Anda di halaman 1dari 88

SKRIPSI

Hubungan Peran Keluarga (Family Centered Care) dengan


kepuasan orang tua di Ruang Perawatan Anak RSUD Dompu

AYU CAHYA BELINDA


NIM. 2019030007

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAHYA BIMA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2020
SKRIPSI
Hubungan Peran Keluarga (Family Centered Care) dengan
kepuasan orang tua di Ruang Perawatan Anak RSUD Dompu

(Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan (S.Kep))

AYU CAHYA BELINDA


NIM. 2019030007

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAHYA BIMA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “hubungan peran keluarga (family centered care) dengan
kepuasan orang tua di ruang perawatan Anak RSUD Dompu” karya Ayu Cahya Belinda
telah diuji dan disahkan oleh program Studi Keperawatan STIKES YAHYA BIMA pada:
Hari, tanggal : Selasa, 14 Desember 2021
Tempat : STIKES YAHYA BIMA

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ns. Sri Yuliana, S.Kep.,M.Sc. Ayatullah, S.Kep.,M.Kes


NIDN: 0817079201 NIDN: 0812099201

mengetahui,

Ketua Prodi Ketua Stikes Yahya Bima

Ns. Sri Yuliana, S.Kep.,M.Sc. Wahidah, S.Pd.,SKM.,M.Kes


NIDN: 0817079201 NIDN: 0824118502

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ayu Cahya Balinda
NIM : 2019030007
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “hubungan peran
keluarga (family centered care) dengan kepuasan orang tua di ruang perawatan
Anak RSUD Dompu” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang
telah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi manapun,
dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran
isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyaatan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan
paksaan dari pihak manapun, serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Dompu, Desember 2021

Yang menyatakan,

Ayu Cahya Balinda


NIM : 2019030007

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “hubungan peran keluarga

(family centered care) dengan kepuasan orang tua di ruang perawatan Anak

RSUD Dompu”. Skripsi ini disusun sebagai bahan untuk memenuhi tugas akhir

pendidikan strata satu (S1) Program Studi Keperawatan STIKES YAHYA Bima.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Yahya, SKM., M.Kes., selaku Ketua Yayasan STIKES YAHYA Bima ;

2. dr. Dias Indarko, MPPM selaku direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dompu;

3. Ns. Sri Yuliana.,S.Kep.,M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

membimbing, memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;

4. Ayatullah,S.Kep.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah

membimbing, memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi

ini;

5. Ns. Arif Rahman.,M.Kep., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;

6. Suami tercinta Muhammad Taufik, buah hatiku Ima Shabira Aprilya dan

Inayah Putri Islamiah, yang selalu memberikan dukungan, semangat,

motivasi, doa, dan kasih sayang demi terselesaikannya skripsi ini;

7. Kepala Ruangan Ruang Perawatan Anak RSUD Dompu yang telah memberi

izin, senantiasa mendukung dan membantu selama proses penelitian;

iv
8. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi

materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan dalam penyempurnaan skripsi ini. Terakhir Penulis berharap, semoga

skripsi ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan

terutama dalam pengembangan ilmu keperawatan.

Dompu, Desember 2021

Penulis

Ayu Cahya Belinda

v
YAHYA BIMA NURSING GRADUATE STUDY PROGRAM
THESIS, DECEMBER 2021

AYU CAHYA BELINDA


2019030007

THE RELATIONSHIP OF FAMILY CENTERED CARE WITH PARENT


SATISFACTION IN THE CHILD CARE ROOM OF DOMPU Hospital

ABSTRACT

Role is an expectation or standard of behavior that has been accepted by the


family, community and family role culture is one of the efforts to increase the
satisfaction of pediatric patients and their families by implementing Family
Centered Care while pediatric patients are hospitalized. The reality in the hospital
is that there are still many nurses and patient families who have not maximally
implemented their role well in patients when carrying out treatment which in the
end the patient's family feels dissatisfied with the services provided by nurses.
This study aims to determine the relationship between the role of the family
(Family Centered Care) with parental satisfaction in the Child Care Room at
RSUD Dompu. This study uses a descriptive analytic method with a cross
sectional study design, the sampling technique is purposive sampling which was
carried out in July 2021 with 38 families of patients. Collecting data in this study
using a questionnaire, data analysis using the Chi Square test. The results of the
univariate analysis showed that almost all respondents (96.7%) carried out the role
of family (family centered care) with good category, the patient's family stated
that they were very satisfied with nursing services. The results of the bivariate
analysis showed that there was a relationship between the role of the family
(family centered care) with the level of satisfaction of parents in the child care
room at the Dompu Regional Hospital (p value = 0.000) It is hoped that nurses
will apply the role of family (family centered care) to all patients receiving care.
Nursing according to SOP.

Keywords: satisfaction, family role, nurse.

vi
PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN STIKES YAHYA BIMA
SKRIPSI, DESEMBER 2021

AYU CAHYA BELINDA


2019030007

HUBUNGAN PERAN KELUARGA (FAMILY CENTERED CARE) DENGAN


KEPUASAN ORANG TUA DI RUANG PERAWATAN ANAK RSUD DOMPU

ABSTRAK

Peran merupakan harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh keluarga,
komunitaas dan kultur peran keluarga merupakan salah satu upaya meningkatkan
kepuasan pasien anak dan keluarga dengan menerapkan Family Centered Care
selama pasien anak di rawat di rumah sakit. Kenyataan di Rumah Sakit masih
banyak perawat dan keluarga pasien yang belum maksimal menerapkan
peranannya dengan baik pada pasien saat melakukan perawatan yang pada
akhirnya keluarga pasien merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan
oleh perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran keluarga
(family centered care) dengan Kepuasan orang tua Di Ruang Perawatan Anak
RSUD Dompu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan
desain cross sectional study, tekhnik pengambilan sampel dengan purposive
sampling yang dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2021 sebanyak 38 keluarga
pasien. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kusioner, analisis data
menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa hampir
seluruh responden (96,7%) melaksanakan peran keluarga (family centered care)
dengan kategori baik, keluarga pasien menyatakan sangat puas dengan pelayanan
Keperawatan. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan peran keluarga
(family centered care) dengan tingkat kepuasan orang tua di ruang perawatan anak
Rumah Sakit Daerah Dompu (p value = 0,000) Diharapkan pada perawat agar
peran keluarga (family centered care) diterapkan kepada semua pasien yang
mendapatkan asuhan keperawatan sesuai SOP.

Kata kunci: kepuasan, peran keluarga, perawat.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL SKRIPSI .................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix
DARTAR SKEMA .................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1. Tujuan Umum ........................................................................... 5
2. Tujuan Khusus .......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Peran ................................................................................... 7
B. Konsep Kepuasan Keluarga ............................................................. 10
C. Konsep Dasar Family Center Care ................................................. 18
D. Kerangka konsep .............................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian .............................................................................. 28
B. Kerangka Kerja Penelitian ............................................................... 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 29
D. Lokasi Penelitian .............................................................................. 31
E. Waktu Penelitian .............................................................................. 31
F. Definisi Operasional......................................................................... 32
G. Pengumpulan Data ........................................................................... 34
H. Etika Penelitian ................................................................................ 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ................................................................................42
B. Pembahasan ......................................................................................46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulaan .....................................................................................37
B. Saran .................................................................................................37

viii
Daftar Tabel

Tabel 1 Waktu Penelitian ..................................................................................................... 31


Tabel 2 Defenisi Operasional .....................................................................................33
Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin ......................................45
Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan umur ...................................................45
Table 4.3 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan ............................................. 45
Table 4.4 Distribusi Responden berdasarkan peran keluarga ....................................45
Table 4.5 Distribusi Responden berdasarkan Kepuasan Keluarga ............................46
Table 4.5 Distribusi hubungan peran keluarga (family centered care) dengan
kepuasan orang tua ....................................................................................47

ix
DAFTAR SKEMA

Nomor Skema Halaman


Skema 2.1 Kerangka Teori… .................................................................................26
Skema 3.1 Kerangka Konsep… .............................................................................27

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan menjadi responden

Lampiran 2 Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Kuesioner peran keluarga

Lampiran 4 Kuesioner Kepuasan keluarga

Lampiran 5 Surat Izin Pengambilan Data


Lampiran 6 Surat Izin Penelitian
Lampiran 7 Surat keterangan selesai Penelitian
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 9 Hasil Uji Statistik

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang

memiliki peran penting dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan

masyarakat (Aditama, 2004). Rumah sakit di era globalisasi memunculkan

tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang memadai dan persaingan

antar rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta semakin meningkat.

Fenomena tersebut memacu rumah sakit untuk lebih serius berupaya

meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan (Otaniet al., 2004).

Hakikat dasar mutu pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi

kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan kesehatan (Azwar, 2006). Mutu

pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh dimensi ketanggapan petugas dalam

memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas dengan pasien,

perhatian dan keramah tamahan petugas dalam melayani pasien, serta

kesembuhan penyakit yang diderita oleh pasien. Mutu pelayanan kesehatan

bergantung pada proses pelaksanaan kegiatan itu sendiri, sumber daya pemberi

pelayanan, faktor lingkungan yang mempengaruhi dan manajemen pelayanan

(Wijono, 1999 dalam Artha, 2014).

Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah pelayanan kesehatan yang

dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan

rata-rata pasien, serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

pelayanan yang telah ditetapkan (Azwar, 2006). Pelayanan kesehatan selama

1
proses hospitalisasi juga berfokus pada kepuasan pasien sebagai indikator utama

dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan (Conner et al., 2000). Kepuasan

pasien mengacu pada kesan subjektif pasien dan keluarganya mengenai

pengalaman mereka di rumah sakit (Khan et al., 2007).

Kepuasan pasien adalah respon terhadap evaluasi kesesuaian yang

dipersepsikan antara harapan awal dan kinerja aktual yang dirasakan (Nurjanah,

2001). Kepuasan pasien dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya adalah

hubungan antara organisasi rumah sakit dan klien menjadi harmonis, serta

menjadi dasar yang baik bagi kunjungan ulang pasien. Kepuasan pasien akan

menambah loyalitas terhadap pelayanan rumah sakit sehingga akan senantiasa

melanjutkan untuk kembali ke rumah sakit tersebut dan menggunakan produk jasa

pelayanan untuk masa yang akan datang, serta apabila tidak puas akibatnya adalah

timbulnya keluhan, tuntutan, dan klaim dari pasien (Wijono, 1999 dalam Artha,

2014).

Perawat untuk meningkatkan kepuasan pasien bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan yang optimal dan berkualitas terhadap pasien (Brooks &

Anderson, 2005). Pelayanan keperawatan yang berkualitas juga terjadi pada

pelayanan perawatan anak, dimana perawat anak tidak hanya bertanggung jawab

terhadap kepuasan pasien, melainkan keluarga pasien anak sebagai bagian dari

sistem perawatan terpadu (Sinaga, 2010). Srevinas (2003, dalam Sinaga dkk,

2006) menyatakan kepuasan dalam hal ini adalah keluarga pasien, karena anak

belum dapat membuat keputusan bagi dirinya terhadap pelayanan kesehatan, dan

yang diharapkan dari rumah sakit adalah perhatian (care), kenyamanan (comfort),

2
dan kesembuhan (cure).

Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 (delapan

belas) tahun dalam masa tumbuh kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu

kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Anak merupakan seseorang yang

belum dewasa dengan kemampuan manajemen diri yang belum sempurna

sehingga tidak pernah luput dari pengawasan orang tua (Fradianto, 2014)

Hospitalisasi merupakan proses yang mengharuskan anak untuk tinggal

dan dirawat di rumah sakit dan harus menjalani terapi dan perawatan sampai

pemulangannya kembali ke rumah (Purmailani, 2014). Stres hospitalisasi dapat

menyebabkan anak mengalami efek negatif jangka pendek maupun jangka

panjang umumnya dalam bentuk perilaku menyerang, kelesuan, ketakutan,

gangguan tidur terutama bagi anak-anak usia dibawah tujuh belas tahun

(Hockenberry, 2011). Keluarga dianggap sebagai mitra dalam perawatan anak.

Konsep Family centered care merupakan filosofi dalam keperawatan anak yang

mengakui peran keluarga sebagai bagian yang penting selama anak sakit

(Hokenberry. 2011).

Peran orang tua atau keluarga sebagai mitra bagi perawat yaitu untuk

menentukan pemenuhan kebutuhan anak dalam bentuk asuhan keperawatan anak

yang berpusat pada keluarga (Purmailani, 2014). Family centered care meyakini

adanya dukungan individu, menghormati, mendorong dan meningkatkan kekuatan

dan kompetensi keluarga. Familly centered care merupakan hal terpenting dalam

hospitalisasi anak yang didasarkan pada kolaborasi antara anak, dan profesional

lainnya dalam perawatan klinis yang berdasarkan pada perencanaan, pemberian

3
dan evaluasi pelayanan kesehatan (American Academy of pediatric, 2012).

Familly centered care digambarkan sebagai sebuah pendekatan kemitraan untuk

pembuatan keputusan perawatan kesehatan. Sebagai falsafah perawatan, family

centered care telah diakui oleh banyak tenaga medis dan sistem perawatan

kesehatan (Institute of Medicine, 2012).

Konsep family centered care awalnya dikembangkan di negara-negara

maju, karena keterlibatan orang tua adalah sumber utama kekuatan dan dukungan

anak untuk memenuhi kebutuhan psikososial dan perkembangan anak (American

Academy of Pediatric, 2012). Konsep family centered care di Indonesia

kemungkinan sudah di terapkan di setiap rumah sakit yang ada, tetapi tidak mudah

untuk mewujudkannya secara ideal karena masih banyak petugas kesehatan

terutama perawat yang belum memahami konsep family centered care. Kondisi ini

mengakibatkan asuhan keperawatan di Indonesia sering terjebak dalam kegiatan

rutinitas di rumah sakit. Berbeda dengan negara-negara maju, konsep family

centered care sudah dilaksanakan dengan baik dan terstandar di setiap rumah sakit

anak (Purmailani, 2014).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Februari

2021 di ruang perawatan Anak RSUD Dompu, didapatkan ada 40 keluarga yang

tidak dilibatkan selama pasien menjalani proses perawatan yang mengakibatkan

ketidak puasan keluarga terhadap pelayanan, maka perlu dilakukan pengelolaan

pasien beserta keluarga untuk meminimalisir ketidak puasan terhadap pelayanan

keperawatan. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “hubungan peran keluarga (family centered care)

4
dengan kepuasan orang tua di ruang perawatan Anak RSUD Dompu”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui:

1. Bagaimana gambaran hubungan peran keluarga (family centered care)

dengan kepuasan orang tua di ruang perawatan Anak RSUD Dompu?

2. Bagaimana hubungan peran keluarga (family centered care) dengan

kepuasan orang tua di Ruang Perawatan Anak RSUD Dompu ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis hubungan peran keluarga (family centered care)

dengan kepuasan orang tua di ruang perawatan Anak RSUD Dompu

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi penerapan konsep peran keluarga (family centered

care) dengan kepuasan orang tua di ruang perawatan Anak RSUD

Dompu

b. Mengetahui hubungan peran keluarga (family centered care) dengan

kepuasan orang tua di ruang perawatan Anak RSUD Dompu

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti dan Peneliti Selanjutnya

Menambah wawasan peneliti mengenai penerapan konsep family

centered care terutama pada anak di suatu rumah sakit serta menjadi acuan

bagi peneliti selanjutnya mengenai family centered care.

5
2. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi standarisasi dan masukan

untuk menyusun kebijakan dalam mengelola sumber daya manusia

khususnya perawat, serta melakukan penyegaran berupa pelatihan/seminar-

seminar guna meningkatkan kemampuan perawat dalam menerapkan

pendekatan family centered care terhadap pasien anak. Dengan demikian

kinerja perawat dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dirumah

sakit.

3. Perawat Anak

Hasil penelitian ini diharapkan perawat lebih meningkatkan kerja

samanya dengan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan pada

anak sehingga mempercepat proses penyembuhan.

4. Bagi Bidang Keperawatan

Bagi dunia keperawatan khususnya keperawatan anak, Penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi untuk

pengembangan dunia keperawatan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Peran

1. Definisi Peran

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai kedudukannya. Orientasi interaksi yang

menekan kan timbulnya kualitas peran yang lahir dari interaksi sosial.

Peran di pengaruhi oleh keadaan sosial, baik dari dalam maupun dari

luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang

diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu

(Harmoko, 2012). Peran menurut Levinson adalah suatu konsep perihal

apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial

masyarakat. Peran meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan

posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini

merupakan rangkaian-rangkaian peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan (Soejono

Soekamto dalam Rahmah, 2013).

2. Fungsi peran

Peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena fungsi

peran adalah memberikan arah pada proses sosialisasi, pewarisan

tradisi, kepercayaan, nilai-nilai dan pengetahuan, dan dapat

mempersatukan kelompok atau masyarakat serta menghidupkan sistem

pengendali dan kontrol, sehingga dapat melestarikan kehidupan

7
masyarakat (Narwoko, 2010 dalam Widya 2016).

3. Macam-macam peran

Ada dua macam peran yaitu :

a) Peran formal merupakan peran yang membutuhkan ketrampilan

dan kemampuan tertentu dalam menjalankan peran tersebut. Peran

formal yang standart terdapat dalam keluarga seperti pencari

nafkah, ibu rumah tangga, tukang perbaiki rumah, sopir, pengasuh

anak, manajer keuangan, dan tukang masak. Jika seseorang anggota

keluarga tidak memenuhi suatu peran dan meninggalkan rumah

maka anggota lain akan mengambil alih kekosongan ini agar tetap

berfungsi. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai

suami/ayah dan istri/ibu sebagai berikut :

- Peran sebagai provider atau penyedia

- Sebagai pengatur rumah tangga

- Perawatan anak baik yang sehat maupun yang sakit

- Sosialisasi anak

- Rekreasi

- Persaudaraan, memelihara hubungan keluarga

- Peran terapeutik dan peran seksual

b) Peran informal memiliki tuntutan yang berbeda tidak perlu di

dasarkan pada usia, ataupun jenis kelamin melainkan didasarkan

pada atribut-atribut personalitas atau kepribadian anggota keluarga

individu. Berikut beberapa contoh peran informal antara lain :

8
- Pendorong,dapat merangkul orang lain dan membuat mereka

merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk

didengarkan.

- Pengharmoni, berperan untuk menengahi perbedaan pendapat

dan menyatukan kembali perbedaan tersebut.

- Inisiator-konstributor mengajukan atau mengemukakan ide-ide

baru.

- Pendamai, jika ada keluarga yang ada masalah maka dapat

diselesaikan dengan cara musyawarah.

- Pencari nafkah yaitu peran keluarga yang dijalankan oleh orang

tua dalam memenuhi kebutuhan.

- Perawatan keluarga, peran yang dijalankan terkait merawat

keluarga jika ada yang sakit.

- Penghubung keluarga, biasanya ibu mengirim dan memonitor

komunikasi dalam kelurga.

- Pionir keluarga, membawa keluarga pindah ke wilayah yang

asing dan mendapatkan pengalaman yang baru.

- Koordinator, keluarga merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga

yang berfungsi mengangkat keakraban.

- Pengikut dan saksi, saksi lebih pasif, saksi hanya mengamati dan

tidak melibatkan dirinya (Harmoko, 2012).

4. Peran dalam keluarga

9
Peran adalah harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh

keluarga, komunitaas dan kultur. Perilaku didasarkan pada pola yang

ditetapkan melalui sosialisasi dimulai tepat setelah lahir. Peran diri adalah

pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan

posisinya di masyarakat (Kurniawan, 2008 dalam Riyadi, 2016).

a) Peran ayah, ayah merupakan suami dari istri dan ayah dari anak-anak,

ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi

rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

b) Peran ibu sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, ibu mempunyai

peran mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi

anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, peran

ibu juga sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

c) Peran anak adalah melaksanakan perannya psikososial sesuai dengan

tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual

(Wijayakusuma, 2008 dalam Riyadi, 2016).

B. Konsep Kepuasan Keluarga

Kepuasan keluarga adalah persepsi, sikap keluarga terhadap

pelayanan keperawatan, dan merupakan kriteria hasil evaluasi dari kualitas

pelayanan keperawatan (Risser, 1975 dalam Gurusinga, 2013). Keluarga

sebagai bagian dari sistem perawatan terpadu memiliki hak untuk menerima

serta memberikan respon terhadap pelayanan keperawatan terbaik untuk

10
anaknya (Sinaga, 2010). Kepuasan keluarga penting untuk mengevaluasi

pelayanan keperawatan anak dan semakin meningkatnya kesadaran keluarga

terhadap pelayanan kesehatan (Latour et al., 2010).

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Keluarga

Kepuasan keluarga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal

(Engel, 1995 dalam Saputra, 2009). Menurut Kotler & Amstrong (dalam

Rangkuti, 2006) faktor internal yang mempengaruhi kepuasan berhubungan

dengan tingkah laku pelanggan, yaitu:

a. Faktor kebudayaan

Faktor budaya terdiri dari beberapa komponen yaitu budaya, sub-

budaya dan kelas sosial. Budaya merupakan penentu keinginan dan

perilaku yang mendasar dalam mempengaruhi keinginan atau kepuasan.

Subbudaya terdiri dari nasionalitas, agama, kelompok, ras dan daerah

geografi. Sedangkan kelas sosial adalah sebuah kelompok yang

mempunyai susunan hirarki dan anggotanya memiliki nilai, minat dan

tingkah laku;

b. Faktor personal

Faktor personal merupakan keputusan dalam menerima pelayanan dan

menanggapi pengalaman sesuai dengan tahap-tahap kedewasaannya.

Keputusan terhadap kepuasan dipengaruhi oleh karakteristik pribadi,

seperti usia, pekerjaan, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin;

c. Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi kepuasan yaitu motivasi,

11
persepsi, pengetahuan, keyakinan, dan pendirian. Motivasi mempunyai

hubungan erat dengan kebutuhan. Kebutuhan akan menjadi motif

seseorang untuk mencari kepuasan (Sutojo, 2003 dalam Susianti, 2010).

Menurut Moison (dalam Nasution, 2009) menyebutkan faktor

eksternal yang mempengaruhi kepuasan yaitu:

1) Karakteristik produk

Produk ini merupakan kepemilikan rumah sakit yang bersifat fisik

antara lain gedung dan dekorasi. Karakteristik produk rumah sakit

meliputi penampilan bangunan rumah sakit, kebersihan dan tipe kelas

kamar yang disediakan beserta kelengkapannya;

2) Harga

Komponen yang termasuk adalah harga produk atau jasa. Harga

merupakan aspek penting, namun yang terpenting adalah penentuan

kualitas guna mencapai kepuasan keluarga pasien anak. Meskipun

demikian, elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang

dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien

mempunyai harapan yang lebih besar;

3) Mutu pelayanan

Kualitas pelayanan memegang peranan penting dalam industri jasa.

Rumah sakit dalam memberikan pelayanan lebih memperhatikan

kebutuhan pasien dan keluarga yang berkunjung di rumah sakit.

Kepuasan muncul dari kesan pertama saat pasien dan keluarga masuk

rumah sakit dan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan,

12
seperti: pelayanan yang cepat, tanggap dan keramahan dalam

memberikan pelayanan keperawatan;

4) Lokasi

Komponen yang meliputi letak rumah sakit, letak kamar dan

lingkungannya. merupakan salah satu aspek yang menentukan

pertimbangan dalam memilih rumah sakit. Umumnya semakin dekat

rumah sakit dengan pusat perkotaan atau yang mudah dijangkau,

mudahnya transportasi dan lingkungan yang baik akan semakin

menjadi pilihan bagi pasien yang membutuhkan rumah sakit tersebut;

5) Fasilitas

Kelengkapan fasilitas rumah sakit turut menentukan penilaian

kepuasan, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana,

tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat

inap. Walaupun hal ini tidak vital menentukan penilaian kepuasan,

namun rumah sakit perlu memberikan perhatian pada fasilitas rumah

sakit dalam penyusunan strategi untuk menarik pasien dan keluarga;

6) Image

Merupakan citra, reputasi dan kepedulian rumah sakit terhadap

lingkungan. Image memegang peranan penting terhadap kepuasan,

dimana pasien dan keluarga memandang rumah sakit mana yang akan

dibutuhkan untuk proses penyembuhan. Pasien dan keluarga dalam

menginterpretasikan rumah sakit berawal dari cara pandang melalui

panca indera dari informasi-informasi yang didapatkan dan

13
pengalaman baik dari orang lain maupun pengalaman pribadi. Hal ini

dapat menghasilkan anggapan yang positif terhadap rumah sakit

tersebut, meskipun dengan harga yang tinggi. Pasien dan keluarga

akan tetap setia menggunakan jasa rumah sakit tersebut dengan

harapan-harapan yang diinginkan;

7) Desain visual

Meliputi dekorasi ruangan, bangunan dan desain jalan yang tidak

rumit. Tata ruang dan dekorasi rumah sakit ikut menentukan

kenyamanan suatu rumah sakit. Oleh karena itu, desain dan visual

harus diikutsertakan dalam penyusunan strategi terhadap kepuasan

pasien dan keluarga. Aspek ini dijabarkan dalam pertanyaan tentang

lokasi rumah sakit, kebersihan, kenyamanan ruangan, makanan dan

minuman, peralatan ruangan, tata letak, penerangan, kebersihan

kamar kecil, pembuangan sampah, kesegaran ruangan dan lain-lain

(Lusa, 2005 dalam Nasution, 2009);

8) Suasana

Komponen yang meliputi keamanan, keakraban dan tata lampu.

Suasana rumah sakit yang tenang, nyaman, sejuk dan indah akan

sangat mempengaruhi kepuasan pasien dan keluarga. Selain itu, tidak

hanya bagi pasien dan keluarga saja yang menikmati tetapi orang lain

yang berkunjung ke rumah sakit akan sangat senang dan memberikan

pendapat yang positif sehingga akan memberikan kesan bagi

pengunjung rumah sakit tersebut.

14
9) Komunikasi

Komponen yang merupakan tata cara informasi yang diberikan pihak

rumah sakit dan keluhan-keluhan dari pasien. Aspek yang dapat

dijabarkan seperti: adanya tombol panggilan di dalam ruang rawat

inap, adanya ruang informasi yang memadai terhadap informasi yang

akan dibutuhkan pemakai jasa rumah sakit seperti keluarga pasien

maupun orang yang bekunjung di rumah sakit. Komunikasi dalam hal

ini juga termasuk perilaku, tutur kata, keacuhan, keramahan petugas,

serta kemudahan mendapatkan informasi. Tidak jarang walaupun

pasien dan keluarganya merasa pelayanan tak sesuai dengan

harapannya merasa cukup puas karena dilayani dengan sikap yang

menghargai perasaan dan martabatnya (Suryawati, 2006, dalam

Nasution, 2009).

2. Aspek-aspek Pengukuran Kepuasan

Griffith (2007) menyatakan terdapat beberapa aspek yang

mempengaruhi rasa puas pada pasien yaitu:

a. Sikap pendekatan perawat pada pasien yaitu sikap perawat ketika pasien

pertama kali datang kerumah sakit.

b. Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah

dilakukan oleh perawat pada pasien, seberapa jauh pelayanan perawatan

yang berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit yang diderita

pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama berada dirumah

sakit.

15
c. Prosedur yang berkaitan dengan pelayanan administrasi pasien maupun

prosedur tindakan pengobatan atau perawatan yang dimulai sejak

masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar dari

rumah sakit.

d. Waktu yang disediakan untuk konsultasi, menyampaikan masalah atau

keluhan, dan waktu berkunjung bagi keluarga.

e. Fasilitas umum seperti kualitas pelayanan berupa makanan dan

minuman, privasi dan kunjungan. Fasilitas ini berupa bagaimana

pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan pasien seperti makanan dan

minuman yang disediakan dan privasi ruang tunggu sebagai sarana bagi

orang-orang yang berkunjung di rumah sakit

f. Fasilitas ruang rawat inap untuk pasien yang harus dirawat. Fasilitas

ruang rawat inap ini disediakan berdasarkan permintaan pasien yang

dikehendaki.

g. Hasil treatment atau hasil perawatan yang diterima oleh pasien yaitu

perawatan yang berkaitan dengan kesembuhan penyakit pasien baik

berupa operasi, kunjungan dokter atau perawat.

Menurut Parasuraman et al. (1988, dalam Tjiptono, 2005), aspek-

aspek kepuasan dapat diukur dari:

a. Keandalan (reliability)

yaitu kemampuan perawat memberikan pelayanan dengan segera,

akurat, memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, dan adanya

ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan dengan kepercayaan

16
terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan waktu;

b. Ketanggapan (responsiveness)

yaitu kemampuan perawat dalam menanggapi keluhan pasien dan

keluarga, termasuk kemampuan untuk cepat tanggap dalam

menyelesaikan keluhan, dan tindakan cepat pada saat dibutuhkan;

c. Jaminan (assurance)

mencakup kemampuan, pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat

dipercaya yang dimiliki perawat, bebas dari bahaya, resiko, keragu-

raguan, memiliki kompetensi, percaya diri dan menimbulkan

keyakinan kebenaran (obyektif);

d. Empati atau kepedulian (emphaty)

meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang

baik dan memahami kebutuhan pasien dan keluarga, melayani dengan

ramah dan menarik, memahami aspirasi pasien dan keluarga,

berkomunikasi yang baik dan benar, serta penuh kepedulian;

e. Bukti fisik (tangibles)

meliputi fasilitas fisik, peralatan dan penampilan perawat, kebersihan,

kerapian dan kenyamanan ruangan, kesiapan dan kebersihan alat.

Pasien dan keluarga akan menggunakan indra penglihatan untuk

menilai kualitas pelayanan seperti menilai gedung, sarana dan

prasarana, serta seragam yang dikenakan perawat.

C. Konsep dasar Family Centered Care

1. Definisi Family Centered Care

17
Family Centered Care adalah suatu pendekatan perawatan berakar dari

kepercayaan bahwa hasil optimal terhadap kesehatan pasien diraih dari peranan

aktif keluarga dalam menjalankan perannya baik secara emosi, sosial dan

pemberi dukungan (AAP Committee on Hospital Care and Institute for

Family-Centered Care, 2003).

Keluarga merupakan unsur penting dalam keperawatan anak mengingat

anak bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan

keluarga, untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat

tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak. (Wong, Perry &

Hockenberry, 2002). Sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan

keperawatan anak, harus mampu menfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk

pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan keperawatan langsung

maupun pemberian pendidikan kesehatan pada anak (Aziz, 2005).

Family Centered Care didefinisikan oleh Association for the Care of

Children's Health (ACCH) sebagai filosofi dimana pemberi perawatan

mementingkan dan melibatkan peran penting dari keluarga, dukungan keluarga

akan membangun kekuatan, membantu untuk membuat suatu pilihan yang

terbaik, dan meningkatkan pola normal yang ada dalam kesehariannya selama

anak sakit dan menjalani penyembuhan.

Fretes (2012) menyebutkan bahwa Family Centered Care merupakan

kolaborasi bersama antara orangtua dan tenaga profesional. Kalaborasi

orangtua dan tenaga professional dalam membentuk mendukung keluarga

18
terutama dalam aturan perawatan yang mereka lakukan merupakan filosofi

Family Centered Care. Filosofi Family Centered Care yang dimaksudkan

merupakan dasar pemikiran dalam keperawatan anak yang digunakan untuk

memberikan asuhan keperawatan kepada anak dengan melibatkan keluarga

sebagai fokus utama perawatan. Kutipan defenisi dari para ahli diatas

memberikan bahwa dalam penerepan Family Centered Care sebagai suatu

pendekatan holistik dan filisofi dalam keperawatan anak. Perawat sebagai

tenaga professional perlu melibatkan orang tua dalam perawatan anak. Adapun

peran perawat dalam menerapkan Family Centered Care

adalah sebagai mitra dan fasilitator dalam perawatan anak dirumah sakit.

Menurut menurut Potter & Perry (2007), prinsip-prisip inti dalam family

centered care adalah:

a. Penghormatan dan Martabat (Respect and Dignity)

Penyedia layanan kesehatan dan staf mendengarkan dan

menghormati pandangan dan pilihan pasien serta kelurga serta

pengetahuan, nilai-nilai, keyakinan dan latar belakang budaya pasien dan

keluarga yang dikaitkan dan dimasukkan dalam perencanaan dan

pemberian tindakan perawatan.

b. Berbagi informasi (Information Sharing)

Membangun dan menegaskan komunikasi yang lengkap dan tidak

bias antara staf kesehatan, keluarga serta pasien. Pasien dan keluarga

menerima informasi secara tepat, lengkap serta akurat agar dapat secara

aktif berpartisipasi dalam perawatan dan pengambilan keputusan mengenai

19
perawatan anaknya.

c. Partisipasi (Participation)

Mendorong dan mendukung pasien dan keluarga berpartisipasi

dalam perawatan dan pengambilan keputusan sesuai dengan pilihan

pasien dan keluarga.

d. Kolaborasi (Collaboration)

Pasien dan keluarga juga disertakan secara aktif dalam kegiatan

perawatan. Tim kesehatan berkolaborasi dengan pasien dan keluarga

dalam kebijakan, program pembangunan, pelaksanaan, dan evaluasi,

dalam desain fasilitas kesehatan, dan pendidikan profesional, serta dalam

pemberian perawatan.

Awalnya, praktik keperawatan didirikan dengan menerapkan suatu

model perawatan medis tradisional yang menekankan pembatasan

keterlibatan pasien dan keluarga dalam proses perawatan. Pasien dan

keluarga diharapkan dapat bertindak sesuai dengan keinginan para

profesional kesehatan. Sebaliknya, model family center care mengakui

kekuatan keluarga dan pasien dapat membawa ke proses penyembuhan

dan mempromosikan penggabungan mereka dengan cara kolaboratif

(Institute for FamilyCenter Care, 2008). Setelah mengetahui definisi dan

prinsip-prinsip dalam penerapan family center care, bahwa menjadi sangat

jelas mengapa pentingnya memasukan keluarga dalam proses perawatan

anaknya. Hal ini karena anak-anak sangat bergantung pada orang tua

mereka.

20
2. Tujuan Family Centered Care

Tujuan penerapan Family Centered Care yaitu untuk meminimalkan

trauma yang dialami oleh anak selama menjalani proses keperawatan di

rumah sakit dan meningkatkan kemandirian keluarga sehingga kualitas

hidup dapat tercapai (kusumaningrun 2010)

3. Elemen Family Centered Care

Dalam Family centered care kebutuhan semua anggota keluarga tidak

hanya harus dipertimbangkan, dengan mengacu pada elemen penting family

centered care yang meliputi:

a. Memasukkan pemahaman ke dalam kebijakan dan praktik bahwa

keluarga bersifat konstan dalam kehidupan anak sementara system

pelayanan dari personal pendukung di dalam sistem tersebut berubah-

ubah.

b. Memfasilitasi kolaborasi keluarga/professional pada semua tingkat

pelayanan keperawatan di rumah sakit, rumah, dan di masyarakat.

Perawatan anak secara individual, pengembangan implementasi dan

evaluasi program serta pembentukan kebijakan.

c. Saling bertukar informasi yang lengkap dan jelas antara anggota keluarga

dan professional dalam hal dukungan tentang cara yang supportif setiap

saat.

d. Menggabungkan pemahaman dan penghormatan terhadap

keanekaragaman budaya, kekuatan dan individualitas didalam dan

21
diantara.

e. Seluruh keluarga termasuk keanekaragaman suku, ras, spiritual, sosial,

ekonomi, bidang pendidikan dan geografi ke dalam kebijakan praktik.

f. Mengenali dan menghormati metode koping yang berbeda dan

menerapkan program dan kebijakan menyeluruh yang menyediakan

pelayanan perkembangan, pendidikan, emosi, lingkungan dan dukungan

keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang berbeda-beda.

g. Mendorong dan memfasilitasi dukungan dan jaringan kerjasama keluarga

dengan keluarga

h. Menetapkan bahwa rumah, rumah sakit, dan pelayanan masyarakat dan

sistem pendukung untuk anak-anak yang memerlukan pelayanan

kesehatan khusus dan keluarganya bersifat fleksibel, dapat diakses, dan

komprehensif dalam menjawab pemenuhan kebutuhan keluarga yang

berbeda sesuai yang diperlukan.

i. Menghargai keluarga sebagai keluarga dan anak-anak sebagai anak-

anak, mengakui bahwa mereka memiliki beragam kekuatan, perhatian,

emosi, dan cita-cita yang melebihi kebutuhan mereka untuk mendapatkan

layanan dan dukungan kesehatan serta perkembangan khususnya.

(Supartini, 2004)

4. Prinsip-prinsip Family Center Care

Beberapa prinsip Family Centered Care menurut Wong (2008) meliputi:

a. Menghormati setiap anak dan keluarganya

b. Menghargai perbedaan suku, budaya, sosial, ekonomi, agama dan

22
pengalaman tentang sehat sakit yang ada pada anak dan keluarga.

c. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan

keluarga.

d. Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam

memilih pelayanan kesehatannya.

e. Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengan

kebutuhan, keyakinan, nilai dan budaya mereka.

f. Berbagi informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan keluarga

sebagai cara untuk memperkuat dan mendayagunakan anak dan

keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan.

g. Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak

dan keluarga.

h. Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan

pengembangan program perawatan anak diberbagai tingkat pelayanan

kesehatan,

i. Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan

kekuatan yang dimiliki, membangun rasa percaya diri, dan membuat

pilihan dalam menentukan pelayanan kesehatan anak.

5. Manfaat Penerapan Family Centered Care

Manfaat penerapan Family Centered Care adalah sebagai berikut:

a. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam

meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak.

23
b. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi

yang lebih baik dan proses kolaborasi.

c. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan

berkolaborasi dengan keluarga.

d. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan

kapasitas pemberi pelayanan.

e. Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga

profesional lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen

perawatan di rumah, mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat atau

rumah sakit jika tidak perlu, lebih efektif dalam menggunakan cara

pencegahan).

f. Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan.

g. Persaingan pemasaran pelayanan kesehatan kompetitif.

h. Meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesialis anak dan

tenaga profesi lainnya dalam pelatihan-pelatihan. (Nining, 2016)

6. Gambaran Family Centered Care

Kondisi anak tidak selamanya sehat tapi terkadang mengalami sakit.

Jika kondisi anak sakit semakin parah maka orang tua harus memasukan

anak ke rumah sakit dan anak harus menjalani hospitalisasi (Supartini,

2004). Menurut Kusumaningrum (2016) hospitalisasi pada anak pra

sekolah akan menimbulkan ketidaknyamanan. Anak pra sekolah akan

merasa kehilangan berkaitan dengan keterbatasan fisik, kehilangan rutinitas,

ketergantungan, takut cedera dan nyeri pada tubuh. Perpisahan dalam hal ini

24
akan mempengaruhi anak yang menganggap hal tersebut sebagai perasaan

ditinggalkan. Hospitalisasi ini meningkatkan ansietas perpisahan pada anak.

Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak yang menjalani

hospitalisasi, yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah. (J.

Hockenberry, 2014).

Upaya yang dapat dikembangkan untuk meminimalkan dampak negatif

perawatan, baik bagi bayi ataupun orang tua, yaitu dengan mengaplikasikan

Family Centered Care (FCC) (Profil Kesehatan Anak 2015). Family

Centered Care adalah suatu pendekatan perawatan berakar dari kepercayaan

bahwa hasil optimal terhadap kesehatan pasien diraih dari peranan aktif

keluarga dalam menjalankan perannya baik secara emosi, sosial dan

pemberi dukungan (AAP Committee on Hospital Care and Institute for

Family-Centered Care, 2003).

25
Kerangka Teori

Anak Indikator FCC telah


Upaya yang dapat dikembangkan untuk
meminimalkan dampak negatif berjalanjika:
perawatan, baik bagi anak ataupun
orang tua, yaitu dengan 1. Keluarga bagian
mengaplikasikan Family Centered Care konstan pada
sehat sakit kehidupan anak.
(FCC)
2. Kerjasama antara
keluargadan perawat.
3. Keanekaragaman ras,
etnis, budaya dan
sosial ekonomi
Hopitalisasi
keluarga.
Filosofi keperawatan anak
4. Kekuatan keluarga
1. Family centered care
danindividualitas.
2. Atraumatik care
5. Orang tua mendapat
3. Manajemen kasus
informasi yang
(Aziz, 2015)
lengkap danjelas.
6. Memfasilitasi
keluarga untuk saling
Perasaan dan respon pada Reaksi orang tua terhadap
mendukung.
anak yang muncul akibat proses hospitalisasi
1. Penolakan atau ketidak 7. Kebutuhan
hospitalisasi:
percayaan Family centered care adalah suatu perkembangan anak-
1. Cemas;
2. Kehilangan kontrol 2. Marah atau merasa pendekatan perawatan berakar dari anak dalam perawatan
3. Luka pada tubuh bersalah kepercayaan bahwa hasil optimal terhadap kesehatan.
dan rasa sakit 3. Takut, cemas dan kesehatan pasien diraih dari peran aktif 8. Kebijakan
(nyeri) frustasi keluarga dalam menjalankan perannya komprehensif dalam
(Susilaningrum, 4. Depresi pemenuhan kebutuhan
baik secara secara emosi, sosial dan
2013) (Susilaningrum, pemberi dukungan (AAP Committee on keluarga.
2013) Hospital Care and Institute for Family- 9. Sistem pelayanan
Centered Care, 2003) kesehatan yang
fleksibel

26
D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian yang akan diteliti


Kepuasan keluarga:

peran keluarga
1. Keandalan (Teability)
2. Ketanggapan (Responsif)
3. Jaminan (Asuransi)
4. Empati (Kepedulian)
5. Bukti fisisk (Tangibles)

Faktor yang mempengaruhi kepuasan :


1. Internal
a. Budaya
b. personal
c. Psikologis
2. Eksternal
a. Karakteristik produk
b. Harga/ biaya
c. Mutu palayanan
d. Lokasi
e. Fasilitas
f. Image
g. Disain visual
h. Suasana komunikasi

E. Hipotesis

Hipotesis adalah hasil suatu penelitian. Pada hakikatnya adalah suatu wujud

jawaban atas pertanyaan peneliti yang talah dirumuskan dalam perencanaan

penelitian. Untuk mengarahkan pada hasil penelitian maka dalam perncanaan

penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini

(Notoadmojo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha: Ada hubungan peran keluarga (family centered care) dengan

kepuasan orang tua di Ruang Perawatan Anak RSUD Dompu

27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan keguaan tertentu (Sugiono, 2018). Penelitian

ini menggunakan desain penelitian deskriptif Analitik. Pada penelitain ini

dilakukan analisis tentang “hubungan peran keluarga (family centered care)

dengan kepuasan orang tua di Ruang Perawatan Anak RSUD Dompu”

B. Kerangka Kerja Penelitian

Menentukan populasi
dan sampel

Pengumpulan data

Kuesioner peran Kuesioner kepuasan


keluarga orang tua

Analisa Data

Penyajian data

28
C. Populasi dan Sampel penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah anggota

keluarga pasien yang dirawat di ruang Perawatan Anak RSUD Dompu

dengan rata-rata per bulan sebanyak 60 orang.

2. Sampel penelitian

Sampel terdiri atas bagian populasi yang terjangkau dan dapat digunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2015). Sampling

adalah proses menyeleksi banyaknya populasi yang dapat mewakili dari

populasi tersebut. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah salah satu

anggota keluarga dari pasien yang berada di Ruang Perawatan Anak RSUD

Dompu.

Penentuan besar sampel dalam penelitian dihitung dengan

menggunakan rumus (Nursalam, 2008) sebagai berikut:

N Keterangan :
n = n = Besar sampel
1 + N (d)2
N = Besar populasi
d = Tingkat kepercayaan/ ketepatan
yang diinginkan 10% atau 0,1
Jadi :

60 60
n = = = 37,5 ≈ 38
1 + 60 (0,1)2 1,6

Berdasarkan penentuan jumlah sampel di atas maka sampel dalam

29
penelitian ini berjumlah 38 responden.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah dengan cara purposive sampling.

Purposive sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara

memilih diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti,

sehingga sampel dapat mewakili karakteristik populasi yang diinginkan

(Nursalam, 2015). Pada penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah

data primer yaitu diperoleh langsung dari responden.

Teknik Sampling dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: inklusi dan

eksklusi (Nursalam, 2015). Kriteria inklusi adalah syarat yang harus dipenuhi

oleh responden sehingga bisa dimasukkan dalam penelitian, sedangkan

kriteria eksklusi adalah syarat responden untuk tidak masuk kedalam

penelitan dikarenakan tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan.

a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. bersedia menjadi responden dan mengisi lembar informed consent

serta kuesioner yag telah disediakan peneliti;

2. salah satu anggota keluarga pasien di ruang perawatan anak;

3. responden dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat mengisi serta

memahami kuesioner yang telah disediakan peneliti;

4. salah satu anggota keluarga dengan lama rawat inap pasien minimal

18 jam;

30
5. Sedang merawat pasien di rumah sakit saat pengambilan data;

b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1. responden yang mengundurkan diri selama proses penelitian;

2. responden dengan usia dibawah 17 tahun;

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Ruangan Perawatan Anak Rumah

Sakit Umum Dompu. Rumah Sakit Umum Dompu berlokasi di Jalan

Kesehatan no 1, kelurahan Bada, Kabupaten Dompu.

E. Waktu Penelitian

Penelitian ini terdiri dari penyusunan proposal, laporan hasil penelitian,

dan publikasi. Penyusunan proposal dilakukan pada bulan Maret –

Desember 2021.

Tabel 1 Waktu Penelitian

Kegiatan Maret April


Mei Juli Des
Minggu Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
Judul
Penyususnan
Proposal
Seminar
proposal
Pengambilan
data
Penyusunan
laporan
Sidang hasil
Revisi hasil
Publikasi
ilmiah

31
F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu proses perumusan atau pemberian arti

makna pada setiap variabel untuk kepentingan akan komunikasi dan replikasi,

dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang sama pada setiapa orang

mengenai variabel-variabel yang diangkat dalam waktu penelitian (Setiadi, 2007).

Definisi operasional pada penelitian ini terdiri dari satu variabel, yaitu hubungan

family center care pada pasien anak yang mengalami hospitalisasi di rumah sakit

umum Dompu. Penjelasan definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 4.1 sebagai berikut.

