diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi
umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai