Anda di halaman 1dari 25

TREND DAN ISSUE TENTANG LANJUT USIA DAN DASAR HUKUM

PELAYANAN LANSIA

Oleh :

Kelompok 1

1. Ni Komang Ayu Marini Permata C. (P07120018051)


2. Ni Ketut Lestari Dewi (P07120018056)
3. Ni Kadek Ratih Neoni (P07120018062)
4. Ni Putu Elya Yunita Khrisna Dewi (P07120018069)
5. Ni Made Widiyanti (P07120018071)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas  rahmat dan petunjuknya makalah Keperawatan Gerontik yang berjudul “
Trend dan Issue pada lansia“ dapat diselesaikan sebagaimana mestinya
meskipun dalam bentuk yang sederhana dan masih terdapat kekurangan yang
memerlukan perbaikan seperlunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian makalah ini tidak
dapat penulis selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, patutlah kiranya penulis sampaikan rasa syukur dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Denpasar, 3 Agustus 2020

Penulis  

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... 1

DAFTAR ISI.................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 4

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 4

1.4 Manfaat Penulisan............................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian lansia.............................................................................. 6

2.2 Batasan Usia Lnjut........................................................................... 7

2.3 Trend dan Issue Lansia..................................................................... 8

2.4 Masalah Kesehatan Pada Lansia...................................................... 16

2.5 Dasar Hukum Pelayanan Usia.......................................................... 17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................... 19

3.2 Saran................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak bisa


dihindarkan. Keinginan semua orang adalah bagaimana agar
tetap tegar dalam menjalani hari tua yang berkualitas dan penuh
makna. Hal ini dapat dipertimbangkan mengingat usia harapan
hidup penduduk yang semakin meningkat. Menjadi tua adalah
suatu proses naturnal dan kadang-kadang tidak tampak
mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia
dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada waktu
yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran
yang universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti
penyebab penuaan atau mengapa manusia menjadi tua pada saat
usia yang berbeda-beda.
Meningkatnya populasi usia lanjut ditandai dengan umur harapan
hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut
membutuhkan pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka
usaha mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif
(UU No. 23 Tahun 1992 Pasal 19 tentang Kesehatan. Menurut Susenas
(2012), usia harapan hidup lanjut usia pada tahun 2000 adalah 64,5 tahun.
Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 dan pada tahun
2011 menjadi 69,65 tahun. Menurut Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) Kabupaten Sleman tahun 2014, usia harapan hidup lanjut usia di
Yogyakarta mencapai 74 tahun dan untuk Kabupaten Sleman mencapai 2
76,08 tahun (laki-laki 73,46 tahun dan perempuan 77,12 tahun), yang
menjadi angka harapan hidup tertinggi nasional.

3
Meningkatnya jumlah lanjut usia dan umur harapan hidup berdampak
besar terhadap kesehatan masyarakat, terlebih dengan perubahan-
perubahan yang dialami lanjut usia dari berbagai sistem tubuh, baik dari
segi fisik, psikologis, sosial dan spiritual (Wirahardja dan Satya, 2014).
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh lagi mengenai
trend dan issue tentang lanjut usia, serta dasar hukum pelayanan untuk
lanjut usia sehingga dapat memahami masalah-masalah yang dialami
lanjut usia ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Pengertian dari lansia ?
2. Berapakah batasan usia lanjut ?
3. Bagaimanakah trend dan issue lansia?
4. Apa saja masalah kesehatan pada lansia?
5. Apa saja permasalahan pada lansia?
6. Apa sajakah dasar hukum pelayanan lansia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2. Untuk mengetahui berapakah batasan usai lanjut
3. Untuk mengetahui bagaimana trend dan issue lansia
4. Untuk mengetahui apa saja masalah kesehatan pada lansia
5. Untuk mengetahui permasalahan pada lansia
6. Untuk mengetahu dasar hukum pelayanan lansia

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penulisan makalah ini dapat menambah kajian pustaka mengenai trend dan
issue tentang lansia serta dasar hukum pelayanan lansia
2. Manfaat Praktis

4
Makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman awal bagi mahasiswa
keperawatan atau tenaga kesehatan (perawat) yang nantinya dapat
dipraktikan di lingkungan masyarakat

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Lansia

Effendi dan Makhfudli menjelaskan pengertian lanjut usia secara


umum, yakni seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65
tahun keatas. Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO seseorang
disebut lanjut usia (elderly) jika berumur 60-74 tahun. Menurut Prof. DR.
Ny. Sumiati Ahmad Mohammad, Guru Besar Universitas Gajah Mada
Fakultas Kedokteran usia 65 tahun keatas disebut masa lanjut usia atau
senium.
Lansia adalah  tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia dan ditandai oleh gagalnya seorang untuk mempertahankan
kesetimbangan kesehatan dan kondisi stres fisiologis nya. Lansia juga
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup dan kepekaan
secara individual. Selain pengertian lansia secara umum diatas, terdapat
juga beberapa pengertian lansia menurut para ahli.
Usia lanjut juga dapat dikatakan sebagai usia emas karena tidak
semua orang dapat mencapai usia lanjut tersebut, maka jika seseorang
telah berusia lanjut akan memerlukan tindakan keperawatan yang lebih,
baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar ia dapat menikmati
masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
Selain pengertian tadi, ada juga beberapa pengertian lansia menurut
para ahli. Berikut ini beberapa pengertian lansia menurut beberapa ahli:

a. Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga,


yaitu:young old (65-74 tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old
(lebih dari 85 tahun).
b. Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang
berusia lebih dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun
(young old); 75-80 tahun (old); dan lebih dari 80 tahun (very old).

6
c. Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

d. Pengertian Lansia Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang
telah mencapai usia 60-74 tahun.

e. Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM: Seseorang dikatakan masuk


usia lansia jika usianya telah mencapai 65 tahun ke atas.

2.2. Batasan Usia Lanjut

Seperti yang telah di sebutkan tadi di atas, ada beberapa standar atau
batasan orang di katakana lansia. Di sini kami menyebutkan batasan usia
dari WHO, batasan lansia di indonesia dan menurut ahli

Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan


Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut
usia meliputi:

a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59


tahun.
b. Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 74 tahun.

c. Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun.

d. Sangat tua (very old) = diatas 90 tahun.

Menurut Setyonegoro, batasan lansia adalah sebagai berikut :

a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun


b. Usia dewasa penuh (medlle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun

c. Lanjut usia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas :

1) Young old (usia 70-75)

2) Old (usia 75-80)

7
3) Very old (usia >80 tahun)

 Menurut Bee (1996) bahwa tahapan masa dewasa adalah sebagai


berikut :
a. Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)
b. Masa dewasa awal (usia 26-40 tahun)

c. Masa dewasa tengah (usia 41-65 tahun)

d. Masa dewasa lanjut (usia 66-75 tahun)

e. Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun)

Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia yaitu 60 tahun ke atas,


dimana ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab1 Pasal 1 Ayat 2. Menurut Undang-
Undang tersebut di atas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita.

2.3 Trend dan Issue Lansia


2.3.1 Pengertian Trend

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai


pendekatan analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu
gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang
biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Trend adalah
sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta

2.3.2 Pengertian Issue


Issue adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang
menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,

8
ataupun tentang krisis. Issu adalah sesuatu yang sedang di
bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya
2.3.3 Trend dan Issue
Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang
dibicarakan banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan
baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issu
keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis
keperawatan.
Trend issue pelayanan keperawatan pada lansia :

a. Pengontrolan biaya dalam pelayanan kesehatan

1) Diupayakan sesingkat mungkin di pelayanan kesehatan


karena pergeseran pelayanan dari RS ke rumah (home care).

2) Diperlukan perawat yang kompeten secara teknologi &


transkultural

3) Pemanfaatan caregiver atau pemberdayaan klien untuk


bertanggung jawab terhadap perawatan dirinya

b. Perkembangan teknologi & informasi

1) Data based pelayanan kesehatan komprehensif,

2) Penggunaan computer-based untuk pencatatan klien,

3) Pemberi pelayanan dapat mengakses informasi selama 24


jam,

4) Melalui internet dapat dilakukan pendidikan kesehatan pada


klien atau membuat perjanjian.

c. Peningkatan penggunaan terapi alternatif (terapi modalitas &


terapi komplementer)

9
1) Banyak masyarakat yang memanfaatkan terapi alternatif
tetapi tidak mampu mengakses pelayanan kesehatan.

