Anda di halaman 1dari 5

Bakteri piogenik fungi parasit Tuberculosis (TB)

Berasal dari jaringan Infeksi amoeba


parenkim Infeksi fungi
aktinomikis dari Komplikasi
jaringan paru tropozoid tuberculosis paru
Menjalar secara
hematogen
diafragma
Melalui sub
pleura yang
Rongga pleura robek

Komplikasi: Effusi pleura merupakan akumulasi cairan


fibrothoraks, atelectasis, Effusi Pleura pleura yang tidak semestinya yang disebabkan
fibrosis oleh pembentukan cairan pleura lebih cepat
dari proses absorbsinya

Proses peradangan
Pengumpulan cairan yang
pada rongga Fungsi pleura
berlebihan di rongga pleura
pleura (torakosintesis)

Tekanan pleura Aspirasi cairan


meningkat Pengeluaran Hipersekresi pleura melalui jaru
endogren dan mukus
Pertukaran O2
Penurunan pirogen
dan CO2
ekspansi paru Secret tertahan
terganggu Resiko infeksi
Febris
di saluran nafas
Takipnea
Demam
Gangguan Bersihan jalan
Ronchi (+)
Kebutuhan O2 tidak nafas tidak
pertukaran gas
terpenuhi secara Hipertermi efektif
maksimal
Metabolism Gangguan nutrisi
Ketidakefektifan tubuh kurang dari
pola nafas kebutuhan tubuh
SDKI: Pola Napas Tidak Efektiv (D.0005)
SDKI: Gangguan Pertukaran Gas (D.0003) SLKI: Pola Napas (L.01004)
SLKI: Pertukaran Gas (L.01003)  Pola napas membaik
 Pertukaran gas meningkat  Frekuensi napad cukup membaik
 Keseimbangan asam-basa
SIKI: Latihan Pernapsan (I.01007)
SIKI: Manajemen Asam-Basa (I.02036)  Observasi
 Observasi - Identifikasi indikasi dilakukan Latihan
- Identifikasi penyebab pernapsan
ketidakseimbangan asam-basa - Monitor frekuensi, irama dan kedalaman
- Monitor frekuensi dan kedalaman nafas napas sebelum dan sesudah latihan
- Monitor status neurologis (mis. Tingkat  Terapeutik
kesadaran, status mental) - Sediakan tempat yang tenang
- Monitor irama dan frekuensi jantung - Posisikan pasien nyaman dan rileks
- Monitor perubahan Ph, PaCO2, dan - Tempatkan satu tangan di dada dan satu
HCO3 tangan di perut
 Terapeutik - Pastikan tangan di dada mundur ke
- Ambil specimen darah arteri untuk belakang dan telapak tangan di perut
pemeriksaan AGD maju ke depan saat menarik napas
- Berikan oksigen, sesuai indikasi - Ambil napas dalam secara perlahan
 Edukasi melalui hidung dan tahan selama tujuh
- Jelaskan penyebab dan mekanisme hitungan
terjadinya gangguan asam-basa - Hitungan ke delapan hembuskan napas
 Kolaborasi melalui mulut dengan perlahan
- Kolaborasi pemberian ventilasi  Edukasi
mekanik, jika perlu - Jelaskan tujuan dan prosedur Latihan
pernapasan
- Anjurkan mengulangi Latihan 4-5 kali
SDKI: Resiko infeksi (D.0142)
SLKI: Kontrol risiko (L.14128)
- Kemampuan mencari informasi tentang SDKI: Devisit Nutrisi (D.0019)
faktor risiko SLKI: Nafsu makan (L.03024)
- Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko - Keinginan makan cukup membaik
- Kemampuan melakukan strategi kontrol - Asupan makanan cukup membaik
risiko SIKI: Manajemen Nutrisi (I.03119)
- Kemampuan mengubah perilaku - Observasi
- Penggunaan fasilitas kesehatan 1. Identifikasi status nutrisi
- Pemantauan perubahan status kesehatan 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
SIKI: Pencegahan infeksi (I.14539) makanan
- Observasi 3. Identifikasi makanan yang disukai
1. Monitor tanda dan gejala infeksi local 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
dan sistemik nutrjen
- Terapeutik 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang
1. Pertahankan teknik aseptic pada pasien nasogastric
berisiko tinggi 6. Monitor asupan makanan
- Edukasi 7. Monitor berat badan
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
2. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka - Terapeutik
atau luka operasi 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan,
jika perlu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
- Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika perlu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
- Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antlemetik),
jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektiv (D.0149)
SLKI: Pola Napas (L.01004)
- Dispnea cukup menurun
- Penggunaan otot bantu napas cukup menurun
- Frekuensi napas membaik
SIKI: Manajemen Jalan Napas (I.01011)
- Observasi
1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
napas)
2. Monitor bungi napas tambahan (mis. Gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi kering)
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
- Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-
tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma
servikal)
2. Posisikan semi-fowler dan fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
6. Lakukan hiperooksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
McGill
8. Berikan oksigen, jika perlu
- Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan Teknik batuk efektiv
- Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai