Anda di halaman 1dari 11

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.

RINGKASAN
Pengembangan perangkat pembelajaran sejarah maritim “wadu tanda rahi” berbasis
project based learning (PjBL) pada mata kulilah sejarah maritim bertujuan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam memahami komunikasi budaya yang terbangun
pada masa lampau dengan adanya aktifitas laut, khususnya wilayah kepulauan Nusa Tenggara
dengan beberapa wilayah yang berada disekitarnya serta memahami aktiftas dagang antar pulau
serta aktifitas bahari yang terbangun yang diimplementasikan dalam mata kuliah sejarah
maritime pada Prodi Pendidikan Sejarah STKIP Yapis Dompu. Model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) merupakan sebuah model yang dikembangkan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa, mahasiswa diberikan Project terkait “wadu tanda rahi”
dengan mulai mengumpulkan data hingga mendeskripsikan data hasil temuan dalam bentuk
historiografi. Kemampuan berpikir kritis akan menjadi bekal mahasiswa dalam mengembangkan
serta mengaplikasikan keilmuanya kelak di dunia kerja.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau dikenal dengan Reasech and
Development (RND) dengan menggunakan model 4-D dengan langkah sebagi berikut: 1. Define,
2. Desaint, 3. Development, 4. Diseminasi. Adapun model pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah PjBL dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) menentukan pertanyaan
mendasar, 2) mendesain perencanaan project, 3) menyusun jadwal, 4) monitoring kemajuan
project, 5) menguji proses dan hasil belajar, 6) evaluasi pengalaman. Adapun Tujuan penelitian
ini yaitu: (1) mengahsilkan perangkat pembelajaran sejarah maritim “wadu tanda rahi” berbasis
PjBL untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang berkualitas baik dengan
kriteria valid, efektif untuk kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran, aktif untuk
kegiatan mahasiswa, tuntas untuk tes kemampuan berpikir kritis, posistif untuk respon
mahasiswa. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa
RPS, buku ajar, Worksheet.(2) luaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah publikasi
dalam jurnal Ilmiah terakreditasi 1-6, Buku Ajar Online ber-ISBN dan HKI. Secara ekonomis
dengan total anggaran yang di usulkan mampu mencukupi kebutuhan penyusunan dan
pengembangan perangkat serta sampai pada luaran dan pelaporanya.
Tahap Kesiapan Teknologi atau Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) adalah ukuran
tingkat kesiapan teknologi yang diartikan sebagai indikator yang menunjukkan seberapa
siap atau matang suatu teknologi agar dapat diterapkan, teknologi yang diukur dalam penelitian
ini adalah perangkat pembelajaran yang berupa, Buku ajar, RPS,Work Sheet, dan soal tes
kemampuan berpikir kritis, dengan kategori indikator TKT-nya adalah bidang sosial
Humaniora dan Pendidikan Sejarah. target TKT yang ditetapkan dalam penelitian ini berada
pada level 1 dengan target capaian TKT pada level 3, tujuan, tahapan, metode, luaran yang
ditargetkan, serta uraian TKT dalam penelitian yang diusulkan dijadikan sebagai bahan
penilaian adalah Laporan Kemajuan (analisis pendahuluan telah dihasilkan) dan rancangan
output telah di susun.
Kata kunci maksimal 5 kata: Kata Kunci: Wadu Tanda Rahi, Kritis
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
STKIP Yapis Dompu merupakan institusi pendidikan tinggi yang selalu mendukung
kebijakan pemerintahan, salah satu bentuk dukunganya yaitu penerapan pembelajaran yang
berupaya meminimalisir penyebaran COVID 19, sehinga perlu dikembangkan perangkat
pembelajaran daring, Beberapa keunggulan dari pembelajaran daring yaitu: pembelajaran daring
memiliki fleksibilitas dalam pelaksanaannya dan mampu mendorong munculnya pembelajaran
