Anda di halaman 1dari 10

SAP OSTEOARTHRITIS

DISUSUN OLEH:
WITA DIANTARA, S. Tr. Kep

MENGETAHUI,
PEMBIMBING AKADEMIK

(NS.HENDRI HERIYANTO,S.KEP.,M.KEP)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PADA LANSIA OSTEOARTHRITIS

1. TOPIK: OSTEOARTHRITIS

2. SASARAN: LANSIA DENGAN OSTEOARTHRITIS

3. TUJUAN

a. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit lansia dan keluarga mampu


memahami dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan lansia mampu :


a) Menyebutkan Pengertian Osteoarthritis.
b) Menyebutkan Tanda dan Gejala Osteoarthritis.
c) Menyebutkan Faktor Penyebab Osteoarthritis.
d) Menyebutkan Komplikasi Osteoarthritis.
e) Menyebutkan Cara pencegahan terhadap Osteoarthritis.
f) Menyebutkan Cara Pengobatan Osteoarthritis.
4. MATERI
(terlampir)
5. METODE

a. Ceramah

b. Diskusi / Tanya jawab

6. MEDIA

1. Leaflet

2. Lembar Balik
7. WAKTU

Jumat 24 april 2020 Waktu Kegiatan penyuluhan


1 10 menit Pembukaan
1. Mengucapkan salam
2. Perkenalan
3. Do’a pemnukaan
4. Kontrak waktu

2 30 menit Penyajian
1. Penyampaian materi
2. Tanya jawab

3 5 menit Penutup
Doa dan salam penutup

8.TEMPAT : Rumah

9. KRITERIA EVALUASI
a) Kriteria Struktur :
 Peserta hadir Lansia dan Keluarga.
 Penyelenggara penyuluhan dilakukan di rumah.
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan.

b) Kriteria Proses :
 Keluarga antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
 Peserta konsentrasi mendengarkan pendidikan kesehatan.
 Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
c) Kriteria Hasil :
 Menyebutkan Pengertian Osteoarthritis.
 Menyebutkan Tanda dan Gejala Osteoarthritis.
 Menyebutkan Faktor Penyebab Osteoarthritis.
 Menyebutkan Komplikasi Osteoarthritis.
 Menyebutkan Cara pencegahan terhadap Osteoarthritis.
 Menyebutkan Cara Pengobatan Osteoarthritis.
LAMPIRAN MATERI (SAP)
A. Pengertian Osteoarthritis.
Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak (Price dan Wilson, 2013).
Disebut juga penyakit sendi degeneratif, merupakan ganguan sendi yang tersering.
Kelainan ini sering menjadi bagian dari proses penuaan dan merupakan penyebab penting
cacat fisik pada orang berusia di atas 65 tahun (Robbins, 2007). Sendi yang paling sering
terserang oleh osteoarthritis adalah sendi-sendi yang harus memikul beban tubuh, antara
lain lutut, panggul, vertebra lumbal dan sevikal, dan sendi-sendi pada jari (Price dan
Wilson, 2013).
Penyakit Osteoarthritismerupakan akibat dari konsumsi zat purin secara berlebihan.
Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tetapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak
mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya
sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang.
Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai
oleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada
permukaan persendian. Osteoarthritis adalah bentuk arthritis yang paling umum, dengan
jumlah pasiennya sedikit melampaui separuh jumlah pasien arthritis. Gangguan ini sedikit
lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki (Price dan Wilson, 2013)
.
B. Etiologi
Faktor resiko pada osteoarthritis, meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Peningkatan usia, OA biasanya terjadi pada usia lanjut, jarang dijumpai penderita
OA yang berusia di bawah 40 tahun (Helmi, 2012). Di Indonesia, prevalensi OA
mencapai 5% pada usia < 40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia >
61 tahun (Soeroso et al., 2009).
2) Obesitas, membawa beban lebih berat akan membuat sendi sambungan tulang
berkerja lebih berat, diduga memberi andil terjadinya AO (Helmi, 2012). Serta
obesitas menimbulkan stres mekanis abnormal, sehingga meningkatkan frekuensi
penyakit (Robbins, 2007).
3) Jenis kelamin wanita (Helmi, 2012). Perkembangan OA sendi-sendi interfalang distal
tangan (nodus Heberden) lebih dominan pada perempuan. Nodus Heberdens 10 kali
lebih sering ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki (Price dan Wilson,
2013). Kadar estrogen yang tinggi juga dilaporkan berkaitan dengan peningkatan
resiko (Robbins, 2007). Hubungan antara estrogen dan pembentukan tulang dan
prevalensi OA pada perempuan menunjukan bahwa hormon memainkan peranan
aktif dalam perkembangan dan 10 progresivitas penyakit ini (Price dan Wilson,
2013).
Wanita yang telah lanjut usia atau di atas 45 tahun telah mengalami menopause
sehingga terjadi penurunan estrogen. Estrogen berpengaruh pada osteoblas dan sel
endotel. Apabila terjadi penurunan estrogen maka TGF-β yang dihasilkan osteoblas
dan nitric oxide (NO) yang dihasilkan sel endotel akan menurun juga sehingga
menyebabkan diferensiasi dan maturasi osteoklas meningkat. Estrogen juga
berpengaruh pada bone marrow stroma cell dan sel mononuklear yang dapat
menghasilkan HIL-1, TNF-α, IL-6 dan M-CSF sehingga dapat terjadi OA karena
mediator inflamasi ini. Tidak hanya itu, estrogen juga berpengaruh pada absorbsi
kalsium dan reabsorbsi kalsium di ginjal sehingga terjadi hipokalasemia. Kedaan
hipokalasemia ini menyebabkan mekanisme umpan balik sehingga meningkatkan
hormon paratiroid. Peningkatan hormon paratiroid ini juga dapat meningkatkan
resobsi tulang sehingga dapat mengakibatkan OA (Ganong, 2008).
4) Trauma, riwayat deformitas sendi yang diakibatkan oleh trauma dapat menimbulkan
stres mekanis abnormal sehingga menigkatkan frekuensi penyakit (Helmi, 2012 ;
Robbins, 2007).
5) Faktor genetik juga berperan dalam kerentanan terhadap OA, terutama pada kasus
yang mengenai tangan dan panggul. Gen atau gen-gen spesifik yang bertanggung
jawab untuk ini belum 11 terindentifikasi meskipun pada sebagian kasus
diperkirakan terdapat keterkaitan dengan kromosom 2 dan 11 (Robbins, 2007).
Beberapa kasus orang lahir dengan kelainan sendi tulang akan lebih besar
kemungkinan mengalami OA (Helmi, 2012)
C. Klasifikasi Osteoarthritis
Berdasarkan patogenesisnya OA dibedakan menjadi OA primer dan OA sekunder.
OA primer disebut juga OA idiopatik adalah OA yang kausanya tidak diketahui dan tidak
ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi.
OA sekunder adalah OA yang didasari oleh adanya perubahan degeneratif yang terjadi
pada sendi yang sudah mengalami deformitas, atau degenerasi sendi yang terjadi dalam
konteks metabolik tertentu (Robbins, 2007). Selain dari jenis osteoarthritis yang lazim,
ada beberapa varian lain. OA peradangan erosif terutama menyerang sendi pada jari-jari
dan berhubungan dengan episode peradangan akut yang menimbulkan deformitas dan
alkilosis. Hiperostosis alkilosis menimbulkan penulangan vertebra (Price dan Wilson,
2013).
D. Tanda dan Gejala Osteoarthritis
Beberapa gejala osteoarthritisyang biasa dialami oleh penderita penyakitosteoarthritis:
1. Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun tidur dan pada waktu malam hari biasanya
persendian terasa nyeri.
2. Rasa nyeri pada sendi biasanya terjadi berulang kali.
3. Tanda yang ditimbulkan seperti rasa nyeri di persendian, linu, ngilu, kesemutan,
membengkak dan meradang berwarna kemerahan.
4. Nyeri di persendian biasanya terjadi di bagian seperti jari tangan, jari kaki,
pergelangan tangan, siku, tumit dan dengkul.
5. Untuk kasus yang lebih parah persendian akan mengalami sakit saat mengalami
pergerakan.

