Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN


DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DI SD NEGERI 102 INP BONTOKADATTO)

NAMA : Alia Ayu Dwiyanti


NIM : 1929041052
KELAS : PTIK C 2019

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah suatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan
belajar yang dilakukan peserta didik.[2] Media adalah berbagai komponen pada
lingkungakupan belajar yang membantu pemebelajar untuk belajar.
Berdasarkan pengertian diatas ,media pembelajaran dapat di pahami sebagai salah satu yang
dapat meyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana  sehingga
terjadi lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat di lakukan proses secara
efektif dan efisien. Memang sumber belajar memiliki makna yang sangat berdekatan dengan
media pemebelajaran[3]
Sumber belajar bisa di pakai sebagai media belajar dan sebaliknya media pembelajaran juga
dapat di jadikan sebagai sumber belajar. Sumber belajar memiliki cakupan (ruang
lingkup),sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas di bandingkan media
pembelajaran. Apabila media pembelajaran kita pahami dalam arti penyalur pesan,maka tidak
semua sumber belajar dapat menjadi media pembelajaran.
Didalam buku berjudul Intuctional Tecnologies :The Definition and Domains of the
field(1994) AECT membedakan lima  jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran yaitu:
1.      Pesan (message)
Pesan baik formal maupun informal dapat di manfaatkan sebagai bahan atau sumber
belajar. Pesan-pesan  formal ini bisa dalam bentuk verba/lisan dan bisa pula berbentuk
dokumen seperti peraturan perundang-undangan ,kurikulum,silabus RPP dan lain-lain.
2.      Orang
pada dasarnya setiap orang dapat berperan sebagai sumber belajar dan bahan
pembelajaran karena dari seorang kita dapat memperoleh informasi dan pengetahuan-
pengetahuan baru.

3.      Bahan dan program


Bahan dan program aplikasi merupakan suatu format yang biasanya digunakan  sebagai
program program pendukung dalam menyimpan pesan-pesan pembelajaran seperti buku
paket,buku teks,handbook,modul, program video ,audio, film alat peraga dan sebagainya .
4.      Alat (device)
Alat yang dimaksud disini adalah benda yang berbentu fisik sering disebut juga (hardware)
misalnya multimedia, projector,slide projejtor, tape recorder dan sebagainya

5.      Metode
Metode merupakan cara atau langkah-langkah yang digunakan pengajar(guru)  dalam
menyampaikan materi pembelajaran yang di harapkan ada beberapa metode pembelajarn
sebagai berikut demonstrasi, diskusi,ceramah praktikum dan sebagainya .
Berbagai hasil survei nasional dan internasional menunjukan bahwa pencapaian prestasi
belajar di Indonesia sangat rendah di bawah Negara-negara tetangga seperti
malasiya,singapura,dan Negara tetatngga lainya.
 Faktro utama yang menyebabkan rendahnya pencapaian prestasi belajar di Indonesia adalah
kurangnya ketrampilan tenaga pendidik dalam pengelolaan pembelajaran(Dikti,2007)  pada
umumnya ,tenaga pendidik di indonesia menggunakan pembelajaran konvesional yang
bersifat verbalistik dan proses pembelajaran sangat terpusat pada pengajar. Kualitas
pembelajaran memerlukan berbagai upaya untuk mewujudkannya upaya tersebut terkait
dengan berbagai komponen yang terlibat media pembelajaran .di antaranya adalah
pemanfaatan media pembelajaran.
Hasil penelitian felton , et al(2001)  menunjukan bahwa penggunaan media dalam proses
pembelajaran secara segnifikan mampu meningkatkan pencapaian hasil belajar.di samping itu
metode pembelajaran juga menentukan pencapaian prestasi(Asyhar,2009)
Berdasarkan latar belakang di atas, pengembangan media dalam  pembelajaran akan
membuat siswa terlibat aktif  dan siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan
logis karena siswa dituntut untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya berdasarkan
pengalamannya, dan mencari penyelesaian masalah yang dihadapinya, sehingga tercipta
pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru tetapi juga berpusat pada siswa, dan pada
akhirnya diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.
Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan
mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki,
informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan demikian diharapkan dalam
pengembangan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh
karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan pengkajian secara teoretis maupun praktis
permasalahan ini dengan judul:  “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SDN 102 INP BONTOKADATTO”

B.   Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka ada beberapa masalah yang dapat penulis
identifikasi yaitu sebagai berikut:
1.      Sumber belajar tidak terbatas hanya pada buku-buku  di perpustakaan dan guru di sekolah.
2.      Paradigma baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan imajinasi siswa dalam meng
apersepsikan pelajaran
C.   Pembatasan Masalah
Untuk menghindari agar masalah tidak terlalu meluas dan menyimpang, maka penulis
membatasi masalah sebagai berikut:
1.      Obyek penelitian
Obyek dalam penelitian ini dibatasi adalah pengembangan media dalam  pembelajaran dalam
meningkatkan hasil belajar di SDN 102 INP BONTOKADATTO
2.      Subyek penelitian
a.    Proses pembelajaran difokuskan pada keterlibatan dan suasana kelas dalam pembelajaran
siswa  
b.    Hasil pembelajaran siswa SDN 102 INP BONTOKADATTO meliputi 3 aspek yaitu
kogmnitif, afektif dan psikomotorik.

D.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Apakah Pengembangan Media Pembelajaran Dapat Meningkatkan hasil Belajar Siswa di
SDN 102 INP BONTOKADATTO
E.   Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan penelitian
a.     Untuk mengetahui apakah proses pembelajaran dengan pengembangan media dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b.    Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan hasil belajara siswa dengan pengembangan media
pembelajaran
2.      Manfaat Penelitian 
a.       Membuka cakrawala yang luas terhadap materi pelajaran yang di berikan peserta didik dan
memudahkan persepsi peserta didik dalam proses belajar
b.      Memberikan pengalaman belajar yang konkret langsung terhadap peserta didik
F.    Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup sebagai  berikut:
1.      Pengembangan media pembelajaran ini, merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu bukti keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi yang di ajarkan dengan memngembangkan media dalam pemebelajaran
yang di lakukan oleh guru.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Tinjauan Pusataka
1.      Pengertian Pengembangan Media Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan
belajar yang dilakukan peserta didik.[4] Media adalah berbagai komponen pada
lingkungakupan belajar yang membantu pemebelajar untuk belajar.
Berdasarkan pengertian diatas ,media pembelajaran dapat di pahami sebagai salah satu yang
dapat meyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana  sehingga
terjadi lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat di lakukan proses secara
efektif dan efisien. Memang sumber belajar memiliki makna yang sangat berdekatan dengan
media pemebelajaran[5]
Sumber belajar bisa di pakai sebagai media belajar dan sebaliknya media pembelajaran juga
dapat di jadikan sebagai sumber belajar. Sumber belajar memiliki cakupan (ruang
lingkup),sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas di bandingkan media
pembelajaran. Apabila media pembelajaran kita pahami dalam arti penyalur pesan,maka tidak
semua sumber belajar dapat menjadi media pembelajaran.
Didalam buku berjudul Intuctional Tecnologies :The Definition and Domains of the
field(1994) AECT membedakan lima  jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran yaitu:
1.      Pesan (message)
Pesan baik formal maupun informal dapat di manfaatkan sebagai bahan atau sumber
belajar. Pesan-pesan  formal ini bisa dalam bentuk verba/lisan dan bisa pula berbentuk
dokumen seperti peraturan perundang-undangan ,kurikulum,silabus RPP dan lain-lain.
2.      Orang
pada dasarnya setiap orang dapat berperan sebagai sumber belajar dan bahan
pembelajaran karena dari seorang kita dapat memperoleh informasi dan pengetahuan-
pengetahuan baru.

