Anda di halaman 1dari 46

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM


IMUN DAN HEMATOLOGI : DENGUE HEMORRHAGE FEVER (DHF)
DI RUANG ASOKA RSUD KOTA DEPOK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase KMB yang Diampu oleh
Ns. Jumari, M.Kep., Sp.Kep.MB

Disusun Oleh :
Anisa Putri Andini 18210100001
Nurul Fajriah 18210100006
Nurul Namira Zahara 18210100012
Muhammad Jupri 18210100023
Neneng Sri Kurniati 18210100027
Meta Agustina 18210100029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
2021
Daftar Isi

Daftar Isi..............................................................................................................................i
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................3
C. Manfaat..................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI...............................................................................................................4
A. Definisi DHF (Dengue Hemorrhage Fever)..............................................................4
B. Klasifikasi DHF (Dengue Hemorrhage Fever)..........................................................4
C. Etiologi DHF (Dengue Hemorrhage Fever)..............................................................5
D. Manifestasi Klinis DHF (Dengue Hemorrhage Fever)..............................................5
E. Patofisiologi DHF (Dengue Hemorrhage Fever)......................................................6
F. Pemeriksaan Penunjang DHF (Dengue Hemorrhage Fever).................................10
G. Penatalaksanaan DHF (Dengue Hemorrhage Fever).............................................10
H. Komplikasi DHF (Dengue Hemorrhage Fever)......................................................11
BAB III...............................................................................................................................12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DHF......................................................................12
A. PENGKAJIAN.........................................................................................................12
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................................26
C. INTERVENSI KEPERAWATAN.................................................................................27
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN...........................................................................31
E. EVALUASI..............................................................................................................35
BAB IV..............................................................................................................................39
PENUTUP..........................................................................................................................39
A. KESIMPULAN........................................................................................................39
B. SARAN..................................................................................................................39

i
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................40

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengue Hemorrhage Fever (DHF) umumnya ditularkan melalui


nyamuk yang terinfeksi virus dengue. Pada pasien DHF dapat ditemukan
beberapa gejala seperti suhu tubuh tinggi serta mengigil, mual, muntah,
pusing, pegal-pegal, bintik-bintik merah pada kulit. Pada hari ke 2-7
demam dapat meningkat hingga 40-410C serta terdapat beberapa
perdarahan yang kemungkinan muncul berupa perdarahan dibawah kulit
(ptekia), hidung dan gusi berdarah, serta perdarahan yang terjadi didalam
tubuh, tanda dan gejala tersebut menandakan terjadinya kebocoran plasma
(Centre of Health Protection, 2018). Kien dengan DHF akan mengalami
kekurangan volume cairan pada tubuh yang disebabkan adanya kebocoran
plasma. Tubuh mengeluarkan zat-zat sikotin sebagai reaksi imun terhadap
virus dengue. Kemudian zat-zat tersebut berkumpul dipembuluh darah
yang mengakibatkan kebocoran plasma. Kondisi lebih lanjut pada pasien
yang mengalami kekurangan volume cairan dapat menyebabkan tubuh
mengalami dehidrasi. Pada dehidrasi berat, akan terjadi penurunan
kesadaran (Musyayyadah, 2015).
World Health Orgnization (WHO) (2019) mencatat terjadi
penurunan signifikan pada kasus Dengue Hemorrhage Fever (DHF) di
Amerika pada tahun 2017 mencapai 584.263 kasus sedangkan pada tahun
2016 mencapai 2.177.171 kasus. Berdasarkan data yang dirilis oleh
Kementrian Kesehatan Indonesia (2019), di Indonesia pada bulan Januari
2019 terdapat 133 jiwa meninggal dunia dari 13.683 kasus DHF.
Demikian pula pada bulan Februari 2019 kasus DHF terus mengalami
peningkatan yang mencapai 16.692 kasus, sedangkan pasien meninggal

1
mencapai 169. Sementara itu di Jawa Timur pada tahun 2016, penderita
DHF dengan masalah resiko kekurangan volume cairan mencapai 34,8 %

2
3

(16 orang dari 46 orang) (Yuniarsih, 2019). Dinas Kesehatan Kabupaten


Pasuruan (2018) mencatat terdapat penurunan pada kasus DHF yaitu dari
317 kasus pada tahun 2017, sedangkan pada pertengahan Oktober 2018
menjadi 138 kasus.
DHF disebabkan nyamuk Aedes Aegepty dan nyamuk Aedes
Albopictus yang terinfeksi atau membawa virus dengue. Ketika nyamuk
yang terinfeksi menggigit manusia, nyamuk juga melepaskan virus. Virus
dengue yang masuk kedalam tubuh beredar dalam pembuluh darah
bersama dengan darah. Virus bereaksi dengan antibody yang
mengakibatkan tubuh mengaktivasi dan melepaskan C3 dan C5. Akibat
dari pelepasan zat-zat tersebut tubuh mengalami demam, pegal dan sakit
kepala. Kemudian zat tersebut saling berikatan dengan darah dan
berkumpul dipembuluh darah yang kecil dan tipis yang mengakibatkan
plasma bocor dan merembes keluar. Plasma darah yang terdiri dari darah,
air, protein, ion dan gula akan keluar ke ekstraseluler yang mengakibatkan
tubuh mengalami kekurangan volume cairan. Kondisi lebih lanjut dari
kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan syok hipovolemik yang
kemudian mengarah pada kegagalan organ untuk melakukan tugasnya
hingga kematian (Kardiyudiana, 2019).
Tindakan yang diberikan pada pasien dengan masalah kekurangan
volume cairan yakni: memantau tanda-tanda vital, mengobservasi turgor
kulit, memeriksa hasil laboratorium, mendorong untuk meningkat
masukan secara oral seperti pemberian minum yang adekuat, jus, susu dan
makanan ringan, memantau dan mencatat masukan serta keluaran untuk
mengetahui keseimbangan cairan. Seseorang dapat dikatakan dehidrasi
apabila terdapat tanda dan gejala berikut: menurunnya turgor kulit, berat
badan turun, mukosa mulut kering, frekuensi nadi meningkat, TD
menurun, pucat, nafas cepat, suhu tubuh meningkat (Renira,2019).
4

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Dengue
Hemorrhage Fever (DHF) di ruang Melati RSUD Depok.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada klien
Dengue Hemorrhage Fever (DHF) di ruang Melati RSUD Depok.
b) Mampu menetapkan diagnosis keperawatan pada klien Dengue
Hemorrhage Fever (DHF) di ruang Melati RSUD Depok.
c) Mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada klien
Dengue Hemorrhage Fever (DHF) di ruang Melati RSUD Depok.
d) Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien
Dengue Hemorrhage Fever (DHF) di ruang Melati RSUD Depok.
e) Mampu melaksanakan evaluasi pada klien Dengue Hemorrhage
Fever (DHF) di ruang Melati RSUD Depok.

