Anda di halaman 1dari 13

A.

PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang sangat penting
yang menjadikan Islam sebagai ciri khas dalam pendidikannnya. Hingga saat ini
Pendidikan Agama Islam masih dihadapkan pada tantangan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar mampu berkiprah dalam kehidupan masyarakat modern.
Studi kualitas tentang bidang studi Pendidikan Agama Islam menunjukkan
beberapa kelemahan, baik dilihat dari proses maupun hasil belajar antara lain
dalam aspek metodologis. Dalam proses pembelajaran di kelas pendekatan
ekspositoris sangat dominan selama proses belajar
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini
cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada
penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan
pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam
penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa
hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit
peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran
menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat
membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik.
Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh
kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat
diperoleh prestasi belajar yang optimal.
Dalam sistem pendidikan modern, fungsi guru sebagai penyampai pesan-
pesan pendidikan tampaknya perlu dibantu dengan media pendidikan, agar proses
belajar mengajar pada khususnya dan proses pendidikan pada umumnya dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Hal itu disebabkan antara lain, materi
pendidikan yang akan disampaikan semakin beragam dan luas mengingat
perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat. Dewasa ini guru bukanlah
satu satu-satunya sumber belajar dan penyampai pesan-pesan pendidikan

1
sebagaimana pernah terjadi sebelum tahun lima puluhan. Mulai tahun itu teori
komunikasi social mulai masuk ke dalam pendidikan, terutama alat bantu pandang
dengar atau audio visual dan telah mulai digunakan dalam penyampaian pesan-
pesan pendidikan. Media pendidikan ini tidak saja sebagai alat Bantu pendidikan,
juga berfungsi sebagai penyalur pesan-pesan pendidikan.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan terutama di bidang telekomunikasi dan
teknologi abad ini terjadi dengan begitu cepatnya. Pada masa yang akan datang
menurut prediksi para ahli (futurist) perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi akan lebih pesat lagi bahkan semakin tidak terkendali.
Menurut Nana Syaodih yang dikutif oleh Ahmad Rofiq, perkembanagan
ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang komunikasi-informatika
tersebut telah membawa berbagai perubahan mendasar dalam bidang pendidikan.
Kalaupun pendidikan dulu telah menngunakan teknologi, tetapi teknologinya,
masih sangat sederhana seperti penggunaan papan tulis, kapur tulis atau buku.
Maka seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat maka teknologi
yang digunakan dalam pendidikan merupakan teknologi maju seperti audio video
cassette, overhead projector, film slide, televisi, tape recorder, computer bahkan
saat ini pembelajaran telah, menggunakan CD-ROOM dan Internet.
Penggunaan berbagai media yang merupakan produk teknologi tersebut
dirasakan sangat membantu penyelenggaraan pendidikan utamanya dalam proses
belajar dan mengajar. Kegiatan belajar mengajar berjalan lebih dinamis, efektif
dan lebih berkesan bagi siswa. Yang lebih maju lagi dalam pemanfaatan produk
teknologi dalam pendidikan adalah berkembangnya system pembelajaran dengan
elektronik yang dikenal dengan e-learning.
Pendidikan kita belum optimal dan ini disinyalir karena belum
digunakannya metode pendidikan kontemporer, termasuk teknologi pendidikan
mutakhir. Teknologi pendidikan lebih sering dipahami secara konvensional
dengan lab-lab yang relatif mahal dan akibatnya tidak terjangkau oleh mayoritas
sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi.1

1
Nasution, N, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h. 45

2
Dan dengan demikian, jika dikaitkan dengan pembelajaran PAI maka yang
dimaksud media pembelajaran PAI adalah segala sesuatu (baik berbentuk alat
cetak, non cetak maupun bentuk lainnya) yang dapat digunakan untuk melakukan
proses transmisi pesan-pesan pembalajaran bagi siswa yang sedang mempelajari
materi PAI agar terjadi proses belajar dalam dirinya secara efektif dan efesien
serta menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran PAI dapat tercapai dengan
baik. Makna menyenangkan disini dimaksudkan bahwa penggunaan media dalam
pembelajaran PAI hendaknya menumbuhkan semangat belajar yang tinggi dan
menggairahkan serta tidak membosankan.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’ dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.2
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi teknologi dan
komunikasi pendidikan (Association of Education and Communication
Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Menurut
Gagne dalam bukunya yang diterjemahkan dalam Bahasa Inggris menyatakan
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar.3
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan mengenai pengertian
media pembelajaran. Media pembelajaran adalah suatu perantara yang digunakan
oleh pendidik/guru untuk menyalurkan pesan atau informasi kepada siswanya

