Gangguan konsep diri adalah suatu keadaan negatif dari perubahan mengenai
perasaan, pikiran atau pandangan tentang dirinya sendiri yang negatif. Harga diri
rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi diri yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat
kesehatan jiwa. Gangguan harga diri rendah biasanya digambarkan sebagai perasaan
yang negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri
A. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang merupakan faktor pendukung harga diri rendah meliputi
penolakan dan kurangnya penghargaan diri dari orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, orang tua yang tidak benar, membenci dan tidak menerima akan
mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri
yang tidak realistis, gagal mencintai dirinya dan menggapai cinta orang lain, misalnya
karena orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang
berubah.
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
B. Faktor Presipitasi
faktor presipitasi lain yaitu ketegangan peran berhubungan dengan peran atau
posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Pada mulanya klien
merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam
berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang
orang lain yang menimbulkan rasa aman. Klien semakin tidak dapat melibatkan
diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu
sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman tidak tercapai.
dari pada mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan.
C. Rentang Respons
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
Keterangan :
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif
dair dirinya.
3. Harga diri rendah adalah individu cendrung untuk menilai dirinya negatif dan
5. Depresionalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
D. Mekanisme Koping
Menurut Stuart dan Sundeen yang dikutip oleh Anna Budi Keliat, 1998,
mekanisme koping pada pasien dengan gangguan konsep diri menjadi 2 yaitu :
kasus.
sementara.
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
2. Koping jangka panjang
individu.
Isolasi Sosial
Kehilangan / Kegagalan
1. Masalah Keperawatan
Data Subyektif :
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
Mengungkapkan kegagalan pribadi
Merasionalisasikan penolakan
Data Obyektif :
Produktifitas menurun
Penyalahgunaan zat
Terlampir
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
DAFTAR PUSTAKA
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 1 P )
Nama :
Ruangan :
Hari / tanggal :
Pertemuan :
I . PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
Klien mengatakan dirinya tidak berguna dan malu, merasa tidak mampu, malu
B. Diagnosa Keperawatan
C. Tujuan Khusus
dimiliki klien
kemampuan klien
D. Tindakan Keperawatan
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
4. Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
A. Tahap Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat sore Ibu, perkenalkan nama saya suster Een Nur’endah, sering
dipanggil suster Een. Nama ibu siapa? Lebih suka dipanggil siapa? Ibu, saya
sini selama 2 minggu dari tanggal 07-18 Oktober 2013. Saya praktek pada
sore hari dari pukl 14.00 – 19.00 WIB. Hoby ibu apa?.”
2. Kontrak
positif yang biasa ibu lakukan sehari-hari? Tujuannya agar ibu dapat
menit”
B. Tahap Kerja
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
Bu, dari tadi saya melihat ibu melamun dan diam saja? Apa yang menyebabkan
ibu melamun memandang ke bawah? Kegiatan apa yang ibu lakukan sehari-hari?
Oh..ternyata ibu setiap hari kegiatannya merapihkan tempat tidur setiap pagi , doa
bersama, senam bersama,dan hari-hari tertentu seperti Selasa dan Kamis ikut
pengajian.Kalau begitu kegiatan apa yang paling ibu suka, dan sering ibu
lakukan?
C. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
bincang?.”
b. Evaluasi obyektif :“Coba ibu sebutkan lagi kegiatan apa yang sering ibu
“Saya harap ibu dapat mengingat apa yang telah kita perbincangkan tadi.”
latihan, kegiatan yang positif yang masih ibu miliki yang dapat digunakan
tamanlagi?.”
d. Waktu :”Jam berapa besok kita bertemu? Bagaimana kalau jam 16.00
sore?.”
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
I . KASUS ( MASALAH UTAMA )
Perilaku kekerasan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
Perilaku kekerasan adalah prilaku yang ditandai dengan menyentuh orang lain secara
menakutkan, mengucapkan kata-kata ancaman, dan melukai pada tingkat ringan dan
tindakan yang membahayakan dirinya maupun orang lain sebagai akibat dari
perasaan jengkel yang timbul sebagai respon kekesalan atau kebutuhan yang tidak
A . Factor predisposisi
yang dapat berakhir dengan gangguan persepsi, klien mungkin menekan perasaan
sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif. Kemudian factor
budaya yang tertutup dan membatas secara diam dan kontrol sosial yang tidak pasti
dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk,
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu ditolak atau dihina dan dianiaya.
Selain itu factor biologis juga akan menyebabkan terjadinya kerusakan system
B . Factor presipitasi :
kekerasan.
Dapat bersumbar dari klien, lingkungan atau interaksi dari orang lain, kondisi klien
C . Rentang Respons :
maladaptif
Keterangan
1. Respons adaptif
Respons yang bisa diterima norma-norma sosial dan kebudayaan secara umum yang
berlaku, diantaranya :
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
b. Frustasi adalah respons yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan
kepuasan, rasa aman yang biasanya dalam keadaan tersebut individu tidak
menemukanalternative
2. Respons maladaptif
induvidu untuk menuntut sesuatu yang dianggap benar dalam bentuk destruktif
c. Kekerasan (amuk) adalah respon atau perasaan marah dan bermusuhan yang
kuat disertai hilang kontrol dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang lain
dan lingkugan
D .Mekanisme Koping :
Mekanisme koping yang sering digunakan pada klien dengan prilaku kekerasan
adalah :
1. Displacemen
Pengalihan emosi yang semula ditunjukkan pada seseorang atau benda kepada
orang lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam jiwanya
2. Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimana suatu masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyaluran secara normal
3. Proyeksi
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
Pengalihan unsur emosianal dari suatu pikiran yang menggangu dapat bersifat
4. Persepsi
Mengesampingkan secara tidak sadar tentang suatu pikiran, impuls atau ingatan
Perilaku Kekerasan
1. Masalah Keperawatan :
Perilaku Kekerasa
Data Subyektif :
Data Obyektif :
Mata melotot
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
Tegang saat berbicara
Mengatupkan rahangnya
Prilaku kekerasan
(Terlampir).
DAFTAR PUSTAKA
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
RSJD Dr. Amino Gonohutomo.
Jakarta : EGC.
STRATEGI PELAKSANAAN ( SP 1 P )
Nama :
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
Ruangan :
Hari / tanggal :
Pertemuan :
I . PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan, merasa orang sekitar jahat,
dan mengancam, juga tampak tegang, muka merah, matanya melotot, nada suaranya
mandir.
B. Diagnosa Keperawatan :
Perilaku Kekerasan
C. Tujuan Khusus :
D. Tindakan Keperawatan :
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
3. Mendiskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
6. Melatih mencegah perilaku kekerasan dengan cara fisik : tarik nafas dalam
7. Memasukkan ke jadwal kegiatan harian
“Selamat sore pak, perkenalkan nama saya suster Een Nur’endah, sering
dipanggil suster Een. Nama bapak siapa? Lebih suka dipanggil siapa?
saya praktek di sini selama 2 minggu dari tanggal 21-31 Oktober 2013.
Saya praktek pada sore hari dari pukl 14.00 – 19.00 WIB. Hoby bapak
apa?.”
2. Kontrak
menit”
taman.”
B. Tahap Kerja :
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
ada 2 penyebab marah bapak”.” Pada saat penyebab marah itu ada, seperti
bapak pulang ke rumah dan istri belum menyediakan makanan, apa yang bapak
mata melotot, rahang terkatup rapat dan tangan mengepal?”.”Setelah itu apa
yang bapak lakukan? O...ya, jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan
piring, apakah dengan cara ini makanan terhidang? Iya, tentu tidak. Apa
kerugian dari cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi sakit dan takut,piring-
piring pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak
adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah”.
“Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?.”Begini pak,
kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik
nafas dari hidung sambil mengangkat kedua tangan ke atas , tahan sebentar, lalu
sambil membungkukkan badan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung sambil
mulut sambil membungkukkan badan. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak
ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
C. Tahap Terminasi :
Data Subyektif
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
“Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan latihan tehnik nafas dalam
tadi?.”
Data Obyektif
“Coba bapak praktekkan lagi bagaimana cara melakukan tehnik nafas dalam.”
