Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


ANSIETAS
Untuk memenuhi tugas kuliah Keperawatan jiwa
Dosen Pembimbing: Dr. Lilik Ma’rifatul Azizah, S.kep.,Ns.,M.Kes

OLEH:
Kelompok 1:
Bagus Setiawan NIM 202107050
Alya Paramuditha NIM 202107063
Defi Ismiah NIM 202107077
Sweta Adistina NIM 202107095
Eva Fudiariyanti NIM 202107097

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (PROGSUS)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah berjudul “Asuhan Keperawatan Kecemasan”.
Kami mengucapakan terimakasih kepada ibu Dr. Lilik Ma’rifatul Azizah,
S.kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen yang telah memberikan tugas dan ilmu agar kita
dapat berproses dalam perkuliahan. Ada banyak hal yang bisa kami pelajari
melalu penyusunan makalah Keperawatan Jiwa.
Kami berharap apa yang sudah kami susun bisa bermanfaat untuk orang
lain. Jika ada kritik dan saran terkait ide tulisan isi maupun penyusunan, kami
akan menerima dengan senang hati.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak atas bantuan
dan dukungannya, penulis harap Laporan Praktik ini dapat berguna bagi semua
pihak.

Mojokerto, 21 Juni 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................2
C. Manfaat.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi.............................................................................................4
B. Etiologi.............................................................................................5
C. Rentang Respon Kecemasan.............................................................6
D. Karakteristik Tingkat Kecemasan.....................................................7
E. Pathway...........................................................................................12
F. Gejala Gejala Kecemasan...............................................................13
G. Konsep Askep Dengan Klien Ansietas...........................................16
H. Pengkajian.......................................................................................17
I. Diagnosa.........................................................................................19
J. Intervensi........................................................................................21
K. Implementasi...................................................................................25
L. Evaluasi...........................................................................................27
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian...........................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan.......................................................................
C. Intervensi Keperawatan......................................................................
D. Implementasi.......................................................................................
E. Evaluasi.............................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................

iii
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kecemasan atau ansietas merupakan salah satu bentuk emosi individu
yang berkaitan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan
objek ancaman yang begitu tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas
nilai ancaman yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai
motivasi, tetapi apabila intensitasnya begitu kuat dan bersifat negatif justru
akan menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaan fisik
dan psikis individu yang bersangkutan.
Kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan dimanapun serta kapan
pun tergantung dari faktor pencetus dari kecemasan tersebut. Fakta
membuktikan bahwa di seluruh lapisan dunia kecemasan paling banyak terjadi
setiap harinya.hal ini disebabkan semakin kongkretnya masalah yang terjadi
saat ini.
Di negara maju, gangguan jiwa berupa ansietas atau kecemasan
menempati posisi pertama dibandingkan dengan kasus lain. Oleh karena itu
sebagai seorang perawat, kita harus benar-benar kritis dalam menghadapi
kasus kecemasan yang terjadi.
Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunnya kesehatan
mental ini ternyata terjadi hampir di seluruh negara di dunia. WHO (World
Health Organization) badan dunia PBB yang menangani masalah kesehatan
dunia, memandang serius masalah kesehatan mental dengan menjadikan isu
global WHO. WHO mengangkat beberapa jenis gangguan jiwa seperti
Schizoprenia, Alzheimer, epilepsy, keterbelakangan mental dan
ketergantungan alkohol sebagai isu yang perlu mendapatkan perhatian.

1
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar dapat:
1. Membedakan antara ansietas normal dengan ansietas yang dialami pada
gangguan ansietas
2. Membedakan antara ansietas, takut, dan stres
3. Menjelaskan akibat positif dan negatif ansietas
4. Menjelaskan tingkat ansietas dengan perubahan prilaku yang terkait
dengan setiap tingkat tersebut
5. Mendiskusikan penggunaan mekanisme pertahanan oleh individu yang
mengalami gangguan ansietas
6. Menjelaskan teori etiologi terbaru tentang gangguan ansietas mayor
7. Menerapkan proses keperawatan pada perawatan klien yang mengalami
ansietas dan gangguan terkait stres
8. Memberi penyuluhan kepada klien, keluarga, pemberi perawatan, dan
anggota masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang ansietas dan
gangguan terkait stres