32
Tabel 1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala ukur Hasil ukur
Variabel Tingkah laku yang diberikan 1. pendorong, memberikan dorongan atau semangat Kuesioner Ordinal Baik:
penelitian: dalam keluarga seperti selama proses perawatan anak. peran 76%-
Independent memberikan informasi atau 2. Koordinator, keluarga merencanakan kegiatan- keluarga 100%
Peran keluarga pemahaman tentang family kegiatan keluarga yang Cukup:
centered care berfungsi mempercepat proses penyembuhan anak 56%-75%
3. Inisiator, mengajukan atau mengemukakan ide-ide Kurang:
baru untuk keberhasilan perawatan. <56%
4. Motivator, memberi perhatian dan dukungan pada
anak
5. Edukator, memberikan informasi dan pengetahuan
pada anak.
Kuesioner
Kepuasan orang Kepuasan orang tua adalah Kepuasan Ordinal
Indikator kepuasan orangtua telah berjalan jika: Sangat
tua persepsi kepuasan keluarga orang tua
1. Perawat mampu memberkan pelayanan dengan Puas:
terhadap mutu pelayanan
segera, akurat dan memuaskan. 76%-
keperawatan berdasarkan
2. Perawat memberi perhatian dan cepat tanggap 100%
responsiveness, reability,
dalam menyelesaikan keluahan dan tindakan cepat Puas:
assurance, emphaty, dan
pada saat dibutuhkan. 56%-75%
tangible.
3. Perawat memiliki kemampuan, pengetahuan, Tidak
kesopanan dan sifat yang dapat dipercaya. puas:
4. Perawat dapat melakukan komunikasi yang baik <56%
dan benar serta penuh kepedulian dan memahami
kebutuhan pasien dan keluarga.
5. Fasilitas fisik yang memadai.

33
G. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data Primer pada penelitian ini menggunakan kuesioner orang tua tentang

perawatan yang berpusat pada keluarga dengan tehnik wawancara.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan kuesioner. Cara

pengisian kuesioner yaitu diisi sendiri oleh keluarga responden dengan

didampingi dan diberikan arahan oleh peneliti apabila mengalami

kesulitan saat melakukan pengisian kuesioner. Alur pengambilan data

adalah sebagai berikut:

a. Peneliti yang sudah mendapatkan surat ijin rekomendasi studi

pendahuluan dari pihak STIKES YAHYA BIMA ke RSUD Dompu.

Pengajuan surat tersebut guna untuk mendapatkan data yang

digunakan untuk memperkuat latar belakang penelitian. Setelah surat

disetujui, peneliti mencari jumlah pasien anak dengan rentang usia 1

sampai 5 tahun. Peneliti kemudian memberikan penjelasan tentang

maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan kepada responden

penelitian. Proses ini membina saling percaya antara peneliti dan

responden yang diakhiri dengan penyerahan lembar informed consent

yang didalamnya berisi lembar persetujuan untuk menjadi responden

penelitian. Responden yang menyetujui untuk menjadi responden

dalam penelitian ini kemudian menandatangani lembar informed

36
consend.

b. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada responden tentang

Family Centered Care. Peneliti memberikan penjelasan maksud dan

tujuan penelitian yang akan dilakukan, kemudian peneliti memberikan

kuesioner dan penjelasan petunjuk pengisian kuesioner. Kegiatan

peneliti pada saat responden melakukan pengisian kuesioner antara

lain:

1) Peneliti memberikan kuesioner kepada responden untuk

mengetahui penerapan Family Centered Care;

2) Peneliti memberikan informasi kepada responden tentang

petunjuk pengisian lembar kuesioner;

3) Kuesioner yang telah diisi oleh responden harus dikumpulkan

kembali kepada peneliti;

4) Peneliti memeriksa jawaban kuesioner untuk memastikan semua

pertanyaan telah diisi seluruhnya;

5) Kuesioner yang telah terisi selanjutnya dilakukan pengolahan data

meliputi : editing, coding, entry, dan clearing;

6) Langkah yang terakhir peneliti menggolongkan hasil pengukuran

kuesioner berdasarkan skala ukur dan pengkategorian yang telah

ditetapkan dalam definisi operasional;

3. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini yaitu menggunakan kuesioner peran keluarga dan kepuasan orang

37
tua. Kuesioner peran dan kepuasan orang tua mengadopsi dari

penelitian Fiane de Fretes tahun 2012 dengan judul “Hubungan peran

keluarga (family centered care) Dengan Efek Hospitalisasi Pada Anak di

Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Dompu”. Pernyataan dalam

kuesioner tersebut menggnakan skala likert dengan 4 jawaban pilihan

yaitu selalu, sering, jarang, dan tidak pernah. Kuesioner tersebut terdiri

dari 15 item pertanyaan, dengan Skor minimal untuk kuesioner kepuasan

keluarga adalah 15 sedangkan skor maksimalnya 100.

4. Pengumpulan data

1. Editing

Peneliti mengecek kelengkapan kuesioner seperti data umum dan

jawaban pertanyaan yang ada pada kuesioner.

2. Coding

Coding merupakan cara peneti untuk memberikan kode atau mengecek

ulang jawaban yang telah didapat dari responden kedalam kategori

tertentu. Kode pada penelitian ini adalah:

a) Usia

1) 20-30 = U1

2) 31-40 = U2

3) 41-50 = U3

b) Jenis Kelamin

1) Laki-laki = J1

2) Perempuan = J2

38
c) Pendidikan terakhir

1) SD = P1

2) SMP = P2

3) SMA = P3

4) SARJANA = P4

3. Pengukuran peran keluarga

Pengukuran peran dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner skala likert,

dengan kategori (Arikunto, 2010) :

1) Selalu (SL) jika responden selalu dengan pernyataan kuesioner yang

diberikan melalui jawaban kuesioner di skor 4.

2) Sering (SR) jika responden sering dengan pernyataan kuesioner

yang diberikan melalui jawaban kuesioner di skor 3.

3) Kadang-kadang (KK) jika responden kadang-kadang dengan

pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner di

skor 2.

4) Tidak pernah (TP) jika responden sangat tidak setuju dengan

pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner di

skor 1.

Kriteria peran keluarga sebagai berikut :


Baik : 76-100%, Kode = 1
Cukup : 56-75%, kode = 2
Kurang : <56%, kode = 3
(Nursalam, 2015).

4. Pengukuran kepuasan orang tua

39
Pengukuran kepuasan orang tua dapat dilakukan dengan menggunakan

kuesioner skala likert, dengan kategori (Arikunto, 2010) :

1) SPS (sangat puas sekali) jika responden selalu dengan pernyataan

kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner di skor 4.

2) PS (puas Sekali) jika responden sering dengan pernyataan kuesioner

yang diberikan melalui jawaban kuesioner di skor 3.

3) TPS (Tidak Puas sekali) jika responden Tidak Puas sekali dengan

pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner di

skor 2.

4) STPS (Sanagat Tidak Puas Sekali) jika responden Sanagat Tidak Puas

Sekali dengan pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban

kuesioner di skor 1.

Kriteria peran keluarga sebagai berikut :


Sangat Puas : 76-100%, kode = 1
Puas : 56-75%, Kode = 2
Tidak Puas : <56%, Kode = 3
5. Entry data

Proses pemasukan data pada penelitian ini yaitu menggunakan

MicrosoftExcel.

6. Cleaning

Cleaning merupakan pemeriksaan data, dengan melihat variabel apakah

data sudah benar atau belum. Data yang dilakukan sudah dimasukkan dan

diperiksa kembali sejumlah sampel dari kemungkinan data yang belum di

entry. Hasil cleaning yang diperoleh tidak ada kesalahan sehingga data

tersebut bisa digunakan (Notoatmojo, 2012). Penelitian ini, peneliti

40
memeriksa kembali data yang akan di masukkan untuk menghindari

terjadinya kesalahan data dan kelengkapan data.

7. Analisa Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program

SPSS.

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan persentase dari tiap variabel dengan menghitung

frekuensinya (Notoatmojo. 2015. Hlm. 188). Hasil analisis data

disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi untuk melihat tingkat

pengetahuan dan sikap perawat dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan di RSUD Dompu.

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan terhadap lebih dari dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi , dengan menggunakan uji chi

square ( Notoatmodjo. 2005. Hlm. 188). Syarat uji chi square

antara lain jumlah sample harus cukup besar, pengamatan harus

bersikap independen, dan hanya dapat digunakan pada data deskrit

atau data kontinou yang telah dikelompokkan menjadi kategori

dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis bedasarkan

tingkat signifikan (nilai a) sebesar 95% dan untuk mengetahui serta

melihat adakah hubungan Peran keluarga (family center care)

41
terhadap kepuasan orang tua di ruang perawatan anak RSUD

Dompu.

- Jika nilai p > a (0,05) maka hipotesis penelitian (Ho ditolak)

- Jika nilai p < a (0,05) maka hipotesis penelitian (Ha diterima)

5. Etika Penelitian

1. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Responden pada penelitian ini adalah orang tua yang menjaga anaknya

di rumah sakit,. Pada penelitian ini, Informed Consent di jelaskan

kepada responden sebelum dilakukan pemberian imformasi dan tujuan

penelitian. Reponden yang besedia menjadi responden penelitian

mendatangani Informed Consent.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasian pada penelitian ini adalah dilakukan dengan cara tidak

mencantumkan indentitas dalam pendokumentasian hasil penelitian

yang didapat. Kepentingan dokumentasi seperti foto dan indentitas

responden disamarkan.

3. Keadilan (Justice)

Penelitian ini, peneliti harus memperlakukan semua responden dengan

sama atau adil sebelum, selama, dan pada saat penelitian. Peneliti tidak

membeda bedakan jenis keamin, suku, ras, agama, etnis dan ekonomi

keluarga.

4. Kemanfaatan (Beneficience)

Peneliti pada penelitian ini berusahan melakukan penelitian sesuai

42
dengan tujuan dan prosedur penelitian agar tidak terjadi resiko atau

dampak negatif yang yang dapat membahayakan responden

43
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang Perawatan Anak Rumah Sakit

Umum Daerah Dompu pada tanggal 01 Juli 2021 sampai dengan 31 Juli

2021. Rumah Sakit Umum Daerah Dompu merupakan Rumah Sakit milik

pemerintah daerah Kabupaten Dompu di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

1. Gambaran Lokasi Penelitaian

Rumah Sakit Umum Daerah Dompu terletak di Jl. Kesehatan No. 1

Kelurahan Bada Kecamatan dompu Kabupaten Dompu Provinsi Nusa

Tenggara Barat. Sejak tahun 2011 RSUD Dompu oleh Pemerintah

Kabupaten Dompu dijadikan sebagai Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD). Ruang Perawatan Anak memiliki 7 kamar yang terdiri dari 2

kamar kelas I, 1 kamar kelas II, 4 kamar kelas III. tenaga medis dokter

spesialis anak sebanyak 1 orang, dokter umum 1 orang, Perawat anak

sebanyak 15 orang dan tenaga administrasi 1 orang. Pelayanan pada Ruang

perawatan Anak terbagi dalam 3 shift yaitu shift pagi, shift siang dan shift

malam.

2. Karaktertistik responden

a Analisa Univariat

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin,

usia dan tingkat pendidikan. Gambaran karakteristik responden dapat

diperlihatkan pada Tabel distribusi frekuensi dibawah ini

44
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di RSUD Dompu bulan
Juli 2021
Jenis kelamin Frekuensi %
Laki-laki 9 23,7
Perempuan 29 76,3
Jumlah 38 100,0
Sumber : data primer 2021

Dari tabel di atas terlihat jenis kelamin perempuan paling

banyak, tercatat 29 orang atau 76,3 % dari total responden.

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan Umur keluarga di RSUD Dompu


bulan Juli 2021
Umur Frekuensi %
20-30 thn 13 34,2
31-40 Thn 18 47,4
41-50 Thn 7 18,4
Jumlah 38 100,0
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berusia 31-40 tahun sejumlah 18orang atau 47,4% dari total responden.

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan keluarga di RSUD


Dompu bulan Juli 2021
Pendidikan Frekuensi %
SD 10 26,3
SMP 8 21,1
SMA 14 36,8
S1 6 15,8
Jumlah 38 100,0
Sumber : data primer 2021

Dari tabel ditas latar belakang pendidikan responden didominasi

oleh lulusan SMA sebanyak 14 orang atau 36,7 % dari total responden.

b Analisa bivariat

1) Indikator peran keluarga

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Indikator peran keluarga di ruang


perawatan anak RSUD Dompu bulan juli 2021
Peran keluarga Frekuensi Presentase
Baik 30 79%
Cukup 7 18%
Kurang 1 3%

45
Jumlah 38 100%
Sumber : Data primer,
2021

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa

sebagian besar keluarga yang memiliki peran yang baik tercatat

sebanyak 30 orang atau 79 % , sementara cukup 7 orang atau 18%

sedang responden yang kurang berperan dalam perawatan sebanyak

1 orang atau 3%.

2) Indikator kepuasan keluarga

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Indikator kepuasan orang tua di ruang


perawatan anak RSUD Dompu bulan juli 2021
kepuasan keluarga Frekuensi Presentase
Sangat pusa 29 76%
Puas 8 21%
Tidak puas 1 3%
Jumlah 38 100%
Sumber : Data primer, 2021

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat responden yang sangat puas

dengan keterlibatan keluarga dalam perawatan anaknya sebanyak 29

orang atau 76%, sementara responden yang puas sebanyak 8 orang

atau 21% sedangkan responden yang meraasa tidak puas sebanyak 1

orang atau 3%.

46
3) Crosstab hubungan peran keluarga (family centered care) dengan

kepuasan orang tua di ruang perawatan Anak RSUD Dompu.

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi hubungan peran keluarga (family centered


care) dengan kepuasan orang tua di ruang perawatan Anak RSUD
Dompu.

Kepuasan Orang Tua Total P value


Peran Sangat % Puas % Tidak % N %
keluarga puas Puas

Baik 29 96.7% 1 3,3% 0 0,0% 30 100%


Cukup 0 0,0% 6 100% 0 0,0% 6 100% 0.000
Kurang 0 0,0% 1 50,0% 1 50,0% 1 100%
Total 29 76,3% 7 18.4% 2 5.3% 38 100%
Sumber : Data primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.6 hasil proses tabulasi silang diketahui bahwa

peran keluarga dengan kategori baik sejumlah 29 (96,7%) menyatakan

sangat puas, dan kategori baik sejumlah 1(3,3%) merasa puas,. Kemudian

responden memiliki peran keluarga dengan kategori cukup sejumlah 6

(100%) menyatakan puas, dan responden memiliki peran keluarga dengan

kategori kurang sejumlah 1 (50,0%) menyatakan ketidak puasan nya

terhadap pelayanan keeperawatan anak.. Hal ini menunjukkan bahwa

hampir seluruh responden memiliki peran yang optimal dalam proses

perawatan anak.

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui uji chi square didapatkan nilai p =

0.000 yang lebih kecil dari alpha (0.05), maka Ho ditolak H1 diterima. Hasil

penelitian di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

peran keluarga dengan kepuasan orang tua.

47
B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berasal dari orang tua pasien atau

keluarganya yang dirawat di ruang perawatan anak RSUD Dompu sebanyak

38 orang. Karakteristik responden didasarkan pada beberapa hal diantaranya

jenis kelamin, umur dan pendidikan.

Berdasarkan jenis kelamin responden, didapatkan data bahwa jenis

kelamin perempuan mendominasi (76,3%) yaitu sebanyak 29 responden

dalam mendampingi anak saat menjalani proses hospitalisasi. Sedangkan

jumlah responden berjenis kelamin laki-laki hanya 9 responden (23,7%).

Nurhanah (2004; dalam Nurimi, 2010) menyatakan bahwa jenis kelamin

mempengaruhi persepsi dan harapan seseorang untuk memenuhi kebutuhan

termasuk pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan angka kerja wanita lebih

rendah sehingga kesediaan meluangkan waktu untuk pelayanan kesehatan

lebih besar. Peneliti berasumsi hal ini karena seorang perempuan lebih

banyak menghabiskan waktu dalam mengasuh anaknya sehingga terjadi

keterikatan emosi antara keduanya

Menurut peniliti pendidikan yang tinggi akan lebih mudah untuk

memahami suatu informasi yang didapatkan. Seperti mendapatkan

informasi tentang melatih anak untuk membuang air kecil maupun buang air

besar yang tepat dan benar dari keluarga/orang lain, petugas kesehatan

maupun dari media lain.

48
Menurut Notoadmodjo, 2003 dikutip dari Ningsih, 2012 menjelaskan

bahwa pendidikan yang tinggi akan lebih mudah memahami suatu informasi

dan semakin banyak pengetahuan yang diperoleh. Hasil penelitian ini

diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Ningsih, 2012 semakin tinggi

tingkat pendidikan keluarga akan semakin baik pula peran keluarga dalam

mengasuh anak dan perkembangan anak.

Dilihat dari data umum usia yang paling banyak adalah 31-40 tahun

dengan jumlah 18 responden (47.8%). Menurut peneliti usia seseorang

semakin cukup maka cara untuk berfikirnya akan lebih matang, jika

keluarga menerima atau mendapatkan informasi dari orang lain atau dari

media lain keluarga akan menerima informasi dengan baik karena usia yang

sudah cukup akan lebih matang cara berfikirnya.

Menurut Levison dalam Ningsih, 2012 bahwa usia 31-40 tahun masa

tenang, dimana seseorang mengalami stabilitas yang lebih besar. Tugas

perkembangan masa ini sudah mulai membentuk keluarga, memilih menjadi

orang tua dan mengasuh anak karena secara mental keluarga sudah siap

memiliki anak dan dapat bertanggung jawab. Pada usia ini tingkat berfikir

keluarga sudah cukup matang, semakin cukup usia seseorang maka tingkat

kematangan dalam berfikir lebih matang (Nursalam dan Parini, 2001 dalam

Ningsih, 2012).

Tingkat pendidikan formal responden dikelompokkan menjadi empat

yaitu SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Berdasarkan jumlah

49
pendidikan terakhir responden, didapatkan data bahwa jumlah pendidikan

terakhir terbanyak responden adalah SMA sebanyak 14 responden (36,8%),

dan kemudian SD sebanyak 10 responden (26,3%) serta responden

berpendidikan SMP sebanyak 8 responden (21,1%) sebagian kecil S1

sebanyak 6 responden (15,8%). Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa

selama penelitian dilakukan, responden dengan pendidikan SMA memiliki

jumlah terbanyak. Trisnantoro (2006) menyatakan seseorang dengan tingkat

pendidikan yang berbeda, akan memiliki kecenderungan yang tidak sama

dalam menggunakan pelayanan kesehatan.

Tingkat pendidikan tinggi seseorang akan membentuk pola yang lebih

adaptif terhadap pelayanan kesehatan, dimana hal ini dapat berpengaruh

dalam memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang

datang. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka kesempatan untuk

memperoleh informasi dan pengetahuan akan semakin lebar, dimana

melalui lama pendidikan yang ditempuh melalui jenjang sekolah, maka

responden dalam hal ini akan mendapatkan informasi dari berbagai sumber

(Anjaryani, 2009). Informasi dan pengetahuan yang semakin lebar seiring

dengan tingkat pendidikan yang tinggi pada seseorang menuntut

keinginan/harapan untuk dilayani dengan baik semakin tinggi dimana

pendidikan yang lebih tinggi cenderung menggunakan pelayanan kesehatan

yang memiliki fasilitas lengkap seperti rumah sakit.

2. Peran keluarga

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari 38 responden

50
pada tabel 4.5 menunjukkan responden yang paling banyak memiliki peran

dengan kategori baik sebanyal 29 responden (77%).

Menurut peneliti peran keluarga harus bisa memberikan peran yang

terbaik untuk anaknya. Keluarga bisa mencari informasi tentang perawatan

yang benar pada anak, maka keluarga akan bisa untuk mendapatkan

perawatan anak yang tepat, sehingga proses penyembuhan bisa berjalan

dengan cepat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Hidayat, 2005

dalam Syamrotul, 2015) jika keluarga mencari informasi tentang perawatan

yang benar pada anak, maka keluarga akan siap atau bisa untuk memberikan

perawatan secara tepat, baik dan benar.

Menurut peneliti peran keluarga mempengaruhi keberhasilan

perawatan pada anak karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan

pendidikan yang pertama untuk anak. Pendidikan yang diperoleh anak

melalui keluarga akan mempengaruhi perkembangan anak. Dengan begitu

keluarga atau orang tua merupakan pendidik yang pertama dalam

perkembangan dan kepribadian anak.

3. Kepuasan Keluarga

Hasil penelitian menunjukkan dari 38 keluarga pasien yang

mempersepsikan komunikasi terapeutik perawat kategori baik dan

memperoleh tingkat kepuasan kategori sanagt puas sebesar 21 (55%),

sedangkan dari keluarga pasien yang mempersepsikan komunikasi

terapeutik perawat kurang baik dan memperoleh tingkat kepuasan tidak

51
puas sebesar 1 (3%). Berdasarkan hasil analisis statistik didapatkan nilai p =

0,002, hal ini sesuai dengan pendapat Endang (dalam Mamik; 2010)

bahwa kepuasan pasien merupakan evaluasi atau penilaian setelah memakai

suatu pelayanan, bahwa pelayanan yang dipilh setidak-tidaknya memenuhi

atau melebihi harapan. ini menunjukkan bahwa ruang rawat inap anak

RSUD Dompu mampu memenuhi seluruh hak pasien selama menjalani

hospitalisasi. Walaupun demikian, masih diperlukan beberapa pembenahan

yang mengacu pada aspek- aspek pengukuran kepuasan orang tua anak

untuk lebih mengoptimalkan kepuasan orang tua anak terhadap pelayanan

keperawatan anak.

4. Hubungan peran keluarga (family centered care) terhadap kepuasan

orang tua

Prinsip pelayanan keperawatan pada anak harus berfokus pada

anak dan keluarga (Yusniarita, 2007). Hasil analisa data penerapan peran

keluarga (family centered care) dengan tingkat kepuasan orang tua anak

selama proses hospitalisasi di ruang rawat inap anak RSUD Dompu dapat

dilihat pada pada tabel 4.6. Hasil penelitian ini yaitu ada hubungan yang

signifikan antara peran keluarga (family centered care) dengan tingkat

kepuasan orang tua anak selama proses hospitalisasi di ruang perawatan

Anak RSUD Dompu (p value = 0,000 < α = 0,05). Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Zahrotul (2008) yang menyatakan bahwa

terdapat hubungan yang positif antara kualitas pelayanan perawat dengan

kepuasan pasien dan didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh

52
Imran (2007) yang menyatakan bahwa kepuasan keluarga terhadap

pelayanan anak selama proses hospitalisasi banyak ditentukan oleh peran

perawat sebagai pelayan kesehatan.

Peran keluarga (family centered care) merupakan suatu hasil

dari pelaksanaan asuhan keperawatan anak sesuai dengan tanggung

jawab perawat. Peneliti berasumsi bahwa perawat pelaksana memiliki

kompetensi meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku sesuai

prinsip Service Quality yaitu keandalan (reliability), ketanggapan

(responsiveness), jaminan (assurance), kepedulian (emphaty) dan bukti

langsung (tangibles). Berdasarkan penelitian Laschinger et al (2001

dalam Bondan, 2006; dalam Kurniawati, 2009), pengembangan karier

perawat akan berpengaruh terhadap kinerja perawat untuk melakukan

tindakan yang positif dimasa yang akan datang.

