KEGAWATAN DIABETIK’
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penyusun selama
menempuh pendidikan dan dalam menyusun makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Kritis : Sistem Endokrin : Kegawatan Diabetik.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu prasyarat dari
mata kuliah Keperawatan Kritis Program Studi Ners Reguler Khusus
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK) Muhammadiyah
Pontianak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa/i keperawatan dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di masyarakat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................1
1. Tujuan Umum.....................................................................1
2. Tujuan Khusus....................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
A. Konsep Medik...........................................................................................3
B. Kegawatan Diabetik..................................................................................3
C. Asuhan Keperawatan Kegawatan Diabetik.............................................18
BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................23
A. Kesimpulan..............................................................................................23
B. Saran........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau kedua-duanya (Ernawati, 2012). Terdapat komplikasi akut
yang dapat muncul pada penderita diabetes mellitus salah satunya adalah
hipoglikemi dimana keadaan tubuh dengan kadar glukosa darah sewaktu
dibawah 60 mg/dl lebih rendah dari kebutuhan tubuh .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulis yang telah dikemukakan
sebelumnya maka penulis menetapkan sebuah rumusan masalah sebagai
berikut : “Bagaimana Asuhan Keperawatan Kritis : Sistem Endokrin :
Kegawatan Diabetik?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penulisan ini memiliki tujuan umum yaitu mengetahui Asuhan
Keperawatan Kritis : Sistem Endokrin : Kegawatan Diabetik.
1
2
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Kegawatan Diabetik
b. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Kegawatan Diabetik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medik
Sistem endokrin merupakan sistem yang mengatur metabolisme,
fungsi jaringan, pertumbuhan, perkembangan , suasana hati dan emosi. Selain
itu, sistem endokrin juga bekerja untuk mempertahankan keseimbangan dalam
menghadapi stress fisiologi. Kelenjar endokrin terdiri dari :
1. Kelenjar hypothalamus
2. Kelenjar Hypofise
3. Kelenjar tyroid
4. Kelenjar Paratyroid
5. Kelenjar Tymus
6. Kelenjar pancreas
7. Kelenjar suprarenal
8. Kelenjar gonad
9. Kelenjar pineal
B. Kegawatan Diabetik
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik kronis yang tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan
hiperglikemia karena defisiensi insulin atau ketidakadekuatan penggunanan
insulin . Ada dua jenis diabetes mellitus yaitu:
3
4
mulai dengan tiba-tiba dan sebelum usia 30 tahun. Ini diyakini berkaitan
dengan virus lain, respon auto imun dimana tubuh mengalami kerusakan
sel beta pancreas atau respon antigen-antibody histokompatibilitas HLA
Tipe 2, disebut diabetes non-insulin-dependent atau adult-onset diabetes
ditandai dengan resistensi insulin, peningkatan pelepasan glukosa hati,
rusaknya penyimpanan glukosa dan defisiensi insulin. Tipe 2 ini
merupakan jenis diabetes yang umum ditemukan dan bersifat progresif
yang pada akhirnya akan memerlukan insulin. Terjadi paling sering pada
orang dewasa khususnya pada individu yang kegemukan.
1. Kegawatdaruratan Hipoglikemia
a. Pengertian
Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah yang kurang dari 60-70
mg/dl. Hipoglikemia berat didefinisikan sebagai kadar glukosa
darah kurang dari 40 mg/dl. Hipoglikemia merupakan komplikasi
akut yang paling sering terjadi pada diabetes.
b. Etiologi
Tanda dan gejala dapat dilihat pada kadar glukosa darah 60-80
mg/dl. Faktor resiko yang menyebabkan pasien mengalami
hipoglikemia yaitu jika mengonsumsi:
a) Sulfonylurea ( generasi pertama : tolbutamide, generasi
kedua : glipizide, glyburide, generasi ketiga : glimepiride )
b) Meglitinides termasuk repaglinide dan nateglinide
c) Rejimen terapi insulin intensif karena diabetes tipe 1
d) Obat long –action hipoglikemia oral, seperti klorpropamide
karena diabetes tipe 2
5
Glikogenelisis
Respon SSP
ALGORITMA HIPOGLIKEMIA
10
11
12
2. Kegawatdaruratan Hiperglikemia
1) Diabetes ketoasidosis (DKA)
a. Pengertian
DKA merupakan penyebab kegawatdaruratan hiperglikemia
yang sering terjadi. DKA ini terjadi sebagai akibat dari kurang
adekuatnya kadar insulin . DKA merupakan komplikasi akut
dari diabetes khususnya diabetes tipe 1.
b. Etiologi
DKA ini terjadi sebagai akibat dari kurang adekuatnya kadar
insulin dan ditandai oleh : Dehidrasi yang berat, kehilangan
elektrolit, ketonuria dan asidosis. Ketika insulin tdk tersedia
untuk mengangkut glukosa ke dalam sel, hati memetabolisme
asam lemak menjadi keton. Akumulasi dari keton menghasilkan
asidosis metabolic. Penyebab dari DKA ini :
a) Dosis insulin tidak sesuai atau terdapat kesalahan dalam
pemberian insulin
b) Penyakit atau infeksi pada pasien yang diketahui
diabetes
c) Alcohol atau penyalahgunaan narkoba
d) Infark miokard
e) Pankreatitis dan kelainan abdomen.
c. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala dari hiperglikemia yaitu :
a) Takikardia , hipotensi
b) Kulit kering , turgor kulit buruk dan membrane mukosa
kering
c) Kelelahan
d) Perubahan status mental akut dari rasa kantuk menjadi koma
e) Napas berbau aseton
f) Pernapasan kusmaul (cepat, dalam)
g) Nyeri perut tanpa kekakuan dan bising usus berkurang.
13
d. Prosedur diagnostik
Prosedur diagnostik yang dilakukan untuk penanganan
hiperglikemia yaitu :
a) Mengukur kadar serum glukosa
b) Uji glukosa dan keton dalam urine
c) Melakukan pemeriksaan urinalisis
d) Melakukan pemeriksaan darah lengkap ; elektrolit, BUN
(Blood Urea Nitrogen), kreatinin, fosfat dan amylase
e) Melakukan pemeriksaan analisa gas darah arteri
f) Melakukan pemeriksaan rontgen dada, EKG dan kultur
darah sesuai indikasi
e. Penanganan
Intervensi terapeutik yang diberikan yaitu:
1) Penggantian cairan
a) Mulailah penggantian cairan sebelum memulai terapi
insulin. Tingkat yang pasti tergantung kondisi dan
respon pasien. Biasanya kehilangan cairan yang sangat
banyak ini terjadi pada DKA
b) Berikan normal salin 1-2 liter/ jam selama 1 sampai 2
jam pertama, kemudian 100-500 / jam untuk orang
dewasa. Untuk pasien anak gantikan dengan 20 ml /kg
BB pada satu jam pertama. Penggantian cairan yang
cepat diindikasikan dalam kondisi syok hipovolemik.
c) Ubah cairan intra vena menjad salin 0.45 % jika
hipovolemia telah teratasi dan tingkat serum natrium
masih tinggi atau normal.
2) Mengatasi ketonemia , hiperglikemia dan pemberian insulin
a) Berikan insulin secara intravena karena insulin yang
disuntikkan penyerapannya tidak teratur dalam
keadaan hipovolemia
14
Secondary Survei
1. Hipoglikemia
secara intravena
10. Instruksikan pasien
dan keluarga
mengenai tanda &
gejala , faktor
resiko, dan
penanganan
hipoglikemia
resep
10.Monitor respon pasien
terhadap terapi
elektrolit yang
diresepkan
11. Konsultasi dengan
dokter jika tanda dan
gejala
ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
menetap atau
memburuk.
3. Implementasi Keperawatan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
4. Evaluasi Keperawatan
Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yg
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik kronis yang tidak
dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan
hiperglikemia karena defisiensi insulin atau ketidakadekuatan
penggunanan insulin . Ada dua jenis diabetes mellitus yaitu: Diabetes
Mellitus tipe 1 dan Diabetes Mellitus tipe 2.
B. Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai
berikut : selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering
berolah raga dan istirahat yang cukup serta menjaga pola makan, jangan
terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang terlalu manis,
karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi sehingga dapat
tejadi diabetes mellitus, diabetes mellitus yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan kegawatan diabetik.
23
DAFTAR PUSTAKA
24