SERANGAN ASMA
Gina 2010
EKSASERBASI ASMA
episode peningkatan sesak napas, batuk, mengi, rasa berat di dada, atau kombinasi
gejala-gejala tersebut
keadaan kegagalan atau tidak respons pada serangan asma yang telah diterapi secara
adekuat baik di unit rawat jalan maupun di unit gawat darurat
ETIOLOGI
Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
• Reaksi antigen-antibodi
• Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang
HIPER
Penyakit Asma EDEMA RESPONSIF
(Asthma) adalah suatu SAL. NAPAS SAL.NAPAS HIPER
penyakit kronik SEKRESI
(menahun) yang BRONKO MUKUS
menyerang saluran AIRWAY
KONSTRIKSI REMODEL-LING
pernafasan (Penyempit (Penebalan dinding
(bronchiale) pada paru
an saluran saluran nafas)
dimana terdapat
peradangan (inflamasi) nafas)
dinding rongga HAMBATAN ALIRAN UDARA
bronchiale sehingga
mengakibatkan BAKTERI
penyempitan saluran VIRUS RESPIRASI/HRV
(M.pneumonie,C.pneumoniae
nafas yang akhirnya
seseorang mengalami OBAT, Krisis emosi Alergen,polutan
sesak nafas.
ASMA
TANDA DAN GEJALA
•Batuk, ronchi
•Sesak nafas berat dan dada seolah
•Sianosis
–olah tertekan
•Dahak lengket dan sulit untuk •BGA Pa O2 kurang dari 80%
dikeluarkan •Ro paru terdapat peningkatan
•Suara nafas melemah bahkan tak gambaran bronchovaskuler
terdengar (silent Chest)
kanan dan kiri
•Thorak seperti barel chest
•Hipokapnea dan alkalosis
•Tampak tarikan otot
sternokleidomastoideus bahkan asidosis respiratorik
MANIFESTASI KLINIS
Pandangan Umum :
• sesak nafas
• mengi(wheezing)
• Batuk
• nyeri di dada
• Bernafas cepat dan dalam
• Gelisah
• Duduk dengan menyangga ke depan
• Tampak otot-otot bantu pernafasan yang bekerja
1. Variabilitas pada PFR (peak flow rate) atau FEV1 (forced expiratory volume in 1 second) ≥15% Variabilitas
harian adalah perbedaan nilai (peningkatan/penurunan) hasil PFR dalam satu hari. Penilaian yang baik dapat dilakukan dengan
variabilitas mingguan yang pemeriksaannya berlangsung ≥ 2 minggu.
2. Reversibilitas pada PFR atau FEV1 ≥15% Reversibilitas
adalah perbedaan nilai (peningkatan) PFR atau FEV1 setelah pemberian inhalasi bronkodilator.
3. Penurunan ≥20% pada FEV1 (PD20 atau PC20) setelah provokasi bronkus dengan metakolin atau histamine
PEMERIKSAAN LEBIH LANJUT
4. PEMERIKSAAN SPUTUM
5. PEMERIKSAAN DARAH
6. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
7. FAAL PARU
8. SCANNING PARU
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin timbul pada serangan asma yang disebabkan karena
tatalaksana yang kurang optimal yaitu:
• Pneumothoraks
• Pneumomediastinum dan emfisema subkutis
• Atelektasis
• Aspergilosis bronkopulmonar alergik
• Gagal nafas
• Bronkitis
PENATALAKSANAAN
Terapi Serangan Akut
Bronkodilator yaitu obat-obat yang menyebabkan relaksasi otot polos bronkus seperti golongan ß agonis
seperti salbutamol, terbutalin dan ipratropium bromide. Salbutamol dapat diberikan secara nebulizer (diuapkan)
yaitu 2,5-5 mg salbutamol dalam 2,5 ml normal salin.
Oksigenasi menggunakan selang masker agar saturasi O2 bisa mencapai lebih dari 90%.
Untuk keluhan batuk diberikan golongan mukolitik (pemecah lendir mukus) Ini sangat bagus pada kasus
obstruksi jalan nafas karena di antara sebab kematian pasien asthma adalah adanya pembuntuan oleh mucous yang
mengental pada saluran bronkial.
SERANGAN ASMA MENGANCAM
NYAWA
DIRAWAT DI ICU
BILA TIDAK ADA PERBAIKAN 6-
12 JAM
ALGORITMA
KEPERAWATAN WOC
DIAGNOSA KEPERAWATAN