2.Tindak Lanjut :
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu,
apa yang bapak lakukan kalau marah, dan jangan lupa latihan nafas dalamnya
ya pak. Sekarang kita buat jadwal latihannyaya pak, barapa kali sehari bapak
a. Topik :”Baik pak kita sudah selesai berbincang-bincang, besok saya akan
b. Tempat :”Di mana sebaiknya kita bertemu besok pak? Bagaimana di sini
saja?”
c. Waktu :”Ibu mau jam berapa kita bertemu besok? Bagaimana kalau jam
16.00 sore?
LAPORAN PENDAHULUAN
Kerusakan interaksi sosial adalah suatu kerusakan interpersonal yang terjadi akibat
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang
mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya pada orang lain,
ragu-ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang
lain, menghindari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan merasa
B. Faktor Presipitasi
C. Rentang Respons
Hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosialnya menimbulkan respons-
respons sosial pada individu yaitu :
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
Respons adaptif Respons maladaptif
Keterangan :
1. Respons adaptif
Yaitu respons individu dalam penyesuaian masalah yang dapat diterima oleh
langkah-langkah selanjutnya.
sosialnya.
interpersonal.
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
a. Aloness (merasa sendiri) dimana individu merasakan kesepian,
yang dimilikinya.
3. Respons maladaptif
meliputi :
waktu.
D. Mekanisme Koping
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
1. Koping yang berkaitan dengan gangguan kepribadian anti sosial yaitu
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
V . RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Terlampir
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
DAFTAR PUSTAKA
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
STRATEGI PELAKSANAAN ( SP 1 P )
Nama :
Ruangan :
Hari / tanggal :
Pertemuan :
I . PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
B. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
C. Tujuan Khusus
D. Tindakan keperawatan
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
3. Mendiskusikan dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
orang lain.
II . STRATEGI KOMUNIKASI
A. Tahap Orientasi
1. Salam terapeutik :
“Selamat sore Ibu, perkenalkan nama saya suster Een Nur’endah, sering
dipanggil suster Een. Nama ibu siapa? Lebih suka dipanggil siapa? Ibu
praktek di sini selama 2 minggu dari tanggal 7-18 Desember 2013. Saya
praktek pada sore hari dari pukl 14.00 – 19.00 WIB. Hoby ibu apa?
2. Evaluasi validasi :
3. Kontrak :
a. Topik :”Ibu , sore ini kita bertemu untuk berkenalan dan berbincang-
menit?
ruang makan?
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
d. Tujuannya :Tujuan kita berbincang-bincang hari ini agar kita kenal
lebih dekat satu sama lain dan mengetahui permasalahan yang ibu
hadapi.
B. Tahap Kerja
“Ibu sudah berapa lama dirawat di sini? Apa ibu tahu, ibu sekarang berada
di mana? Apakah ibu punya teman di sini? Kegiatan apa yang ibu lakukan di
sini? Apa ibu punya hoby? Hoby ibu apa? Mengapa ibu bilang tidak punya
berhubungan sosial atau berinteraksi dengan orang lain dan apa kerugiannya
jika tidak berinteraksi dengan orang lain? Apakah ibu mengenal semua
orang yang ada di sini? Apakah ibu sering ngobrol-ngobrol dengan mereka
dengan orang lain? Jadi jika ibu mau berkenalan atau berinteraksi dengan
orang lain berarti ibu akan mempunyai banyak teman, ibu mau tidak
akan kesepian, bisa berdiskusi dan saling menolong dan akan ada banyak
orang yang akan membantu ibu jika ibu ada masalah dan sebaliknya jika ibu
tidak mau berkenalan dengan banyak orang, ibu akan merasa sendirian,
baik. Pertama, ibu ucapkan salam, lalu berjabat tangan dan sebutkan nama
ibu dan senang dipanggil siapa, lalu ibu tanyakan nama lawan bicara dan
alamatnya di mana, asalnya dari mana dan hobynya apa, dan lain-lain.