C. Manfaat

1. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
Dengue Hemorrhage Fever (DHF)
2. Bagi Instansi
Diharapkan studi kasus ini dijadikan bahan pertimbangan dalam
proses belajar dan bahan bacaan tentang asuhan keperawatan pada
klien Dengue Hemorrhage Fever (DHF)
3. Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan studi kasus ini dijadikan tambahan informasi tentang
penyakit Dengue Hemorrhage Fever (DHF)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi DHF (Dengue Hemorrhage Fever)

Infeksi virus dengue merupakan penyebab Dengue Hemorrhage


Fever (DHF). Virus dengue merupakan virus kelompok B (Arthopod-
Bornevirus). Penularan penyakit DHF terjadi ketika nyamuk yang
terinfeksi virus dengue menggit atau menghisap darah manusia yang sakit
ke manusia yang sehat. Nyamuk tersebut merupakan nyamuk yang
termasuk dalam keluarga Flavafiridae dan golongan flavivirus. Jadi
nyamuk merupakan vektor atau transmisi virus dari manusia ke manusia
atau menusia kehewan atau hewan kemanusia. Nyamuk yang membawa
virus dengue sendiri terbagi dalam beberapa jenis yaitu DEN-1, DEN2,
DEN-3, DEN-4 yang banyak ditemukan diseluruh plosok Indonesia
(Kardiyudiani, 2019).
WHO dalam buku Keperawatan Medikal Bedah 1 (Kardiyudiana,
2019) mendefinisikan DHF sebagai penyakit yang memiliki keriteria: suhu
tubuh naik turun tanpa sebab yang jelas, tampak perdarahan (ptekia, gusi
berdarah, melena, muntah darah), jumlah trombosit mengalami penurunan
dalam periksaan laboratorium, serta permebilitas pembuluh darah
mengalami peningkatan yang ditandai dengan meningkatnya hematokrit.

B. Klasifikasi DHF (Dengue Hemorrhage Fever)

Menurut WHO, 2011 dalam buku “asuhan keperawatan praktis


berdasarkan penerapan diagnosa nanda, nic, noc” (Nurarif, 2016)
klasifikasi derajat DHF dibagi menjadi:
1. Derajat I
Demam secara terus menerus disertai menggigil, pada pemeriksaan
torniquet atau uji bendung positif dan disaat dilakukan
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil trombisit mengalami
penurunan sedangkan hematokrit meningkat.

5
6

2. Derajat II
Tanda dan gejala sama seperti derajat 1, selain itu ditemukan
adanya perdarahan pada gusi, ptekie, perdarahan pada lambung
yang dapat mengakibatkan melena dan muntah darah.
3. Derajat III
Tanda dan gejala sama seperti derajat 1 dan derajat 2 serta pasien
mengalami perburukan keadaan dengan tekanan darah mengalami
penurunan, frekuensi nadi cepat, nadi teraba lemah, akral dingin.
4. Derajat IV
Pasien mengalami penurunan kesadaran, terjadi syok hipovolemik.

C. Etiologi DHF (Dengue Hemorrhage Fever)

Virus dengue merupakan penyebab dari penyakit DHF. Virus


dengue merupakan virus kelompok B atau arthropode-bornevirus. Virus
dengue menular melalui suntikan nyamuk Aedes Aegepty atau nyamuk
Aedes Albopictus yang terinfeksi oleh virus saat menghisap darah
seseorang yang sehat. Penularan penyakit DHF bisa terjadi pada manusia
kemanusia atau manusia kehewan ataupun sebaliknya. Manusia yang
sedang sakit DHF kemungkinan bisa menularkan kemanusia lainnya yang
sehat, tergantung dari sistem imunitas dari masing-masing individu untuk
melawan virus tersebut. Dalam waktu 3 sampai 14 hari setelah virus
masuk kedalam tubuh, tubuh akan memberikan tanda dan gejala sebagai
perlawanan alami dari dalam. Gejala umum yang dialami penderita
peyakit DHF yakni demam disertai menggigil, pusing, pegal-pegal
(Handayani, 2019).

D. Manifestasi Klinis DHF (Dengue Hemorrhage Fever)

1. Panas tinggi disertai menggigil pada saat serangan


2. Uji turniquet positif
3. Lemas dan lemah
4. Mual, Muntah
7

5. Nafsu makan berkurang


6. Nyeri sendi dan otot
7. Pusing
8. Trombistopenia (<100.000/ul)
9. Manifestasi perdarahan seperti: ptekie, epitaksis, gusi bedarah,
melena, hematuria masif (Renira, 2019)

E. Patofisiologi DHF (Dengue Hemorrhage Fever)

Nyamuk Aedes yang terinfeksi atau membawa virus dengue


menggigit manusia. Kemudian virus dengue masuk kedalam tubuh dan
beredar dalam pembuluh darah bersama darah. Virus kemudian bereaksi
dengan antibodi yang mengakibatkan tubuh mengaktivasi dan melepaskan
C3 dan C5. Akibat dari pelepasan zat-zat tersebut tubuh mengalami
demam, pegal dan sakit kepala, mual, ruam pada kulit.
Pathofisiologi primer pada penyakit DHF adalah meningkatnya
permeabilitas membran vaskuler yang mengakibatkan kebocoran plasma
sehingga cairan yang ada diintraseluler merembes menuju ekstraseluler.
Tanda dari kebocoran plasma yakni penurunan jumlah trombosit, tekanan
darah mengalami penurunan, hematokrit meningkat. Pada pasien DHF
terjadi penurunan tekanan darah dikarenakan tubuh kekurangan
hemoglobin, hilangnya plasma darah selama terjadinya kebocoran,
Hardinegoro dalam buku keperawatan medikal bedah 1 (Kardiyudiana,
2019).
8
9

Virus Dengue (terdapat 4 type DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4)

Masuk tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty

Virus beredar dalam aliran darah

Infasi virus / viremia

Virus menginfeksi dan menimbulkan reaksi

Kurang pengetahuan
Kontak dengan antibody tentang DHF

Dengue Hemoragic Fever (DHF) MRS Kurang informasi tentang DHF

Virus membentuk kompleks virus antibody

Aktivasi komponen system C3 dan C5 terjadi pelepasan anafilatoksin dan serotinin


10

Sistem pernapasan Sistem Sistem Persarafan Sistem Perkemihan Sistem Pencernaan Sistem Bone dan
(B1) Kardiovaskuler (B2) (B3) (B4) (B5) Integumen (B6)

Peningkatan Darah merembas


Trombosit Suplai nutrisi ke
permeabilitas Makrofag melalui kapiler Cairan masuk
kehilangan fungsi jaringan perifer
dinding pembuluh memfagosit virus glomerulus yang rongga abdomen
agregasi menurun
darah rusak

Kapiler masuk Metamorphosis Pelepasan IL-I, Darah lolos dari Asites Kelemahan otot
antigen berubah proses filtrasi
menjadi eksogen
Kebocoran plasma Trombositopenia dan pirogen Organ
ke daerah Intoleransi aktivitas
Hypovolemia pencernaan
ekstravaskuler terdesak oleh
Peningkatan Pirogen eksogen cairan
Kelainan fungsi permeabilitas merangsang Resiko penurunan
Cairan dari Hipotensi, koagulasi dinding pembuluh leukosit perfusi ginjal
kapiler paru nadi cepat darah Intake nutrisi
merembes dan lemah tidak adekuat
ke pleura Masuk ke
Penurunan faktor
Volume plasma hipotalamus
Penurunan pembekuan
Penurunan perfusi berkurang
oksigen
perifer Mual, muntah
Efusi pleura dalam Resiko perdarahan Merangsang anoreksia, nafsu Defisit nutrisi
jaringan metabolisme asam makan menurun
Hematocrit
arakidonat
meningkat
11

Cairan Berpindahnya cairan Pembentukan


meningkat intravascular ke PGE 2
menekan paru ekstravascular

Termoregulasi tidak
Ekspansi paru stabil
tidak maksimal

Kekurangan
Peningkatan suhu
Ketidakefektifan volume cairan
Resiko syok tubuh (Hipertermi)
pola napas
hipovolemik
12

F. Pemeriksaan Penunjang DHF (Dengue Hemorrhage Fever)

Menurut (Centers for Disease Control and Prevention, 2019), Pada setiap
penderita dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Pada penderita yang
disangka menderita DHF dilakukan pemeriksaan hemoglobin, hematocrit, dan
trombosit setiap 2-4 jam pada hari pertama perawatan. Selanjutnya setiap 6-
12 jam sesuai dengan pengawasan selama perjalanan penyakit. Misalnya
dengan dilakukan uji tourniquet.
1. Spesifik
a) Isolasi virus/ kultur (Biakan sel dari nyamuk Aedes aegypti atau
penderita, membutuhkan waktu 2 minggu, merupakan cara diagnosa
laboratorium yang terbaik karena hasilnya langsung akan dapat
diketahui sampai ada serotipenya (Gold Standard)).
b) Deteksi antigen /identifikasi molekuler
c) Antigen NS1 (Suatu glikoprotein non struktural dari gen virus
dengue)
d) Serologi (Didasarkan atas timbulnya antibodi pada penderita yang
terjadi setelah infeksi: Haemagglutination Inhibition (HI),
Complement Fixation, Neutralization, Enzyme Immuno Assay, Ig M
dan Ig G rapid).
2. Non Spesifik
a) Hematologi (Hitung trombosit (AT) -> menurun (trombositopenia))
b) Hematokrit (Hmt) dan hemoglobin (Hb)
c) Limfosit Plasma Biru (LPB) -> > 5%(Merupakan suatu limfosit
reaktif karena adanya peningkatan DNAdalam nuleus dan RNA
dalam itoplasma yang disebabkan oleh adanya respon imun terhadap
virus)
d) Kimia (Transaminase (SGPT dan SGOT) -> meningkat)
13

G. Penatalaksanaan DHF (Dengue Hemorrhage Fever)

Dengue fever (DF) umumnya bersifat self-limiting disease dan


sampai sekarang tidak terdapat terapi spesifik. Pasien DF dapat rawat jalan
dan hanya diberikan penanganan simptomatik, rehidrasi cairan, dan tirah
baring.
H. Komplikasi DHF (Dengue Hemorrhage Fever)

Adapun komplikasi dari DHF (Hadinegoro, 2018) yaitu:


1. Perdarahan Disebabkan oleh perubahan vaskuler, penurunan jumlah
trombosit dan koagulopati, dan trombositopeni dihubungkan
meningkatnya megakoriosit muda dalam sel-sel tulang dan pendeknya
masa hidup trombosit. Tendensi perdarahan dapat dilihat pada uji
torniquet positif, ptekie, ekimosis, dan perdarahan saluran cerna,
hematemesis, dan melena.
2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syock Syndrom) terjadi pada hari ke
2-7 yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler
sehingga terjadi kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke ronnga
pleura dan peritoneum, hiponatremia, hemokonsentrasi, dan
hipovolemi yang mngekaibatkan berkurangnya alran balik vena,
penurunan volume sekuncup dan curah jantung sehingga terjadi 13
disfungsi atau penurunan perfusi organ. DSS juga disertai kegagalan
hemeostasis yang mengakibatkan aktivitas dan integritas sistem
kardiovaskular, perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi
darah terganggu dan terjadi iskemi jaringan dan kerusakan fungsi sel
secara progresif dan irreversible, terjadi kerusakan sel dan organ
sehingga pasien akan meninggal dalam wakti 12-24 jam.
3. Hepatomegali Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang
dihubungkan dengan nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada
lobulus hati dan sel-sel kapiler. Terkadang tampak sel metrofil dan
limphosit yang lebih besar dan lebih banyak dikarenakan adanya
reaksi atau komplek virus antibody.
14

4. Efusi Pleura Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan


ekstrasi cairan intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan
adanya cairan dalam rongga pleura dan adanya dipsnea.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN
GANGGUAN SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI : DENGUE
HEMORRAHAGE FEVER (DHF) DI RUANG ASOKA
RSUD KOTA DEPOK
A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Nama : Tn.S

Umur : 22 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Bumi sawangan indah blok AG/75 Rt 1/9

