Anda di halaman 1dari 8

PROBLEMATIKA GURU DALAM PENGEMBANGAN MEDIA

PEMBELAJARAN (STUDI KASUS)

Dosen Pengampu : Wiwien Kurniawati, M.Pd


Disusun Oleh:
Doni Saputra
21161011

PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PSIKOLOGI DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA
2022/2023
PROBLEMATIKA GURU DALAM PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN (STUDI KASUS)

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting untuk mewujudkan manusia yang
berilmu, berbudaya, bertakwa serta mampu menghadapi tantangan diera
globalisasi. Dengan pendidikan maka akan melahirkan peserta didik yang cerdas
serta mempunyai kompetensi dan skill untuk dikembangkan di tengan-tengah
masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut faktor penentu untuk keberhasilan
peserta didik dalam pendidikan. Salah satu faktor utamanya adalah kemampuan
guru menggunakan media dan metode dalam proses pembelajaran.
Oemar Hamalik mengatakan, Guru bertanggung jawab melaksanakan
kegiatan pendidikan di sekolah artinya memberikan bimbingan dan pengajaran
kepada siswa, (Oemar Hamalik: 2002). Tanggung jawab ini direalisasikan dalam
bentuk melaksanakan pembinaan kurikulum, menuntun para siswa belajar,
membina pribadi, watak dan jasmaniah siswa, menganalisis kesulitan belajar serta
menilai kemajuan belajar para siswa.
Tanggung jawab guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan
belajar yang menyenangkan agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu semua
peserta didik sehingga tumbuh minat untuk belajar. Guru bukan saja bertanggung
jawab terhadap aspek pengetahuan tetapi juga terhadap aspek mendidik kepribadian
anak misalnya mendidik dalam disiplin, tanggung jawab dan kemandirian. (Oemar
Hamalik: 2002).
Peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam mengembangkan misi pendidikan
dan pengajaran di sekolah selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan
dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan
kegiatan di kelas. (Abdul Majid: 2011) Mengingat sangat kompleksnya tujuan
pendidikan, maka betapa besar dan beratnya tugas seorang pendidik dalam
menciptakan kualitas hasil pendidikan. Keterampilan guru mengajar sangat besar
pengaruhnya terhadap hasil pendidikan (out put). Keterampilan guru dalam mengajar
merupakan faktor yang paling dominan dalam upaya menstransfer ilmu pengetahuan
kepada peserta didik, karena hal itu dapat mengatasi kebosanan siswa dalam
belajar, sehingga tercipta suasana belajar yang kreatif dan menyenangkan. (H. M.
Arifin: 2000). Namun, fakta yang terjadi di dalam dunia pendidikan, khususnya pada
jenjang pendidikan dasar, selama ini pembelajaran masih didominasi oleh aspek
kognitif saja. Pembelajaran di kelas kebanyakan masih menggunakan pendekatan
teacher centered atau berpusat pada peranan guru semata. (Azhar Arsyad: 2008).
Dalam praktek pembelajaran yang dilaksanakan guru seringkali didapati gejala
bahwa proses pembelajaran berjalan monoton, situasi kelas bersifat pasif dan
verbalitas, yaitu siswa hanya diberi jalan dan menerima, dan guru melaksanakan
pengajaran dengan penuturan (verbal) semata-mata. Jarang dijumpai keaktifan
belajar yang lebih jauh seperti berdiskusi, atau melakukan penemuan. Secara
sederhana situasi pengajaran demikian dapat digambarkan dengan duduk, dengar,
catat dan hafalkan.
Padahal peserta didik bukanlah seperti botol kosong yang hanya butuh diisi
dengan muatan-muatan informasi saja yang dianggap perlu oleh guru, hanya
dengan duduk-duduk mendengar, mencatat, dan menghafal apa yang disampaikan
oleh guru. Realita tersebut jelas tidak dibenarkan, karena hal itu dapat menjadikan
peserta didik pasif di dalam kelas dan hanya statis menyaksikan ceramah dari guru
di depan kelas. Selain itu, kenyataan tersebut tentunya juga akan berimbas pada
menurunnya pretasi belajar peserta didik.

Rumusan Masalah
a. Apa saja problematika yang dihadapi guru dalam pengembangan media
pembelajaran?
b. Bagaimana upaya untuk mengatasi problematika guru dalam pengembangan
media pembelajaran?
c. Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran?

Tujuan
a. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi guru dalam pengembangan
media pembelajaran
b. Untuk mengetahui bagaimana upaya untuk mengatasi problematika guru dalam
pengembangan media pembelajaran
c. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran
2. KAJIAN PUSTAKA
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-
upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar
mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat – alat yang dapat
disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang – kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam
upaya untuk mengembangkan supaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk
dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan
digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Kata media berasal dari kata “medium” yang berasal dari bahasa Latin yang
berarti “perantara”. Pengertian lebih jauh tentang media adalah sesuatu yang
membawa informasi dari sumber untuk dilanjutkan kepada penerima. (Marisa, dkk:
2012) Jadi, media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar. (Arief S. Sadiman: 2003).
Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah mengutip beberapa pengertian media
belajar mrnurut para ahli sebagai berikut :
a. Gelach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media belajar merupakan alat-alat
grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal
b. Heinich, dkk. (1985) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan
pembawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau
mengandung maksud-maksud pembelajaran
c. Martin dan Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mecakup
semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan
pembelajaran. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan pada perangkat keras
d. H. Malik (1994) memukakan bahwa media belajar adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
meransang perhatian, minat, pikiran danperasaan pembelajaran dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Dari penjelasan beberapa ahli di atas, dapat dipahami bahwa media pembelajaran
adalah alat bantu yang digunakan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan
pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Dalam bahasa
Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. (Azhar Arsyad: 2010). Apabila media itu membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. (Arief S. Sadiman: 2007).

Singkatnya pengertian media pembelajaran adalah suatu alat sebagai perantara


untuk pemahaman makna dari materi yang disampaikan oleh pendidik atau guru
baik berupa media cetak atau pun elektronik dan media pembelajaran ini juga sebagai
alat untuk memperlancar dari penerapan komponen-komponen dari sistem
pembelajaran tersebut, sehingga proses pembelajaran dapat bertahan lama dan efektif,
suasana belajar pun menjadi menyenangkan.

Proses pembelajaran adalah proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu


sistem, maka dari itu media pembelajaran tersebut menempati posisi yang cukup
penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa adanya media
pembelajaran tersebut, komunikasi tidak akan terjadi dan proses belajar mengajar
sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara efektif dan
optimal. Jadi, media pembelajaran tersebut bisa dikatakan sebagai komponen
integral dari sistem pembelajaran.

Kesimpulannya, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan


perantara untuk menyalurkan pesan, merangsang fikiran, minat, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
diri peserta didik. Sedangkan tujuan dari media pembelajaran tersebut adalah
untuk mempermudah proses belajar mengajar, untuk meningkatkan efisiensi belajar
mengajar, menjaga relevansi dengan tujuan belajar, untuk membantu konsentrasi
mahasiswa dan lain-lain.
3. METODOLOGI
Penelitian Yang Digunakan
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
mengidentifikasi problematika guru dalam pengembangan media pembelajaran
dengan jenis studi kasus. Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang lebih
menekankan pada kedalaman informasi serta bersifat deskriftif dengan data yang
berbentuk kata-kata atau gambar pada suatu tempat tertentu.

Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah terdi dari dua jenis yakni data primer dan
data sekunder. Yang dimaksud dengan primer tersebut adalah data yang didapatkan
langsung dari sumber utama untuk diamati dan merupakan bahan utama peneliti
sedangkan data sekunder tersebut adalah data yang didapatkan melalui sumber ketiga.
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah didapatkan pada kegiatan proses
pembelajaran dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : (1) Runiati, S.Pd
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini adalah berupa data yang didapatkan dari data
kelembagaan sekolah berupa dokumentasi serta perangkat pembelajaran berkaitan
dengan penelitian yang ada di sekolah.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancaa
dan dokumnetasi.
a. Observasi
Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi ini dapat
digolongkan menjadi empat, yaitu partisipasi pasif, partisipasi moderat, observasi
yang terus terang dan tersamar, dan observasi yang lengkap. Dalam melaksanakan
kegiatan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif. Berarti
peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan
suka dukanya.
b. Wawancara
Wawancara adalah merupakan dua orang untuk bertukar informasi dan
melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. wawancara adalah percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal responden yang lebih mendalam.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,
ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel atau
dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di
sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi.

Teknik Analisis Data


Data-data yang yang berhasil terkumpul akan dianalisa dengan teknik deskriptif,
menjabarkan semua rangkaian aktivitas yang dikerjakan secara terperinci yang
diperkuat melalui studi pustaka, dengan harapan memberikan informasi dengan
sejelas-jelasnya

Anda mungkin juga menyukai