Anda di halaman 1dari 20

Proposal Penelitian

PENGARUH PEMANFAATAN MULTI MEDIA


PEMBELAJARANBERBASIS TIK TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA TA 2022/2023
(Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Di SMA Negeri I Panai Tengah kelas X)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah


“Seminar Pendidikan”

Disusun Oleh :
Nur Halimah ( 1904300090 )

Mata Kuliah : Seminar Pendidikan


Semester : VII
Dosen Pengampu : H. Mursium, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LABUHANBATU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-
Nyalah sehingga Penyusunan Proposal Penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pemanfaatan Multi Media Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri I Panai Tengah TA
2022/2023” telah dapat diselesaikan.

Proposal Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas
semester guna untuk mendapatkan nilai yang baik di mata kuliah Seminar
Pendidikan.

Penulis menyadari Proposal Penelitian ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh
penulis. Akhirnya penulis berharap semoga Proposal Penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amin.

Tj.Sarang Elang, 10 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii

BAB I (Pendahuluan)
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 2
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 3
D. Perumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4

BAB II (Landasan Teori/Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian)


A. Landasa Teori ................................................................................................ 5
B. Kerangka Berfikir ...…………….………………………….......................... 12
C. Hipotesis Penelitian …………….………………………….......................... 13

BAB III (Metode Penelitian)


A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 14
B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................................... 14
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ……………………… 14
D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ……………………………... 14
E. Analisis Data ...………………………………………………....................... 15

Daftar Pustaka............................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya tidak dianggap oleh
siswa sebagai pelajaran yang sukar. Para siswa tidak pernah
mengategorikan sebagai momok seperti halnya Pelajaran Matematika,
Fisika, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Tetapi pada kenyataannya nilai hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia tidak lebih baik dari
mata pelajaran yang dianggap sukar dan sebagai momok bagi siswa.
Permasalahan ini muncul bukan hanya karena kemampuan dan motivasi
belajar siswa yang kurang, tetapi juga faktor lingkungan belajar yang
kurang mendukung. Dalam hal ini kreativitas guru bahasa Indonesia dalam
mengelola pembelajaran mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, guru sebagai
pengelola pembelajaran harus mengemas pembelajaran yang efektif dan
bermakna bagi siswa. Pembelajaran akan memiliki makna, jika
pembelajaran yang dikemas guru dapat dinikmati oleh siswa dan dapat
memotivasi siswa. Setya Yuwana Sudikan (2004: 2) menegaskan,
mengajar adalah menata lingkungan agar pembelajar termotivasi dalam
menggali makna serta menghargai ketidak seragaman.
Pada saat ini di sekolah telah mulai diperkenalkan pemanfatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dalam proses pembelajaran
setidaknya TIK menempati tiga peranan, yakni sebagai konten
pembelajaran (standar kompetensi), sebagai media pembelajaran, dan
sebagai alat belajar. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan
multimedia dalam pembelajaran menunjang efektivitas dan efesiensi
proses pembelajaran. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Francis
M. Drawer. Hasil penelitian ini antar lain menyebutkan bahwa setelah
lebih dari tiga hari pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang
disampaikan melalui tulisan sebesar 10%, pesan audio 10%, visual 30%,
audio visual 50%, dan apabila ditambah dengan melakukan, maka akan

1
mencapai 80%. Berdasarkan hasil penelitian ini maka multi media
pembelajaran berbasis TIK dapat dikatakan sebagai media yang
mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu proses
pembelajaran.
Multi media telah mengalami perkembangan konsep sejalan
dengan perkembangan teknologi pembelajaran. Ketika teknologi komputer
belum dikenal, konsep multi multimedia sudah dikenal yakni dengan
mengintegrasikan berbagai unsur media, seperti: cetak, kaset, audio, video,
dan slide suara. Unsur-unsur tersebut dikemas dan dikombinasikan untuk
menyampaikan suatu topik materi pelajran tertentu. Pada konsep ini, setiap
unsur media dianggap mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatan
salah satu unsur media dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan media
lainnya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang
sangat pesat telah membawa perubahan besar pada segala bidang,
termasuk bidang pendidikan. Bila dimanfaatkan dengan tepat, maka TIK
dapat meningkatkan mutu pendidikan. Tulisan ini merupakan salah satu
upaya untuk mendorong para warga sekolah dalam mengembangkan dan
memanfaatkan TIK, khususnya multi media pembelajaran.
Pada hakikatnya tujuan dasar perlunya multi media pembelajaran
adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran.
Indikator yang harus dipenuhi, yakni mencakup aspek desain
pembelajaran, aspek rekayasa perangkat lunak, dan aspek komunikasi
visual.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah
dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Perlunya pengembangan kreativitas guru bahasa Indonesia dalam
mengelola pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Banyak metode yang dapat digunakan guru bahasa Indonesia
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

2
3. Perlunya terus-menerus pengayaan wawasan pengetahuan siswa,
sebab pengetahuan yang luas merupakan ”modal” dalam
meningkatkan hasil belajar.
4. Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan
salah satu cara untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
menarik.
5. Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
6. Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat masalah yang tercakup dalam penelitian ini sangat luas
maka penulis membatasinya sebagai berikut.
1. Objek penelitan ini adalah bagaimana pengaruh pemanfaatan multi
media pembelajaran berbasis TIK terhadap motivasi belajar siswa.
2. Objek penelitan ini adalah bagaimana pengaruh pemanfaatan multi
media pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil belajar siswa.
3. Materi pembelajaran bahasa Indonesia yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pada pembelajaran menulis narasi.
4. Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Labuhanbatu.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah tersebut di atas maka dapat ditentukan rumusan
masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran
berbasis TIK terhadap motivasi belajar menulis narasi bagi siswa
kelas Kelas X
2. Bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran
berbasis TIK terhadap hasil belajar menulis narasi bagi siswa kelas
X

3
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran
berbasis TIK terhadap motivasi belajar menulis narasi bagi siswa
kelas X
2. Mengetahui pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran
berbasis TIK terhadap hasil belajar menulis narasi bagi siswa kelas
X

F. Manfaat Penelitian
Penulisan proposal penelitian dengan judul ”Pengaruh
Pemanfaatan Multi Media Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Di SMA Negeri I Panai
Tengah TA 2022/2023” ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Menumbuhkan minat dan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar yang
diharapkan.
2. Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.
3. Mengenalkan kepada para guru dalam memanfaatkan Multi Media
Pembelajaran Berbasis TIK untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran menulis narasi.
4. Memberikan sumbang saran dalam memecahkan persoalan
pembelajaran, khususnya upaya menumbuhkan kemampuan
berpikir secara logis.
5. Mendorong terlaksananya proses pembelajaran aktif, kreatif,
inovatif, dan menyenangkan yang dapat mendukung tercapainya
tujuan kegiatan pembelajaran.
6. Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat
menunjukkan bahwa ia mampu memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya, khususnya pada pelajaran menulis narasi.

4
7. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan.

5
BAB II
LANDASAN TEORI / KAJIAN PUSTAKA
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teori
1. Multi Media Pembelajaran
Multi media adalah media yang menggabungkan dua unsur atau
lebih media yang terdiri atas teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan
animasi secara terintegrasi. Multi media terbagi menjadi dua kategori,
yaitu, multi media linier dan multi media interaktif. Multi media linier
adalah suatu multi media yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol
apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multi media ini berjalan
sekuensial (berurutan), contohnya, TV dan film. Multi media interaktif
adalah suatu multi media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang
dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa
yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multi media
interaktif adalah multi media pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan
lain-lain.
Adapun penjelasan makna dari kata media menurut para ahli
adalah sebagai berikut:
 Menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen pada
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa belajar.
 Pendapat Briggs, media adalah segala alat fisik yang
menyajikan pesan serta dapat merangsang siswa untuk belajar.

Pembelajaran adalah suatu upaya bimbingan bagi siswa agar secara


sadar siswa mempunyai keinginan untuk belajar sebaik-baiknya sesuai
dengan tahapan kemampuannya. Jadi pengertian dari Media Pembelajaran
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan siswa yang digunakan
sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan dalam proses belajar
sehingga siswa teransang minat dan perhatiannya untuk belajar.

Pada proses pembelajaran, media pembelajaran berguna untuk


memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbal yang hanya dengan

6
kata-kata tertulis dan penjelasan lisan, mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu serta daya indera, membuat siswa lebih aktif dan mengurangi sifat
pasifnya, mengakomodir perbedaan individu siswa, dan membuat
pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan. Peranan Media
pembelajaran menurut Gerlac dan Ely (1971: 285) ditegaskan bahwa ada
tiga keistemewaan yang dimiliki media pembelajaran yaitu:

 Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan


menampilkan kembali suatu objek atau kejadian
 Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek
atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan
keperluan
 Media mempunyai kemampuan untuk menampilkan sesuatu objek
atau kejadian yang mengandung makna.
2. Manfaat Multi Media Pembelajaran
Multi media pembelajaran akan memberikan manfaat yang
sangat besar bagi para guru dan siswa, apabila multi media
pembelajaran dipilih, dikembangkan, dan digunakan secara tepat dan
baik. Secara umum manfaat yang bisa di peroleh adalah proses
pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar
dapat dikurangi, kualitas belajar sisiwa dapat ditingkatkan, serta sikap
belajar siswa dapat ditingkatkan. Manfaat tersebut di atas dapat
diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multi media
pembelajaran, yaitu;
 Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh
mata, seperti kuman, bakteri, elektron, dan lain-lain.
 Memperkecil benda yang besar, yang tidak mungkin
didatangkan ke sekolah.
 Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan
berlangsung cepat atau lambat.
 Menyajikan peristiwa yang tidak mungkin dilaksakan karena
akan memakan biaya yang besar.

7
 Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Dan masih
banyak lagi.
3. Proses Kreatif dalam Menulis
Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak
melibatkan cara berpikir divergen (menyebar) daripada konvergen
(memusat) (Supriadi, 1997: 26). Menulis tidak ubahnya dengan
melukis. Penulis memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya.
Kendatipun secara teknis ada kriteria-kriteria yang dapat diikutinya,
tetapi wujud yang akan dihasilkan itu sangat bergantung pada
kepiawaian penulis dalam mengungkapkan gagasan. Banyak orang
mempunyai ide-ide bagus di benaknya sebagai hasil dari pengamatan,
penelitian, diskusi, atau membaca. Akan tetapi, begitu ide tersebut
dilaporkan secara tertulis, laporan itu terasa amat kering, kurang
menggigit, dan membosankan. Fokus tulisannya tidak jelas, gaya
bahasa yang digunakan monoton, pilihan katanya (diksi) kurang tepat
dan tidak mengena sasaran, serta variasi kata dan kalimatnya kering.
Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif,
penyusunan sebuah tulisan memuat empat tahap, yaitu :
 tahap persiapan (prapenulisan)
 tahap inkubasi
 tahap iluminasi
 tahap verifikasi/evaluasi
Keempat proses ini tidak selalu disadari oleh para pembelajar
bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Jika dilacak lebih jauh lagi,
hampir semua proses menulis (esai, opini/artikel, karya ilmiah,
artistik, atau bahkan masalah politik sekali pun) melalui keempat
tahap ini. Harap diingat, bahwa proses kreatif tidak identik dengan
proses atau langkahlangkah mengembangkan laporan tetapi lebih
banyak merupakan proses kognitif atau bernalar.
Pertama, tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika
pembelajar menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan
masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran

8
dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi,
membaca, mengamati, dan sebagainya yang memperkaya masukan
kognitif yang akan diproses selanjutnya.
Kedua, tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses
informasi yang dimilikinya sedemikian rupa sehingga
mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan
keluar yang dicarinya. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang
mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam. Proses
ini seringkali terjadi secara tidak disadari, dan memang berlangsung
dalam kawasan bawah sadar (subconscious) yang pada dasarnya
melibatkan proses perluasan pikiran (expanding of the mind). Proses
ini dapat berlangsung beberapa detik sampai bertahun-tahun.
Biasanya, ketika seorang penulis melalui proses ini seakan-akan ia
mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Oleh karena itu, tidak jarang seorang penulis yang tidak sabar
mengalami frustrasi karena tidak menemukan pemecahan atas
masalah yang dipikirkannya. Seakan-akan melupakan apa yang ada
dalam benak kita. Berekreasi dengan anggota keluarga, melakukan
pekerjaan lain, atau hanya duduk termenung. Kendatipun demikian,
sesungguhnya di bawah sadar sedang mengalami proses pengeraman
yang menanti saatnya untuk segera “menetas”.
Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau
insight, yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan
dari pikiran. Pada saat ini, apa yang telah lama dipikirkan menemukan
pemecahan masalah atau jalan keluar. Iluminasi tidak mengenal
tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika duduk di kursi, sedang
mengendarai mobil, sedang berbelanja di pasar atau di supermarket,
sedang makan, sedang mandi, dan sebagainya.
Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan
amat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali
sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Tentu saja
untuk peristiwa tertentu, menuliskannya setelah selesai melakukan

9
pekerjaan. Seringkali orang menganggap iluminasi ini sebagai ilham.
Padahal, sesungguhnya ia telah lama atau pernah memikirkannya.
Secara kognitif, apa yang dikatakan ilham tidak lebih dari proses
berpikir kreatif. Ilham tidak datang dari kevakuman tetapi dari usaha
dan ada masukan sebelumnya terhadap referensi kognitif seseorang.
Keempat, tahap terakhir, yaitu verifikasi, apa yang dituliskan
sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan
disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak
perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-
lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka,
sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa
menghilangkan esensinya. Jadi, pada tahap ini menguji dan
menghadapkan apa yang ditulis itu dengan realitas sosial, budaya, dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
4. Pembelajaran Menulis dengan Baik
Di dalam pembelajaran menulis siswa tidak dapat dibawa
langsung pada kegiatan inti. Pengetahuan tentang ciri-ciri tulisan yang
baik perlu ditanamkan pada siswa terlebih dalam dahulu. Sebuah tulisan
selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu bentuk dan isi. Bentuk
berkenaan dengan bahasa, sedangkan isi berkaitan dengan materi yang
dikandung dalam tulisan, apapun jenis tulisannya.
Ditinjau dari dua aspek tersebut, Nursisto (2000: 47)
mengemukakan beberapa ciri tulisan yang baik, sebagaimana diuraikan
di bawah ini :
 Berisi hal-hal yang bermanfaat.
Tulisan yang bisa memenuhi kebutuhan pembaca akan
mendapat penghargaan masyarakat. Sangat mungkin tulisan itu
tidak begitu mendalam, tetapi memberikan manfaat langsung
bagi pembaca.
 Pengungkapan jelas
Pengungkapan yang jelas dapat ditandai dengan
mudahnya sebuah tulisan dicerna oleh pembaca. Dengan

10
pengungkapan yang semakin jelas, sebuah tulisan akan
semakin mudah untuk diikuti. Faktor pendukung utamanya
adalah pilihan kata (diksi), ketepatan struktur kalimat,
akuratnya pilihan kata-kata penghubung, pengorganisasian ide
yang padu, kesesuaian menentukan contoh-contoh, ilustrasi,
dan masih banyak lagi. Pengungkapan yang jelas tidak akan
membingungkan pembaca karena permasalahan yang
dibicarakan dalam karangan dapat dipahami oleh pembaca
secara tepat dan benar.
 Penciptaan kesatuan dan pengorganisasian
Tulisan yang mampu menciptakan kesatuan dan
sekaligus terorganisasi dengan baik ditandai oleh mudahnya
pembaca memahami tulisan. Sebaiknya tulisan langsung
menjelaskan inti permasalahan dan tidak berbelit-belit.
Perpindahan pembahasan dari satu masalah ke masalah yang
lain berlangsung secara mulus tanpa menimbulkan
kesenjangan. Tiap kalimat dapat mendukung ide utama
paragraf. Setiap kali ditambahkan kalimat baru, kalimat
tersebut masih berdaya dukung terhadap kalimat sebelumnya.
 Efektif dan efisien
Yang dimaksud dengan efektif dan efisien adalah
pengungkapan suatu maksud dengan mengutamakan efesiensi
dan efektifitas, yaitu dalam menggunakan kalimat dan kata-
kata yang ringkas, namun dapat menjangkau makna yang luas.
 Ketepatan penggunaan bahasa
Tulisan yang baik juga ditentukan oleh penggunaan
bahasa. Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan
meningkatkan bobot tulisan. Hal yang tercakup di dalamnya
adalah kesanggupan penulis untuk memnuhi berbagai kaidah
berbahasa Indonesia secara tepat. Pembentukan kata,
penyusunan kelompok kata, penyusunan kalimat, serta
penguasaan ejaan dan tanda baca harus memadai.

11
 Terdapat variasi kalimat
Variasi yang berkaitan dengan penggunaan bahasa
dalam tulisan adalah penyusunan kalimat panjang dan pendek
secara berselangseling. Untuk menghindari penggunaan kata-
kata yang sama secara berulang-ulang dengan cara mencari
sinonimnya, atau menampilkan kalimat bermajas adalah cara-
cara membuat variasi kalimat. Ditampilkannya kalimat retoris
dapat mengundang perhatian pembaca. Ungkapan, pepatah, dan
peribahasa yang ditampilkan secara tepat juga dapat
menghilangkan kejenuhan. Demikian pula bila sesekali
ditampilkan kata-kata bersajak dalam komposisi yang tepat dan
tidak dipaksakan. Harmoni atau nuansa serasi adalah suatu hal
yang di senangi oleh setiap orang.
 Vitalitas
Tulisan yang baik biasanya penuh tenaga dan kaya
dengan potensi. Kandungan kekuatan dalam tulisan itu
menjadikan pembaca merasa bahwa si penulis hadir di dalam
tulisannya. Pembaca merasa seakanakan penulis ada di
dekatnya sehingga terjadi kontak dan timbul jalinan yang akrab
antara pembaca dengan penulis.
 Cermat
Tulisan dikatakan baik, tidak terlepas dari kecermatan.
Hal-hal kecil, seperti titik dan koma tidak boleh dianggap
remeh dan diabaikan. Kecermatan juga sangat diperlukan
ketika memilih kata maupun menyusun kalimat. Dengan
kecermatan itu, tulisan yang di susun akan semakin baik dan
terhindar dari kekurangan.
 Objektif
Menulis adalah mengungkapkan sesuatu secara jujur,
tidak terdapat muatan emosi, dan realistis. Pengungkapan harus

12
runtut dan teratur. Selain itu, uraian harus mencerminkan
bahwa penulis benar-benar menguasai dan menghayati
permasalahan yang diuraikannya.
5. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar seseorang ditentukan dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal.
Hasil belajar terbentuk dari dua kata yaitu „hasil‟ dan „belajar‟ yang
masingmasing kata tersebut mengandung arti. Hasil menunjukan pada
suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
merubah fungsi awalnya. Dalam suatu input-proses-hasil, hasil dapat
jelas dibedakan dengan input akibat dari perubahan oleh proses.
Begitu pun pada kegiatan belajar mengajar, setelah belajar siswa
berubah perilakunya dibanding sebelumnya.
Adapun makna belajar menurut Grounlund (1985: 25), adalah
proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk
mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Perubahan itu diperoleh
melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu
yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman. Belajar dilakukan
untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang
belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi
hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel, 1999:
51). Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan
pengajaran yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom, E. Simpson
dan A. Harrow (Winkel,1999: 244) yang mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.

B. Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi
tingkat kesulitannya dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan
berbahasa yang lain, yaitu mendengarkan, berbicara, dan membaca. Untuk
itu, penelitian ini menitikberatkan pada keterampilan menulis. Untuk

13
mencapai keberhasilan dalam pembelajaran menulis perlu adanya motivasi
yang tinggi. Tindakan kreatif guru bahasa Indonesia dalam mengemas dan
menyajikan materi pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis
penting dilakukan, supaya pembelajaran lebih bermakna, menarik, mudah
dipahami, dan dapat membangun kreativitas siswa, dan pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan pemanfaatan Multi Media Pembelajaran Berbasis TIK.

C. Hipotesis Penelitian
Kegiatan menulis narasi mempunyai peranan penting dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Melalui menulis narasi siswa tidak
semata-mata dilatih menulis, tetapi secara utuh siswa juga belajar
keterampilan berbahasa Indonesia. Siswa dapat menulis narasi dengan baik
jika memiliki wawasan pengetahuan yang luas, kepekaan batin, dan daya
imajinasi yang tinggi. Wawasan itu dapat diperoleh melalui proses membaca,
mendengarkan, maupun melalui komunikasi lisan (berbicara). Pembelajaran
keterampilan menulis mempunyai tujuan praktis. Siswa dapat menerapkan
materi dalam bentuk tulisan, bukan sekadar teori yang mudah dilupakan.
Keterampilan menulis sangat diperlukan untuk mengembangkan keterampilan
berbahasa secara kompleks yang berguna dalam mengembangkan kecakapan
hidup .
Oleh karena itu, diharapkan setelah siswa lulus SMA mempunyai
keterampilan menulis yang memadai. Berdasarkan uraian di atas hipotesis
yang dapat dirumuskan adalah:
 Dengan pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK dapat
bermanfaat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran
bahasa Indonesia di SMA Negeri I Panai Tengah TA 2022/2023.
 Dengan pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK dapat
bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran
bahasa Indonesia di SMA Negeri I Panai Tengah TA 2022/2023

14
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian terhadap pengaruh pemanfaatan multi media
pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil belajar siswa ini
dilaksanakan di SMA Negei I Panai Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran
2022/2023 , tepatnya pada bulan November 2022.

B. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
penelitian deskriptif. Peneliti melakukan survey ke SMA Negeri I Panai
Tengah yang menjadi objek penelitian lalu melakukan analisis terhadap
hasil belajar siswa yang diakibatkan oleh proses pembelajaran. Analisis ini
mencakup observasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa dan hasil belajar siswa.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel


Populasi dan wilayah generalisasi penelitian ini adalah siswa kelas
X Tahun Pelajaran 2022/2023. Dalam penelitian ini seluruh populasi yang
telah disebutkan akan diteliti seluruhnya atau seluruh populasi akan
menjadi sampel total (sensus). Jadi dalam penelitian ini mengambil sampel
semua siswa kelas X sebanyak 120 siswa.

D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian


Pada penelitian ini, instrumen yang akan digunakan dalam
pengumpulan data adalah penggunaan qoessioner atau angket. Angket ini
berisi pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek penelitian
yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian. Angket ini diperlukan

15
untuk memperoleh data berupa respon siswa terhadap proses pembelajaran
dengan pemanfaatan multi media pembelajaran berbasisi TIK.

E. Analisis Data
Dalam penelitian ini kegiatan analisis data dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data di lapangan. Dari data yang terkumpul
kemudian dianalis dengan cara :
1. mereduksi data
2. display data
3. kesimpulan dan verivikasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ade Kusnandar dkk. 2007. Panduan Pengembangan Multi Media Pembelajaran.


Jakarta: Depdiknas.

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia. 2008.
Pedoman Penulisan Skripsi. Madiun: IKIP.

Malawi, Ibadullah. 2009. Diktat Kuliah Penelitian Pendidikan. Madiun: IKIP.

Nur Bahdin Tanjung dan Ardial. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Fajar
Interpratama Offset.

Nursisto. 2000. Penuntun Mengarang. Jakarta: Adi Cita Karya Nusa.

Pamungkas. 1997. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang


Disempurnakan. Surabaya: Giri Surya.

Sudjana, Nana. 2006. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

17

Anda mungkin juga menyukai