1.3 Manfaat
1. Bagi mahasiswa :
a. Untuk mengetahui pengertian dari Ansietas
b. Untuk mengetahui proses terjadinya Ansietas
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala Ansietas
d. Untuk mengetahui proses keperawatan dari Ansietas
e. Untuk mengetahui masalah Ansietas
2. Bagi Penulis :
Sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan bagi penulis
dalam penerapan ilmu keperawatan jiwa yang telah didapatkan selama
dalam pendidikan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Ansietas


2.1.1 Definisi
Kecemasan adalah emosi, perasaan yang timbul sebagai respon
awal terhadap stress psikis dan ancaman terhadap nilai – nilai yang berarti
bagi individu. Kecemasan sering digambarkan sebagai perasaan yang tidak
pasti, ragu – ragu, tidak berdaya, gelisah, kekhawatiran, tidak tentram
yang sering disertai keluhan fisik.
Cemas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian
intelektual terhadap stimulus dan objek jelas, sedangkan cemas merupakan
respon emosional terhadap penilaian. Menurut Sigmund Freud kecemasan
merupakan ketegangan dalam diri sendiri tanpa objek yang jelas, objek
tidak disadari dan berkaitan dengan kehilangan self image. Kecemasan
timbul karena ancaman terhadap self image/esteem oleh orang yang
terdekat. Pada dewasa oleh karena prestige dan martabat diri sendiri
ancaman dari orang lain. Menurut Cook and Fontaine kecemasan adalah
perasaan tidak nyaman yang terjadi sebagai respon pada takut terjadi
perlukaan tubuh atas kehilangan sesuatu yang bernilai.
Kkecemasan merupakan kekuatan yang mempengaruhi hubungan
interpersonal, suatu respon terhadap bahaya yang tidak diketahui yang
muncul bila ada hantaman dalam upaya memenuhi kebutuhan. Kecemasan
dapat sebagai alarm tubuh untuk melindungi diri, dikomunikasikan secara
interpersonal dan merupakan tanda ancaman yang dapat berhubungan
dengan isolasi, kehilangan, gangguan identitas, hukuman dan hubungan
interpersonal.
Ansietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak
menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan
terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah
yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu.
Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung

3
berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau
buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan
gelisah. (Harold I. LIEF) “Anenvous condition of unrest” (Leland E.
HINSIE dan Robert S Campbell).
Ansietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan
oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan
membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang
individu atau kelompok biososialnya. (J.J GROEN)

2.1.2 Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecemasan antara lain :
1. Ancaman internal dan eksternal terhadap ego (S. Freud)
- Adanya gangguan pemenuhan kebutuhan dasar; makan, minum,
sexual.
2. Ancaman terhadap keamanan interpersonal dan harga diri (Sullivan)
a. Tidak menemukan integritas diri
b. Tidak menemukan prestige
c. Tidak memperoleh aktualisasi diri
d. Malu/tidak kesesuaian antara pandangan diri dan lingkungan nyata.
Namun ada juga kecemasan yang disebabkan oleh faktor Organ
Biologi dan faktor Psikoedukatif. Faktor organ biologi adalah
ketidakseimbangan zat kimia pada otak yang disebut neurotransmitter
yang disebabkan karena kurangnya oksigen. Faktor Psikoedukatif adalah
faktor - faktor psokologi yang berpengaruh terhadap perkembangan
kepribadian seorang, baik hal yang menentramkan, menyenangkan dan
menyedihakan.
1. Faktor predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
dapat menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005).
Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa :
a. Peristiwa Traumatik ;

4
Yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis
yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
b. Konflik Emosional ;
Yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antar id dan superego antara keinginan dan kenyataan
dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
c. Konsep Diri ;
Terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir
secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
d. Frustasi ;
Akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
e. Gangguan Fisik
Akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri
individu.
f. Pola Mekanisme Koping Keluarga atau Pola Keluarga
Menangani stress akan mempengaruhi individu dalam berespon
terhadap konflik yang dialami karena pola mekanisme koping
individu banyak dipelajari dalam keluarga.
g. Riwayat Gangguan Kecemasan
Dalam keluarga akan mempengaruhi respons individu dalam
berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
h. Medikasi
Yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiazepin dapat menekan neurotransmiter
gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas
neuron diotak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
2. Faktor Presipitasi
Stressor Presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
dapat mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor
presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

5
a. Ancana Terhadap Integritas Fisik
Ketegangan yang mengancam integritas fisik yang meliputi :
a) Sumber Internal
Meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun, regulasi
suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).
b) Sumber Eksternal
Meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan
lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
b. Ancaman Terhadap Harga Diri Meliputi Sumber Internal dan
Eksternal :
a) Sumber Internal
Kesukitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai
ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga
diri.
b) Sumber Eksternal
Kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status
pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
2.1.3 Rentang Respon Kecemasan
Rentang kecemasan berfluktasi antara respon adaptif antisipasi dan
yang paling maladaptive yaitu panic.

Adaptif Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

a. Antisipasi
Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatu dengan
lingkungan.
b. Cemas Ringan

6
Ketegangan ringan, penginderaan lebih tajam dan menyiapkan diri
untuk bertindak.
c. Cemas Sedang
Keadaan lebih waspadadan lebih tegang, lapangan persepsi menyempit
dan tidak mampu memusatkan pada factor/peristiwa yang penting
baginya.
d. Cemas Berat
Lapangan persepsi sangat sempit, berpusat pada detail yang kecil, tidak
memikirkan yang luas, tidak mampu membuat kaitan dan tidak mampu
menyelesaikan masalah.
e. Panik
Persepsi menyimpang, sangat kacau dan tidak terkontrol, berpikir tidak
teratur, perilaku tidak tepat dan agitasi/hiperaktif.
2.1.4 Karakteristik Tingkat Kecemasan
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda
dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan
membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, bertindak,
menyelesaikan masalah, merasakan, dan melindungi dirinya sendiri.
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan
individu akan berhati-hati dan waspada.
a. Tingkah laku
1) Tidak dapat duduk tenang
2) Tremor halus pada tangan
3) Suara kadang-kadang meninggi
4) Sedikit tidak sabar
5) Aktivitas menyendiri
b. Afektif
1) Kurang perhatian
2) Nyaman dan aman
c. Kognitif

7
1) Mampu menerima rangsang yang kompleks
2) Konsentrasi pada masalah
3) Menyelesaikan masalah secara efektif
4) Perasaan gagal sedikit
5) Waspada dan memperhatikan banyak hal
6) Terlihat tenang dan percaya diri
7) Tingkat pembelajaran optimal
d. Fisiologis
1) Sesekali nafas pendek
2) Nadi dan tekanan darah naik
3) Gejala ringan pada lambung
4) Muka berkerut dan bibir bergetar
5) Ketegangan otot ringan
6) Rileks atau sedikit gelisah
2. Ansietas Sedang
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada
sesuatu yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi.
Misalnya, seorang wanita mengunjungi ibunya untuk pertama kali dalam
beberapa bulan dan merasa bahwa ada sesuatu yang sangat berbeda.
Ibunya mengatakan bahwa berat badannya turun banyak tanpa ia berupaya
menurunkannya. Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan
menurun, individu lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan
mengesampingkan hal yang lain.
a. Tingkah laku
1) Tremor halus pada tangan
2) Tidak dapat duduk dengan tenang
3) Banyak bicara dan intonasi cepat
4) Tekanan suara meningkat secara intermiten
b. Afektif
1) Perhatian terhadap apa yang terjadi
2) Khawatir, nervous
c. Kognitif

8
1) Lapang persepsi menurun
2) Tidak perhatian secara selektif
3) Fokus terhadap stimulus meningkat
4) Rentang perhatian menurun
5) Penyelesaian masalah menurun
6) Pembelajaran berlangsung dengan memfokuskan
d. Fisiologis
1) Ketegangan otot sedang
2) Tanda-tanda vital meningkat
3) Pupil dilatasi, mulai berkeringat
4) Sering mondar-mandir, memukulkan tangan
5) Suara berubah: suara bergetar, nada suara tinggi
6) Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
7) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyari punggung
3. Ansietas berat
Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu
yang berbeda dan ada ancaman; ia memperlihatkan respon takut dan
distres. Ketika individu mencapai tingkat tertinggi ansietas, panik berat,
semua pemikiran rasional berhenti dan individu tersebut mengalami
respon fight, flight atau freeze-yakni, kebutuhan untuk pergi secepatnya,
tetap ditempat dan berjuang, atau menjadi beku atau tidak dapat
melakukan sesuatu.
a. Tingkah Laku
1) Pergerakkan menyentak saat gunakan tangan
2) Banyak bicara
3) Kecepatan bicara meningkat cepat
4) Tekanan meningkat, volume suara keras
b. Afektif
1) Tidak adekuat, tidak aman
2) Merasa tidak beerguna
3) Takut terhadap apa yang akan terjadi
4) Emosi masih dapat dikontrol

9
c. Kognitif
1) Lapang persepsi terbatas
2) Proses berfikir terpecah-pecah
3) Sulit berfikir
4) Penyelesaian masalah buruk
5) Tidak mampu mempertimbangkan informasi
6) Hanya memerhatikan ancaman
7) Preokupasi dengan pikiran sendiri
8) Egosentris
d. Fisiologis
1) Nafas pendek
2) Nausea
3) Gelisah
4) Respon terkejud berlebihan
5) Ekspresi ketakutan
6) Badan bergetar
7. Panik
Serangan panik adalah suatu episode ansietas yang cepat, intens,
dan meningkat, berlangsung 15-30 menit, ketika individu mengalami
ketakutan emosional yang besar juga ketidaknyamanan fisiologis.
Diagnosis gangguan panik ditegakkan ketika individu mengalami serangan
panik berulang dan tidak diharapkan yang diikuti oleh rasa khawatir yang
menetap sekurang-kurangnya satu bulan bahwa ia akan mengalami
serangan panik berikutnya atau khawatir tentang makna serangan panik,
atau perubahab prilaku yang signifikan terkait dengan serangan panik, saat
gejala-gejala tersebut bukan akibat penyalahgunaan zat atau gangguan
jiwa lain. Sedikitnya lebih dari 75% individu dengangangguan panik
mengalami serangan awal spontan tanpa ada pemicu dari lingkungan.
Sisanya mengalami serangan panik yang distimulasi oleh stimulus fobia
atau karena berada di bawah pengaruh zat yang mengubah sistem saraf
pusat dan menstimulasi respon hormonal, organ, tanda vital yang sama,

10
yamg terjadi pada serangan panik. Setengah dari individu yang mengalami
serangan panik juga mengalami agorafobia.
Ada dua kriteria Gangguan panik: gangguan panik tanpa
agorafobia dan gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan panik
ini harus ada serangan panic

a. Tingkah Laku
1) Tidak mampu mengendalikan motorik
2) Kasar
3) Aktivitas yang dilakukan tidak bertujuan
4) Pembicara sulit dimengerti
5) Suara melengking, berteriak
b. Afektif
1) Merasa kaget
2) Terjebak
3) Ditakuti, teroro
c. Kognitif
1) Persepsi menyempit
2) Berpikir tidak teratur
3) Sulit membuat keputusan dan penilaian

d. Fisiologis
1) Nafas pendek
2) Rasa tercekik/tersumbat
3) Nyeri dada
4) Gerak involunter
5) Tubuh bergetar
6) Ekspresi wajah mengerikan

11
2.1.5 Pathway

12
2.1.6 Gejala – Gejala kecemasan
1. Respon Fisiologis
a. Kardiovaskuler
a) Palpitasi
b) Jantung berdebar
c) Tekanan darah meningkat
d) Rasa mau pingsan
e) Tekanan darah menurun
f) Nadi menurun
b. Respirasi
a) Nafas cepat
b) Pernafasan dangkal
c) Rasa tertekan pada dada dan tercekik
d) Terengah-engah
c. Neuromuskuler
a) Peningkatan reflek
b) Peningkatan rangsangan kejut
c) Mata kerkedip-kedip
d) Insomnia
e) Gelisah
f) Wajah tegang
g) Kelemahan secara menurun
d. Gastrointestinal
a) Kehilangan nafsu makan
b) Menolak makanan
c) Rasa tidak nyaman pada abdomen
d) Rasa tidak nyaman pada epigastrium
e) Nausea
f) Diare
e. Saluran Kemih
a) Tidak dapat menahan BAK
b) Nyeri saat BAK

13
f. Integumen
a) Rasa terbakar pada wajah
b) Berkeringat setempat (telapak tangan)
c) Gatal – gatal
d) Perasaan panas dan dingin pada kulit
e) Muka pucat
f) Berkeringat seluruh tubuh
2. Respon Perilaku
a. Gelisah
b. Ketegangan fisik
c. Tremor
d. Gugup
e. Bicara cepat
f. Tidak ada koordinasi
g. Kecenderungan mendapat cedera
h. Menarik diri
i. Menghindari
j. Hiperventilasi
k. Melarikan diri dari masalah
3. Respon Kongnitif
a. Perhatian terganggu
b. Konsentrasi hilang
c. Pelupa
d. Salah penilaian
e. Blocking
f. Menurunnya lahan persepsi
g. Kreatifitas menurun
h. Produktifitas menurun
i. Bingung
j. Sangat waspada
k. Hilang objektifitas
l. Takut kecelakaan dan mati

14
4. Respon Afektif
a. Mudah terganggu
b. Tidak sabar
c. Tegang
d. Takut berlebihan
e. Teror
f. Gugup yang kuar biasa
g. Nervous

15
2.1.7 Konsep Askep Klien dengan Ansietas

A. Pengkajian
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku
melalui gejala atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap
kecemasan. Data fokus yang perlu dikasi pada klien yang mengalami
ansietas adalah sebagai berikut :
Berikut petunjuk teknis pengisian format pengkajian keperawatan
kesehatan jiwa.
1. Identitas
 perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak
dengan klien tentang nama perawat, nama klien, panggilan
perawat,panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan dan
topik yang akan dibicarakan kemudian usia dan no RM.
 Masiswa menuliskan sumber yang didapat
2. Alasan masuk
Tanyakan pada klien dan keluarga Apa yang menyebabkan klien atau
keluarga datang kerumah sakit saat ini. Apa yang sudah dilakukan oleh
keluarga untuk mengatasi masalah. Bagaimana hasilnya.
3. Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan
fisiologis dan perilaku secara tidak langsung mulai timbulnya gejala
atau mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan ansietas.
a) Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan
yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan seperti:
- Peristiwa traumatic yang dapat memicu terjadinya kecemasan
dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan
atau situasional.
- Konflik emosional yang dialami individu dan tidak
terselesaikan dengan baik. Konflik antara id dan super ego atau

16
antara keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan
pada individu.
- Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan
individu berpikir secara realistis sehingga akan menimbulkan
kecemasan.
- Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk
mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego.
- Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena
merupakan ancaman terhadap integritas fisik yang dapat
mempengaruhi konsep diri individu.
- Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani
setres akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap
konflik yang dialami karena pola mekanisme koping individu
banyak dipelajari dalam keluarga.
- Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan
mempengaruhi respon individu dalam berespon terhadap
konflik dan mengatasi kecemasannya.
- Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah
pengobatan yang mengandung benzodiepin, karena
benzodizepin dapat menekan neurotrasmiter gamma amino
butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak
yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
b) Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan
yang dapat mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi
kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian:
a. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang
mengancam integritas fisik meliputi:
1) Sumber internal, mrliputi kegagalan mekanisme fisiologis
system imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis
normal (mis.hamil)

