Anda di halaman 1dari 26

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
11

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. KAJIAN PUSTAKA
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar.
Rusman (2012) memberikan pengertian mengenai media pembelajaran
adalah alat yang memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami
sesuatu dengan mudah dan mengingatnya dalam waktu yang lama
dibanding dengan penyampaian materi dengan cara tatap muka dan
ceramah tanpa alat bantu. Dengan kata lain, media dapat mendukung
proses pembelajaran. Penyampaian materi dapat dilakukan secara efektif
dan efisien. Hal ini sejalan dengan Hujair AH. Sanaky (2013) yang
menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu
pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses
pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam
mencapai tujuan pengajaran. Pernyataan ini menunjukkan bahwa media
berfungsi sebagai alat perantara penyampaian materi pembelajaran agar
dapat diterima siswa dengan lebih mudah.
Dari berbagai definisi maka media pembelajaran merupakan sarana
atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam
proses pembelajaran memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami
sesuatu dengan mudah dan mengingatnya dalam waktu yang lama.
Pemakaian media yang menarikakan semakin memotivasi peserta didik
untuk belajar lebih baik dan semakin tercapai tujuan pembelajaran.
b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
Perlu disadari bahwa media pembelajaran sangat penting artinya
dalam menyusun suatu bahan ajar. Oleh karena itu, Andi Prastowo (2011)
mengungkapkan bahwa c oo m m it tt o use r
k e be ra d a an m edia belajar memiliki
setidak-

11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1cc

tidaknya ada beberapa tujuan utama yaitu memperkaya informasi yang


diperlukan dalam menyusun bahan ajar, dapat digunakan oleh penyusun
bahan ajar, dan memudahkan bagi peserta didik untuk mempelajari suatu
kompetensi tertentu, diantaranya yaitu (a) media pembelajaran dapat
memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar
dan meningkatkan proses dan hasil belajar, (b) media pembelajaran dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian peserta didik sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung setara peserta
didik dan lingkungannya, kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya, (c) media pembelajaran dapat
mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu serta (d) media
pembelajaran dapat memberikan keamanan pengalaman kepada peserta
didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkungan.

Menambahkan pendapat diatas, Hujain AH Sanaky (2013)


membagi manfaat media pembelajaran menjadi dua, yaitu manfaat untuk
pengajar dan manfaat untuk pembelajaran. Manfaat media pembelajaran
bagi pengajar yaitu diantaranya memberikan arah untuk mencapai tujuan
pembelajaran, menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik,
memberikan kerangka sistematis mengajar, memudahkan kendali pengajar
terhadap materi, membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian
materi pelajaran, membangkitkan rasa percaya diri, meningkatkan variasi
belajar, menyajikan informasi secara sistemik, dan menciptakan kondisi
dan situasi belajar yang lebih menyenangkan dan tanpa tekanan.

Lebih lanjut, Hujain AH Sanaky (2013) menjelaskan manfaat


media pembelajaran untuk pebelajar, yaitu untuk meningkatkan motivasi
pebelajar, memberikan dan meningkatkan variasi belajar, memudahkan
proses belajar, merangsang untuk berpikir dan beranalisis, dapat belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1cc

dalam situasi yang menyenangkan tanpa tekanan, dan membantu


memahami materi yang disajikan secara sistematis.

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa media


pembelajaran memiliki manfaat baik bagi guru maupun peserta didik.
Manfaat media pembelajaran bagi guru diantaranya untuk memperjelas
penyampaian informasi yang akan disampaikan kepada peserta didik, serta
membantu menciptakan situasi yang kondusif dan menyenangkan pada
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sedangkan manfaat bagi
peserta didik yaitu dapat meningkatkan motivasi bagi peserta didik
sehingga dapat memudahkan peserta didik dalam proses belajarnya. Selain
itu, media pembelajaran juga bermanfaat untuk terciptanya kondisi belajar
yang menyenangkan baik bagi guru maupun peserta didik sehingga proses
belajar mengajar akan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