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
mempraktekkannya pada suster Bagus...ibu dapat melakukannya, jadi ibu
C. Tahap Terminasi
Evaluasi Subyektif
Evaluasi Obyektif
“Tadi ibu sudah tahu cara berkenalan, coba ibu praktekkan lagi
“Ibu, ingat-ingat cara berkenalan dengan orang lain yang benar seperti
tadi bunda ajarkan dan ibu bisa melakukannya dengan siapa saja. Tadi
harian ibu, nanti ibu latihan sesuai jadwal ya...nanti dalam mengisi
jadwal berikan tanda pada huruf M bila dilakuakn mandiri, huruf B bila
dengan bantuan dan huruf T bila tidak dikerjakan dan besok akan bunda
1. Topik :”Sesuai janji suster, karena sudah 15 menit maka kita berhenti
dulu diskusi kita. Besok kita akan lanjutkan pembicaraan kita tentang
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
2. Waktu :”Jam berapa besok kita bertemu, bagaimana kalau jam 16.00
menit?.”
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
LAPORAN PENDAHULUAN
ransang yang timbul dari sumber internal seperti perasaan, pikiran, sensasi, somatik
dengan impulsif dan stimulus eksternal persepsi mengacu pada respons reserptor
terjadi pada proses sensasi dari pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan atau
pengecapan. Gangguan ini bersifat ringan, berat atau sementara, lama (Harsir,Nudis
1987).
Halusinasi adalah persepsi sensorik tentang suatu obyek gambaran dan pikiran yang
sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem
rangsang dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaann dimana terjadi pada
saat individu itu penuh atau baik. Dengan kata lain klien berespons terhadap
rangsang yang tidak nyata dan hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat ditentukan
rangsangan interna dan eksterna yang menimbulkan respons yang tidak sesuai
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Proses Predisposisi
interpersonal yang terganggu maka individu mengalami stres dan kecemasan. Dan
budaya, hidup terisolasi dan stres yang menumpuk. Selanjutnya faktor biokimia yang
B. Faktor Presipitasi
sosial dimana stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadinya penurunan
stabilitas keluarga, perpisahan dari orang sangat penting atau diasingkan oleh
dengan kelompok lain, suasana terisolasi (sepi) sehingga dapat meningkatkan stres
lain adalah harga diri rendah dan isolasi sosial. Akibat kurangnya ketrampilan
berhubungan sosial, klien jadi menarik diri dari lingkungan. Dampak selanjutnya
klien akan lebih terfokus pada dirinya sendiri. Stimulus eksternal menjadi lebih
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
C. Rentang Respons
Hubungan sosial
D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stres,
koping merupakan upaya langsung dalam mengatasi stres yang berorientasi pada
tugas yang meliputi upaya pencegahan langsung, mengurangi ancaman yang ada.
Mekanisme koping yang sering dilakukan oleh klien dengan halusinasi adalah
regresi yaitu berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
gangguan persepsi dengan mengalihkan tanggungjawab kepada orang lain atau suatu
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
E. Fase –fase Halusinasi
1. Fase pertama :
mengenal pikirannya.
2. Fase kedua :
dapat berupa bisikan yang tidak jelas dan suara aneh tetapi klien takut bila
3. Fase ketiga :
4. Fase keempat :
Klien merasa tidak berdaya dan terpaku untuk melepaskan dirinya dan kontrol
mengancam dirinya, klien tidak behubungan dengan orang lain karena terlalu
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
Bila tidak dilakukan intervensi secepatnya proses tersebut bisa menjadi
kronik.
1. Halusinasi dengar (Auditarik dan Akustik) yaitu suara atau ucapan yang
didengar oleh klien tetapi tidak ada obyek realita, merupakan proyeksi
2. Halusinasi lihat (Visual) yaitu bayangan visual atau sensasi yang dialami oleh
klien tanpa adanya stimulus, klien mungkin melihat bayangan dari figure obyek
dengan halusinasi bau, klien merasa mengecap sesuatu bau atau rasa di dalam
mulitnya. Halusinasi hirup atau bau (Olfaktori) yaitu klien mengalami atau
mengatakan mencium bau-bauan seperti bunga, kemenyan dan bau-bau lain yang
4. Halusinasi raba (Taktil) yaitu klien merasa ada seseorang yang memegang,
meraba, memukul klien. Halusinasi septik yaitu klien merasakan rabaan yang
Dari semua tipe halusinasi tersebut dapat terjadi sendiri atau secara
lingkungan yang nyata, sehingga klien dapat sulit diajak bicara, komunikasi
mengenai diri dan lingkungannya serta mengukur efek yang terdapat pada klien
tersebut.