17
2) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus
dan bakteri, polutan lingkungan, kekurangan nutrisi, tidak
adekuatnya tempat tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan
eksternal.
1) Sumber internal: kesulitan dalam berhubungan
interpersonal dirumah dan di tempat kerja, penyesuaian
terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
2) Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai,
perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan
kelompok, social budaya.
c) Stressor pencetus
– Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi disabilitas
fisiologis yang akan terjadi atau penurunan kemampuan
untuk melakukan aktivitas sehari-hari
– Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial
– Penilaian stressor
d) Penilaian stressor mendorong pengkajian perilaku dan persepsi
dalam mengembangkan intervensi yang tepat. Sehingga
pemahaman ansietas memerlukan integrasi banyak faktor seperti
pengetahuan dari perspektif psikoanalisis, interpersonal, perilaku,
genetik dan biologis.
– Sumber Koping
e) Memanfaatkan dan menggerakan sumber koping yang ada
disekitar lingkungan dapat mengatasi stress dan ansietas yang
dialami oleh individu. Sumber koping tersebut berupa modal
ekonomi, kemampuan menyelesaikan masalah, dukungan sosial,
dan keyakinan budaya.
– Mekanisme koping

18
Ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan
penyebab utama terjadinya perilaku patologis. Pola mekanisme
koping yang biasa digunakan untuk mengatasi ansietas ringan
cenderung tetap meskipun ketika ansietas menjadi lebih intens.
Ansietas ringan lebih sering ditangani tanpa sadar. Ansietas sedang
dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping :
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari
dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntutan stress
secara realistis.
~ Perilaku menyerang digunakan untuk menghilangkan
atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan.
~ Perilaku menarik diri digunakan untuk menjauhkan diri
dari sumber ancaman, baik secara fisik maupun
psikologis.
~ Perilaku kompromo digunakan untuk mengubah cara
yang biasanya dipakai individu, menggantu tujuan atau
mengorbankan kebutuhan personal
2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas
ringan dan sedang. Tetapi karena respon tersebut bersifat relatif
pada tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan
distorsi realitas, maka mekanisme ini dapat menjadi respon
maladaptif terhadap stress.
B. Diagnosa keperawatan
Ansietas termasuk diagnosa keperawatan dalam klasifikasi faktor yang
berhubungan :
o Terpapar racun
o Konflik yang tidak disadari tentang nilai nilai utama atau tujuan hidup
o Berhubungan dengan keturunan atau hereditas
o Kebutuhan tidak terpenuhi
o Transmisi interpersonal
o Krisis situasuonal atau maturasional
o Ancaman kematian

19
o Stress
o Substance abuse
o Perubahan dalam : status peran, status kesehatam, pola interaksi
o Fungsi peran
o Lingkungan status ekonomi

20
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
keperawata
Tujuan Kriteria hasil
n
Ansietas TUK 1 Ekspresi Bina hubungan Hubungan
wajah saling percaya saling percaya
Klien dapat bersahabat, dengan merupakan
menjalin dan menunjukkan mengungkapkan dasar untuk
membina hubungan rasa senang, prinsip kelancaran
saling percaya ada kontak komunikasi hubungan
mata, mau terapeutik : interaksi
berjabat 1. Sapa klien selanjutnya
tangan, mau dengan ramah,
menyebutkan baik verbal
nama, mau maupun non
menjawab verbal
salam, klien 2. Perkenalkan
mau duduk diri dengan
berdampingan sopan
dengan 3. Tanyakan
perawat , mau nama lengkap
mengutarakan klien dan nama
masalah yang panggilan yang
dihadapi disukai klien
4. Jelaskan
tujuan
pertemuan
5. Jujur dan
menepati janji
6. Tunjukkan
sikap empati dan
menerima klien
apa adanya

TUK 2 1. Bantu klien Untuk


Klien dapat untuk mengadopsi
mengidentifikasi respons
mengidenfikasi dan
dan koping yang
menggambarkan menguraikan baru, pasien
perasaannya pertama kali
perasaan tentang
2. Validasi harus
ansietas kesimpulan dan menyadari
asumsi terhadap perasaan dan
klien mengatasi
3. Gunakan penyangkalan
pertanyaan dan resistens

21
terbuka untuk yang disadari
mengalihkan atau tidak
dari topik yang disadari
mengancam ke
hal yang
berkaitan dengan
konflik
4. Gunakan
konsultasi

