A. Latar Belakang
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan
sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, pengelihatan, pengecapan, perabaan
atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Di dalam
melaksanakan program rehabilitasi, diperlukan suatu terapi yang dapat dilakukan
sejalan dengan terapi modalitas lain yang berupa terapi aktivitas kelompok. Kelompok
adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling
bergantung, dan mempunyai norma yang sama. Tujuan kelompok adalah membantu
anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif
dan maladaptif.
Salah satu terapi aktivitas kelompok adalah terapi aktivitas gangguan sensori
persepsi : halusinasi, yaitu berupa aktifitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman kehidupan. Hari – hari perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan
tidur. Ada di antara klien yang dengan inisiatif sendiri mencari perubahan situasi
dengan jalan – jalan di rumah sakit namun ada diantara mereka yang tidak tahu jalan
pulang sehingga jika tertangkap ia dicap sebagai klien yang melarikan diri kemudian
dimasukan lagi ke dalam ruang isolasi. Apa sebenarnya yang dilakukan klien ?
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk
klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan
tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat
khususnya perawaat jiwa haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok
secara tepat dan benar.
Adapun di ruang Nuri Rumah Sakit Jiwa Soekarto Heerdjan terdapat sekitar
17 klien yang akan menjadi peserta dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok nantinya
B. Tujuan Umum
1. Klien dapat mengidentifikasi dan mengenal halusinasi
2. Meningkatkan sosialisasi dengan membina hubungan saling percaya antara sesama
klien dan perawat
3. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan konsep diri klien
C. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengungkapkan isi halusinasi
b. Klien dapat mengungkapkan waktu terjadinya halusinasi
c. Klien dapat mengungkapkan frekuensi munculnya halusinasi
d. Klien dapat mengungkapkan perasaan pada saat terjadi halusinasi
e. Klien dapat mengungkapkan perilaku yang dilakukan pada saat halusinasi
muncul
f. Klien dapat mengontrol halusinasi
g. Karakteristik Pasien
D. Karakteristik Pasien
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien yang
dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah halusinasi
yang sudah tenang dan terkontrol.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. LANDASAN TEORI \
a) Terapi aktivitas kelompok
a) Pengertian
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan.
b) Jenis-jenis terapi aktivitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu :
a) Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi
yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan
pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok
(Keliat, 2004). Fokus terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
adalah membantu pasien yang mengalami kemunduran orientasi
dengan karakteristik: pasien dengan gangguan persepsi; halusinasi,
menarik diri dengan realitas, kurang inisiatif atau ide, kooperatif,
sehat fisik, dan dapat berkomunikasi verbal (Yosep, 2007).Adapun
tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan
oleh paparan stimulus kepadanya. Sementara, tujuan khususnya:
pasien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya
dengan tepat dan menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus
yang dialami (Darsana, 2007).
b) Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan
berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan
tubuh). Aktifitas yang digunakan sebagai stimulus adalah musik,
seni, menyanyi dan menari.
c) Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas.
d) Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu
diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien dan lingkungan
yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Aktifitas dapat
berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan
semua kondisi nyata.
e) Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitar klien.
b) Halusinasi
a. Pengertian halusinasi
Halusinasi adalah gangguan penyerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana
terjadi pada saat individu sadar dengan baik. (Stuart & Sundenn, 1998).
b. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptif individu yang berada
dalam rentang respon neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001). Ini merupakan
respon persepsi paling maladaptif. Jika klien yang sehat persepsinya akurat,
mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan
informasi yang diterima melalui panca indera (penglihatan, pendengaran,
penghidu, pengecapan dan perabaan), Klien dengan halusinasi
mempersepsikan suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus
itu tidak ada. Di antara kedua respon tersebut adalah 3 respon individu yang
karena sesuatu hal mengalami kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan
stimulus yang diterima yang disebut sebagai ilusi. Menurut Stuart dan Laraia
(2001) rentang respon tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a) Respon Adaptif Respon Maladaptif
b) Pikiran Logis Distorsi pikiran Gangguan pikir/delusi
c) Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
d) Emosi konsisten Reaksi emosi yang Sulit berespon emosi
e) Dengan pengalaman berlebihan atau minus Perilaku disorganisasi
f) Perilaku sesuai Prilaku aneh/tidak bisa Isolasi sosial
g) Berhubungan sosial Menarik diri
B. KLIEN
1. Karakteristik klien
Klien dengan gangguan sensori persepsi: halusinasi, dapat diajak
bekerjasama, tidak disorientasi, bicara koheren, kooperatif, sehat fisik, tidak
memiliki gangguan pendengaran dan penglihatan, dan dapat memahami pesan
yang diberikan.
2. Proses Seleksi
C. PENGORGANISASIAN
1. Waktu Pelaksanaan
Hari/ tanggal : Kamis, 22 Septermber 2022
Tempat pertemuan: di Ruang TAK Nuri
Waktu: 10:30 – 11:00 WIB
Durasi: 30 menit Kegiatan: terapi aktifitas kelompok halusinasi Sesi 3 Jumlah
anggota: 7 orang
2. Tim Terapis
a. Leader : Adinda Putri Handayani
a) Katalisator: yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
b) Auxilery ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
c) Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat dalam
kegiatan
b. Co-Leader : Rizki Putra Pamungkas
1. Mendampingi jika terjadi bloking
2. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi
3. kesalahan Bersama leader memecahkan masalah
c) Obeserver: Egi Permana
1. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
2. Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
3. Mengobservasi perilaku pasien
d) Fasilitator : Hana Nurhanisah
1. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus dilakukan
2. Mendampingi peserta TAK
3. Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e) Dokumentasi: Putri Rosmawati
1. Mengatur musik
2. Mendokumentasikan jalannya TAK
3. Anggota atau klien bertugas menjalankan dan mengikuti terapi: Bertugas:
Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
f) Setting Tempat
D. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 2
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana
hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk
mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara?
Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?
Baiklah.”
3. Tahap Kerja
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya
(terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali
kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini, Bagus sekali bapak bisa lakukan.
Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan
yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
4. Tahap Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara-suara dengan berkegiatan? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang
telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam
jadwal kegiatan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya! (Saudara dapat melatih
aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari
pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas
cara bercakap-cakap Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi? Di ruang
makan ya! Sampai jumpa”
Nama klien
Memperagakan cara
berkegiatan
Petunjuk pengisian:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan cara yang biasa digunakan
untuk mengatsi halusinasi, keefektifannya, cara mengatasi halusinasi dengan
menghardik, dan memperagakannya.
3. Jika klien mampu beri tanda (V)
4. Jika klien tidak mampu beri tanda (X)
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna, Akemat. (2005). Keperawatan jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta : EGC.
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI SESI III RUANG NURI
RSJ Dr. SOEHARTO HEERDJAN
Topik : Sesi III : Mencegah halusinasi dengan cara berkegiatan secara terjadwal
Hari/tanggal : jumat, 22 September 2022 dan Senin 26 September 2022
Pelaksana : Mahasiswa UIMA Jakarta
Tempat : Ruang Nuri
Sesuai dengan kegiatan TAK yang telah dilaksanakan dapat dilakukan evaluasi sebagai
berikut :
A. Evaluasi struktur
TAK dilaksanakan dengan beranggotakan 5 orang terapis, antara lain:
1. Pembimbing : Ns. Nurita, S.Kep
2. Leader : Adinda Putri Handayani
3. Co leader : M. Rizki Putra Pamungkas
4. Fasilitator : Hana Nurhanisah & Egi Permana
5. Observer :
Sedangkan jumlah peserta TAK yang hadir sebanyak 7 orang, 1 orang peserta TAK tidak
hadir. Tempat pelaksanaan TAK di ruang Elang, waktu pelaksanaan pukul 10.40 WIB.
Tujuan pelaksanaan TAK, klien dapat mengenal halusinasi yang dialaminya sesuai
dengan proposal pelaksanaan TAK.
B. Evaluasi proses
TAK di ruang Nuri berhasil dilakukan dimana perawat yang melakukan TAK sebanyak5
orang. Acara ini dimulai dengan salam pembuka, penjelasan topik, kontrak waktu, dan
tujuan kegiatan. TAK dimulai dari leader yang memimpin jalannya kegiatan, semua
pasien aktif dalam pelaksanaan TAK. Peserta yang mampu mengikuti kegiatan TAK
hingga selesai sebanyak 100%, kemampuan leader dalam memimpin jalannya kegiatan
cukup baik, co leader tidak maksimal dalam berperan sesuai dengan tugasnya, fasilitator
cukup baik dalam memotivasi dan membantu peserta dalam kegiatan jika ada kesulitan,
dan observer telah mengobservasi jalannya kegiatan dari awal hingga kegiatan selesai.
Dilihat dari waktu pelaksanaan TAK selama 30 menit, hal tersebut sesuai kontrak waktu
yang disepakati. Hal ini menunjukan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun dalam proposal.
Keterangan :
1. Tn Y : 16/16x100% = 100%
2. Tn A : 16/16x100 % = 100%
3. Tn R : 16/16x100% = 100%
4. Tn A : 16/16x100% = 100%
5. Tn R : 16/16x100% = 100%
6. Tn Y : 16/16x100% = 100%