2) Dalam melaksanakan pendidikan kesehatan, perawat


sebaiknya mengintegrasikan terapi alternatif kedalam metode
praktik pendidikan kesehatan tersebut.

3) Perawat harus memahami terapi alternatif sehingga mampu


memberikan pelayanan atau informasi yang bermanfaat agar
pelayanan menjadi lebih baik.

d. Perubahan demografi

1) Pengembangan model pelayanan keperawatan menjadi


holistic model, yang memandang manusia secara menyeluruh,

2) Perawat mempertimbangkan untuk melakukan praktik


mandiri,

3) Perawat harus kompeten dalam praktik “home care”,

4) Perawat memiliki pemahaman keperawatan transkultural


(berbasis budaya) sehingga efektif dalam memberikan
pelayanan type self care,

5) Perawat melakukan promosi kesehatan dan pencegahan


penyakit & ketidakmampuan pada penduduk yang sudah lansia,

6) Perawat mampu menangani kasus kronis dan


ketidakmampuan pada lansia,

7) Perawat melakukan proteksi kesehatan dengan deteksi dini &


manajemen kesehatan secara tepat,

8) Mampu berkolaborasi dengan klien, anggota tim


interdisipliner dalam memberikan pelayanan,

10
9) Mampu mengembangkan peran advokasi .

e. Community-based nursing care

1) Mampu berkolaborasi dalam tim untuk melakukan pelayanan


kesehatan pada lansia,

2) Mampu menggunakan ilmu & teknologi untuk meningkatkan


komunikasi interdisiplin dengan tim dan klien,

3) Mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan sesuai


dengan kode etik keperawatan.

2.3.4 Masalah Kesehatan Pada Lansia

Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia


berbeda dari orang dewasa, yang sering disebut dengan sindroma
geriatri yaitu kumpulan gejala-gejala mengenai kesehatan yang
sering dikeluhkan oleh para lanjut usia dan atau keluarganya
(istilah 14 I), yaitu :

1. Immobility (kurang bergerak)

a.Keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau


lebih.

b. Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa


nyeri, lemah, kekakuan otot, ketidak seimbangan,masalah
psikologis, depresi atau demensia.

c.Komplikasi yang timbul adalah luka di bagian yang


mengalami penekanan terus menerus timbul lecet bahkan
infeksi, kelemahan otot, kontraktur/kekakuan otot dan
sendi, infeksi paru-paru dan saluran kemih, konstipasi dan
lain-lain.

11
d. Penanganan : latihan fisik, perubahan posisi secara
teratur, menggunakan kasur anti dekubitus, monitor asupan
cairan dan makanan yang berserat.

2. Instability (Instabilitas dan Jatuh)

a.Penyebab jatuh misalnya kecelakaan seperti terpeleset,


sinkop/kehilangan kesadaran mendadak, dizzines/vertigo,
hipotensi orthostatik, proses penyakit dan lain-lain.

b. Dipengaruhi oleh faktor intrinsik (faktor risiko yang


ada pada pasien misalnya kekakuan sendi, kelemahan otot,
gangguan pendengaran,penglihatan, gangguan
keseimbangan, penyakit misalnya hipertensi, DM,
jantung,dll ) dan faktor risiko ekstrinsik (faktor yang
terdapat di lingkungan misalnya alas kaki tidak sesuai,
lantai licin, jalan tidak rata, penerangan kurang, benda-
benda dilantai yang membuat terpeleset dll).

c.Akibat yang ditimbulkan akibat jatuh berupa cedera kepala,


cedera jaringan lunak, sampai patah tulang yang bisa
menimbulkan imobilisasi.

d. Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah


instabilitas dan riwayat jatuh adalah: mengobati berbagai
kondisi yang mendasari instabilitas dan jatuh, memberikan
terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan,
penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai,
serta mengubah lingkungan agar lebih aman seperti
pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai yang tidak licin.

12
3. Incontinence Urin dan Alvi (Beser BAB dan BAK)

a.Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin


yang tidak dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu
sehingga menimbulkan masalah sosial dan atau kesehatan.

b. Inkontinensia urin akut terjadi secara mendadak


dapat diobati bila penyakit yang mendasarinya diatasi
misalnya infeksisaluran kemih, gangguan kesadaran, obat-
obatan, masalah psikologik dan skibala.

c.Inkontinesia urin yang menetap di bedakan atas: tipe


urgensi yaitu keinginan berkemih yang tidak bisa ditahan
penyebanya  overaktifitas/kerja otot detrusor karena
hilangnya kontrol neurologis, terapi dengan obat-obatan
antimuskarinik prognosis baik, tipe stres kerena kegagalan
mekanisme sfingter/katup saluran kencing untuk menutup
ketika ada peningkatan tekanan intra abdomen mendadak
seperti bersin, batuk, tertawa terapi dengan latihan otot
dasar panggul prognosis baik, tipe overflow yaitu
menggelembungnya kandung kemih melebihi volume
normal, post void residu > 100 cc terapi tergantung
penyebab misalnya atasi sumbatan/retensi urin..

d. Inkontinensia alvi/fekal sebagai perjalanan spontan


atau ketidakmampuan untuk mengendalikan pembuangan
feses melalui anus, penyebab cedera panggul, operasi
anus/rektum, prolaps rektum, tumor dll.

e.Pada inkontinensia urin ntuk menghindari sering


mengompol pasien sering mengurangi minum yang
menyebabkan terjadi dehidrasi.

13
4. Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia
dan Delirium)

a.Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori


didapat yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak
berhubungan dengan gangguan tingkat kesadaran sehingga
mempengaruhi aktifitas kerja dan sosial secara bermakna.

b. Demensia tidak hanya masalah pada memori.


Demensia mencakup berkurangnya kemampuan untuk
mengenal, berpikir, menyimpan atau mengingat
pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola sentuh,
pasien menjadi perasa, dan terganggunya aktivitas.

c.Faktor risiko : hipertensi, DM, gangguan jantung, PPOK


dan obesitas.

d. Sindroma derilium akut adalah sindroma mental


organik yang ditandai dengan gangguan kesadaran dan
atensi serta perubahan kognitif atau gangguan persepsi
yang timbul dalam jangka pendek dan berfluktuasi.

e.Gejalanya: gangguan kognitif global berupa gangguan


memori jangka pendek, gangguan persepsi (halusinasi,
ilusi), gangguan proses pikir (diorientasi waktu, tempat,
orang), komunikasi tidak relevan, pasien mengomel, ide
pembicaraan melompat-lompat, gangguan siklus tidur.

5. Infection (infeksi)

a. Pada lanjut usia terdapat  beberapa penyakit sekaligus,


menurunnya daya tahan/imunitas terhadap infeksi,
menurunnya daya komunikasipada lanjut usia sehingga

14
sulit/jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda infeksi
secara dini.

b. Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai


dengan meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering
tidak dijumpai pada usia lanjut, malah suhu badan yang
rendah lebih sering dijumpai.

c. Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain


berupa konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan
nafsu makan tiba-tiba, badan menjadi lemas, dan adanya
perubahan tingkah laku sering terjadi pada pasien usia
lanjut.

6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan


pendengaran, penglihatandan penciuman)

a.Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut


usia dan menyebabkan pasien sulit untuk diajak komunikasi

b. Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada


geriatri adalah dengan cara memasangkan alat bantu dengar
atau dengan tindakan bedah berupa implantasi koklea.

c.Gangguan penglihatan bisa disebabkan gangguan refraksi,


katarak atau komplikasi dari penyakit lain misalnya DM,
HT dll, penatalaksanaan dengan memakai alat bantu
kacamata atan dengan operasi pada katarak.

7. Isolation (Depression)

a.Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada


lanjut usia adalah kehilangan seseorang yang disayangi,
pasangan hidup, anak, bahkan binatang peliharaan.

15
b. Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari
lingkungan, menyebabkan dirinya terisolasi dan menjadi
depresi. Keluarga yang mulai mengacuhkan karena merasa
direpotkan menyebabkan pasien akan merasa hidup sendiri
dan menjadi depresi. Beberapa orang dapat melakukan
usaha bunuh diri akibat depresi yang berkepajangan.

8. Inanition (malnutrisi), Asupan makanan berkurang  sekitar


25% pada usia 40-70 tahun. Anoreksia dipengaruhi oleh
faktor fisiologis (perubahan rasa kecap, pembauan, sulit
mengunyah, gangguan usus dll), psikologis (depresi dan
demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang
berpengaruh pada nafsu makan dan asupan makanan.

9. Impecunity (Tidak punya penghasilan)

a. Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan


fisik dan mental akan berkurang secara berlahan-lahan,
yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam
mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaan sehingga
tidak dapat memberikan penghasilan.

b. Usia pensiun dimana sebagian dari lansia hanya


mengandalkan hidup dari tunjangan hari tuanya.

c. Selain masalah finansial, pensiun juga berarti


kehilangan teman sejawat, berarti interaksi sosial pun
berkurang memudahkan seorang lansia mengalami
depresi.

2. Iatrogenic(penyakit karena pemakaian obat-obatan)

a. Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu jenis


sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak,

16
apalagi sebagian lansia sering menggunakan obat dalam
jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter
sehingga dapat menimbulkan penyakit.

b. Akibat yang ditimbulkan antara lain efek samping dan


efek dari interaksi obat-obat tersebut yang dapat
mengancam jiwa.

3. Insomnia(Sulit tidur)
a. Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup
yang menyebabkan seorang lansia menjadi depresi.
Selain itu beberapa penyakit juga dapat menyebabkan
insomnia seperti diabetes melitus dan gangguan
kelenjar thyroid, gangguan di otak juga dapat
menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah berubah
juga dapat menjadi penyebabnya.

b. Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering


dilaporkan oleh lansia yaitu sulit untuk masuk kedalam
proses tidur, tidurnya tidak dalam dan mudah
terbangun, jika terbangun sulit untuk tidur kembali,
terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.

c. Agar bisa tidur :  hindari olahraga 3-4 jam sebelum


tidur, santai mendekati waktu tidur, hindari rokok
waktu tidur, hindari minum minuman berkafein saat
sore hari, batasi asupan cairan setelah jam makan
malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau
kurang, hindari menggunakan tempat tidur untuk
menonton tv, menulis tagihan dan membaca.

17
4. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan
tubuh),Daya tahan tubuh menurun bisa disebabkan oleh
proses menua disertai penurunan fungsi organ tubuh,  juga
disebabkan penyakit yang diderita, penggunaan obat-
obatan,keadaan gizi yang menurun.

5. Impotence(Gangguan seksual), Impotensi/ ketidakmampuan


melakukan aktivitas seksual pada usia lanjut terutama
disebabkan oleh gangguan organik seperti gangguan
hormon, syaraf, dan pembuluh darah dan juga depresi

6. Impaction (sulit buang air besar)

a. Faktor yang mempengaruhi: kurangnya gerak fisik,


makanan yang kurang mengandung serat, kurang minum,
akibat obat-obat tertentu dan lain-lain.

b. Akibatnya pengosongan usus menjadi sulit atau isi usus


menjadi tertahan, kotoran dalam usus menjadi keras dan
kering dan pada keadaan yang berat dapat terjadi
penyumbatan didalam usus dan perut menjadi sakit.

2.4  Permasalahan Pada Lansia


1.    Permasalahan Umum
a. Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.
b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga
yang berusia lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.
c. Lahirnya kelompok masyarakat industry.
d. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional
pelayanan lanjut usia.
e. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
2.    Permasalahan Khusus

18
a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah
baik fisik,mental maupun sosial.
b. Berkurangnya integrasi sosial usila.
c. Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d. Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat.
e. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistik.
f. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia.
Fenomena Bio-psico-sosio-spiritual dan Penyakit Lansia
1. Penurunan fisik
2. Perubahan mental
3. Perubahan-perubahan Psikososial
Karakteristik Penyakit pada Lansia:
1. Penyakit sering multiple,yaitu saling berhubungan satu sama lain.
2. Penyakit bersifat degeneratif yang sering menimbulkan kecacatan.
3. Gejala sering tidak jelas dan berkembang secara perlahan.
4. Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial.
5. Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut.
6. Sering terjadi penyakit iatrogenik.
2.5 Dasar Hukum Pelayanan Lansia

1. UU Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia


2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia
3. Keppres No 52 Tahun 2004 tentang Komisi Nasional Lanjut Usia.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pembentukan Komda Lansia dan Pemberdayaan Masyarakat
dalam penanganan lansia di daerah
4. Peraturan Menteri Sosial Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelayanan Sosial Lanjut Usia.

19
5. UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo.
6. UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga
Kerja
7. UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
8. UU No.3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
9. UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
10. UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
11. UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
12. UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera
13. UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
14. UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
15. PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan
Keluarga Sejahtera
16. PP No.27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan
Kependudukan
17. UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan
lembaran negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No.4 tahun 1965
tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo.
18. UU No. 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :
a. Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung jawab pemerintah,
masyarakat, dan kelembagaan.
b. Upaya pemberdayaan
c. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial dan
tidak potensial
d. Pelayanan terhadap lansia
e. Perlindungan sosial
f. Bantuan sosial
g. Koordinasi
h. Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
i. Ketentuan peralihan

20
 Beberapa undang-undang yang perlu disusun adalah :

1) UU tentang Pelayanan Lansia Berkelanjutan (Continum


of Care)  

2) UU tentang Tunjangan Perawatan Lansia

3) UU tentang Penghuni Panti (Charter of Resident’s Right) 

4) UU tentang Pelayanan Lansia di Masyarakat (Community


Option Program)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lansia adalah  tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia dan


ditandai oleh gagalnya seorang untuk mempertahankan kesetimbangan
kesehatan dan kondisi stres fisiologis nya. Lansia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun ke atas. Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu
yang sedang dibicarakan banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan
baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak.

Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia (istilah 14


I), yaitu :Immobility (kurang bergerak), Instability (mudah jatuh),
Incontinence (beser BAB/BAK), Intellectual impairment (gangguan
intelektual/ demensia), Infection (infeksi), Impairement of hearing, vision and
smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman), Isolation
(Depression), Inanition (malnutrisi), Impecunity (kemiskinan), Iatrogenic
(menderita penyakit pengaruh obat-obatan), Insomnia(sulit tidur), Immuno-
defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh), Impotence(Gangguan
seksual), Impaction (sulit buang air besar).

21
Fenomena Bio-psico-sosio-spiritual dan Penyakit Lansia
1. Penurunan fisik
2. Perubahan mental
3. Perubahan-perubahan Psikososial
Dasar hukum lansia diatur dalam UU Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia, yang salah satu isinya dikatakan lansia berhak
mendapatkan bantuan sosial,pelayanan dan perlindungan oleh
masyarakat,pemerintah maupun kelembagaan.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, melalui makalah ini diharapkan


mahasiswa kesehatan maupun masyarakat dapat memahami trend dan issue
pada tahap lansia dimana saat seseorang yang sudah lanjut usia banyak timbul
masalah sehingga dengan membaca makalah ini kita dapat memahami apa saja
masalah yang sering terjadi pada lansia dan kita sebagai mahasiswa bisa lebih
tepat melakukan tindakan perawatan pada lansia.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:


Deepublish. https://books.google.co.id/books?
id=3FmACAAAQBAJ&printsec=copyright#v=onepage&q&f=false (online)
diakses tanggal 3 Agustus 2020.

Maryam Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika. https://books.google.co.id/books?
id=jxpDEZ27dnwC&pg=PA6&dq=keperawatan+gerontik&hl=id&sa=X&ved=0a
hUKEwiqjYXUmvzqAhVTbysKHbjZBWYQ6AEIRjAE#v=onepage&q=kepera
watan%20gerontik&f=false (online) diakses pada tanggal 3 Agustus 2020.

Safitri Nedya. 2018. Masalah Kesehatan Pada Lansia. Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia. http://www.yankes.kemkes.go.id/read-masalah-kesehatan-
pada-lansia-4884.html (online) diakses tanggal 3 Agustus 2020.

23
Sunaryo,dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Andi.
https://books.google.co.id/books?
id=58gFDgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=keperawatan+gerontik&hl=id&sa
=X&ved=0ahUKEwiqjYXUmvzqAhVTbysKHbjZBWYQ6wEIKjAA#v=onepag
e&q=keperawatan%20gerontik&f=false (online) diakses pada tanggal 3 Agustus
2020.

24

Anda mungkin juga menyukai