Pelayanan keperawatan berkualitas dapat dicapai bila perawat

memberikan pelayanan keperawatan yang aman kepada klien dengan

menggunakan keahlian, cepat menanggapi keluhan pasien dan bersikap

lemah lembut (Curruth et al., 1999 dalam Nurachmah, 2001). Hal ini

sejalan dengan Sedarmayanti (2000), bahwa kualitas selalu berfokus pada

pelanggan (customer focused), dengan demikian penilaian kinerja dari

peran keluarga (family centered care) di ruang rawat inap anak penting

untuk dilakukan dan perlu diadakan suatu sosialisasi penilaian kinerja

untuk lebih mengoptimalkan kinerja perawat dalam memberikan

pelayanan sehingga output yang dihasilkan dapat meningkatkan kualitas

53
pelayanan keperawatan anak yang nantinya dapat mempengaruhi

kepuasan pengguna pelayanan keperawatan anak di ruang rawat inap

anak

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil 29 responden (96,7%)

memiliki tingkat kepuasan tinggi dengan peran keluarga (family centered

care) baik. Menurut Budiastuti (2002), pasien dalam mengevaluasi

kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang diterima mengacu pada

beberapa faktor, yaitu: kualitas produk atau jasa, kualitas pelayanan,

faktor emosional, harga, biaya, serta karakteristik pasien. Penelitian oleh

Duffy (1998; dalam Nirsetyo, 2006) membuktikan bahwa kepuasan

pelayanan (overall service satisfaction) dipengaruhi oleh kualitas

pelayanan (service quality). Hal ini dapat diartikan bahwa penerapan

peran keluarga (family centered care) akan mempengaruhi tingkat

kepuasan orang tua anak selama proses hospitalisasi, selain faktor yang

lain yang dapat mempengaruhi kepuasan orang tua anak

Hasil penelitian Joeharno, et al., (2008) menyatakan bahwa

terdapat hubungan ketanggapan petugas terhadap mutu pelayanan. Hal

ini mengindikasikan bahwa upaya peningkatan kemampuan kerja

perawat di rumah sakit khususnya ruang anak perlu mendapat perhatian

dalam pemberian pelayanan keperawatan anak yang lebih berkualitas.

Perawat diharapkan lebih tanggap akan kebutuhan dan keluhan pasien

(Mayer & Gray, 2001, dalam Nuracmah, 2001)

Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa 6 responden (100%)

54
memiliki tingkat kepuasan sedang dengan peran keluarga (family

centered care) cukup baik. Hal ini kemungkinan disebabkan responden

memiliki keinginan atau harapan yang tinggi terhadap suatu pelayanan

keperawatan yang diterimanya serta beberapa faktor seperti karakteristik

responden (umur, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan) maupun

faktor lain yang mempengaruhi yang tidak diteliti oleh peneliti

Akan tetapi penurunan kualitas peran keluarga (family centered

care) dapat terjadi dari perawat itu sendiri seperti beberapa faktor yaitu

karakteristik perawat, sarana dan prasarana bermain dalam menerapkan

peran keluarga (family centered care) pada anak.

Hal ini menunjukkan bahwa ruang perawatan Anak RSUD

Dompu dalam memberikan pelayanan peran keluarga (family centered

care) cukup baik salah satunya dapat disebabkan oleh keterbatasan tenaga

terutama pembagian kerja dalam setiap shift sehingga dapat

meningkatkan beban kerja perawat terutama saat dinas pagi

Peran perawat di ruang rawat inap anak dalam meminimalkan

dampak hospitalisasi anak antara lain sebagai care giver yaitu perawat

melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan

terhadap peran keluarga (family centered care) dalam meningkatkan

pelayanan keperawatan anak, sebagai educator yaitu memberikan

penjelasan kepada keluarga dalam prosedur pengobatan dan perawatan

yang diberikan pada anak sehingga dapat mengurangi dampak

hospitalisasi yang dialami anak, sebagai koordinator yaitu

55
mengorganisasikan pelayanan kesehatan dengan tim yang lain secara

terarah sesuai dengan kebutuhan anak (Wozniak, 2006) dan membantu

untuk mempertahankan lingkungan yang aman bagi anak. Selain itu,

perawat berperan sebagai advokat. Hal ini sesuai dengan pernyataan

KEPMENPAN NO. KEP/25/M.PAN/2/2004 mengenai keamanan

pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan ataupun

sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk

mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari

pelaksanaan pelayanan (Ratminto dan Winarsih, 2005)

Menurut Budiastuti (2002), pasien dalam mengevaluasi

kepuasan terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diterima mengacu pada

beberapa faktor, yaitu: kualitas produk atau jasa, kualitas pelayanan,

faktor emosional, harga, biaya, serta karakteristik pasien. Pada penelitian

ini hanya satu faktor yang diteliti yaitu hubungan peran keluarga (family

cetered care) dengan kepuasan orang tua orang. Diperlukan penelitian

yang lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar hubungan faktor-

faktor yang lain dalam mempengaruhi kepuasan orang tua anak di ruang

rawat inap anak

56
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan tentang

hubungan peran keluarga (family centered care) dengan tingkat kepuasan

orang tua di ruang perawatan anak Rumah Sakit Daerah Dompu yang

dilakukan pada tanggal 1 Juli-31 juli 2021 adalah sebagai berikut:

a. Hampir seluruh responden (96,7%) didapatkan bahwa peran keluarga

(family centered care) dengan kategori baik menyatakan sangat puas. Hal

ini dapat disebabkan oleh perawat pelaksana dalam menerapkan

pelayanan family centered care berjalan optimal.

b. ada hubungan peran keluarga (family centered care) dengan tingkat

kepuasan orang tua di ruang perawatan anak Rumah Sakit Daerah

Dompu (p value = 0,000)

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Diharapkan kepada peneliti untuk meningkatkan pemahaman dan

wawasan peneliti tentang riset keperawatan khususnya tentang peran

keluarga (family centered care) dengan tingkat kepuasan orang tua

2. Bagi Institusi Pendidikan

Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi awal dan

pembanding atau juga pedoman bagi yang ingin meneliti hubungan peran

keluarga (family centered care) dengan tingkat kepuasan orang tua di

57
ruang perawatan anak Rumah Sakit Daerah Dompu dan sebagai sumber

pembelajaran di STIKes Yahya Bima.

3. Bagi Lahan Penelitian

Diharapkan pada perawat agar peran keluarga (family centered care)

tetap ditingkatkan kepada semua pasien yang mendapatkan asuhan

keperawatan anak, dan pihak rumah sakit diharapkan membuat SOP

khusus tentang pelaksanaan peran keluarga (family centered care) agar

meningkatkan kepuasan bagi keluarga pasien, khususnya perawat di

Ruangan Rawat Inap Anak RSUD Dompu.

4. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi/acuan untuk peneliti lain

untuk dapan melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel yang

berbeda.

58
DAFTAR PUSTAKA

AAP Committee on Hospital Care and Institute for Family-Centered Care.


2003. Family-Centered Care and the Pediatrician's Role. American
Academy of Pediatrics, 112(3), 691-696. DOI: 10.1542/peds.112.3.691

Aditama, T. Y. 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: UI

Press.
Azies, H. dkk. 2002. Persepsi Kepala Ruangan dan Perawat Pelaksana
Tentang Permasalahan Manajemen Dalam Menerapkan
Pendokumentasian Proses Keperawatan Di Rumah Sakit Umum
Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Jurnal
Keperawatan Indonesia. Jakarta: FIK Universitas Indonesia.

Aziz, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Edisi 1. Jakarta:


PenerbitSalemba Medika.

Azwar, A. 2006. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: PT Binarupa


Aksara.

Brooks, B. A., & Anderson, M. A. 2005. Defining Quality of Nursing Work Life.

Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC.


Chicago: JWT Employment Communications.

Conner, J. M. et al. 2000. Neonatal Intensive Care: Satisfaction Measured.


Pediatrics Journal. Lebanon: Department of Pediatrics, Dartmouth–
Hitchcock Medical Center.

Festini, F. 2014. Family-centered care. Italian Journal of Pediatrics.


40(Suppl1):A33.

Fretes, F. D. 2012. Hubungan Family Centered Care dengan Efek


Hospitalisasi pada Pasien Anak di Ruang Dahlia RS Panti Wilasa
Citarum Semarang. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana

Gerson, R. F. 2004. Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PPM.

Griffith, J. R. 2007. The Well Managed Community Hospital. Michigan :


Health Administration Press.

59
Gurusinga, R. 2013. Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pasien Rawat Inap.

J. Hockenberry, M. 2014. Wong’s Nursing Care of Infants and Children. Edisi 10.
Jakarta: EGC.
Jakarta: Salemba Medika.
Jember: Jember University Press.

Khan, M. H., Hassan, R., Anwar, S., Babar, T.S., & Babar, K.S. 2007.
Patient Satisfaction with Nursing Care. Pakistan: Gomal Medical
College.

Kotler, P & Keller, K. L. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta:

Erlangga. Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan

Profesional.

Kusumaningrum, A. 2016. Aplikasi dan strategi konsep family centered care


padahospitalisasi anak pra sekolah.

Latour, J. M. et al. 2011. Journal of Construction and Psychometric


Testing of The EMPATHIC Questionnaire Measuring Parent
Satisfaction in The Pediatric Intensive Care Unit.
http://www.springerlink.com.fulltext.pdf. [02 Maret 2016].

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan kedua


edisi revisi. Jakarta: Rhineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Renika Cipta. Nugroho, M. K. 2004. Analisis faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Kinerja

Nurjanah, I. 2001. Komunikasi Keperawatan: Dasar-dasar Komunikasi


bagi Perawat. Yogyakarta: Mocomedika.

Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba

Medika. Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam

Praktik Keperawatan

60
Nursalam. 2013. Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu

Keperawatan.

Otani, K., Kurz, R.S., Barney, M & Steven. 2004. The Impact of Nursing
Care and Other Healthcare Attributes on Hospitalized Patient
Satisfaction and Behavioral Intentions. Journal of Healthcare
Management. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed [02 Maret
2016].

Parasuraman, et al. 1988. A Multi Item Scale for Measuring Consumer


Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing.
Perawat Pegawai Daerah di Puskesmas Kabupaten Kudus.
http://core.ac.uk/download/pdf/11714620.pdf. [17 Desember
2016].

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:

EGC

Potter, Patricia A & Perry. 2005. Fundamentals of Nursing: concept, process,


and practice (Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses dan
praktik). Edisi 4. Jakarta : EGC.
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Rahmawati, I,M,H., Ratnawati, R., Rachmawati, S, D. 2016. Pengalaman


Perawat Dalam Memberikan Layanan Keperawatan Jiwa Pada Pecandu
NAPZA di Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Karesidenan
Kediri. JurnalIlmu Keperawatan: Journal of Nursing Science. 4(2)

Rangkuti, F. 2006. Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan


Pelanggan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Risser, N. L. 1975. Development of an Instrument to Measure Patient


Satisfaction with Nurses and Nursing Care in Primary Care
Settings. Nursing Research.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Cetakan I.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Smith, W. 2018. Concept analysis of family-centered care of hospitalized

61
pediatric patients ☆. Journal of Pediatric Nursing. 42:57–64.

Somantri, I. 2016. Efektifitas Terapi Mendongeng Terhadap Kecemasan


Anak Usia Toddler dan Prasekolah Saat Tindakan Keperawatan. Jurnal
Keperawatan Padjajaran. 4(3):248-254.
DOI:https://doi.org/10.24198/jkp.v4i3.287

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.