E. Komplikasi Osteoarthritis
1) Bahaya Penyakit Osteoarthritis Pada Jantung
Hiperurikemia mempunyai hubungan yang jelas dengan angka kematian yang
disebabkan berbagai macam penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada pasien
dengan hiperurikemia dan hipertensi terdapat meningkatnya risiko 3-5 kali timbulnya
penyakit jantung koroner dan strok dibandingkan dengan yang hanya menderita
hipertensi. Hiperurikemia juga berhubungan dengan sindroma metabolik (sindroma
X) atau resistensi insulin, yaitu kumpulan kelainan-kelainan dengan kadar insulin
yang meningkat di dalam darah, hipertensi, kadar trigliserida darah yang meningkat
dan kadar lemak ‘baik’ (HDL-cholesterol) yang rendah yang semuanya sering
menyebabkan penyakit jantung koroner.
2) Bahaya Penyakit OsteoarthritisPada Ginjal
Penderita hiperurikemia mempunyai risiko menderita batu asam urat di dalam
perjalanan penyakitnya. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui air seni bukan
saja meningkatkan pembentukan batu asam urat di ginjal tetapi juga batu kalsium
oksalat.Pembentukan batu asam urat ini juga dipengaruhi oleh bertambahnya
keasaman air seni dan tingginya kadar asam urat di dalam air seni, sedangkan disisi
lain bahwa adanya zat sitrat dan glikosaminoglikan dapat menghambat pembentukan
batu tersebut. Selain daripada kadar asam urat yang tinggi di dalam urine, faktor-
faktor lainnya yang mempengaruhi pembentukan batu asam urat berupa volume air
seni yang lebih sedikit.Adanya batu asam urat menyebabkan peninggian tekanan di
dalam ginjal dan penekanan pembuluh-pembuluh darah.
F. Penatalaksanaan
a. Konservatif
 Pendidikan kesehatan
 Aktivitas yang menurunkan tekanan berulang pada sendi
 Upaya dalam penurunan berat badan.
b. Terapi fisik.
Osteoarthritis pada lutut akan menyebabkan kondisi disuse atrofi pada otot
kuadriseps. Latihan kekuatan otot akan menurunkan kondisi disuse atrofi. Latihan
fisik juga akan membantu dalam upaya penurunan berat badan dan meningkatkan
daya tahan.
c. Terapi obat simtomatis a. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) adalah
obat-obat yang digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan pada sendi-sendi.
Contohcontoh dari NSAIDs termasuk aspirin dan ibuprofen. Saat ini obat pilihan
utama yang digunakan dalam 20 terapi osteoarthritis adalah natrium diklofenak.
Adakalanya adalah mungkin untuk menggunakan NSAIDs untuk sementara dan
kemungkinan menghentikan mereka untuk periode-periode waktu tanpa gejala-gejala
yang kambuh, dengan demikian mengurangi resiko-resiko efek samping. b.
Analgetik seperti tramadol. c. Obat relaksasi otot (muscle relaxants). d. Injeksi
glukokortikoid intraartrikular.
G. Cara pencegahan terhadap osteoarthritis
 Banyak mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk,
strawberry, pepaya.
 Buah-buahan dan sayuran yang dapat membantu mengobati asam urat seperti buah
naga, belimbing wuluh, sawi putih, sawi hijau, tomat, jahe dll.
 Makanlah makanan yang banyak mengandung potasium seperti pisang, yughurt dan
kentang.
 Banyaklah mengkonsumsi karbohidrat kompleks seperti roti, singkong, ubi dan nasi.
 Mengurangi mengkonsumsi permen, gula, sirup, arum manis, gulali.
 Untuk orang gemuk sebaiknya menurunkan berat badan
 Hindari minum obat aspirin
 Hindari bekerja terlalu keras
 Olahraga secara cukup.
 Minum air putih 8 gelas sehari
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai