Anda di halaman 1dari 19

MANAGEMEN KEGAWATAN

SERANGAN ASMA

PEMBIIMBING : NS. FRANA ANDRIANUR,S. KEP, M. KEP

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. MUHAMMAD ARIFINNUR 1. RATNAWATY


2. MUHAMMAD FAHMI 2. RIDA RAHMAYANTI
3. MUHAMMAD IMADUDIN 3. RINTA CINTIA
4. MUKHTAR 4. SEPTI RUSMINI
5. OVITA MULYA NINGSIH 5. SITI JUMAINAH
DEFINISI
Expert Panel report NHLBI 2007

*Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif


ASMA
intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi Penyakit inflamasi kronik saluran napas dengan banyak sel yang
berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli berperan terutama sel mast, sel epitel, eosinofil, limfosit T,
tertentu. makrofag, dan neutrofil. Pada individu rentan proses tersebut
*Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat menyebabkan wheezing berulang, sesak napas, dada terasa
reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami penuh (chest tightness), dan batuk terutama malam dan atau
inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. menjelang pagi

Gina 2010
EKSASERBASI ASMA
episode peningkatan sesak napas, batuk, mengi, rasa berat di dada, atau kombinasi
gejala-gejala tersebut

STATUS ASMATIKUS Kotaru, Mc Fadden. Acute exaserbation of asthma 2008

keadaan kegagalan atau tidak respons pada serangan asma yang telah diterapi secara
adekuat baik di unit rawat jalan maupun di unit gawat darurat
ETIOLOGI
Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
• Reaksi antigen-antibodi
• Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang

Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)


• Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
• Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
• Iritan : kimia
• Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
• Emosional : takut, cemas dan tegang
• Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
PATOFISIOLOGI

HIPER
Penyakit Asma EDEMA RESPONSIF
(Asthma) adalah suatu SAL. NAPAS SAL.NAPAS HIPER
penyakit kronik SEKRESI
(menahun) yang BRONKO MUKUS
menyerang saluran AIRWAY
KONSTRIKSI REMODEL-LING
pernafasan (Penyempit (Penebalan dinding
(bronchiale) pada paru
an saluran saluran nafas)
dimana terdapat
peradangan (inflamasi) nafas)
dinding rongga HAMBATAN ALIRAN UDARA
bronchiale sehingga
mengakibatkan BAKTERI
penyempitan saluran VIRUS RESPIRASI/HRV
(M.pneumonie,C.pneumoniae
nafas yang akhirnya
seseorang mengalami OBAT, Krisis emosi Alergen,polutan
sesak nafas.

ASMA
TANDA DAN GEJALA

Faktor hipersekresi yang lebih


menonjol Faktor spasme bronchiolus dan
• Batuk dengan dahak bisa dengan
maupun tanpa pilek edema yang lebih dominan
• Rochi basah halus pada serangan kedua o Timbul sesak napas dengan atau tanpa
atau ketiga, sifatnya hilang timbul
• Whezing belum ada
sputum
• Belum ada kelainan bentuk thorak o Whezing
• Ada peningkatan eosinofil darah dan IG o Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
E
• BGA belum patologis
o Penurunan tekanan parsial O2
TANDA DAN GEJALA STADIUM LANJUT

•Batuk, ronchi
•Sesak nafas berat dan dada seolah
•Sianosis
–olah tertekan
•Dahak lengket dan sulit untuk •BGA Pa O2 kurang dari 80%
dikeluarkan •Ro paru terdapat peningkatan
•Suara nafas melemah bahkan tak gambaran bronchovaskuler
terdengar (silent Chest)
kanan dan kiri
•Thorak seperti barel chest
•Hipokapnea dan alkalosis
•Tampak tarikan otot
sternokleidomastoideus bahkan asidosis respiratorik
MANIFESTASI KLINIS

GEJALA DAN TANDA EKSASERBASI ASMA

Pandangan Umum :
• sesak nafas
• mengi(wheezing)
• Batuk
• nyeri di dada
• Bernafas cepat dan dalam
• Gelisah
• Duduk dengan menyangga ke depan
• Tampak otot-otot bantu pernafasan yang bekerja

Pada serangan asma yang lebih berat:


• Sianosis
• gangguan kesadaran
• hiperinflasi dada
• takikardi,
• pernafasan cepat-dangkal.
PEMBAGIAN DERAJAT BERAT SERANGAN ASMA
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan ini berguna untuk mendukung diagnosis asma melalui 3 cara, yaitu
didapatkannya :

1. Variabilitas pada PFR (peak flow rate) atau FEV1 (forced expiratory volume in 1 second) ≥15% Variabilitas
harian adalah perbedaan nilai (peningkatan/penurunan) hasil PFR dalam satu hari. Penilaian yang baik dapat dilakukan dengan
variabilitas mingguan yang pemeriksaannya berlangsung ≥ 2 minggu.
2. Reversibilitas pada PFR atau FEV1 ≥15% Reversibilitas
adalah perbedaan nilai (peningkatan) PFR atau FEV1 setelah pemberian inhalasi bronkodilator.
3. Penurunan ≥20% pada FEV1 (PD20 atau PC20) setelah provokasi bronkus dengan metakolin atau histamine
PEMERIKSAAN LEBIH LANJUT
4. PEMERIKSAAN SPUTUM
5. PEMERIKSAAN DARAH
6. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
7. FAAL PARU
8. SCANNING PARU
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin timbul pada serangan asma yang disebabkan karena
tatalaksana yang kurang optimal yaitu:
• Pneumothoraks
• Pneumomediastinum dan emfisema subkutis
• Atelektasis
• Aspergilosis bronkopulmonar alergik
• Gagal nafas
• Bronkitis
PENATALAKSANAAN
Terapi Serangan Akut

 Bronkodilator yaitu obat-obat yang menyebabkan relaksasi otot polos bronkus  seperti golongan ß agonis
seperti salbutamol, terbutalin dan ipratropium bromide. Salbutamol dapat diberikan secara nebulizer (diuapkan)
yaitu 2,5-5 mg salbutamol dalam 2,5 ml normal salin.
 Oksigenasi menggunakan selang masker agar saturasi O2 bisa mencapai lebih dari 90%.

 Kemudian terapi kortikosteroid sebagai anti-inflamasi.


 Dapat pula diberikan kromolin sebagai stabilisasi membran Mast-Cell, sebuah sel yang berperan pada
reaksi alergi.

 Untuk keluhan batuk diberikan golongan mukolitik (pemecah lendir mukus) Ini sangat bagus pada kasus
obstruksi jalan nafas karena di antara sebab kematian pasien asthma adalah adanya pembuntuan oleh mucous yang
mengental pada saluran bronkial.
SERANGAN ASMA MENGANCAM
NYAWA

RESPON BURUK DALAM 1 JAM


• RESIKO TINGGI DISTRES
• PEM.FISIS : BERAT GELISAH DAN KESADARAN
MENURUN
• APE<30%
• PaCO2 > 45 mmhg
• PaO2 < 60 mmhg

DIRAWAT DI ICU
BILA TIDAK ADA PERBAIKAN 6-
12 JAM
ALGORITMA
KEPERAWATAN WOC
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. .Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang


tertahan.(D.0149)
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi.(D.0003)
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas.
(D.005)
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit.
(D.0074)
5. Anxietas berhubungan dengan tepapar bahaya lingkungan.(D.0080)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan(D.0149)
TujuanStandarLuaranKeperawatanIndonesia(S
LKI)
Luaran utama: Bersihan jalan napas. (L.01001)
Rencana tindakan keperawatan yang dibuat dengan • Intervensi Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Intervensi
utama : Manajemen jalan napas(I.01011)
Kriteria Hasil:
1.Observasi
a. Batuk efektif meningkat
a. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
b. Produksi sputum menurun b. Monitor bunyi napas tambahan
c. Mengimenurun c. Monitor sputum (warna ,jumlah )
2. Terapeutik
d. Gelisahmenurun
a. Pertahankan kepatenan jalan napas
e. Frekuensi napas membaik b. Posisikan semi-fowler atau fowler
f. Sulit bicara menurun c. Berikan minum hangat
d. Berikan oksigen
3. Edukasi : Ajarkan teknik batuk efektif
4. Kolaborasi : Kolaborasi pemberiaN bronkodilator, jikaperlu
PENELITIAN JOURNAL
KESIMPULAN

Eksaserbasi asma memerlukan Penanganan eksaserbasi


suatu penanganan yang bersifat Penderita dengan faktor risiko
asma dimulai dengan
segera dan pengawasan secara asma fatal, perlu pengawasan
ketat untuk mengurangi lebih ketat penentuan derajat beratnya
timbulnya perburukan serangan.

Terapi utama pada eksaserbasi Pemberian steroid sistemik


meliputi pemberian oksigen,
setelah eksaserbasi
inhalasi β2 agonist kerja
singkat, kortikosteroid, &
merupakan hal penting
oksigenasi selain edukasi
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH ............
ANY QUESTION ??????

Anda mungkin juga menyukai