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Programer

Tanggal masuk RS : Sabtu 13 November 2021

Tanggal pengkajian : Senin 13 November 2021

DX Medis : DHF

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Indrawati Yulaeni

Umur : 54 Tahun

Jenis kelamin : perempuan

Alamat : Bumi Sawangan indah blok AG/75 Rt 2/9

15
Pendidikan : Sarjana

16
17

3. Pengkajian
a. Keluhan Utama
Hipertermi
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Kota Depok diantar ole ibunya pada
hari sabtu tanggal 13 November 2021 dengan keluhan demam,
mual muntah, mimisan dan pusing berat, di IGD pasien muntah
3x dan mimisan sering, terapi obat yang telah diterima pasien
adalah KSR 600mg 3x1, paracetamol 3x1, injek kalamex 2/24
jam, injek omeprazole 2x/ 24 jam, injek ondansentro 8 mg 3x/ 24
jam, inf. Nacl/ 8 jam + Kcl 25 mg 3x/24 jam. Pada hasil lab
ditemukan trombosit 132 10/3ul, Eosinofil 0 %, Neutrofil batang
0%, neutrophil segmen 81%, limposit 10%, monosit 9%, NLR
8.10%, ALC 410%, SGOT 72 U/L, Glukosa Darah Sewaktu 127
mg/dl, Natrium 132 mEg/L, Kalium 2.9 mEg/L, Clorida 93
mEg/L. Pada hasil TTV ditemukan TD : 109/57 mmHg, N :
95x/mnt, RR : 24x/mnt, S : 37,8’C, SpO2 : 97%. Setelah pasien
dinyatakan DHF pasien dirujuk ke rawat inap lantai 7 Asoka pada
tanggal 15 November 2021. Pada saat pengkajian pasien terlihat
gelisah, pucat, dan demam tingggi dengan kesadaran
composmentis,dengan hasil TTV: 130/80 mmHg, N : 220x/menit,
S : 40’C SpO2 : 93% , HB : 123 dengan keluhan demam, pusing,
mimisan, mual muntah.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami


penyakit DHF dan mengatakan belum pernah di rawat di RS,
namun pasien pernah mengalami penyakit amandel saat berusia 7
tahun.
18

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit seperti hipertensi, DM,
asma, dan penyakit menular seperti HIV, TBC, Hepatitis, ataupun
penyakit imun dan hematologi.
e. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Serumah

f. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat ataupun makanan
dan debu
g. Early Warning System (Ews)
 Kesadaran : Composmentis, GCS 15
 TD : 109/57 mmHg
 N: 220 x/mnt
 RR : 24x/mnt
 Suhu : 400C
 Spo2 : 93
Skor EWS 6
h. Pemeriksaan Fisik (Per Sistim)
1) Sistem Pernapasan
a) Inspeksi
19

Pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi tidak ada


masalah, bentuk dada simetris, retraksi dada tidak ada,
lubang hidung kotor akibat darah mimisan, tidak
terpasang alat bantu napas, tidak ada pernapasan cuping
hidung dan pernapasan otot dada, ada batuk, tidak ada
sesak, frekuensi napas 24x/mnt
b) Palpasi
Daerah dada dan hidung tidak ada benjolan dan nyeri
tekan, pergerakan paru-paru kanan dan kiri teratur, focal
fremitus( getaran yang dirasakan seimbang pada kedua
sisi paru)
c) Perkusi
Dada bunyi resonance
d) Auskultasi
Suara napas ronchi
2) Sistem Kardiovaskuler
a) Inspeksi
Tidak ada sianosis, tidak ada pembesaran vena jugularis
b) Palpasi
CRT < 2 detik, frekuensi nadi 220x/mnt, irama teratur,
kedalaman radialis dangkal, suhu akral teraba hangat, TD
109/57 mmHg
c) Perkusi
Tidak ada pembesaran jantung, Batas jantung atas :
Intercosta 2 bawah : intercostal 5-6 kanan : mid sternum
kiri : mid klavikula
d) Auskultasi
Apek jantung ICS 4-5, irama jantung reguler, suara lub
dub (s1-s2 timbul akibat penutupan katup trikuspidalis
dan mitral) tidak ada suara tambahan
3) Sistem Persarafan
20

a) Inspeksi
(1) N I (Olfaktorius) : Klien dapat membedakan bau
(2) N II (Optikus) : Ketajaman penglihatan baik
(3) N III (Okulomotorius)
(4) N IV (Troklearis)
(5) N VI (Abdusen) : pupil berekasi terhadap cahaya
(miosis), isokor kanan dan kiri, bola mata bisa
mengikuti objek, reflek kornea mata ada, ptosis tidak
ada, nigtamus tidak ada
(6) N V (Trigeminus) : Otot mengunyah tidak ada
gangguan, klin dapat merasakan saat disentuh
dengan tangan, dapat menggigit dan menggerakan
rahang
(7) N VII (Fasialis) : Dapat mengangkat dahi, dapat
menutup dan membuka mata, dapat mengembangkan
pipi, dapat mengerutkan dahi, dapat mengangkat alis
(8) N VIII (Akustikus) : Bila dipanggil nama dapat
menjawab, pendengaran baik
(9) N IX ( Glosoparingeal) :
(10)N X (Vagus) : Bicara pasien jelas, reflek menelan
tidak ada masalah
(11)N XII ( Hipoglosus) : pasien dapat menjulurkan
lidah, membuka mulut, lidah tidak lumpuh
(12) GCS 15 Composmentis (E4, M5, V6)
4) Sistem Perkemihan
a) Inspeksi
Urine pasien per 24 jam 2100cc warna kuning, tidak
terpasang kateter urine
b) Palpasi
Tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan, tidak ada
pembesaran bleder
21

5) Sistem Pencernaan
a) Inspeksi
Tidak ada joudince, warna kulit sama dengan warna
sekitar, perut tidak membesar, tidak ada pembesaran
vena, ada mual dan muntah, nafsu makan menurun,
makan habis 1/3 porsi
b) Palpasi
Tidak ada benjolan, ada nyeri tekan bagian kiri kuadran,
perut teraba keras pada bagian tengah garis batas sebelah
kiri
c) Perkusi
Pada kuadran kanan atas terdengar timpani. Pada kuadran
kiri atas terdengar redup, kuadran kiri bawah dan kanan
bawah juga terdengar timpani.
d) Auskultasi
Peristaltik usus terdengar 12x/mnt
6) Sistem Muskuloskeletal
a) Inspeksi
Postur tubuh normal, tidak ada edema di ekstretmitas atas
bawah, kekuatan otot
5 5 Keterangan :

5 5
0 : paralis sempurna

1 : tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di


palpasi atau dilihat

2 : gerakan otot penuh melawan gravitasi


dengan tompangan

3 : gerakan yang normal melawan gravitasi

4 : gerakan penuh yang normal melawan


22

gravitasi dan melawan tahanan minimal

5 : kekuatan normal, gerakan penuh yang


normal melawan gravitasi dan melawan tahanan
penuh
b) Palpasi
Tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan
c) Perkusi
Reflek baik
7) Sistem Endokrin
a) Inspeksi
Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, GDS 127
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada leher ataupun aksila
8) Sistem Sensori Persepsi/Penginderaan
a) Inspeksi
Klien merasa sedikit pusing dan ada nyeri kepala,
penglihatan sedikit kabur, telinga kanan dan kiri mampu
mendengar dengan baik, indra penciuman tidak ada
masalah
9) Sistem Integumen
a) Inspeksi
Kulit gelap, tidak terdapat luka, kulit tampak kering,
pucat
b) Palpasi
Kulit teraba hangat 40’C Tidak ada nyeri tekan ataupun
benjolan, turgor kulit sedang
10) Sistem Imun Dan Hematologi
a) Inspeksi
Tidak ada riwayat alergi, tidak ada ruam, trombosit 132
10/3ul, Eosinofil 0 %, Neutrofil batang 0%, neutrophil
23

segmen 81%, limposit 10%, monosit 9%, NLR 8.10%,


ALC 410%, SGOT 72 U/L, Glukosa Darah Sewaktu 127
mg/dl, Natrium 132 mEg/L, Kalium 2.9 mEg/L, Clorida
93 mEg/L.
11) Sistem reproduksi
a) Inspeksi
Tidak ada keluhan
i. Pola Fungsional Kesehatan
1) Oksigenasi
 Sebelum Sakit
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami masalah
pernapasan seperti sesak napas
 Saat Sakit
Pasien mengatakan tidak merasa sesak napas, SpO2 :
97%
2) Cairan dan elektrolit
 Sebelum Sakit
 Intake
Minum 7-8 gelas/ hari 1600cc, minum air mineral,
dapat minum secara mandiri
 Output
BAK 5-7x/hari 2100cc, tidak ada diare, mampu ke
kamar mandiri secara mandiri, warna urine
kekuningan
 Saat Sakit
 Intake
Minum : 1200cc
Infus : 2000cc/hari (500cc/6 jam)
Obat : 530cc/jam +
3.730cc
Intravena Makro
24

Tetes/menit = Jumlah cairan x faktor tetes =


Lama pemberian x 60
= 2.000cc x 20 tetes
24 Jam x 60
= 40.000
1.440
= 27 tpm
 Output

Urine : 1200cc
Muntah : 300cc +
2350cc

Pasien tidak terpasang kateter urine, urine berwarna


kuning
IWL
IWL = ((10-15) x BB)
24 Jam
= (10 x 87)
24
= 870
24
= 36.25
IWL Kenaikan Suhu
IWL = ((10% x cairan masuk) x kenaikan suhu) + IWL
24 jam
= (10% x 2.815) x 37’C + 36.25
24 jam
= 373 x 40 + 36.25
24
= 14.92 + 36.25
24
= 0.62 + 36.25
= 36.87
Balance Cairan
Cairan masuk – Cairan keluar – IWL
3.730 – 2350- 36.87 = 1.343
25

3) Nutrisi
 Sebelum Sakit
BB/TB : 86 Kg/ 173 cm, makan habis 1 porsi secara
mandiri 3x sehari
 Saat Sakit
BB/TB : 86 Kg/ 173 cm, makan habis 1/3 porsi, IMT 29,
tidak ada nafsu makan, makan dibantu keluarga
4) Aman dan nyaman
 Sebelum Sakit
Pasien tidak merasakan nyeri kepala ataupun nyeri perut
 Saat Sakit
Pasien merasakan nyeri perut dan nyeri kepala
5) Eliminasi
 Sebelum Sakit
Tidak ada keluhan saat BAB, frekuensi BAB 1x/hari.,
BAK tidak ada keluahan dengam frekuensi 5;6x/hari
2100cc

 Saat Sakit
Output
Urine : 1200cc
Muntah : 300cc +
2350cc
Pasien tidak terpasang kateter urine, urine berwarna
kuning
IWL
IWL = ((10-15) x BB)
24 Jam
= (10 x 87)
24
= 870
24
= 36.25
IWL Kenaikan Suhu
= ((10% x cairan masuk) x kenaikan suhu) + IWL
24 jam
26

= (10% x 2.815) x 37’C + 36.25


24 jam
= 373 x 40 + 36.25
24
= 14.92 + 36.25
24
= 0.62 + 36.25
= 36.87
Balance Cairan
Cairan masuk – Cairan keluar – IWL
3.730 – 2350- 36.87 = 1.343

6) Aktivitas dan Istirahat


 Sebelum Sakit
Pasien mengatakan memiliki aktivitas bekerja sebagai
programmer, pasien tidur rata-rata 8-7 jam/hari tidak
pernah tidur siang
 Saat Sakit
Selama masuk RS pasien dapat tidur nyenyak dan tidak
memiliki kegiatan apapun
7) Psikososial
 Sebelum Sakit
Pasien adalah orang yang ramah dan cukup aktif ditempat
kerja ataupun lingkungan rumahnya

 Saat Sakit
Pasien terlihat tenang dan cukup kooperatif dan ramah
8) Komunikasi
 Sebelum Sakit
Pasien dapat berkomunikasi dengan orang-orang dan
cepat dalam beradaptasi dengan lingkungan
 Saat Sakit
Tidak ada masalah pada komunikasi, pasien dapat
berkomunikasi dengan baik
27

9) Seksual
 Sebelum Sakit
Pasien mengatakan tidak ada keluhan dalam masalah
seksual
 Saat Sakit
Pasien mengatakan tidak ada keluhan dalam masalah
seksual
10) Nilai dan keyakinan
 Sebelum Sakit
Pasien beragama katholik dan rajin dalam melaksanakan
ibadah
 Saat Sakit
Pasien mengatakan masih sering berdoa
11) Belajar
 Sebelum Sakit
Pasien tau tentang penyakit yang dideritanya karena
sebelumnya pernah mengalami hal yang sama
 Saat Sakit
Pasien mengatakan menyesal karena tidak belajar dari
kesalahan dan berniat untuk lebih menjaga pola
makannya dengan baik dan benar

j. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Normal
HEMATOLOGI      
Paket Darah Rutin (Hb,
Ht, Leuko, Trombo, Eri)      
Hemoglobin   15.4 13.2-17.3
Hematokrit   45.6 40-52
Lekosit   41.1 3.8-10.6
Trombosit L 132 150-440
MCV   82 80-100
28

MCH   28 26-34
MCHC   34 32-36
Eritrosit   5.59 4.4-5.9
Hitung Jenis      
Basofil   0 0-1
Eosinofil L 0 2-4
Neutrofil Batang L 0 3-5
Neutrofil Segmen H 81 50-70
Limfosit L 10 25-40
Monosit H 9 2-8
Neutrofil Limfosit Ratio
(NLR) H 8.10 < 3.13
Absolute Limfosite Count
(ALC) L 410 > 1500
KIMIA KLINIK      
SGOT H 72 0-50
SGPT   39 0-50
Glukosa Darah Sewaktu H 127 74-106
Ureum   29 15-40
Kreatinin   1.1 0.61-1.10
Elektrolit Serum (Na-K-
Cl)      
Natrium (Na) L 132 135-155
Kalium (K) L 2.9 3.5-5.5
Clorida (Cl) L 93 95-108
2) Pemeriksaan Diagnostik
Foto thorax PA
Cor : besar dan bentuk normal
Aorta tampak normal, mediastrium tidak melebar
Pulmones : tak tampak bercak infitrate corakan
bronchovaskuler normal hilius tidak melebar
Diafraghma kanan kiri normal
Sinus costhophrenikus kanan dan kiri : tajam
Tulang- tulang tak tampak kelainan
Kesan : foto thorax tak tampak kelainan
k. Program Terapi
1) ORAL
a) Surafet 12 jam
29

b) Biocanive 8 jam
2) INJEKSI
a) ceftriaxsone 8 jam
b) Ondancentran 12 jam
c) Omeprazole 8 jam
d) Xalamex 8 jam
3) Tetes Hidung
a) Nasolin semprot 12 jam
4) IVFD
a) Rl 500cc/ 6 jam
b) Pct 12 jam
l. Analisa Data

N
Data Etiologi Problem
DS :
1 - pasien mengatakan
demam dan mennggil
DO :
- pasien terlihat pucat
- nadi pasien takikardi
- nilai Hb : 132
TD : 107/72 mmHg Suhu tubuh diatas Hipertermi
N : 220x/menit nilai normal
RR : 20x/menit
S :400C
Terapy obat :
- Injek pct 4x600 mg/
12jam
- Injek ondansetra 8 jam
- Injek omefrazole 8 jam
DS : Nafsu makan Defisit nutrisi
2- pasien mengatakan mual menuru
muntah
DO :
- pasien terlihat lemas
TD : 113/70 mmHg
RR :20x/menit
N :105x/menit
30

S : 37,60C
SPO2 :97
Diet : Tktp
Terapy Obat :

- Surafet 12 jam
- Biocanive 8 jam
- Injek ondansetra 8 jam
- Injek omefrazole 8 jam
- Injek xalamex 8 jam
DS :
3- pasien mengatakan lemah
dan mimisan
DO :
- frekuensi nadi meningkat
- membran mukosa kering
TD :105/65 mmHg
N : 220x/menit Peningkatan
RR : 20x/menit permeabilitas Hipovelimia
S : 38,20C kaviler
Spo2 : 99
Terapy obat :
Pct tab 1 gr 8 jam
Injk omefrazole 8 jam
Injk ondansetra 8 jam
Nasolin semprot hidung
12jam

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia b.d suhu tubuh diatas nilai normal (D.0130)
2. Defisit nutrisi b.d nafsu makan menurun (D.0019)
3. Hipovolemia b.d peningkatan permeabilitas kaviler (D.0023)
31

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Tn. S Umur : 22 Tahun No. Dokumen RM : 391741
Ruang : Asoka Kelas : 3 Tanggal : 15-11-2021
No
Hari/Ja Tujuan dan Kriteria Hasil
Diagnos Intervensi (SIKI) Rasionalisasi Ttd
m (SLKI)
a (SDKI)
Senin 1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermi
15-11- (D.0130) keperawatan selama 3x24 jam (I.15506)
2021 hipertermi menurun dengan  Observasi 1. Untuk mengetahui
16:00 1. Identifikasi penyebab penyebab hipertermi
kriteria hasil :
WIB hipertermia (mis. yang dialami pasien
Termogulasi (L.14134)
Indikator SK T Dehidrasi, terpapar 2. Untuk mngetahui
Suhu tubuh 2 5 lingkungan panas, suhu tubuh dalam
Kulit merah 3 5 penggunaan inkubator) batas normal
Pucat 3 5 2. Monitor suhu tubuh 3. Untuk
Tekanan 3 5 3. Monitor kadar mengembalikan
darah elektrolit cairan tubuh dan
4. Monitor komplikasi elektrolit yang hilang
akibat hipertermia saat berkeringat
 Terapeutik 4. Untuk memastikan
1. Sediakan lingkungan
suhu ruangan dingin
yang dingin
dan sirkulasi
2. Berikan oksigen
udaranya lancar
 Edukasi
5. Untuk mengurrangi
1. Anjurkan tirah baring
 Kolaborasi sesak yang di rasakan
1. Kolaborasi pemberian saaat hipertermi
cairan dan elektrolit 6. Untuk mengurangi
intravena aktivitas tubuh
32

sehingga tubuh dapat


fokus pada proses
penyembuhan
7. Untuk membantu
menurunkan
hipertermi dengan
terapy cairan dan
elektrolit
Senin 2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi (I.03119)
15-11- (D.0019) keperawatan selama 3x24  Observasi
2021 jam defisit nutrisi dapat 1. Identifikasi status 1. Untuk mengetahui
16:00 nutrisi status gizi pasien
teratasi dengan kriteria
WIB 2. Identifikasi makanan 2. Untuk
hasil :
yang disukai menambah/merangs
Status Nutrisi (L.03030)  Terapeutik
Indikator SK T ang nafsu makan
1. Berikan makanan tinggi
Frekuensi 2 5 serat untuk mencegah 3. Untuk mengurangi
makan konstipasi mual dan
Nafsu 2 5 2. Berikan makanan tinggi meningkatkan
makan kalori dan tinggi nafsu makan
Bising usus 3 5 protein 4. Untuk mengurangi
Memmbran 3 5 3. Berikan suplemen konstipasi yang
mukosa makan
dirasakan pasien
 Edukasi
1. Anjurkan diet yang di 5. Untuk menambah
programkan nafsu makan
 Kolaborasi 6. Untuk menjaga agar
1. kolaborasi dengan ahli tubuh lebih banyak
gizi untuk menentukan mendapatkan kalori
jumlah kalori dan jenis dari protein dan
nutrien yang
33

dibutuhkan lemak
2. Kolaborasi pemberian 7. Untuk mengetahui
medikasi sebelum jumlah kalori yang
makan (antiemetik, dibutuhkan oleh
ondansentron) pasien
8. Untuk
menghilangkan mual
sebelum makan
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipovolemia 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 2x24 jam (I.03116) tanda-tanda pasien
hipovolemia menurun dengan  Observasi saat hipovolemik
kriteria hasil : 1. Identifikasi tanda dan 2. Untuk memantau
Status cairan (L.03028) gejala hipovolemia
kondisi pasien
Indikator SK T  Terapeutik
Frekuensi nadi 2 5 1. Atur interval waktu 3. Untuk dokumentasi
Tekanan darah 3 5 pemantauan sesuai di dalam status
Membran 2 5 dengan kondisi pasien pasien
Senin 2. Dokumentasikan hasil 4. Untuk mengetahui
mukosa
15-11- pemantauan
3 Kadar Hb 2 5 tujuan dan prosedur
2021  Edukasi
(D.0023) saat dilakukan
16:00 1. Jelaskan tujuan dan
WIB pemantauan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil terhadap pasin
pemantauan 5. Untuk
 Kolaborasi memberitahukan
1. Kolaborasi pemberian hasil pemantauan
cairan IV isotonis (RL) perawat terhadap
pasien dan keluarga
6. Untuk memberikan
asupan cairan
34