2
Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, Dan
Pemanfaatannya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 6 - 7
3
Gagne, R. M.(1970a). The Conditins of Learning. (2nd ed).New York: Holt,Rinehart and
Winston

3
sehingga siswa tersebut dapat terangsang ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dapat dikatakan pula media pembelajaran dapat memudahkan siswa untuk
menerima pembelajaran yang disampaikan pendidik/guru.
2. Fungsi Media Pembelajaran
a. Fungsi Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar
Secara teknis, media pembelajaran sebagai sumber belajar. Dalam kalimat
“sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yaitu sebagai penyalur, penyampai,
penghubung dan lain lain. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar
adalah fungsi utamanya di samping adanya fungsi-fungsi lain yang akan kita
bahas di dalam makalah ini. Sehingga untuk beberapa hal media pembelajaran
dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. Misalnya ketika
guru menyuruh siswanya untuk membaca buku pelajaran. Hal ini, buku
menggantikan guru sebagai sumber belajar siswa. Dengan membaca buku, siswa
memperoleh ilmu serta informasi yang tertulis di sana.
Sumber belajar pada hakekatnya merupakan komponen sistem instruksional
yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa.4 Dengan demikian sumber belajar dapat
dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang dan
memudahkan proses belajar mengajar.
Kemudahan tersebut tentunya akan membuat proses transfer ilmu semakin
cepat dan tepat. Misalnya ketika guru kelas 1 SD mengajarkan penjumlahan
dalam matematika. Bagi siswa yang baru memulai mengenal penjumlahan tentu
akan sulit untuk mengoperasikannya melalui angka-angka. Mengingat
kemampuan berpikir abstrak anak saat itu belum berkembang, alangkah baiknya
jika guru menggunakan benda seperti pulpen, lidi, kelereng. Dengan demikian,
siswa bisa melihat dan memahami secara visual proses pengoperasian bilangan
tersebut.

4
Mudhofir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1986), h. 1-2

4
b. Fungsi Semantik
Fungsi semantik adalah kemampuan media dalam menambah
perbendaharaan kata yang makna atau maksudnya benar-benar di pahami oleh
anak didik. Bahasa meliputi lambang (simbol) dari isi yakni pikiran atau perasaan
yang keduannya telah menjadi totalitas pesan yang tidak dapat di pisahkan.
Unsur-unsur dasar dari bahasa itu adalah ”kata”. Jadi, gambar harimau di pakai
sebagai simbol keberanian. Kata akan bermakna bila telah di rujukan kepada
sejumlah objek tertentu. Sehingga guru tidak terlalu sulit untuk menjelaskan.5
c. Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif ini di dasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yaitu
kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan, merekontruksi, dan
mentransportasi suatu peristiwa atau objek. Berdasarkan karakteristik umum ini,
media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu,
mengatasi keterbatasan inderawi.
 Kemampuan media pembelajaran yang mengatasi ruang dan waktu, yaitu:
1. Kemampuan media dalam menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit di
hadirkan dalam bentuk aslinya.
Contoh:
“Ketika guru ingin mengambarkan keadaan bencana alam seperti gunung
meletus, tidak mungkin guru menghadirkan keadaan tersebut ke dalam
ruang kelas atau bahkan mengajak siswanya pergi ke gunung dan melihat
secara langsung peristiwa tersebut. Namun, lewat media foto dan video
yang ditampilkan, siswa sudah bisa melihat secara nyata keadaan
bencana alam tersebut”

2. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu


panjang menjadi singkat.
Contoh:
“Ketika dalam pelajaran IPA mengenai proses pertumbuhan tanaman,
tentu untuk menunjukkan hal tersebut pasti membutuhkan waktu yang

5
Harsyad, Azar. Media pembelajaran. (Jakarta: Toha Putra, 2009).hal 13

5
lama. Dengan bantuan media seperti buku maupun video, guru dapat
lebih cepat dalam menunjukkan proses pertumbuhannya.”

3. Kemampuan media dalam menghadirkan kembali objek atau peristiwa


yang telah terjadi.
Contoh:
“Ketika dalam pelajaran sejarah, guru tidak cukup hanya menceritakan
peristiwa di masa lampau. Untuk menghadirkan kembali peristiwa dalam
sejarah, guru dapat menunjukkan foto-foto ataupun memutar film
dokumenter. Sehingga siswa seakan-akan diajak bertamasya ke masa
lampau.

 Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi


manusia, yaitu:
1. Membantu siswa memahami objek yang sulit di amati karena terlalu kecil,
seperti molekul, atom, dan sel.
Contoh:
“Penggunaan mikroskop atau Lup bisa membantu siswa mengamati
dengan jelas benda yang ukuran kecil atau bahkan sangat kecil.
2. Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat
atau terlalu cepat.
Contoh
“Seperti proses metemorfosis pada kupu-kupu, proses perubahan ulat
untuk berubah menjadi kupu-kupu tentu membutuhkan waktu yang lama.
Dengan video tentang metamorphosis atau menunjukkan gambar proses
metamorphosis, tentu siswa tidak perlu menunggu berhari-hari untuk
melihat peristiwa tersebut.”

3. Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan


suara.
Contoh:

6
“Seperti cara membaca al quran sesuai dengan kaidah tajwid. Siswa bisa
membaca sambil mendengarkan bacaan al quran dari kaset. Hal ini
tentunya harus dilakukan sampai dapat membaca al quran dengan baik
dan benar”.

4. Membantu siswa memahami objek yang terlalu kompleks,


Contoh:
“Guru menggunakan peta untuk memberikan gambaran tentang kondisi
lingkungan, misalnya seperti: pemukiman, sawah, ladang, pegunungan,
sungai, batas wilayah, dll”.

 Fungsi Psikologis
1. Fungsi Atensi
Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa
terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel
khusus yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adanya
sel penghambat ini, para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada rangsangan
yang dianggapnya menarik dan membuat rangsangan yang lainnya dengan
demikian, media belajar yang tepat guna adalah media belajar yang menarik dan
memfokuskan siswa. Dalam psikologi komunikasi, fenomena ini terjadi ketika
kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan yang
lainnya disebut perhatian selektif (selectiv attention). Contoh saat pembelajaran
IPA tentu terasa sangat membosankan jika hanya sekedar menyampaikannya
secara teori.6
2. Fungsi afektif
Fungsi afektif yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkatan
penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki gejala
batin jiwa yang berisikan kualitas karakter dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan
perasaan minat, dan sikap penghargaan, nilai-nilai, atau perangkat emosi dan
kecenderungan kecenderuangan batin. Media pembelajaran yang tepat guna dapat

7
meningkatkan sambutan dan penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu.
Sambutan dan penerimaan tersebut berupa kemauan, dengan adannya media
pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran,
dan untuk itu perhatiannya akan tertuju pada pembelajaran yang di ikutinnya. Hal
lain dari penerimaan itu adalah munculnya tanggapan yaitu partisipasi siswa
dalam keseluruhan proses pemebelajaran siswa secara suka rela. Hal ini
merupakan relaksasi siswa terhadap rangsangan yang di terimannya. Apabila
siswa tersebut di lakukan dengan terus menerus, maka tidak menutup
kemungkinan jiwannya melakukan penilaian dan penghargaan terhadap nilai-nilai
atau norma-norma yang di perolehnnya. Pada tingkat tertentu nilai nilai atau
norma-norma itu akan di terimannya dan di yakininnya. Kemudian terjadilah
pengorganisasian nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan, ide, dan sikap yang
menjadi sistem batin yang konsisten yang di sebut dengan karakteristik.
3. Fungsi kognitif
Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan
menggunakan bentuk-bentuk yang mewakili objek-objek yang di hadapi, baik
objek berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-objek itu di dihadirkan
dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang dalam
psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental. Belajar melalui
kegiatan seperti darmawisata, siswa mampu menceritakan pengalamannya selama
melakukan kegiatan itu kepada temannya. Tempat-tempat yang ia kunjungi
selama berdarmawisata tidak di bawa pulang, dirinya sendiri juga tidak hadir di
tempat darma wisata itu saat ia bercerita pada temannya tersebut. Tetapi semua
pengalaman tercatat di dalam benaknya. Dalam bentuk gagasan-gagasan dan
tanggapan-tanggapan. Gagasan dan tanggapan itu di tuangkan dalam kata-kata
yang di sampaikan kepada temannya yang mendengarkan ceritannya. Dengan
demikian pengalaman selama berkunjung ke tempat darma wisata di wakilkan
dalam betuk gagasan atau tanggapan yang kedua dalam bentuk mental. Jelaslah
kirannya, media pembelajaran itu telah andil dalam mengembangkan kognitif
siswa. Semakin banyak ia di hadapkan dengan objek-objek akan semakin banyak