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
III . A. POHON MASALAH
Isolasi Sosial
1. Masalah Keperawatan
Data Subyektif
Data Obyektif
IV . DIAGNOSA KEPERAWATAN
Halusinasi
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
V . RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Terlampir
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
DAFTAR PUSTAKA
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
STRATEGI PELAKSANAAN ( SP 1 P )
Nama :
Ruangan :
Hari / tanggal :
Pertemuan :
I . PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
yang tidak jelas, klien mengatakan suara itu datang setiap saat, klien
mengatakan suara itu muncul sekitar 5-10 menit, klien mengatakan bila suara
itu muncul saya gelisah tidak bisa tidur, yang biasa saya lakukan adalah
berdoa. Klien terlihat tersenyum sendiri, klien tampak senang berbicara sendiri
B. Diagnosa Keperawatan
C. Tujuan Khusus
D. Tindakan Keperawatan
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
4. Mendiskusikan waktu halusinasi
kegiatan harian.
II . STRATEGI KOMUNIKASI
A. Tahap Orientasi
1. Salam terapeutik :
“Selamat sore Ibu, perkenalkan nama saya suster Een Nur’endah, sering
dipanggil suster Een. Nama ibu siapa? Lebih suka dipanggil siapa? Ibu
praktek di sini selama 2 minggu dari tanggal 07-18 Oktober 2013. Saya
praktek pada sore hari dari pukul 14.00 – 19.00 WIB. Hoby ibu apa?
2. Evaluasi validasi :
3. Kontrak :
a. Topik :”Ibu , sore ini kita bertemu untuk berkenalan dan berbincang-
menit?
ruang makan?
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
d. Tujuannya :kita berbincang-bincang hari ini agar kita kenal lebih dekat
B. Tahap Kerja
“Sudah berapa lama ibu berada di sini?Coba ibu ceritakan, apa yang
menyebabkan ibu di bawa ke sini? Sekarang ini permasalahan apa yang ibu
dengan apa yang ibu dengar, tetapi suster tidak mendengar berati suara-suara
“Suara apa yang ibu dengar? Apa yang dikatakan oleh suara-suara tersebut?
“Dalam satu hari, berapa kali suara-suara itu muncul? Pada saat ibu lagi
ngapain suara-suara itu muncul? Apa yang ibu rasakan? Apakah ibu merasa
tenang atau merasa tidak nyaman? Terus apa yang ibu lakukan saat suara-
suara itu muncul? Apa ibu marah-marah, memukul-mukul atau ibu diam saja?
“Apakah ibu sudah mengerti? Nah ...coba sekarang ibu lakukan sendiri cara
menghardik halusinasi seperti yang saya ajarkan tadi. Benar sekali bu, Ibu
dengan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian ibu. Apakah ibu sudah
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
tahu cara mengisi jadwal kegiatan? Caranya adalah apabila ibu bisa
dengan bantuan orang lain, ibu tulis dan bila ibu ibu tergantung sepenuhnya
C. Tahap Terminasi
Evaluasi Subyektif
cara menghardik?”
Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan lagi siapa nama suster? Tadi kita sudah
sekarang coba ibu peragakan lagi dengan cara seperti yang suster
a. Topik :”Ibu besok kita akan bertemu lagi dan berbincang-bincang cara
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
b. Waktu :”Besok kita bertemu jam berapa? Bagaimana kalau jam 16.00
menit?”
Baik bu, suster pamit dulu sampai bertemu lagi besok sore, selamat
sore.
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 2 P)
Nama :
Ruangan :
Hari / tanggal :
Pertemuan :
I . PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
Klien mengatakn mendengar suara-suara. Klien mengatakan mendengar suara
yang tidak jelas, klien mengatakan suara itu datang setiap saat, klien
mengatakan suara itu muncul sekitar 5-10 menit, klien mengatakan bila suara
itu muncul saya gelisah tidak bisa tidur, yang biasa saya lakukan adalah
berdoa. Klien terlihat tersenyum sendiri, klien tampak senang berbicara sendiri
B. Diagnosa Keperawatan
C. Tujuan Khusus
orang lain.
D. Tindakan Keperawatan
kegitan harian.