mandiri serta memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, pembelajaran daring juga
mendorong munculnya perilaku social distancing dan meminimalkan munculnya keramaian
mahasiswa sehingga dapat mengurangi potensi penyebaran Covid-19 dilingkungan kampus
khususnya pada matakuliah sejarah maritim prodi pendidikan sejarah STKIP Yapis Dompu
(Sadikin & Hamidah, 2020).
Pembelajaran sejarah maritim menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang bertujuan
dalam memberikan pemahaman secara menyeluruh terhadap realitas sejarah Indonesia yang
banyak dipengaruhi oleh laut, Sebagaimana dikatakan oleh Lapian, bahwa pendekatan sejarah
maritim Indonesia hendaknya melihat seluruh wilayah perairannya sebagai pemersatu yang
mengintegrasikan ribuan pulau yang terpisah-pisah. Lapian melihat wilayah-wilayah itu sebagai
suatu kesatuan sistem dari berbagai satuan bahari (Yuliati, 2014). Dalam pandangan umum
masyarakat Indonesia laut cenderung dipandang sebagai pemisah dan bukan penyatu, Interaksi
masyarakat dengan laut dimasa lalu telah terbangun secara itensif, interaksi tersebut mencakup,
pelayaran, perdagangan, terciptanya hokum laut, tradisi bahari, mitologi laut, perompakan. Salah
satunya Bima dan Dompu merupakan kerajaan maritim, terbukti dengan aktifitas dagang yang
ramai di pelabuhan Bima hingga abad ke-19 (Sumiyati, 2018) peninggalan bersejarah seperti
pelabuhan Bima dan Sape, legenda Lopi Penge, situs Nanga Sia dan wadu Tanda Rahi, menjadi
bukti penting yang perlu dijelaskan pada generasi penerus selanjutnya melalui pembelajaran
sejarah maritim.
Pembelajaran sejarah maritim yang berlangsung di STKIP Yapis Dompu Sebagian besar
mengandalkan buku cetak sejarah maritim yang berorentasi secara nasional, seperti pelayaran
dan perdagangan antar pulau, terjadinya interaksi budaya secara nasional serta integrasi politik
yang terbangun antar wilayah. Materi tersebut bersifat nasional dan umum, mahasiswa hanya
mampu memahami sejarah maritim sebagai materi yang menjelaskan tentang aktifitas laut
dimasa lampau, seputar pelayaran dan perdagangan yang dilakukan oleh suku-suku Bugis,
Makassar, Jawa, Sumatera, pelabuhan-pelabuhan besar dan jalur rempah, tidak ada pemnahasan
signifikan terkait sejarah local yang berkaitan langsung dengan materi ajar yang disampaiakan
sehingga kurang melatih kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
Berpikir kritis yaitu bagian dari cognitive skill yang terdiri dari interprestasi, analisis,
evaluasi, inferensi, penjelasan dan pengaturan diri (Facione, 2015). Mahasiswa yang memiliki
kemampuan berpikir kritis cenderung percaya dan bertindak menurut penalarannya secara logis
dan sistematis berdasarkan informasi yang diterima (Irwan et al., 2019). Sebagai upaya dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa, perlu adanya desain perangkat
pembelajaran yang interaktif dan menarik dengan menggunakan objek sejarah daerah yang
diintegrasikan ke dalam mata kuliah. Dengan demikian, mahasiswa akan mampu memahami dan
menganalisis sejarah maritim dengan mengintegrasikan sejarah budaya daerah wadu tanda rahi
dengan pembelajaran di dalam kelas serta sebagai upaya pelestarian khasanah sejarah budaya
daerah.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa RPS, Buku ajar,
WorkSheet, dan soal tes kemampuan berpikir kritis, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu
menghasilkan perangkat pembelajaran Daring Sejarah Maritim Wadu Tanda Rahi menggunakan
model Project Based Learning (PjBL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
mahasiswa.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Daring
Pada masa pandemic seperti sekarang belajar secara daring menjadi alternative paling efektif
digunakan yaitu menggunakan aplikasi Zoom dan WhatsApp, hanya efektif bagi matakuliah teori
dan teori dan praktikum, sedangkan pada matakuliah praktik dan matakuliah lapangan
perkuliahan secara online kurang efektif (Hikmat et al., 2020).
Pembelajaran Daring bertujuan memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan
(daring) yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat yang lebih banyak dan lebih
luas. Daring kombinasi adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka dan
daring. Daring kombinasi dilaksanakan dengan cara mempersiapkan sistem pembelajaran yang
membutuhkan keterlibatan secara langsung antara mahasiswa dan dosen dalam proses
pembelajaran. Dalam daring kombinasi pelaksanaan pembelajaran tidak dibatasi ruang dan
waktu, yang tidak mewajibkan mahasiswa untuk selalu belajar di dalam ruang kelas dengan
segala peraturan yang kaku. (Sofyana & Rozaq, 2019)
Berdasarkan teori di atas, Pembelajaran daring yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Zoom dan Whaatsup, aplikasi ini dipilih dengan beberapa pertimbangan – pertimbangan tertentu
misalnya efektifitas penyampaian materi, dan kemudahan dalam penggunaan fitur-fitur dalam
aplikasi tersebut.
B. Sejarah Maritim
Sejarah maritim menjadi kajian dan wacana yang tidak pernah berhenti di bahas, kaitanya
dengan pembelajaran sejarah maritim dalam pandangan Lincoln Paine (2013) mencatat sektor
maritim telah mampu menjadi penggerak sejarah umat manusia. Pentingnya kemaritiman dalam
kajian sejarah pernah diungkapkan oleh AB Lapian (1992:3) dalam pidato pengukuhannya
sebagai guru besar. Ia mengungkapkan bahwa laut adalah pembuka sejarah bangsa Indonesia.
Aktivitas kehidupan masyarakat sejak awal penyebarannya terjadi di laut (Utomo, 2014:4), Oleh
karena itu, memperkuat budaya maritim tidak dapat dipisahkan dari kajian sejarah maritim yang
ada di Indonesia.(Relevansi & Ahmad, 2017).
Ciri khas bangsa maritim adalah kehebatannya dalam berlayar dan membangun
peradaban maritim. Kreativitas dan inovatif melalui ketekunan, melekat karakter dalam perilaku
bangsa maritim. Dari rekam jejak, orang-orang yang tinggal di Kepulauan ini telah menunjukkan
kemampuannya sebagai bangsa maritim dalam membuka ruang-ruang baru kehidupan yang
bersifat global dan mengembangkan budaya maritim.(Zuhdi, 2017).
Beradasarkan teori diatas sejarah maritim penting untuk dijelaskan melalui pendidikan,
sehingga harus ada mata kuliah sejarah maritim. Dalam penelitian ini materi sejarah maritim
akan memuat tentang situs wadu tanda rahi, lopi penge, pelabuhan Bima dan sape, situs Nanga
Sia serta bukti sejarah lainya seperti dokumen dan arsip.
C. Situs Budaya Wasu Tanda Rahi, Lopi Penge, Pelabuhan Bima, Pelabuhan Sape,
Situs Nanga Sia.
Wadu Tanda Rahi merupakan situs budaya Bima-Dompu yang memiliki nilai sejarah
yang tinggi, sebagai symbol budaya Bima-Dompu yang tidak terpisahkan dari laut. Wadu Tanda
Rahi berarti Batu yang memandang Suami, situs ini menceritakan kesetiaan seorang istri yang
menunggu suaminya pulang dari pelayaran panjang.(Alan, 2010).
Lopi Penge, Lopi artinya Perahu dan Penge berarti sebuah kerinduan, merupakan sebuah
lagu daerah yang menceritakan tentang kerinduan yang mendalam terhadap seorang kekasih,
namun secara makna lagu Lopi Penge tercipta sebagai symbol kebudayaan masyarakat Bima-
Dompu yang tidak bisa terpisah dari laut sebagai masyarakat bahari.(Kompas:2014)
Pelabuhan Bima dan pelabuhan Sape menjadi salah satu tujuan persinggahan kapal-kapal
dagang dari arah Barat dan Timur, berada dalam jalur pelayaran laut Jawa pelabuhan Bima dan
sape menjadi pelabuhan dagang yang ramai hingga abad ke-19. (Sumiyati, 2018)
Situs Nanga Sia merupakan peninggalan masa prasejarah, situs Nanga Sia menjadi bukti
pemukiman masyarakat Dompu (Hu’u) yang merupakan masyarakat pesisir pantai. Saat
penggalian yang dilakukan oleh balai Arkeologi Denpasar dari tahun 2003 sampai tahun 2005
ditemukan sisa gerabah dan dilakukan pengkajian mendalam maka di simpulkan bahwa situs
nanga sia merupakan bukti ada masyakat pesisir yang pernah hidup. (Mozaik Budaya
Dompu:2015)
Berdasarkan teori-teori sebelumnya dalam penelitian ini pembelajaran sejarah maritim
penting mengintegrasikan sejarah budaya local untuk menjadikan pembelajaran lebih inovatif,
kreatif dan lebih bermakna.
D. Project Based Learning
Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang inovatif, yang
menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Andy Purnomo &
Rohman, 2015). Project Based Learning merupakan strategi belajar mengajar yang melibatkana
mahasiswa untuk mengerjakana sebuah proyek yang bermanfaat untuk masyarakat atau
lingkungan (Rajabi et al., 2015).
Secara garis besar model pembelajaran PjBL memberikan peluang pada sistem
pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, lebih kolaboratif dan mahasiswa terlibat secara
aktif dalam menyelesaikan proyek-proyek secara mandiri serta bekerjasama dengan tim dan
mengintegrasikan masalah yang nyata. Proses pembelajaran dengan model PjBL dilaksanakan
dalam beberapa tahap yaitu (1) penyajian permasalahan; (2) membuat perencanaan; (3)
menyusun penjadwalan; (4) memonitor pembuatan proyek; (5) melakukan penilaian; (6)
evaluasi.(Nurfitriyanti, 2016)
Berdasarkan teori tersebut dalam penelitian ini, penggunaan model Project based
learning menjadikan mahasiswa lebih disiplin, aktif dan kreatif dalam belajar sehingga
menjadikan pelajaran lebih menarik dan bermakna. Pada pelaksanaan pembelajaran sejarah
maritim mahasiswa diberikan penguatan materi awal terkait sejarah maritim dan umpan balik
untuk mengukur pemahaman mahasiswa. Mahasiswa akan dibagi kedalam beberapa kelompok
dan diberikan penugasan dalam bentuk project yang akan dimonitoring pelaksanaannya dalam
bentuk presentasi secara daring.
E. Kemampuan berpikir kritis
Berpikir kritis dapat diartikan sebagai upaya seseorang untuk memeriksa kebenaran dari
suatu informasi menggunakan ketersediaan bukti, logika, dan kesadaran akan bias (Sulaiman &
Syakarofath, 2018). Menurut Beyer (1995) menawarkan definisi yang paling sederhana:
“Berpikir kritis berarti membuat penilaian-penilaian yang masuk akal”.(Zubaidah, 2017). Inti
dari kemampuan berpikir kritis yaitu bagian dari cognitive skill yang terdiri dari interprestasi,
analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan dan pengaturan diri (Facione, 2015).
Berdasarkan teori yang dijelaskan tersebut maka berpikir kritis dalam penelitian ini adalah
kemampuan mahasiswa dalam menganalisis sejarah maritim berdasarkan objek sejarah dan
budaya daerah Bima yang diaplikasikan dalam model Project based learning.
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and
Development (R&D) yang bertujuan untuk mengembangkan Perangkat Pembelajaran
berupa: RPS, LKM, buku ajar ber-ISBN dan soal tes kemampuan berpikir kritis, Model
yang digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan Perangkat Pembelajaran ini yaitu
model 4-D (four-D) model.
B. Tempat dan Waktu Penenlitian
Penenlitian ini dilaksanakan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah semester
V dengan jumlah mahasiswa sebanyak 30 orang, tahun pelajaran 2020/2021
C. Prosedur Penelitian
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sejarah Maritim “Wadu Ntanda Rahi”
Berbasis Project Based Learning (PjBL) dilakukan menggunakan modifikasi Four-D Models
(Model 4-D) yang terdiri dari 4 tahap yaitu:
Langkah-langkah pengembangan Perangkat Pembelajaran Sejarah Maritim “Wadu
Ntanda Rahi” Berbasis Project Based Learning (PjBL) dapat dilihat pada Gambar berikut:
Gambar.1 Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(Diadaptasi dari Thiagarajan 1974: 6-9)