8
pula pikiran dan gagasan yang dimilikinya, atau semakin kaya dan luas pikiran
kognitifnya.
4. Fungsi imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinatif
siswa. Imajinatif dalam kamus lengkap psikologi adalah proses menciptakan
objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris. Imajinatif ini mencakup
penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana di masa mendatang, atau
dapat pula mengambil bentuk fantasi (khayal). Misalnya guru memberikan
gambar tentang peristiwa tanah longsor. Tentu secara otomatis anak akan berpikir
dan berimajinasi kenapa peristiwa tersebut bisa terjadi.
5. Fungsi motivasi
Motivasi merupakan seni yang mendorong siswa untuk terdorong
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan
demikian motivasi merupakan usaha dari pihak luar adalah guru untuk
mendorong, mengaktifkan, menggerakkan siswannya untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara
membangkitkan minat belajarnnya dan dengan cara memberikan dan
menimbulkan harapan. Harapan akan tercapainnya hasrat dan tujuan dapat
menjadi motivasi yang di timbukan guru kedalam diri siswa. Salah satu pemberian
harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa, bahkan yang dianggap lemah
sekalipun dalam memahami dan menerima isi pelajaran yakni melalui
pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna.
6. Fungsi Sosio Kultural
Fungsi media pembelajaran dilihat dari sosio kultural, yaitu mengatasi
hambatan sosio kultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang
mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah yang cukup banyak
(paling tidak dalam satu kelas berjumlah 40 orang). Masing masing memiliki
karakteristik yang berbeda-beda apalagi dihubungkan dengan adaptasi, keyakinan,
lingkungan, pengalaman, dan lain lain. Sedangkan dari pihak lain, kurikulum dan
materi ajar ditentukan dan dilakukan secara sama untuk setiap siswa. Tentunya
guru akan menghadapi kesulitan terlebih guru harus mengatasinya sendiri.

9
Apalagi bila latar belakang dirinnya (guru) baik adat, budaya, lingkungan, dan
pengalaman yang berbeda dari para siswannya. Hal ini dapat di atasi dengan
media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam
memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.

3. Manfaat Media Dalam Pembelajaran


Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah
metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan
bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan
lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat media
yang lebih rinci Kemp dan Dayton misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat
media dalam pembelajaran yaitu :
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

10
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar.
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan
Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat-manfaat
praktis yang lain. Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses belajar
mengajar sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi


sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya
misalnya melalui karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke museum atau
kebun binatang.
4. Analisis
Dalam proses belajar mengajar masalah kegiatan siswa adalah salah satu
hal yang menjadi pusat perhatian bagi seorang guru. Apapun yang dilakukan oleh
guru tidak lain adalah suatu upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
dapat merangsang siswa dan mengarahkan mereka dalam belajar. Agar kegiatan
pembelajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif dalam belajar,
tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif.

11
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menuju ke arah itu adalah
dengan cara memperhatikan variasi dalam mengajar agar tidak menimbulkan
kejenuhan bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut seorang guru dituntut untuk
memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan untuk mendukung
tugasnya sebagai pengajar.
Peranan guru adalah sebagai mediator bagi para siswa. Untuk melaksanakan
peranan tersebut seorang guru hendaknya memiliki kemampuan dan keterampilan
dalam merancang dan memanfaatkan media pengajaran. Pada dasarnya fungsi
media pengajaran adalah merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan
informasi dalam kegiatan belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien. Dengan
demikian keberadaan media dalam dunia pendidikan merupakan bagian yang
cukup penting dalam mencapai tujuan instruksional. Dalam proses pembelajaran,
media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju
penerima (siswa).
Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima
dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.
C. KESIMPULAN
Dalam suatu proses belajar mengajar, ada unsur yang amat penting yaitu
media pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran tertentu akan mempengaruhi
jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain
yang harus diperhatikan dalam memilih media.
Media mempunyai manfaat dan fungsi sebagai sarana bagi guru untuk dapat
menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik, tidak hanya monoton,
siswa tidak hanya diajak untuk berhayal dan membayangkan saja tetapi siswa
dapat melihat kenyataan walaupun hanya melalui gambar ataupun video.
Fungsi Media Pembelajaran
1. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar
2. Fungsi semantik
3. Fungsi manipulatif
4. Fungsi psikologi
5. Fungsi sosio-kultural

12
DAFTAR PUSTAKA

Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, Dan


Pemanfaatannya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996)

Gagne, R. M.(1970a). The Conditins of Learning. (2nd ed).New York:


Holt,Rinehart and Winston

Harsyad, Azar. Media pembelajaran. (Jakarta: Toha Putra, 2009).

Mudhofir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, (Bandung:


Remaja Rosdakarya, 1986),

Nasution, N, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)

13

Anda mungkin juga menyukai