Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI OSTEOARTHRITIS

Disusun Oleh:
Marchantya Clarita Garchinia (211117078)
Kelas 3C

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL
ACHMAD YANI CIMAHI
2020
A. LATAR BELAKANG
Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat
proses penuaan sehingga penyakit dak menular banyak muncul pada lanjut
usia. Selain itu masalah degeneraf menurunkan daya tahan tubuh sehingga
rentan terkena infeksi penyakit menular. Hasil Riskesdas 2013, penyakit
terbanyak pada lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain
hipertensi, artris, stroke, Penyakit Paru Obstrukf Kronik (PPOK) dan
Diabetes Mellitus (DM).
Studi kohort di Framingham, 6,8% orang berusia 26 tahun ke atas memiliki
gejala osteoartritis pada tangan dengan rata-rata laki-laki 3,8% dan wanita
9,2%. NADW memperkirakan 13 juta populasi di Amerika yang berusia 26
tahun keatas memiliki gejala OA pada tangan, OA pada lutut diperkirakan
sebanyak 9,3 juta (4,9%) dan OA pada panggul sebanyak 6,7%. Johnston
Country Osteoarthritis (JoCo OA) Project, sebuah studi tentang OA pada
lutut dan panggul 43,3% pasien mengeluhkan rasa nyeri dan kekakuan pada
sendi. Hal ini disebabkan penebalan pada kapsul sendi dan perubahan bentuk
pada osteofit (Murphy dan Helmick, 2012). Dampak langsung dari
manifestasi OA lutut dapat mempengaruhi kehidupan pasien sehari-hari
seperti interaksi sosial, fungsi mental serta kualitas tidur (Miller et. al, 2013).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 10 menit, klien mampu
mengetahui tentang osteoarthritis.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, klien mampu :
a. Menjelaskan pengertian osteoarthritis.
b. Menyebutkan penyebab osteoarthritis.
c. Menyebutkan tanda dan gejala osteoarthritis.
d. Menyebutkan dampak dari osteoarthritis.
e. Menjelaskan cara mencegah osteoarthritis.
C. Tindakan Keperawatan
1. Persiapan
a. Topik : Osteoarthritis
b. Lingkungan :
1) Lingkungan yang nyaman
2) Pencahayaan yang cukup
c. Sasaran : Ny.S
d. Alat dan bahan :
1) Kertas
2) Pulpen
3) Karton
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab
f. Media : Poster
g. Waktu Dan Tempat
Hari / Tanggal : Sabtu / 25 Januari 2020
Pukul : 09.00
Tempat : PSTW Budi Pertiwi
Waktu : 10 Menit

2. Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu
1 Persiapan 3 menit
Persiapan alat dan bahan
a. Mempersiapkan bahan bacaan/leaflet
b. Mempersiapkan media pendkes
Persiapan klien/keluarga/kelompok/masyarakat
c. Menentukan sasaran pendengar
d. Membuat kontrak waktu dengan sasaran
Persiapan lingkungan
e. Mempersiapkan tempat dan waktu yang tepat
f. Mempersiapkan lingkungan yang nyaman
2 Pelaksanaan 5 menit
a. Perkenalan diri
b. Membuka pembicaraan dengan topik yang umum,
seperti menanyakan kabar
c. Menjelakan tujuan dan manfaat
d. Membuat kontrak waktu dengan sasaran
e. Melakukan apersepsi pada sasaran mengenai pokok
bahasan
f. Menjelaskan pokok bahasan
Diskusi
g. Memberikan kesempatan untuk tanya jawab
h. Menjawab setiap pertanyaan dengan benar dan tepat
3 Evaluasi 2 menit
a. Evaluasi setiap pokok bahasan pada sasaran
b. Mengkaji respon sasaran
c. Menyimpulkan pokok bahasan
d. Membuat rencana tindak lanjut bersama sasaran
e. Membagikan bahan bacaan (leaflet) setelah
penyuluhan selesai
f. Menutup penyuluhan dengan mengucapkan salam

D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Sasaran bersedia untuk mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai
asam urat.
b. Waktu untuk pendidikan kesehatan telah disepakati dengan waktu 10
menit.
c. Tersedianya tempat yang kondusif dan nyaman.
d. Tersediannya kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Proses
a. Waktu pelaksananaan kegiatan berjalan sesuai perencanaan
b. Sasaran berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan
c. Sasaran mengikuti kegiatan secara aktif sampai dengan acara selesai
3. Hasil
Terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam
mengatasi masalah asi eksklusif pada (sasaran) diantaranya :
1) Dari 40% meningkat menjadi 80% pengetahuan Sasaran meningkat
dalam kategori baik mengenai osteoarthritis.
2) Dari 35% meningkat menjadi 80% sikap Sasaran dalam kategori baik
mengenai dampak dari osteoarthritis.
3) Dari 20% meningkat menjadi 80% keterampilan Sasaran dalam
kategori baik terhadap cara mencegah osteoarthritis.

