Anda di halaman 1dari 12

MEDIA PEMBELAJARAN PAI

Fungsi Media Pembelajaran

Disusun Oleh

M Ramdhan A Jabbar (20121001031011)

Tirmawati (201210010311023)

M Fahmi Al-Farubi (201210010311011)

Fais (201110010311085)

Jurusan Tarbiyah

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Malang

2015
BAB I

PENDAHULUAN

Media pembelajaran memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang kaya dan bervariasi, tidak saja membuat
motivasi belajar meningkat, tetapi juga menjadikan hasil belajar lebih bermakna. Media
pembelajaran dapat dimaknai sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia
untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau
pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat
membantu aktivitas proses pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas, terutama
membantu dalam peningkatan prestasi belajar siswa dan membantu juga dalam pencapaian
tujuan pendidikan tersebut. Namun, dalam implementasinya tidak banyak guru yang
memanfaatkannya, bahkan penggunaan metode ceramah (lecture method) monoton masih
cukup populer dikalangan guru dalam proses pembelajarannya.
Maka dari itu dalam makalah ini penulis akan sedikit menjelaskan tentang peran dan
fungsi media yang harus diketahui dan difahami oleh pengajar dalam proses
pembelajaran yang berfungsi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna media pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara
harfiah, atinya adalah “perntara” atau “pengantar”. Oleh karenanya, media dipahami sebagai
perantara atau pengantar sumber pesan dengan peerima pesan. Media pembelajaran bisa
dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa sehingga terjadi proses belajar. Sanjaya
(2008) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat
mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Dalam hal ini, media
belajar yang dimaksud adalah berbagai alat dan bahan yang bisa digunakan untuk membantu
dalam penyampaian materi pembelajaran.

Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu bagi guru untuk
mengajar. Di mana, alat bantu yang digunakan hanya sebatas alat bantu visual. Sekitar
pertengahan abad ke-20, ada usaha-usah pemanfaatan visual yang dilengkapi dengan
menggunakan alat audio sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Pada saat ini khususnya di
bidang pendidikan,perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi(IPTEK), dalam
penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif , yakni
seperti adanya komputer dan internet. Meskipun demikian, media bukan hanya berupa alat
atau bahan seperti TV, radio, komputer, akan tetapi, juga . ada hal-hal lain yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetauan. Misalnya manusia, binatang, dan tumbuhan
sebagai sumber belajar sekaligus dapat dijadikan sebagai media.

Berbagai kegiatan manusia seperti diskusi, seminar, dan simulasi dan sebagainya juga
merupakan suatu media. Media adalah segala sesuatu yang digunakan dalam mengirim pesa
serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan belajar sehingga
mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja , bertujuan, dan terkendali (Miaro dalam
sumanto, 2012). Media dapat pula didefinisikan sebagai sesuatu yang membawa informasi
dan pengetahuan dalam interaksi yang beangsung antara pendidik dengan siswa
(Suntikno,2013).

Media pembelajaran oleh Communicationon instructional technology diartikan sebagai alat


yang hadir sebagai akibat dan revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan sebagai segala sesuatu yang dapat

3
menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar untuk menambah informasi baru pada diri siswa. Media
memberikan rangsangan bagi siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran. 1

B. Dasar analisis fungsi media pembelajaran

Media memiliki peranan penting dalam pembelajaran, yakni untuk menjelaskan hal-hal
abstrak dan dapat mewakili guru sebagai alat komunikasi materi pembelajaran. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, bahwa media pembelajaran akan membuat pengetahuan
semakin abstrak jika hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal tersebut akan
menyakibatkan terjadinya verbalisme, yakni siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa
memahami dan mengerti makna yang dimiliki kata tersebut. Selain itu, penyampaian
informasi yang hanya melalui bahasa verbal dapat menurunkan gairah siswa dalam
menangkap pesan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Padahal utuk memahami
sesuatu idealnya memerlukan pengalaman langsung yang melibatkan fisik maupun psikis
siswa. 2

Dalam suatu proses belajar mengajar terdapat dua unsur penting yang tidak dapat dipisahkan
yakni metode belajar dan media pembelajaran. Pemillihan salah satu metode mengajar pasti
memerlukan media pembelajaran yang berbeda, oleh karena itu guru dituntut bisa
mempertimbangkan aspek-aspek dan tujuan pembelajaran agar fungsi media berjalan dengan
baik.

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.3

Analisis terhadap fungsi media pembelajaran ini lebih difokuskan pada dua hal, yakni analisis
fungsi yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunanya.

Analisis fungsi yang didasarkan pada media terdapat tiga fungsi media pembelajaran, yakni

 Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar

1
Ari Dwi Haryono, ,Metode Praktis Pengembangan Sumber dan Media Pembelajaran. Genius media. Malang,
2004. hal 47.
2
Ibid.hal 48.
3
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hal.19.

4
 Fungsi semantik

 Fungsi manipulatif

Analisis fungsi yang didasarkan pada penggunaannya dapat dibagi menjadi dua fungsi, yaitu

 Fungsi psikologis

 Fungsi sosio kultural

C. Fungsi Media Pembelajaran

1. Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat
“sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yaitu sebagai penyalur, penyampai,
penghubung dan lain lain. Untuk beberapa hal media pembelajaran dapat menggantikan
fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. Misalnya ketika guru menyuruh siswa untuk
membaca buku maka secara tidak langsung buku telah menjadi penyalur ilmu kepada siswa
menggantikan fungsi guru.

Mudhoffir menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakekatnya merupakan


komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan
lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar
dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang dan
memudahkan proses belajar mengajar.4

2. Fungsi Semantik

Fungsi semantik adalah kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata


yang makna atau maksudnya benar-benar di pahami oleh anak didik. Bahasa meliputi
lambang (simbol) dari isi yakni pikiran atau perasaan yang keduannya telah menjadi totalitas
pesan yang tidak dapat di pisahkan. Unsur-unsur dasar dari bahasa itu adalah ”kata”. Jadi,
gambar harimau di pakai sebagai simbol keberanian. Kata akan bermakna bila telah di
rujukan kepada sejumlah objek tertentu.

4
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Referensi, Jakarta, 2013, hal.37.

5
Manusialah yang memberi makna kepada kata pada konteks pendidikan dan
pembelajaran. Gurulah yang menjadi makna pada setiap kata yang di sampaikannya. Bila
simbol-simbol kata variabel tersebut hanya merujuk pada benda, maka masalah komunikasi
akan menjadi masalah yang sederhana. Sehingga guru tidak terlalu sulit untuk menjelaskan.

3. Fungsi Manipulatif

Fungsi manipulatif ini di dasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yaitu kemampuan
merekam, menyimpan, melestarikan, merekontruksi, dan mentransportasi suatu peristiwa atau
objek. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan, yakni
mengatasi batas-batas ruang dan waktu, mengatasi keterbatasan inderawi.

Kemampuan media pembelajaran yang mengatasi ruang dan waktu, yaitu:

a. Kemampuan media dalam menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit di hadirkan dalam
bentuk aslinya.

Contoh:

Ketika guru ingin mengambarkan keadaan bencana alam seperti gunung meletus, tidak
mungkin guru menghadirkan keadaan tersebut ke dalam ruang kelas atau bahkan mengajak
siswanya pergi ke gunung dan melihat secara langsung peristiwa tersebut. Namun, lewat
media foto dan video yang ditampilkan, siswa sudah bisa melihat secara nyata keadaan
bencana alam tersebut.

b. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi
singkat.

Contoh:

Ketika dalam pelajaran IPA mengenai proses pertumbuhan tanaman, tentu untuk
menunjukkan hal tersebut pasti membutuhkan waktu yang lama. Dengan bantuan media
seperti buku maupun video, guru dapat lebih cepat dalam menunjukkan proses
pertumbuhannya.

c. Kemampuan media dalam menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi.

Contoh:

6
Ketika dalam pelajaran sejarah, guru tidak cukup hanya menceritakan peristiwa di masa
lampau. Untuk menghadirkan kembali peristiwa dalam sejarah, guru dapat menunjukkan
foto-foto ataupun memutar film dokumenter. Sehingga siswa seakan-akan diajak bertamasya
ke masa lampau.

Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia, yaitu:

a. Membantu siswa memahami objek yang sulit di amati karena terlalu kecil, seperti molekul,
atom, dan sel.

Contoh:

Penggunaan mikroskop atau Lup bisa membantu siswa mengamati dengan jelas benda yang
ukuran kecil atau bahkan sangat kecil.

b. Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat.

Contoh

Seperti proses metemorfosis pada kupu-kupu, proses perubahan ulat untuk berubah menjadi
kupu-kupu tentu membutuhkan waktu yang lama. Dengan video tentang metamorphosis atau
menunjukkan gambar proses metamorphosis, tentu siswa tidak perlu menunggu berhari-hari
untuk melihat peristiwa tersebut.

c. Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara.

Contoh:

Seperti cara membaca Al Quran sesuai dengan kaidah tajwid. Siswa bisa membaca sambil
mendengarkan bacaan Al Quran dari kaset. Hal ini tentunya harus dilakukan sampai dapat
membaca al quran dengan baik dan benar.

d.Membantu siswa memahami objek yang terlalu kompleks,

Contoh:

Guru menggunakan peta untuk memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan, misalnya
seperti: pemukiman, sawah, ladang, pegunungan, sungai, batas wilayah, dll.5

5
Learning All the The Time, Fungsi Media Pembelajaran, https://herlinaapriyanti.wordpress.com/tugas-
kuliah/217-2/, pada tanggal 23 maret 2015 pukul 3.40

7
4. Fungsi psikologis

a. Fungsi atensi

Media pembelajaran pembelajaran dapat meningkatkan perhatia (attention) siswa


terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel khusus dalam
sistem saraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adanya
saraf penghambat ini para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada rangsangan yang
dianggapnya menarik dan membuang rangsangan-rangsangan lainnya.

Dengan demikian, media pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran
yang mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa. Dalam psikologi komunikasi,
fenomena ini- ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang
rangsangan yang lainnya- disebut perhatian/selective attencion (jalaludin rakhmat,
1985:67). 6

b. Fungsi Afektif

Fungsi afektif, yakni menggunggah perasaan, emosi, dan tingkah penerimaan atau
penolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang miliki gejala batin jiwa yang berisikan
kualitas karakter dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan minat, sikap
penghargaan, nila-nilai, dan perangkat emosi atau kecenderungan-kecenderungan batin (
jahja Qahar,1982:11).

Perlu diingat bahwa antara tingkah laku efektif dengan tingkah laku kognitif selalu
berjalin erat. Pemisahan antara keduanya hanyaah perbedan tekanan.

Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan atau penerimaan
siswa terhadap stimuus tertentu. Sambutan atau penerimaan tersebut berupa kemauan.
Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima
beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang akan
diikutinya. Hal lain dari penerimaan itu adalah munculnya tanggapan yakni berupa
partisipasi siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran secara suka rela, ini merupakan
reaksi siswa terhadap rangsangan yang diterimanya. Apabila hal tersebut dilakukan secara
terus-menerus, maka tidak menutup kemungkinan dalam jiwanya melakukan penilaian

6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Referensi, Jakarta, 2013, hal 43.

8
dan penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang diperolehnya, dan pada
tingkat tertentu nilai-nilai atau norma-norma itu akan diterimanya atau diyakininya.
Kemudian terjadilah pengorganisasian nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan, ide, dan
sikap menjadi sistem batin yag konsisten yang disebut sebagai karaktrisasi (Krathwokl,
et.al sebagai dikutip jahja Qahar, 1982:11-12). Pada tingkat ini siswa dapat memperkuat
falsafah hidupnya dan mempunyai nilai-nilai yang membimbing hidupnya. 7

c. Fungsi kognitif

Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan
bentuk-bentuk repreentasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu
berupa orang, benda atau kejadian peristiwa. Objek-objek itu dipresentasikan atau
dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang,yang –dalam
psikologi- semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental (WS.Winkel, 1989:42).
Misalnya, seseorang siswa yang belajar melalui peristiwa seperti darmawisata, ia mampu
menceritakan pengalamannya selama melakukan kegiatan itu kepada temannya. Tempat-
tempat yang ia kunjungi selama berdarmawisata tidak dibawa pulang; dirinya sendiri juga
tidak hadir ditempat darmawisata itu saat ia bercerita kepada temannya tersebut. Tetapi,
semua pengalamannya tercatat dalam benaknya dalam bentuk gagasan-gagasan dan
tanggapan-tanggapan. Gagasan dan tanggapan itu dituangkan dalam kata-kata yang
disampaikan dalam kata-kata yang disampaikan kepada teman yang mendengarkan
ceritanya. Dengan demikian penglaman selama berkunjung ke tempat-tempat
berdarmawisata diwakilkan atau dipresentasikan dalam bentuk gagasan dan tanggapan
yang keduanya bersifat mental. Jelaslah kiranya, media pembelajaran telah ikut andil
dalam mengembangkan kemampuan kognitif siswa.semakin banyak ia dihadapkan pada
objek-objek akan semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang dimilikinya,atau
semakin kaya dan luas alam pikitran kognitifnya.pembahasan tentang aktivitas kognitif
ini meliputi persepsi, mengingat dan berpikir sebagaimana yang telah dibahas pada bab
sebelumnya. 8