Bandung:Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sulistiyani. 2010. Buku Ajar Gizi Masyarakat: Masalah Gizi Utama di Indonesia.
Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.

Supartini. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Susilaningrum, R., Nursalam, & Utami, S. 2013. Asuhan Keperawatan


Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Whaley and Wong. (2000). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, edisi 2.


Jakarta: EGC

Wong et al. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Wong, Dona L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.


Zagrosek,

62
Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Bapak/Ibuk/Calon Responden

Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini mahasiswa program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Yahya Bima,
Nama : Ayu Cahya Belinda
Nim : 2019030007
Alamat : Dompu NTB
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Proposal Penelitian
hubungan peran keluarga (family centered care) dengan kepuasan orang tua
di ruang perawatan Anak RSUD Dompu” sebagai salah satu syarat untuk
meraih gelar sarjana keperawatan di instiusi pendidikan tersebut.

Peneliti tidak akan menimbulkan kerugian apapun bagi masyarakat sebagai


responden, kerahasian sesuai informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila Ibuk/Bapak menyetujui,
maka saya mohon kesediaannya untuk mentandatangani surat persetujuan. Atas
kesedian dan partisipasi Bapak/Ibuk sebagai responden, saya ucapkan
terimakasih.

Dompu, Juli 2021

Penulis

Ayu Cahya Belinda


Lampiran 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN YAHYA BIMA

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :...............................................................................................
Umur :...............................................................................................
Alamat :...............................................................................................
Pekerjaan :...............................................................................................
Menyatakan bersedia menjadi responden peneliti yang akan dilakukan oleh
mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Yahya Bima, tentang
“Proposal Penelitian hubungan peran keluarga (family centered care)
dengan kepuasan orang tua di ruang perawatan Anak RSUD Dompu”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak negatif dan
data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya oleh
peneliti. Semua berkas yang mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan
untuk keperluan pengelolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan
dimusnakan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan data-data
peneliti.

Demikian dengan sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun saya
bersedia berperan dalam penelitian ini.

Dompu, 2021

Responden

(............................................)
Lampiran 3

KUESIONER PERAN KELUARGA (FAMILY CENTERED CARE) DENGAN


KEPUASAN ORANG TUA PADA RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD
DOMPU

Berilah tanda (  ) pada kolom yang berada disebelah kanan pada masing-
masing butir pernyataan yang sesuai dengan yang anda alami.
A. Identitas responen
1. Nama : ………………………………
2. Umur : ………………………………
3. Jenis Kelamin : ………………………………
4. Pendidikan : ………………………………
B. Kuesioner Peran Keluarga

No Pernyataan SL SR KK TP
1 Saya diberikan kesempatanoleh perawat untukmembuat
keputusanmengenai perawatan anak di rumah sakit
2 Saya berkontribusi dalam perawatan anak dengan
memberikan informasimengenai kondisi anak kepada
perawat.
3 Perawat meminta pendapatsaya ketika perawat akan
melakukan tindakankeperawatan terhadap anak di rumah
sakit
4 Saya diminta oleh perawat untuk menemani anak saya
selama menjalaniperawatan di rumah sakit
5 Saya didukung olehperawat untuk mendidik anak selama
menjalani perawatan di rumah sakit
6 Perawat meminta pendapatsaya ketika perawat akan
melakukan tindakankeperawatan terhadap anak di rumah
sakit
7 Saya diberikan kesempatanoleh perawat untukmembuat
keputusanmengenai perawatan anak di rumah sakit
8 Saya didukung oleh perawat untuk mendidikanak selama
menjalani perawatan di rumah sakit
9 Saya merasa dihargai dan dihormati selama anak menjalani
perawatan di rumah sakit
10 Perawat meminta sayauntuk melaporkan setiapperubahan
kondisi anakselama menjalani perawatan di rumah sakit
11 Saya dapat menyampaikan saran atau kritik mengenai
keterlibatan saya kepadaperawat dalammemberikan
tindakan medis kepada anak

Keterangan
- Selalu (SL) = 4
- Sering (SR) = 3
- Kadang-kadang (KK) = 2
- Tidak pernah (TP) = 1
C. Kuesioner Kepuasan

Berilah tanda (  ) pada kolom yang berada disebelah kanan pada masing-
masing butir pernyataan yang sesuai dengan yang anda alami.
D. Identitas responen
1. Nama : ………………………………
2. Umur : ………………………………
3. Jenis Kelamin : ………………………………
4. Pendidikan : ………………………………

No Daftar Pertanyaan SPS PS TPS STPS KET


1 Perawat melakukan pemeriksaan dengan tepat
2 Prosedur pelayanan tidak berbelit-belit
3 Perwat cepat menanggapi perawatan pasien
4 Kemampuan perawat memberikan informasi
yang jels dan mudah
5 Perawat mempunyai keterampilan yang baik
dalam memberikan pelayanan keparawatan
6 Perawat melaksanakan pelayan keperawtan
dengn baik dan sesuai dengan kebutuhan pasien
7 Kebersihan dan kenyamanan ruang
periksa/tindakan
8 Kerapian dan kebersihan serta penampilan dari
perawat
9 Perawat sangat peduli atas keluhan pasien dengan
keluarganya
10 Perawat berkomunikasi dan berinteraksi dengan
baik dengan memberikan pelayanan keperawatan
kepada pasien dan keluarganya

Keterangan
- SPS (sangat puas sekali) = 4
- PS (puas Sekali) = 3
- TPS (Tidak Puas sekali) = 2
- STPS (Sanagat Tidak Puas Sekali) = 1
gambar 1. Kegiatan memberikan inform consent pada responden oleh Ayu Cahya
Belinda mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan STIKES YAHYA
BIMA
Gambar 2. Kegiatan Pengisian Kuisioner oleh Responden dengan didampingi oleh
Ayu Cahya Belinda mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES YAHYA BIMA
jenis instrumen pertanyaan peran
no usia pendidikan
kelamin
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 JML % KRITERIA KODE
1 j1 U3 P1 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 40 91% BAIK 1
2 j1 U3 P2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 98% BAIK 1
3 j2 U2 P1 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 37 84% BAIK 1
4 j1 U3 P2 2 4 3 3 4 2 4 3 3 2 3 33 75% CUKUP 2
5 j2 U1 P1 1 3 3 1 2 2 2 2 2 2 1 21 48% KURANG 3
6 j2 U3 P1 3 4 2 2 4 2 3 3 3 2 2 30 68% CUKUP 2
7 j1 U1 P2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 37 84% BAIK 1
8 j1 U3 P2 4 4 4 4 1 2 3 4 4 4 3 37 84% BAIK 1
9 j1 U1 P3 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 3 33 75% CUKUP 2
10 j2 U3 P1 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 38 86% BAIK 1
11 j2 U1 P3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 30 68% CUKUP 2
12 j2 U1 P2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 39 89% BAIK 1
13 j1 U3 P3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 3 34 77% BAIK 1
14 j2 U2 P3 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 34 77% BAIK 1
15 j2 U1 P1 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 38 86% BAIK 1
16 j2 U2 P1 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 34 77% BAIK 1
17 j2 U2 P3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 38 86% BAIK 1
18 j2 U2 P2 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 36 82% BAIK 1
19 j2 U1 P3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 39 89% BAIK 1
20 j2 U1 P1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 40 91% BAIK 1
21 j2 U2 P2 3 3 4 3 3 4 3 2 2 2 3 32 73% CUKUP 2
22 j1 U1 P1 1 1 2 3 1 3 2 2 2 2 2 21 48% KURANG 3
23 j2 U2 P1 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 35 80% BAIK 1
24 j2 U2 P3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 34 77% BAIK 1
25 j2 U1 P3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 32 73% CUKUP 2
26 j1 U1 P4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 33 75% CUKUP 2
27 j2 U2 P3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 4 4 36 82% BAIK 1
28 j2 U1 P4 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 34 77% BAIK 1
29 j2 U1 P2 3 4 4 4 4 3 3 2 2 3 4 36 82% BAIK 1
30 j2 U2 P4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 35 80% BAIK 1
31 j2 U2 P4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 35 80% BAIK 1
32 j2 U1 P3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 34 77% BAIK 1
33 j2 U1 P3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 41 93% BAIK 1
34 j2 U2 P3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 37 84% BAIK 1
35 j2 U1 P4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 38 86% BAIK 1
36 j2 U1 P3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 38 86% BAIK 1
37 j2 U2 P4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 35 80% BAIK 1
38 j2 U1 P3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 37 84% BAIK 1

jenis instrumen pertanyaan kepuasan


no usia pendidikan
kelamin
y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 JML % KRITERIA KODE
1 j1 U3 P1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 32 80% SANGAT PUAS 1
2 j1 U3 P2 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 35 88% SANGAT PUAS 1
3 j2 U2 P1 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 33 83% SANGAT PUAS 1
4 j1 U3 P2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 33 83% SANGAT PUAS 1
5 j2 U1 P1 2 3 3 2 2 4 4 2 2 2 26 65% PUAS 2
6 j2 U3 P1 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 34 85% SANGAT PUAS 1
7 j1 U1 P2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 32 80% SANGAT PUAS 1
8 j1 U3 P2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 37 93% SANGAT PUAS 1
9 j1 U1 P3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38 95% SANGAT PUAS 1
10 j2 U3 P1 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 30 75% PUAS 2
11 j2 U1 P3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 25 63% PUAS 2
12 j2 U1 P2 2 1 4 2 4 4 3 3 3 3 29 73% PUAS 2
13 j1 U3 P3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 35 88% SANGAT PUAS 1
14 j2 U2 P3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 34 85% SANGAT PUAS 1
15 j2 U1 P1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 34 85% SANGAT PUAS 1
16 j2 U2 P1 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 31 78% SANGAT PUAS 1
17 j2 U2 P3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 32 80% SANGAT PUAS 1
18 j2 U2 P2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 2 29 73% PUAS 2
19 j2 U1 P3 3 3 2 4 4 2 2 1 2 2 25 63% PUAS 2
20 j2 U1 P1 2 2 2 2 3 3 3 4 3 2 26 65% PUAS 2
21 j2 U2 P2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 33 83% SANGAT PUAS 1
22 j1 U1 P1 4 2 2 4 4 4 2 3 3 4 32 80% SANGAT PUAS 1
23 j2 U2 P1 2 3 2 4 4 2 3 4 4 4 32 80% SANGAT PUAS 1
24 j2 U2 P3 2 2 4 2 1 4 1 2 3 3 24 60% PUAS 2
25 j2 U1 P3 3 2 3 3 3 3 2 2 1 2 24 60% PUAS 2
26 j1 U1 P4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 35 88% SANGAT PUAS 1
27 j2 U2 P3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 33 83% SANGAT PUAS 1
28 j2 U1 P4 3 2 2 3 4 2 1 4 2 2 25 63% PUAS 2
29 j2 U1 P2 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 34 85% SANGAT PUAS 1
30 j2 U2 P4 2 3 3 2 2 4 1 4 2 2 25 63% PUAS 2
31 j2 U2 P4 2 2 3 4 2 4 2 2 3 3 27 68% PUAS 2
32 j2 U1 P3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 4 31 78% SANGAT PUAS 1
33 j2 U1 P3 4 4 2 2 2 3 3 3 3 4 30 75% PUAS 2
34 j2 U2 P3 3 3 2 4 4 2 2 3 3 3 29 73% PUAS 2
35 j2 U1 P4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 32 80% SANGAT PUAS 1
36 j2 U1 P3 3 3 3 2 2 1 4 4 2 2 26 65% PUAS 2
37 j2 U2 P4 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 21 53% TIDAK PUAS 3
38 j2 U1 P3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 30 75% PUAS 2

Anda mungkin juga menyukai