E. MATERI
Terlampir.
F. DAFTAR REFERENSI
Rezky, W. (2015). Academia. Retrieved Januari 20, 2020, from Laporan
Pendahuluan Osteoathritis:
https://www.academia.edu/35378589/LAPORAN_PENDAHULUAN_OSTE
OARTHRITIS

Yanuarty, M . (2014). Retrieved Januari 20, 2020,


http://eprints.undip.ac.id/44826/3/Maya_Yanuarty_22010110110125_Bab2K
TI.pdf
MATERI PENYULUHAN

1. Definisi
Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak (Price dan
Wilson, 2013). Disebut juga penyakit sendi degeneratif, merupakan
ganguan sendi yang tersering. Kelainan ini sering menjadi bagian dari
proses penuaan dan merupakan penyebab penting cacat fisik pada
orang berusia di atas 65 tahun (Robbins, 2007). Sendi yang paling
sering terserang oleh osteoarthritis adalah sendi-sendi yang harus
memikul beban tubuh, antara lain lutut, panggul, vertebra lumbal dan
sevikal, dan sendi-sendi pada jari (Price dan Wilson, 2013).
Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit
ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat,dan abrasi rawan
sendi dan adanya gangguan pembentukan tulang baru pada
permukaanpersendian.(Price A, Sylvia, 2005)
2. Etiologi
Beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah:
a. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoarthritis faktor
ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis
semakin meningkat dengan bertambahnya umur.
b. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki
lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan
leher. Secara keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis
kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun
frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal
ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoartritis.
c. Riwayat Trauma sebelumnya
Trauma pada suatu sendi yang terjadi sebelumnya, biasa
mengakibatkanmalformasi sendi yang akan meningkatkan resiko
terjadinya osteoartritis. trauma berpengaruh terhadap kartilago
artikuler, ligamen ataupun menikus yang menyebabkan
biomekanika sendi menjadi abnormal dan memicu terjadinya
degenerasi premature.
d. Pekerjaan
Osteoartritis lebih sering terjadi pada mereka yang pekerjaannnya
sering memberikan tekananan pada sendi-sendi tertentu. Jenis
pekerjaan juga mempengaruhi sendi mana yang cenderung terkena
osteoartritis. sebagai contoh, pada tukang jahit, osteoartritis lebih
sering terjadi di daerah lutut, sedangkan pada buruh bangunan
sering terjadi pada daerah pinggang.
e. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya
resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada
pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis
pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis
sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Pada kondisi ini terjadi
peningkatan beban mekanis pada tulang dan sendi.
f. Faktor Gaya hidup
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa faktor gaya hidup
mampu mengakibatkan seseorang mengalami osteoartritis.
contohnya adalah kebiasaan buruk merokok.Merokok dapat
meningkatkan kandungan karbon monoksida dalam darah,
menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan dapat menghambat
pembentukan tulang rawan
g. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal,
pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi
inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada
sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung
mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dan anak
perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
3. Tanda dan Gejala
a. Nyeri sendi, keluhan utama
b. Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat
dengan pelan- pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
c. Kaku pagi
d. Krepitasi, rasa gemeretak (kadang- kadang dapat terdengar) pada
sendi yang sakit.
e. Pembesaran sendi (deformitas)
f. Perubahan gaya berjalan
g. Tanda- tanda peradangan, tanda- tanda peradangan pada sendi
(nyeri ekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna
kemerahan)
4. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat osteoarthritis dapat terjadi
apabila penyakit ini tidak ditangani dengan serius. Terdapat dua
macam komplikasi yaitu :
a. Komplikasi akut berupa, osteonekrosis, Ruptur Baker Cyst,
Bursitis.
b. Komplikasi kronis berupa malfungsi tulang yang signifikan, yang
terparah ialah terjadi kelumpuhan.
5. Penatalaksanaan
a. Pendidikan Kesehatan
Memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada
pasien, keluarganya dan siapa saja yang berhubungan dengan
pasien. Pendidikan yang di berikan meliputi pengertian tentang
patofisiologis, penyebab, dan prognosis penyakit ini, semua
kompnen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang
kompleks, sumber- sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini,
dan metode-metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan
oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus dilakukan secara
terus menerus. Bantuan dapat diperoleh melalui club penderita.
b. Istirahat
Istirahat penting karena osteoartiritis biasanya disertai rasa lelah
yang hebat. Walaupun rasa lelah dan kekakuan sendi itu bisa
timbul setiap hari, tetapi ada masa- masa ketika pasien merasa
lebih baik atau lebih berat. Kekakuan dan rasa tidak nyaman dapat
meningkat apabila beristirahat, hal ini berarti bahwa pasien dapat
mudah terbangun dari tidurnya pada malam hari karena nyeri.
c. Latihan
Latihan- latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan
fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada
semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Kompres panas
pada sendi- sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat
mengurangi nyeri.
d. Tindakan operatif
Dapat dilakukan apabila tindakan diatas sudah tidak dapat
menolong pasien lagi. Penggantian engsel (artoplasti) dilakukan
dengan mengganti engsel yang rusak dan diganti dengan alat lain
yang terbuat dari plastik atau metal yang disebut prostesis.
Pembersihan sambungan (debridemen) dapat dilakukan dengan
mengangkat serpihan tulang rawan yang rusak yang mengganggu
pergerakan dan menyebabkan nyeri saat pergerakan tulang.
Penataan tulang dapat dipilih jika artroplasti tidak dipilih pada
kondisi tertentu, seperti osteoartritis pada anak dan remaja.
Penataan ini dilakukan agar sambungan/ engsel tidak menerima
beban saat melakukan pergerakan. (Rezky, 2015)

Anda mungkin juga menyukai