TUK 3 1. Bantu klien Mengenali


Klien dapat menjelaskan keadaan yang
situasi dan dapat
mengidentifikasi
interaksi yang menyebabkan
penyebab ansietas dapat segera munculnya
menimbulkan ansietas
ansietas Memperluas
2. Bersama klien
kesadaran
meninjau
kembali tentang
penilaian klien
perkembangan
terhadap stressor
yang dirasakan ansietas
mengancam dan
menimbulkan
konflik
3. Kaitkan
pengalaman
yang baru terjadi
dengan
pengalaman
masa lalu yang
relevan

TUK 4 1. Gali cara Respon


Klien dapat klien koping adaptif
mengurangi dapat
menguraikan respons
ansietas di masa dipelajari
koping adaptif dan lalu melalui
2. Dorong klien analisa
maladaptif
untuk mekanisme
menggunakan koping yang
respons koping digunakan di
adaptif yang masa lalu
dimilikinya Koping yang
3. Bantu klien
baru dapat

22
untuk menyusun mengatasi
kembali tujuan
stress dan
hidup,
memodifikasi mengatur
tujuan,
distress
menggunakan
sumber dan emosional
menggunakan
yang
koping yang
baru menyertai .
4. Bantu klien
secara aktif
untuk
mengaitkan
hubungan sebab
dan akibat
sambil
mempertahanka
n ansietas dalam
batas yang
sesuai.

TUK 5 -Klien dapat


Klien dapat 1. Dorong pasien mengatasi
melakukan stres dengan
mengimplementasikan
aktivitas fisik mengatur
respons adaptif untuk untuk distres
mengeluarkan emosional
mengatasi ansietas
energinya yang
2. Libatkan menyertainya
orang terdekat melalui
sebagi sumber pengguanaan
dan dukungan teknik
sosial dalam pelalsanaan
membantu klien stres.
mempelajari -Tekhnik
respons koping relaksasi nafas
yang baru dalam dapat
3. Ajarkan klien menurunkan
teknik relaksasi ansietas
nafas dalam -Melatih
untuk
untuk selalu
meningkatkan
kontrol dan rasa mengontrol
percaya diri
ansietas
4. Dorong klien
untuk

23
menggunakan
relaksasi nafas
dalam

TUK 6 Terapi aroma


Klien dapat Berikan terapi lavender
aroma bunga sebagai
menurunkan ansietas
lavender tekhnik non
farmakologi
untuk
menurunkan
ansietas

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

24
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ganggauan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi
gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan, disertai respon perilaku,
emosional dan fisiologis. Gangguan ansietas memiliki banyak manifestasi,
tetapi ansietas adalah gambaran utama pada gangguan berikut ini (DSM-IV-
TR, 2000):
1. Gangguan panik dengan atau tanpa agrofobia.
2. Gangguan fobia: sosial atau spesifik.
3. Gangguan obsesif-kompulsif (ocd).
4. Gangguan stres pascatrauma.
5. Gangguan stres akut.
6. Gangguan ansietas umum.
7. Gangguan ansietas akibat kondisi medis.

25
8. Gangguan ansietas akibat zat.
Kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara
subjektif di alami dan dikomunikasikan secara interversonal. Hal ini bisa di
kaji dengan melihat stresos predisposisi dan stresor presipitasi dan faktor yang
lainnya. Sehingga kita sebagai seorang perawat bisa menerapkan proses
keperawatan pada klien dengan gangguan ansietas.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kecemasan, beberapa
diagnosis yang sering muncul diantaranya:
1. Panik yang berhubungan dengan penolakan keluarga karena bingung dan
gagal mengambil keputusan.
2. Kecemasan berat yang berhubungan dengan konflik perkawinan.
3. Kecemasan sedang berhubungan dengan tekanan financial.
4. Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan kematian
saudara kandung.
5. Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan dampak anak sakit.
6. Ketakutan berhubungan dengan rencana pembedahan
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.

Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta : Penerbit
Aesculapius.

Nurjannah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen,


Proses Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien,
Yogyakarta: Penerbit MocoMedia

Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3,
Jakarta : EGC.

Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC.

Suliswati,dkk.Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.EGC,Jakarta

Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC

Videbeck,Sheila L.Buku Ajar Keprawatan Jiwa. EGC, Jakarta

26
27

Anda mungkin juga menyukai