D. Roadmap Penelitian
Roadmap penelitian yang ditunjukan pada gambar berikut, mencakup apa yang sudah
dikasanakan dan dikembangkan di masa mendatang.
Ketercapaian:
1. Artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal nasional terakreditasi 1-6
2. Buku ajar Online ber-ISBN.
3. HKI
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu::
1. Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran
Lembar validasi perangkat pembelajaran terdiri dari lembar validasi RPS, lembar validasi
LKM, lembar validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis, lembar validasi Buku Ajar.
2. Lembar Observasi
lembar observasi digunakan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan kegiatan
belajar selama uji coba terdiri dari: Lembar observasi aktivitas mahasiswa.
3. Lembar observasi kemampuan dosen mengelola pembelajaran
Instrumen ini digunakan untuk mengamati beberapa aspek kemampuan dosen, yang
berkaitan dengan tahapan model pembelajaran project based learning (PjBL)
4. Angket respon mahasiswa
Respon mahasiswa adalah tanggapan mahamahasiswa setelah diterapkan perangkat
pembelajaran menggunakan model PjBL untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
mahasiswa.
4. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Tes Kemampuan Berpikir Kritis digunakan untuk memperoleh informasi tentang
ketuntasan hasil belajar secara klasikal. Bentuk tes adalah uraian dan penilaian bergantung
pada kesulitan soal. Agar tes yang disusun berkualitas memadai, maka diperlukan analisis
butir. Analisis butir tes meliputi uji validitas, uji reliabilitas, dan uji sensitivitas.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Analisis Data Validasi
Perangkat pembelajaran di lakukan analisis berdasarkan masukan, komentar, dan saran dari
validator sebagai pedoman dalam merevisi perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran
dikatan valid jika berada pada katagori rata-rata Dengan demikian, hasil analisis data
yang tidak memenuhi salah satu kategori baik atau sangat baik akan dijadikan bahan
pertimbangan untuk dilakukan revisi.
2. Analisis Data Uji Coba
1) Analisis data kemampuan dosen mengelola pembelajaran
Data tentang kemampuan dosen mengelola pembelajaran dianalisis dengan
menggunakan statistik deskriptif, dikatan efektif jika rata-rata skor dari setiap aspek yang
dinilai untuk setiap RPP berada pada kategori minimal baik yaitu . Hasil analisis
data yang tidak memenuhi kategori baik atau sangat baik akan dilakukan revisi perangkat
pembelajaran yang telah diuji coba.
2) Analisis data aktivitas mahasiswa
Data hasil pengamatan aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran dianalisis dengan
persentase. Persentase pengamatan aktivitas mahasiswa yaitu frekuensi setiap aspek
pengamatan dibagi dengan total frekuensi semua aspek pengamatan dikalikan 100%.
Penentuan kesesuaian aktivitas mahasiswa berdasarkan pada alokasi waktu dalam
rencana pembelajaran (selanjutnya disebut waktu ideal) dengan toleransi 10% diambil
berdasarkan taraf kesalahan dalam pengambilan keputusan yang diperbolehkan untuk
penelitian-penelitian sosial dan pendidikan.
Aktivitas mahasiswa dikatakan efektif apabila waktu yang digunakan untuk
melakukan setiap aspek aktivitas sesuai dengan alokasi waktu yang termuat setiap RPP
dengan toleransi 10% dengan demikian, aspek-aspek aktivitas mahasiswa yang tidak
memenuhi kriteria waktu ideal dengan toleransi 10% akan dijadikan dasar untuk merevisi
perangkat pembelajaran.
3) Data Respon Mahasiswa
Persentase dari setiap respon mahasiswa dihitung dengan rumus:

4) Analisis Data Tes Hasil Belajar


Data yang diperoleh dari THB selanjutnya diolah untuk menentukan validitas butir tes,
sensitivitas butir tes, dan reliabilitas tes.
a. Validitas butir tes
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas yang baik jika hasilnya sesuai dengan
kriteria yang diukur (Arikunto, 2005:64). Rumus yang digunakan adalah rumus
korelasi Product moment, yaitu:
N  XY − ( X )(Y )
rxy =
 
N  X 2 − ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2

keterangan: X = skor butir
Y = skor total
N = banyak mahasiswa yang mengikuti tes
rxy = koefisien korelasi skor butir dan skor total.
b. Reliabilitas tes
Koefisien reliabilitas suatu tes bentuk uraian dapat ditaksir dengan menggunakan
rumus Alpha yaitu sebagai berikut:

RII( ) = (Arikunto, 2005:109).


Keterangan:
RII( )= reliabilitas tes yang dicari
n = banyak butir tes

= jumlah varians tiap-tiap item


= varians total
Interpretasi koefisien reliabilitas tes menggunakan kategori berikut (Ratumanan
dan Laurens, 2006:39):
0,80 < RII( ) ≤ 1.00 : reliabilitas tes tinggi
0,40 < RII( ) ≤ 8,00 : reliabilitas tes cukup
0,00 < RII( ) ≤ 0,40 : reliabilitas tes rendah

c. Sensitivitas butir tes


Untuk menentukan sensitivitas butir tes digunakan rumus:
S

Keterangan:
S = indeks sensitivitas butir
N = banyaknya mahasiswa

= jumlah skor subjek sesudah proses pembelajaran

= jumlah skor subjek sebelum proses pembelajaran


Skormax = skor maksimal yang dicapai mahasiswa
Skormin = skor minimum yang dicapai mahasiswa
(Ratumanan dan Laurens, 2003: 39).
5) Analisis data tes kemampuan berpikir kritis
Analisis data tes kemampuan berpikir kritis mahamahasiswa bertujuan untuk
mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis mahamahasiswa (Hasil Belajar). Data yang
dianalisis adalah data postes. Seorang mahasiswa dikatakan tuntas belajarnya secara
individual jika skor yang diperoleh mahasiswa tersebut lebih dari atau sama dengan 70%
dari skor total. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal tercapai bila pada kelas tersebut
lebih dari atau sama dengan 85% mahasiswa tuntas belajarnya.
G. Tugas Anggota Penelitian
No. Kegiatan Tugas Ketua (Sumiyati,M.Pd) Tugas Anggota 1
Penenlitian (Mulya Yusnarti, M.Pd)

1. Persiapan dan Bertanggung jawab penuh terhadap persiapan Membantu dan bertanggung jawab dalam
pengumpulan Data pengumpulan data terkait sejarah maritim kegiatan persiapan pengumpulan data terkait
serta analisis data “wadu tanda rahi”, analisis awal, akhir, analisis sejarah maritim “wadu tanda rahi”, analisis
Awal mahasiswa, analisis materi, analisis tugas, awal, akhir, analisis mahasiswa, analisis
Soesifikasi tujuan pembelajaran, pemilihan materi, analisis tugas, Soesifikasi tujuan
media, serta penentuan format. pembelajaran, pemilihan media, serta
penentuan format.

2. Merancang Draf I Bertanggung jawab penuh dalam kegiatan Membantu dan bertanggung jawab dalam
perancangan awal perangkat pembelajaran dan kegiatan perancangan awal perangkat
instrument penelitian (Draft I) pembelajaran dan instrument penelitian
(Draft I)

3 Merancang Draft II Bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan Membantu dan bertanggung jawab dalam
validasi, revisi hasil validasi, dan analisis hasil kegiatan validasi, revisi hasil validasi, dan
validasi (Draft II). analisis hasil validasi (Draft II).

4 Merancang Draft III Bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan Uji Membantu dan bertanggung jawab dalam
tahap 1, revisi hasil Uji tahap 1, dan analisis kegiatan Uji tahap 1, revisi hasil Uji tahap 1,
hasil Uji tahap 1, (Draft III). dan analisis hasil Uji tahap 1, (Draft III).

5 Merancang Draft III Bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan Uji Membantu dan bertanggung jawab dalam
(i) tahap II, revisi hasil Uji tahap II, dan analisis kegiatan Uji tahap II, revisi hasil Uji tahap
hasil Uji tahap II, ( Draft III(i) ). II, dan analisis hasil Uji tahap II, ( Draft
III(i) ).

6. Merancang Draft Bertanggung jawab penuh dalam hal merancang Membantu dan bertanggung jawab dalam
Final Draft Final berdasarkan hasil uji coba tahap III kegiatan merancang Draft Final berdasarkan
(i). hasil uji coba tahap III (i).
7 Diseminasi Bertanggung jawab penuh terkait kegiatan Membantu dan bertanggung jawab dalam
seminar local PT, Seminar nasional, publikasi kegiatan seminar local PT, Seminar
ilmiah di jurnal terakreditasi. nasional, publikasi ilmiah di jurnal
terakreditasi.

Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Penyusunan X X
1 Perangkat
Pembelajaran
Penyusunan X
2
Instrument Penelitian
3 Uji Validitas Pakar X
4 Revisi X
5 Uji Coba 1 X
6 Revisi X
7 Uji Coba 2 X
8 Revisi X
9 Analisis Data X X X
Penyusunan Laporan X X X
10
Penelitian
Penulisan Artikel dan X X
11
Seminar Hasil
12 Pelaporan X

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
Andy Purnomo, E., & Rohman, A. (2015). Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Project
Based Learning (Pbl) Berbasis Maple Matakuliah Kalkulus Lanjut Ii. Jkpm, 2(2), 20–24.
Facione, P. A. (2015). Critical Thinking : What It Is and Why It Counts. 1–30.
Hikmat, Hermawan, E., Aldim, & Irwandi. (2020). Efektivitas Pembalajaran Daring Selama
Masa Pandemi Covid-19 : Sebuah Survey Online. Digital Library, UIN SUnan Gung Djati,
Bandung.
Irwan, I., Maridi, M., & Dwiastuti, S. (2019). Developing guided inquiry-based ecosystem
module to improve students’ critical thinking skills. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia,
5(1), 51–60. https://doi.org/10.22219/jpbi.v5i1.7287
Nurfitriyanti, M. (2016). Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(2), 149–
Rajabi, M., Ekohariadi, E., & Buditjahjanto, I. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Instalasi Sistem Operasi Dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek. Jurnal Pendidikan
Vokasi UNESA, 3(01), 247005.
Relevansi, U. D. A. N., & Ahmad, T. A. (2017). Urgensi Dan Relevansi Pembelajaran Sejarah
Maritim Untuk Wilayah Pedalaman. Paramita - Historical Studies Journal, 27(1), 113–126.
https://doi.org/10.15294/paramita.v27i1.9190
Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19. BIODIK.
https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759
Sofyana, L., & Rozaq, A. (2019). Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp Pada
Kelas Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas Pgri Madiun. Jurnal Nasional
Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI), 8(1), 81.
https://doi.org/10.23887/janapati.v8i1.17204
Sulaiman, A., & Syakarofath, N. A. (2018). Berpikir Kritis: Mendorong Introduksi dan
Reformulasi Konsep dalam Psikologi Islam. Buletin Psikologi, 26(2), 86.
https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.38660
Sumiyati, S. (2018). Eksistensi Bima Dalam Pelayaran Dan Perdagangan Antar Pulau.
Diakronika, 18(1), 39. https://doi.org/10.24036/diakronika/vol18-iss1/60
Yuliati. (2014). Kejayaan Indonesia Sebagai Negara Maritim. Jurnal Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan, 27(2), 6. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17977/jppkn.v27i2.5523
Zubaidah, S. (2017). Berfikir Kritis :kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Yang dapat
Dikembangkan Melalui Pembelajaran Sains, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Malang. January 2010, 100.
Zuhdi, S. (2017). The Character of Maritime Nation In Facing The Global Challenge: A
Historical Perspective. Historia: Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah, 13(2), 217.
https://doi.org/10.17509/historia.v13i2.6213

Anda mungkin juga menyukai