1.2 Etiologi
1.2.1 Kelelahan pada ibu : terkurasnya tenaga ibu pada saat melahirkan
karena kelelahan fisik pada ibu (Prawirohardjo, 2011).
1.2.2 Partus tak maju : His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan bahwa rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat
pada setiap persaiinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan
mengalami hambatan atau kematian (Prawirohardjo, 2011).
1.2.3 Gawat janin : Denyut Jantung Janin Abnormal ditandai dengan:
Denyut Jantung Janin irreguler dalam persalinan sangat bereaksi dan
dapat kembali beberapa waktu. Bila Denyut Jantung Janin tidak
kembali normal setelah kontraksi, hal ini mengakibatkan adanya
hipoksia.
1.3 Tanda dan gejala
Manifestasi yang terjadi pada persalinan dengan vacum ektrakasi adalah
1.3.1 Terhadap Ibu
1.3.1.1 Robekan bibir servik atau vagina karena terjepit kepala bayi dan
cup
1.3.1.2 Robekan perineum yang lebih luas
1.3.2 Terhadap Anak
Caput succedaneum
1.4 Patofisiologi
Adanya beberapa faktor baik faktor ibu maupun janin menyebabkan tindakan
ekstraksi vakum dilakukan, yaitu bisa karena ketidakmampuan mengejan,
keletihan, serta kala II yang lama. Oleh sebab itu untuk melahirkan secara per
vaginam maka perlu dilakukan tindakan ekstraksi vacuum. Tindakan ekstraksi
vacum menyebabkan terjadinya laserasi pada servik uteri dan vagina ibu.
disamping itu terjadi laserasi pada kepala janin yang dapat mengakibatkan
perdarahan intrakranial. Selain itu apabila terjadi partus tidak maju dan ibu
sudah mengejan serta ketuban pun sudah pecah namun bayi tidak juga lahir.
Maka sudah tentu terjadi kompresi dari pembuluh darah ibu bayi. Akibatnya,
bayi tak mendapat suplai darah yang cukup sehingga dapat terjadinya resiko
asfiksia.
Pathway
Vacum Ektraksi
Ibu Janin
Kompresi pembuluh darah pada ibu
Trauma Kepala
robekan jalan lahir takut suplai oksigen menurun Resiko gangguan perkembangan
1.6 Penatalaksanaan
Agar tidak terjadi komplikasi dari persalinan dengan vakum ekstraksi maka ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1.6.1 Pastikan indikasi dan syarat penggunannya.
1.6.2 Penempatan mangkuk tepat.
1.6.3 Hindari terjepitnya jaringan lunak ibu.
1.6.4 Arah tarikan yang benar.
1.6.5 Hindari kekuatan tarikan yang berlebihan.
1.6.6 Koordinasikan tarikan dengan usaha meneran.
1.6.7 Awasi penurunan /pengeluaran.
1.6.8 Terapkan the rule of threes, penghentian tindakan
II. Rencana asuhan klien persalinan dengan vacuum ektraksi
2.1 Pengkajian
2.1.1 Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record dan lain lain
2.1.2 Riwayat kesehatan :
a. Riwayat kesehatan dahulu: riwayat penyakit jantung, hipertensi,
penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma
jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat
implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
b. Riwayat kesehatan sekarang: keluhan yang dirasakan saat ini
yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi
lemah, pucat, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah rendah,
ekstremitas dingin, dan mual.
c. Riwayat kesehatan keluarga: adanya riwayat keluarga yang pernah
atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, dan pre
eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit menular.
d. Riwayat obstetrik
1) Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus,
banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHT
2) Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang
keberapa, Usia mulai hamil
3) Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
4) Riwayat Kehamilan sekarang
Diagnosa 2: Ansietas
2.3.4 Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekawatiran yang samar disertai
respon autonom, perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya
bahaya dan memempukan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman
2.3.5 Batasan Krakteristik
Perilaku : penurunan produktivitas, gerakan yang ireleven,
gelisah, melihat sepintas, insomnia, kontak mata yang buruk,
agitasi, menintai, tampak waspada.
Afektif: gelisah, distress, kesedihan yang mendalam,
ketakutan, perasaan tidak adekuat, berfokus pada diri sendiri,
iritabilitas,, gugup senang berlebihan, rasa nyeri yang
meningkatkan ketidakberdayaan, bngung, menyesal, ragu,
khawatir
Fisiologis : wajah tegang, tremor tangan, peningkatan
produksi keringat, peningkatan ketegangan, gemetar, suata
bergetar.
Simpatik : anoreksia, ekstasi kardiovaskular, wajah memerah,
mukosa kering, jantung berdebar, peningkatan denyut nadi,
peningkatan reflek, sulit bernapas, vasokontriksi superficial,
lemah, gangguan perhatian.
2.3.6 Faktor yang Berhubungan
Perubahan besar (status kesehatan)
Pemajanan toksin
Infeksi
Krisis maturasi krisis situasional
Proses penyakit
Stresor
Kebutuha yang tidak dipenuhi
Konflik tentang tujuan hidup
Diagnosa 3: Nyeri akut
2.3.7 Definisi
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan
akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial,
yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat
diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.
2.3.8 Batasan Krakteristik
Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan
isyarat
Objektif
Posisi untuk menghindari nyeri, perubahan tonus otot, respons
autonomik, perubahan selera makan, perilaku distraksi,
perilaku ekspresif, wajah topeng, perilaku menjaga atau sikap
melindungi, focus menyempit, bukti nyeri dapat
diamati,berfokus pada diri sendiri dan gangguan tidur.
2.3.9 Faktor faktor yang berhubungan
Agen-agen penyebab cedera (misalnya biologis, kimia, fisik,
dan psikologis)
Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB.Jakarta :
EGC