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
II . STRATEGI KOMUNIKASI
A. Tahap Orientasi
1. Salam terapeutik :
2. Evaluasi / Validasi :
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu masih ingat cara
3. Kontrak :
b. Waktu :”Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan
c. Tempat :”Sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan
berbincang-bincang di taman.”
d. Tujuan : tujuan dari kita bercakap-cakap hari ini adalah agar ibu dapat
B. Tahap Kerja
“Ibu, apakah ibu sudah mengisi jadwal harian yang ibu buat? Boleh saya lihat?
Bagus.” Apakah ibu tahu cara lain yang dapat dilakukan untuk mengontrol
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
lainnya.” Bagaimana kalau kegiatan bercakap-cakap dengan orang lain ini ibu
masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian yang sudah ibu buat, bagus
sekali.”
C. Tahap Terminasi
Evaluasi Subyektif
ini?.”
Evaluasi Obyektif
telah kita bicarakan tadi apabila suara yang sering ibu dengar itu muncul
halusinasi yang ibu alami yaitu dengan cara melakukan kegiatan yang
Bagaimana kalau jam 16.00 WIB? Dan ibu mau kita berbincang-
menit?”.
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
c. Tempat :”Besok ibu mau kita berbincang-bincang di mana, di taman
lagi atau di ruang makan, atau ibu mau di tempat lain? Bagaimana
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 3 P)
Nama :
Ruangan :
Hari / tanggal :
Pertemuan :
I . PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
Klien mengatakn mendengar suara-suara. Klien mengatakan mendengar suara
yang tidak jelas, klien mengatakan suara itu datang setiap saat, klien
mengatakan suara itu muncul sekitar 5-10 menit, klien mengatakan bila suara
itu muncul saya gelisah tidak bisa tidur, yang biasa saya lakukan adalah
berdoa. Klien terlihat tersenyum sendiri, klien tampak senang berbicara sendiri
B. Diagnosa Keperawatan
C. Tujuan Khusus
D. Tindakan Keperawatan
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
II . STRATEGI KOMUNIKASI
A. Tahap Orientasi
1. Salam terapeutik :
2. Evaluasi / validasi :
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah melakukan cara
Bagus sekali.”
3. Kontrak
b. Waktu :”Sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan
c. Tempat :”Sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan
B. Tahap Kerja
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
“Kegiatan apa yang biasa ibu lakukan di rumah? Sedangkan selama di rumah
sakit kegiatan apa yang biasa ibu lakukan? Boleh suster lihat, coba ibu
melakukannya? Bagus sekali ibu, ibu sudah melakukannya dengan baik. Nah,
C. Tahap Terminasi
Evaluasi Subyektif
suster Een?.”
Evaluasi Obyektif
“Ibu,suster berharap, bila ada suara-suara itu muncul lagi, ibu dapat
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
c. Tempat :”Ibu mau di mana kita berbincang-bincang, di kursi depan
kamar ibu.”
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
LAPORAN PENDAHULUAN
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, dan kurang perawatan diri
suatu kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif yang menyebabkan penurunan
A. Faktor Predisposisi
menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. Disamping itu ada
faktor sosial yang menyebabkan klien kurang mendapat dukungan dan latihan
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
turun, dimana klien dengan gangguan jiwa dan kemampuan realitas yang kurang
B. Faktor Presipitasi
motivasi, kerusakan kognitif atau preseptual, cemas, lelah atau lemah yang
perawatan diri.
adalah : faktor body image dimana gambaran individu terhadap dirinya sangat
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya. Dan faktor sosial dimana pada
masa anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene. Faktor sosial ekonomi dimana personal
hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, odol, sikat gigi, shampo, alat
diabetes melitus harus menjaga kebersihan kuku kakinya. Faktor budaya dimana
sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
Selanjutnya faktor kondisi fisik atau psikis dimana pada keadaan tertentu atau
sakit, kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan orang lain.
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
C. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes, 2000 : tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah :
1. Fisik :
3. Sosial :
Interaksi kurang
Kegiatan kurang
D. Etiologi
ketidakmampuan merawat diri, makan secara mandiri, berhias secara mandiri, dan
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
E. Akibat
G. Mekanisme Koping
a. Regresi adalah kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri
b. Penyangkalan
c. Isolasi diri atau menarik diri adalah pemisahan unsur emosional dari suatu
pikiran yang mengganggu yang dapat bersifat sementara atau dalam waktu
yang lama.
d. Intelektualisasi adalah pengguna logika dan alasan berlebihan untuk
menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
III. A. POHON MASALAH
Resiko gangguan sensori persepsi : Halusinasi
HDR
Data Obyektif
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2008. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Keliat, Budi Anna. 2006. Proses Keperawatan Dan Kesehatan Jiwa. Edisi 2.