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. S Umur : 22 Tahun No. Dokumen RM : 391741
Ruang : Asoka Kelas : 3 Tanggal : 15-11-2021
No
Hari/tgl/jam Diagnos Implementasi Respon Pasien Ttd
a (SDKI)
Senin/15-11- 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia 1. Pasien mengatakan demam selama 3 hari
21/ 16:00 (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan suhu tubuh meningkat di ambang batas
WIB panas, penggunaan inkubator) normal
2. Memonitor suhu tubuh 2. Pasien mengatakan suhu tubuhnya tinngi 400c
3. Memonitor kadar elektrolit 3. Pasien mengatakan saat diberikan terapy
1 4. Memonitor komplikasi akibat elektrolit keringatan terus
(D.0130) hipertermia 4. Pasien mengatakan penyebab hipertermi di
5. Menganjurkan tirah baring karnakan faktor lingkungan
6. Berkolaborasi pemberian cairan dan 5. Pasien tampak gelisah
elektrolit intravena
6. Pasien mengatakan saat diberikan obat lewat
IV demamnya turun tetapi saat obat itu habis
demamnya naik lagi
2 1. Mengidentifikasi status nutrisi 1. Pasien mengatakan mual muntah
(D.0019) 2. Mengidentifikasi makana yang disukai 2. Pasien mengatakan tidak ada pantrangan makan
3. Memonitor asupan makan 3. Pasien mengatakan tidak mau makan karna
4. Memberikan makan tinggi kalori dan pada saat makan di hidung tercium bau darah
tinggi protein karna sering mimisan
5. Memberikan suplemen 4. Pasien mengatakan makannya sehari hanya
6. Berkolaborasi pemberian medikasi dimakan sediki tidak habis
sebelum makan (antiemetik,
5. Pasien mengatakan diberikan suplemen supaya
ondansentron)
ada selera makan dan menambah nafssu makan
6. Pasien mengatakan tidak terlalu mual setelah
35

diberi obat
1. Mengidentifikasi tanda-tanda 1. Pasien mengatakan nadinya meningkat sampai
hipovolemia (mis. Frekuensi nadi 220 saaat pertama di cek oleh perawat
meningkat, nadi teraba lemah,tekanan 2. Pasien mengatakan lemah dan sering mimisan
darah menurun,tekanan nadi menyempit, 3. Pasien mengeluh bibirnya kering
tugor kulit menurun,membran mukosa
4. Pasien mengatakan baru mengetahui penyebab
kering,sering berkeringat,volume urine
menurun,hematokrit dari penyakitnya
meningkat,haus,lemah,konsentrasi urine 5. Pasien mengatakan saaat diberikat obat sering
3
meningkat, berat badan menurun dalam keluarnya keringat
(D.0023)
waku yang singkat) 6. Pasien sering bertanya mengenai keluhan yang
2. Mengatur interval waktu pemantauan dirasakannya saat ini kepada perawat
sesuai dengan kondisi pasien
3. Mendokumentasi hasil pemantauan
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
5. Menginformasikan hasil pemantauan
Selasa/16 1. Memonitor suhu tubuh 1. Pasien mengatakan agak demam
-11-21/ 2. Memonitor komplikasi akibat hipertermia 2. Pasien mengatakan awal terjadinya hipertermi
17:00 1 3. Mengolaborasi pemberian cairan dan demam menggigil tidak turun-turun saaat di
WIB (D.0130) elektrolit intravena berikan kompres air dingin
3. Pasien mengatakan badan terasa lebaih baik
saat diberikan terapi cairan infus
2 1. Mengidentifikasi status nutrisi 1. Pasien mengatakan semenjak sakit tidak mau
(D.0019) 2. Mengidentifikasi makana yang disukai makan karna mual
3. Memonitor asupan makan 2. Pasien mengatakan semua makanan tidak ada
pantrangan tetapi saat sakit tidak ada selera
makan
3. Pasien mengatakan saat diberikn makanan dari
gizi makanannya selalu dimakan tetapi sedikit
36

1. Mengidentifikasi tanda-tanda hipovolemia 1. Pasien mengatakan sedikit cemas karna


(mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi mimisannya belum hilang
teraba lemah,tekanan darah 2. Kondisi umum pasien compismentis
menurun,tekanan nadi menyempit, tugor
3. Pasien mengatakan masih sering pusing
kulit menurun,membran mukosa
kering,sering berkeringat,volume urine 4. Pasien tampak kooperatif
3 menurun,hematokrit Ttv pasien dalam batas normal
(D.0023) meningkat,haus,lemah,konsentrasi urine
meningkat, berat badan menurun dalam
waku yang singkat)
2. Mengatur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien

1. Memonitor suhu tubuh 1. Pasien mengatakan sudah tidak demam lagi


2. Memonitor kadar elektrolit 2. Pasien mengatakan sudah merasa segar dan
1 3. Menganjurkan tirah baring membaik dengan diberiaknnya terapy cairan
(D.0130) elektrolit
3. Pasien mengatakan lebih enak posisi semi
powler dan tirah baring selama sakit
Rabu/17-
1. Mengidentifikasi status nutrisi 1. Pasien mengatakan sudah mulai mau makan
11-21/
2. Mengidentifikasi makana yang disukai 2. Pasien mengatakan selalu suka dengan
15:30
3. Memonitor asupan makan makanan yanng di kasih oleh ahli gizi saat sakit
WIB
4. Anjurkan diet yang di programkan 3. Pasien mengatakan makanannya suka dimakan
2 5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
(D.0019) sampai ½ porsi
menentukan jumlah kalori dan jenis 4. Pasien mengatakan saat sakit disarankan diet
nutrien yang dibutuhkan
tinggi protein dan rendah lemak
5. Pasien mengatakan sudah mulai bisa makan
seperti porsi orang sehat
37