3.      Bahan dan program


Bahan dan program aplikasi merupakan suatu format yang biasanya digunakan  sebagai
program program pendukung dalam menyimpan pesan-pesan pembelajaran seperti buku
paket,buku teks,handbook,modul, program video ,audio, film alat peraga dan sebagainya .
4.      Alat (device)
Alat yang dimaksud disini adalah benda yang berbentu fisik sering disebut juga (hardware)
misalnya multimedia, projector,slide projejtor, tape recorder dan sebagainya
5.      Metode
Metode merupakan cara atau langkah-langkah yang digunakan pengajar(guru)  dalam
menyampaikan materi pembelajaran yang di harapkan ada beberapa metode pembelajarn
sebagai berikut demonstrasi, diskusi,ceramah praktikum dan sebagainya .
Dalam keberhasilan belajar ada factor- factor yang perlu diperhatikan untuk mencapai hasil
belajar yang sesuai. Menurut Roestiyah menyatakan ada factor- factor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar, Yaitu :
1.      Faktor internal adalah faktor yang timbul dari anak itu sendiri dapat berwujud kebutuhan,
aktivitas kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani
2. Faktor eksternal adalah faktor  yang datang dari luar anak, dapat berwujud
lingkungan belajar, motivasi belajar, sosial, ekonomi dan keluarga.[6]
Dimyati dan Mudjiono mengemukakan bahwa keberhasilan belajar tergantung pada beberapa
faktor, yaitu: 1) faktor internal, ialah faktor yang berasal dari dalam diri anak/siswa itu
sendiri. 2) faktor eksternal, ialah faktor yang berasal dari luar diri anak/siswa. Faktor internal
meliputi: bahan belajar, motivasi, sikap, perasaan, emosi, dan intelegensi. Sedangkan faktor
eksternal meliputi: bahan pelajaran, metode mengajar, media pendidikan dan lingkungan
dalam kelas maupun di luar kelas.
Dengan konsep ini pembelajaran diharapkan dapat lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran yang berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan praktikum siswa, sehingga siswa
mengalami sendiri bukan tranfer pengetahuan dari guru.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa secara natural pikiran mencari makna konteks sesuai dengan
situasi dunia nyata lingkungan seseorang, dan itu dapat terjadi melalui pencarian hubungan yang
masuk akal dan bermanfaat. Pemanduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam
pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam dimana
siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya. Siswa mampu secara
independent menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah baru dan belum
pernah dihadapi, serta memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap belajarnya seiring dengan
peningkatan pengalaman dan pengetahuan mereka.
B.     Kerangka Pemikiran
Pembelajaran adalah adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya,
sehingga tejadi perubahan prilaku ke rah yang lebih baik. Proses belajar – mengajar, petama kali
yang harus diperhatikan adalah peset didik. Karena peserta didiklah yang memiliki tujuan. [7]
Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai
perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber
utama pengetahuan, dan ceramah menjadi pilihan utama strategi pembelajaran. Untuk itu
diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi
belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang
mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Pengembangan media dalam pembelajaran merupakan salah satu strategi belajar yang
diharapkan mampu mengefektifkan proses belajar mengajar dimana proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa secara konkret dan mengalami, bukan
transfer pengetahuan guru ke siswa. Sehingga pada akhirnya pembelajaran diharapkan lebih
bermakna bagi siswa.

Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran kontekstual, dapat dijelaskan


sebagai berikut:
1.    Tahap pertama, yaitu guru melakukan persiapan dan perencanaan yang matang sebelum
pembelajaran dilaksanakan yang meliputi kesiapan guru dalam mempersiapkan perangkat
pembelajaran, media pembelajaran yang akan digunakan, dan pemilihan metode.
2.    Tahap kedua, yaitu melaksanakan pembelajaran dimana Guru harus dapat merencanakan
kegiatan siswa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa harus observasi ke lapangan,
wawancara atau pemodelan dalam kelas yang kesemuanya itu terungkap dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru sebelumnya.
3.    Tahap ketiga, yaitu guru melakukan penilaian baik selama proses pembelajaran maupun
setelah pembelajaran berlangsung.
4.    Tahap keempat, yaitu setelah melaksanakan penilaian maka guru akan memperoleh hasil
akhir pembelajaran. Guru menganalisis nilai-nilai yang sudah masuk untuk disimpulkan
siswa yang lulus atau belum lulus kompetensi. Bagi siswa yang telah lulus kompetensi guru
bisa saja mengadakan pengayaan, dan bagi siswa yang belum lulus kompetensi, maka guru
harus membuat rencana remidial. Tentunya dengan perencanaan yang lebih baik lagi dan
disesuaikan dengan peserta didik agar dapat lulus kompetensi.
Ada 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel X dan variabel Y.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada diagram kerangka fikir berikut:
       