Jakarta : EGC.
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 1 P)
Nama :
Ruangan :
Hari / tanggal :
Pertemuan :
I. PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
Klien mengatakan malas mandi, tidak mau menyisir rambut, tidak mau
menggosok gigi, tidak mau memotong kuku, tidak mau berhias dan tidak mau
menggunakan alat mandi atau kebersihan diri.
Klien tampak kotor, badan bau, pakaian kotor, mulut bau, gigi kotor, rambut
kotor, kuku panjang dan penampilan tidak rapi.
B. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri.
C. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri
3. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
4. Klien dapat mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
D. Tindakan Keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mendiskusikan dengan klien pentingnya kebersihan diri
3. Mendiskusikan dengan klien cara menjaga kebersihan diri
4. Membantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
5. Memberikan pujian kepada klien atas usahanya
6. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
II. STRATEGI KOMUNIKASI
A. Tahap Orientasi
1. Salam terapeutik :
“Selamat sore Ibu, perkenalkan nama saya suster Een Nur’endah, sering
dipanggil suster Een. Nama ibu siapa? Lebih suka dipanggil siapa? Ibu saya
sini selama 2 minggu dari tanggal 07-18 Oktober 2013. Saya praktek pada
sore hari dari pukl 04.00 – 19.00 WIB. Hoby ibu apa?
2. Evaluasi validasi :
3. Kontrak :
a. Topik :”Ibu , sore ini kita bertemu untuk berkenalan dan berbincang-
menit?
ruang makan?
lebih dekat satu sama lain dan mengetahui permasalahan yang ibu
hadapi.
B. Tahap Kerja
ibu sudah mandi hari ini? Apa yang menyebabkan ibu tidak melakukan
perawatan diri? Menurut ibu apa kegunaan atau manfaat kalau kait menjaga
kebersihan diri? Apa alasan ibu sehingga tidak bisa merawat diri atau mandi?
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
Kira-kira tanda-tandaorang yang tidak merawat diri dengan baik sepertiapa ya?
Misalnya badan gatal. Apalagi ya? Apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut
dan muka? Kapan saja ibu menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa
“berapa kali ibu makan sehari? Apa yang ibu lakukan setelah makan? Apa betul
“Menurut ibu kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang
perlu kita persiapkan? Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, bunda
Bara akan membantu ibu melakukannya. Sekarang ibu siram seluruh tubuh
termasuk rambut lalu ambil shampo gosokkan pada kepala ibu sampai berbusa
lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di
seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih. Jangan lupa
sikat gigi pakai odol, giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah, gosok
seluruh gigi mulai dari depan sampai belakang, bagus sekali, lalu kumur-kumur
sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh ibu sampai bersih lalu
keringkan dengan handuk, ibu sudah bagus melakukannya. Selanjtnya ibu pakai
C. Tahap Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
b. Evaluasi Obyektif
“Sekarang coba ibu sebutkan apa saja yang disiapkan saat mandi serta
cara-cara mandi yang baik yang sudah ibu lakukan tadi?” Bagus sekali.
Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian. Nah tadi ibu
manfaat perawatan diri, tanda-tanda orang yang tidak merawat diri serta cara-
cara melakukan perawatan diri,ibu jangan lupa tentang perawatan diri yang
berdandan”.
b. Waktu :”Jam berapa besok kita bertemu? Bagaimana kalau jam 16.00
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
LAPORAN PENDAHULUAN
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien
Usaha bunuh diri adalah tindakan yang merupakan bagian dari depresi
gambaran diri buruk) dan dapat dipandang sebagai tangisan untuk meminta
Pencederaan diri adalah aniaya diri, agresi yang diarahkan kepada diri
sendiri, membahayakan diri, cedera yang membebani diri dan mutilasi diri dengan
tujuan mengakhiri hidup (Gail Wiscarz Stuart dan Sandra J.Sundeen, Edisi 3 ,
2002).