E. EVALUASI
Nama :Tn. S Umur : 22 No. Dokumen RM : 391741
Ruang : Asoka Kelas : 3 Tanggal :15-11-2021
Hari/tgl/jam No DP SOAP Ttd
Senin S : Pasien mengatakan demam dan
15-11-2021 menggigil
16:00 WIB
O:
 Pasien terlihat pucat
 Pasien tampak gelisah
Hasil TTV
HB : 132
TD : 107/72 mmHg
1 N : 220x/menit
(D.0130)
RR : 20x/menit
S :400C
A:
Termogulasi (14134)
Outcome SK SI T
Suhu tubuh 2 3 5
Kulit merah 3 2 5
Pucat 2 2 5
Tekanan darah 3 3 5
P : intervensi dilanjutkan
2 S : pasien mengatakan mual muntah
(D.0019) O :
 pasien terlihat lemas
 Hail TTV :
TD : 113/70 mmHg
RR :20x/menit
N :105x/menit
S : 37,60C
SPO2 :97
Diet : Tktp
A:
Status Nutrisi (L.03030)
Outcome SK SI T
Prekuensi makan 2 3 5
Nafsu makan 2 3 5
Bising usus 3 3 5
Membran mukosa 3 3 5
P : intervensi dilanjutkan
38

S : pasien mengatakan lemah dan mimisan


O:
 Frekuensi nadi meningkat
 Mukosa kering
 Hasil TTV
TD :105/65 mmHg
N : 220x/menit
RR : 20x/menit
3
S : 38,20C
(D.0023)
Spo2 : 99
A:
Status cairan (L.03028)
Outcome SK SI T
Frekuensi nadi 2 3 5
Tekanana darah 3 3 5
Membran mukosa 2 2 5
Kadah Hb 2 3 5
P : intervensi dilanjutkan
S : pasien mengatakan demamnya berkurang
O:
 Pasien terlihat lemas
 Hasil TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 104x/menit
1 RR : 20x/menit
(D.0130) S : 380C
A:
Termogulasi (14134)
Outcome SK SI T
Suhu tubuh 2 3 5
Selasa Kulit merah 3 2 5
16-11-2021 Pucat 3 2 5
17::00 WIB Tekanan darah 3 3 5
P : intervensi dilanjutkan
S : pasien mengatakan tinggal mualnya saja
sudah tidak muntah
O:
 pasien masih terlihat lemas
2  Hail TTV :
(D.0019) TD : 115/70 mmHg
RR :20x/menit
N :99x/menit
S : 37,60C
SPO2 :97
39

Diet : Tktp
A:
Status Nutrisi (L.03030)
Outcome SK SI T
Prekuensi makan 3 3 5
Nafsu makan 2 3 5
Bising usus 3 3 5
Membran mukosa 3 3 5
P : intervensi dilanjutkan
S : pasien mengatakan sudah tidak lemah dan
mimisan lagi
O:
 Frekuensi nadi normal
 Membran mukosa membaik
TD :105/65 mmHg
N : 99x/menit
RR : 20x/menit
3
(D.0023) S : 37,20C
Spo2 : 99
A:
Status cairan (L.03028)
Outcome SK SI T
Frekuensi nadi 3 3 5
Tekanana darah 3 3 5
Membran mukosa 3 2 5
Kadah Hb 3 3 5
P : intervensi dilanjutkan
Rabu 1 S : Pasien mengatakan sudah tidak demam
17-11-2021 (D.0130) dan menggiil lagi
15: 30 WIB
O:
 Meringis berkurang
 Hasil TTV
TD : 109/70 mmHg
N : 88x/menit
RR : 20x/menit
S : 360C
A:
Termogulasi (14134)
Outcome SK SI T
Suhu tubuh 3 3 5
Kulit merah 3 3 5
Pucat 3 3 5
Tekanan darah 3 3 5
P : intervensi dihentikan
40

S : pasien mengatakan sudah tidak mual lagi


O:
 Pasien terlihat segar
TD : 120/70 mmHg
RR :20x/menit
N :99x/menit
S : 36,60C
2
SPO2 :97
(D.0019)
A:
Status Nutrisi (L.03030)
Outcome SK SI T
Prekuensi makan 3 3 5
Nafsu makan 3 3 5
Bising usus 3 3 5
Membran mukosa 3 3 5
P : intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
WHO dalam buku Keperawatan Medikal Bedah 1 (Kardiyudiana,
2019) mendefinisikan DHF sebagai penyakit yang memiliki keriteria: suhu
tubuh naik turun tanpa sebab yang jelas, tampak perdarahan (ptekia, gusi
berdarah, melena, muntah darah), jumlah trombosit mengalami penurunan
dalam periksaan laboratorium, serta permebilitas pembuluh darah
mengalami peningkatan yang ditandai dengan meningkatnya hematocrit,
Virus dengue merupakan penyebab dari penyakit DHF. Virus dengue
merupakan virus kelompok B atau arthropode-bornevirus. Virus dengue
menular melalui suntikan nyamuk Aedes Aegepty atau nyamuk Aedes
Albopictus yang terinfeksi oleh virus saat menghisap darah seseorang yang
sehat.

B. SARAN

Melakukakn 3M+ yaitu menguras, menutup, mengubur, mencegah


perkembangbiakan nyamuk. Dengan cara memerhatikan sanitasi
lingkungan, apabila mengalami demam lebih dari 7 hari segera periksakan
ke fasilitas kesehatan terdekat untuk menghindari komplikasi yang
mungkin akan muncul.

41
DAFTAR PUSTAKA

Centre of Health Protection (CHP). 2018. Dengue Fever.


https://www.chp.gov.hk/files/pdf/df_factsheet_indonesian_tc.pdf (diakses tanggal
21 Februari 2018)

Kardiyudiana, Ni Ketut dan Brigitta Ayu dwi Susanti. 2019. Keperawatan


Medikal Bedah 1. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru

Handayani, Ni Kadek Dwi. 2019. Gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien


Dengue Haemorraghic Fever (DHF) dengan Hipertermia di RSUD Sanjawani
Gianyar

World Health of Organization (WHO). 2019. Dengue and Severe Dengue.


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severedengue#
(diakses tanggal 4 November 2019)

42
Musyayyadah, Eirine. 2015. Asuhan Keperawatan Kekurangn Volume Cairan
pada Klien dengan DHF (Dengue Hemorhagic Fever).
http://digilib.unusa.ac.id/data_pustaka-12314.html (diakses tahun 2015)

43

Anda mungkin juga menyukai