X
       
Y
     
Keterangan:
X : Pengembangan Media Dalam Pembelajaran
             Y : Hasil belajar peserta didik
Berdasarkan bagan tersebut dijelaskan bahwa X adalah pengembangan media dalam
pembelajaran sebagai variabel bebas dan Y adalah hasil belajar peserta didik sebagai variabel
terikat.
 Nah, dengan pengembangan media dalam pembelajaran ini diharapkan akan memberikan
pengaruh positif pada peserta didik yaitu dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas karena pada
penelitian tindakan kelas dapat mengkaji permasalahan pembelajaran di dalam kelas melalui
refleksi untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan
tersebut.  Istilah PTK dalam Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR) yaitu
sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.[8]
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus yang didalamnya terdapat empat
tahapan utama kegiatan, yaitu : ”(1) Tahap perencanaan tindakan,  (2) Tahap pelaksanaan
tindakan, (3)  (4) Refleksi, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan
berikutnya”.
1). Perencanaan
a)      Membuat program pembelajaran berupa video sebagai sumber belajar.
b)      Mempersiapkan alat ,seperti proyektor,Lcd, dan lain-lain
c)      Siswa menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan  berlangsung.
2). Pelaksanaan Tindakan
a)      Membagi kelas menjadi 8 kelompok, tiap kelompok mempunyai 5 anggota.
b)      Setiap kelompok mengamati video pembelajaran . dan mencatat yang kurang di pahami.
c)      Tiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan dengan bimbingan guru siswa
menyimpulkan hasil pengamatan.
d)     Guru memberi tes kepada setiap siswa  pada akhir pelajaran
3) Refleksi
Peneliti dalam proses pembelajaran ini,apakah siswa lebih memahami, dengan media visual ,
atau audio visual sehingga kekurangan yang ada pada pengembangan media ini  dapat di ketahui.
Sehingga hasil yang dicapai pada siklus berikutnya menjadi lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
B.     Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto: “Variabel adalah objek yang bervariasi, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.[9]
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan penulis teliti, yaitu :
1.      Variabel bebas (Indevendent Variable) atau variabel X, yaitu variabel yang memberi pengaruh
terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel X adalah “pengembangan media dalam pembelajaran” .
2.      Variabel Terikat (Depandent variable) atau variabel Y yaitu variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah
“hasil belajar siswa”.

C.    Teknik Pengumpulan Data


a.    Sumber data: Sumber data diperoleh dari siswa dan guru  
b.    Jenis data: Jenis data dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data
Kuantitatif terdiri atas ketrampilan siswa, hasil belajar siswa, dan hasil observasi kegiatan
siswa. Sedang data kualitatif berupa hasil wawancara  
Cara Pengambilan data :
1. Data hasil belajar diambil dengan menggunakan alat evaluasi berupa tes tiap siklus.
2. Data tanggapan siswa selama proses pembelajaran
D.    Teknik Analisis Data
Setelah peneliti memperoleh data melalui teknik pengumpulan data dari obyek penelitian,
maka langkah selanjutnya penulis menganalisa data. Teknis analisis data dalam penelitian ini
dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Data Kualitatif, berupa:
a.       Catatan lapangan, digunakan untuk melakukan pengamatan secara cermat pelaksanaan
skenario tindakan dari waktu kewaktu, mencatat semua hal yang diperlukan yang terjadi
selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil pengamatan yang didapat digunakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya.
b.      Wawancara, dipergunakan sebagai metode pelengkap dalam mendapatkan data-data yang
peneliti tidak peroleh dari metode yang lainnya. Wawancara ditujukan kepada guru di MTS
raudlatul munawwarah jatirejo, dan 2 siswa yang mendapat nilai baik, 2 siswa yang mendapat
nilai buruk.
c.       Metode dokumentasi, teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan
kegiatan siswa selama proses belajar, serta prasarana yang menunjang proses belajar
mengajar.
Setelah langkah-langkah diatas selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisa data dengan menggunakan tiga tahap, yaitu:
1)      Reduksi Data
Yaitu kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Dimana data yang diperlukan
diambil sedangkan data yang tidak perlukan tidak dipergunakan.
2)      Mendeskripsikan Data
Mendeskripsikan data dimaksudkan agar data yang telah diorganisir menjadi lebih bermakna,
mendeskripsikan data bisa dilakukan dalam bentuk naratif, membuat grafik atau
menyusunnya dalam bentuk tabel.
3)      Membuat Kesimpulan
Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data.[10]
2. Data Kuantitatif, berupa:
Data Kuantitatif berupa data yang diambil dari hasil tes formatif yang dilakukan pada akhir
siklus dengan Rumus :
Diketahui :
f = frekuensi yang sedang dicari persentasinya,
N = Number of cases (jumlah frekunsi atau banyaknya individu).
P = Angka untuk persentase.[11]

DAFTAR PUSTAKA
1.      Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta
2.      Sujana Nana, Metode Statistik. 2001. Bandung: Tarsito
3.      Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta
4.      Dr.rer.nat.H.Rayandra Asyhar, M.Si.2005.kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran,
Jakarta  Gp PRESS
5.      Trianto. 2006. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
6.      Pranata http : // Puslit.Petra.ac.id/journals/interior/.

https://syeharifin.blogspot.com/2015/06/pengembangan-media-pembelajaran.html
DAFTAR PUSTAKA
1.      Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta
2.      Sujana Nana, Metode Statistik. 2001. Bandung: Tarsito

Anda mungkin juga menyukai