bunuh diri merupakan tindakan dari depresi kehilangan yang merupakan tangisan
A. Faktor Predisposisi
lain faktor diagnostik dimana lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
gangguan jiwa yang dapat membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu
dimana ada tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi. Faktor lingkungan
faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri. Faktor riwayat keluarga
yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor resiko penting untuk
B. Faktor Presipitasi
dapat menghadapi stres. Faktor perasaan marah atau bermusuhan, bunuh diri
C. Rentang Respons
Adaptif Maladaptif
diri
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
Keterangan :
serta tingkat stres yang dialami. Individu yang sehat senantiasa berespons secara
adaptif dan jika gagal ia akan berespons maladaptif dengan menggunakan koping
bunuh diri.
D. Mekanisme Koping
stres. Usaha ini dapat berorientasi pada tugas yang meliputi usaha pemecahan
tidaknya orang yang hendak melakukan bunuh diri egoistik atau anomik berada
mental yang bervarariasi dari yang ringan sampai yang berat karena itu perlu
ditolong. Pencegahan bunuh diri altruistik boleh dikatakan tidak mungkin kecuali
Bunuh Diri
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG DIKAJI
1. Masalah Keperawatan
Data Subyektif
yang mematikan
kecil
keluarga
Data Obyektif
Impulsif
patuh)
alkhohol)
dalam karier)
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
Status perkawinan yang tidak harmonis
Terlampir
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC
Keliat Anna Bdi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta : EGC
Surya, herman, Ade. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha
Medika
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 1 P)
Nama :
Ruangan :
Hari / tanggal :
Pertemuan :
I. PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
klien ingin mati, klien menggatakan pernah mencoba untuk bunuh diri, klien
juga mengatakan putus asa karena diputuskan pacarnya satau tahun yang lalu,
klien tampak murung, tidak bergairah, sering menyendiri, memainkan tali, ada
B. Diagnosa Keperawatan
C. Tujuan Khusus
D. Tindakan Keperawatan
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
4. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
A. Tahap Orientasi
1. Salam terapeutik :
“Selamat sore Ibu, perkenalkan nama saya suster Een Nur’endah, sering
dipanggil suster Een. Nama ibu siapa? Lebih suka dipanggil siapa? Ibu saya
sini selama 2 minggu dari tanggal 07-18 Oktober 2013. Saya praktek pada sore
2. Evaluasi validasi :
3. Kontrak :
15 menit?
di ruang makan?
lebih dekat satu sama lain dan mengetahui permasalahan yang ibu
hadapi
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
B. Tahap Kerja
“Nah...sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu pikirkan? Mungkin suster dapat
membantu. Mengapa ibu sering memainkan tali di sudut ruangan tempat tidur
ibu? Saya sedih suster karena baru diputuskan pacar saya sejak satu tahun yang
lalu, padahal saya sudah tunangan. Saya merasa sudah tidak berguna lagi, saya
ingin mati suster karena keluarga dan teman-teman saya sudah tidak
dorongan bunuh diri. Sekarang bunda Bara akan melatih cara mengendalikan
dorongan bunuh diri dengan cara latihan fisik yaitu tarik nafas dalam dan
memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian, ibu isis jam dan tanggal berapa
melakukan kegiatan, kegiatan apa yang ibu lakukan dan keterangannya dapat ibu
tuliskan huruf : M jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
T : jika tergantung penuh pada orang lain. Apabila ibu merasa ada dorongan
untuk mengakhiri kehidupan sebaiknya ibulakukan tarik nafas dalam ya, lalu ibu
masukkan ke dalam jadwal ini. Jangan lupa diisi jadwal kegiatan yang telah
C. Tahap Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
ajarkan tadi?.”
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu lakukan lagi cara mengendalikan dorongan bunuh diri seperti
yang suster ajarkan tadi? Ya..bagus, ibu.” Bagaimana klau jadwal yang
“Coba mulai sekarang, ibu malakukan tehnik nafas dalam apabila dorongan
ibu dan beaok suster akan ajarkan tentang cara lain mengendalikan
b. Waktu :”Jam berapa besok kita bertemu? Bagaimana kalau jam 16.00
menit?
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)