7
Opcit. hal 44.
8
Opcit. hal 45.

9
d. Fungsi imajinatif.

Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi


(imagination) berdasarkan kamus lengkap psikologi (C.P Chalpin,1993:239) adalah
proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris. Imajinasi ini
mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa
mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi (khayalan) yang didominasi kuat
sekali oleh pikiran-pikiran autistik.

Pengarang cerita anak-anak, dwianto setyawan sebagaimana dikutip Tri Agung


Kristanto (Shinta Rahmawati,2001:15) menandaskan orang dewasa seharusnya jangan
mematikan imajinasi dan fantasi anak. Kalau anak-anak berfntasi tentang robot, pesawat
angkasa luar atau cerita lainnya hendaknya jangan dilarang, lalu dipaksa untuk
menyesuaikan dengan imajinasi dan fantasi yang dimilki anak-anak berbeda dengan
imajinasi orang dewasa.

Seniman Leonardo da Vinci, demikian menurut Tri Agung Kristanto (Shinta


Rahmawati, 2001:16) adalah contoh orang yang memilki imajinasi dan fantasi sangat
tinggi. Jauh sebelum helikopter dan pesawat terbang ada sekarang, Leonardo da Vinci
sudah menuangkannya dalam bentuk gambar.9

e. Fungsi Motivasi

Sebagaimana telah disinggung di bab sebelumnya, motivasi merupakan seni


mendorong untuk mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. Dengan demikian, motivasi merupakan usaha dari pihak luar
dalam ha ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya
secra sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnya dan
denga cara memberikan dan menimbulkan harapan. Donald O. Hebb (Aminuddin Rasyad,
2003:93) menyebut cara pertama dengan arousal dan kedua dengan expectancy. Yang
pertama, arousal adalah suatu usaha guru untuk membangkitkan intgrinsic motive

9
. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Referensi, Jakarta, 2013, hal 43-44.

10
siswanya, sedangkan yang kedua expectancy adalah suatu keyakinan yang secara seketika
timbul untuk terpenuhinya suatu harapan yang mendorong seseorang untu melakukan
suatu kegiatan. Harapan akantercapainya suatu hasrat atau tujuan dapat menjadi motivasi
yang ditimbulkan guru kedalam diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni
dengan cara memudahkan siswa-bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima
dan memahamiisi pelajaran yakni melalui pemnafaatan media pembelajaran yang tepat
guna. 10

5. Fungsi Sosio-Kultural

Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yang mengatasi hambatan sosio-kulturan


antar peserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang mudah untuk memahami para
siswa yang memiliki jumlah cukup banyak (paling tidak satu kelas berjumlah kurang
lebih 40 orang). Mereka masing-masing memiliki karateristik berbeda apalagi bila
dihubungkan dengan adat, keyakinan lingkungan, keyakinan, pengalaman dan lain-lain.
Sedangkan di pihak lain, kurikulum dan materi ajar ditentukan dan diberlakukan secara
sama untuk setiap siswa. Tentunya guru akan mengalami kesulitan menghadapi hal itu,
terlebih ia harus menghadapinya sendirian. Apalagi bila latar belakang dirinya (Guru)
baik adat, budaya, lingkungan, dan pengalamannya berbeda dengan para siswanya.
Masalah ini dapat diatasi media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan presepsi yang
sama. 11

10
Opcit.hal 47
11
Opcit.hal 48

11
DAFTAR PUSTAKA

Haryono, Ari Dwi ,Metode Praktis Pengembangan Sumber dan Media Pembelajaran. Genius
media. Malang, 2004.

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta, 2014.

Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Referensi, Jakarta, 2013.

https://herlinaapriyanti.wordpress.com/tugas-kuliah/217-2/

12

Anda mungkin juga menyukai