c. Fungsi Media Pembelajaran


Selain memiliki manfaat bagi guru dan juga peserta didik, media
pembelajaran juga memiliki fungsi jika digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar. Rayandra Asyhar (2012) menjelaskan fungsi media
pembelajaran yaitu (a) fungsi semantik, (b) fungsi fiksatif, (c) fungsi
manipulatif, (d) fungsi distributif, (e) fungsi psikomotorik, (f) fungsi
psikologis, dan (g) fungsi sosiokultural.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa media pembelajaran
memiliki 7 fungsi dalam kegiatan belajar mengajar. Fungsi yang pertama
adalah fungsi semantik, yaitu fungsi media dalam memperjelas arti dari
suatu kata, istilah, tanda, atau simbol. Yang kedua adalah fungsi fiksatif,
yaitu fungsi yang berkaitan dengan kemampuan media untuk menangkap,
menyimpan, atau menampilkan suatu objek atau kejadian sehingga dapat
digunakan kembali sesuai keperluan. Yang ketiga adalah fungsi
manipulatif, yakni fungsi yang berkaitan dengan kemampuan media untuk
menampilkan kembali suatu objek, peristcciowmmamatiiat
utokuuejssaeedrrian, dengan berbagai macam cara,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1cc

teknik, dan bentuk. Yang keempat adalah fungsi distributif yaitu dalam
sekali penampilan suatu objek atau kejadian dapat menjangkau pengamat
yang sangat besar dalam kawasan yang sangat luas. Yang kelima adalah
fungsi psikomotorik yaitu fungsi media dalam meningkatkan ketrampilan
fisik peserta didik yang keenam adalah fungsi psikologis yaitu fungsi yang
berkaitan dengan aspek psikologis yang mencakup fungsi atensi (menarik
perhatian), fungsi afektif (menggugah perasaan atau emosi), fungsi
kognitif (mengembangkan kemampuan daya pikir), fungsi imajinatif, dan
fungsi motivasi. Yang ketujuh adalah ungsi sosiokultural yaitu media
pembelajaran dapat memberikan rangsangan persepsi yang sama kepada
peserta didik.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 fungsi
media pembelajaran yang dapat diwujudkan dalam pengaplikasian media
sebagai alat yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar,
sehingga media pembelajaran dikatakan dapat digunakan oleh guru dalam
proses belajar mengajar.
d. Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran tidak hanya berupa sebuah media yang terdiri


dari satu jenis saja. Media pembelajaran terdiri dari berbagai jenis media
atau aplikasi yang masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Dalam penggolongannya, terdapat jenis
media pembelajaran yang masuk dalam kategori media pembelajaran yang
bersifat tradisional dan juga terdapat jenis media pembelajaran yang masuk
dalam kategori media dengan menggunakan teknologi mutakhir.

Seels & Glaslow dalam Azhar Arsyad (2002) mengklasifikasikan


jenis media pembelajaran digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu
media tradisional dan media teknologi mutakhir. Media tradisional
digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu (a) visual diam yang
diproyeksikan, terdiri atas
: proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan
filmstrips, (b) visual yangctooammkmdiiittpttroooyueskeesrrikan terdiri
atas : gambar, poster,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1cc

foto, chart, grafik, diagram, pameran, papan info, dan papan bulu, (c)
audio, terdiri atas : pita rekaman, pita kaset, reel, dan catridge, (d)
penyejian multimedia, terdiri atas : slide plus suara, multi-image, (e) visual
dinamis yang diproyeksikan, terdiri atas : film, televisi, video, (f) cetak,
terdiri atas : buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah
berkala, lembaran lepas (hand-out), (g) permainan, terdiri atas : teka teki,
simulasi, papan permainan, dan (h) realia, terdiri atas : specimen (contoh),
manipulatif (peta, boneka).

Sedangkan untuk media teknologi mutakhir, Seels & Glaslow


dalam Azhar Arsyad (2002) menggolongkan dalam 2 jenis yaitu media
berbasis telekomunikasi, terdiri atas : telekonfren, kuliah jarak jauh, dan
(b) media berbasis mikroprosesor, terdiri atas : komputer-assisted
instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif,
hypermedia, compact (video) disc.

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa terdapat dua


penggolongan media pembelajaran, yaitu media pembelajaran tradisional
dan media pembelajaran dengan teknologi mutakhir. Yang dikategorikan
dalam media pembelajaran tradisional yaitu diantaranya media berbentuk
visual, audio, cetak, permainan, dan realita. Sedangkan yang digolongkan
kedalam media pembelajaran dengan teknologi mutakhir yaitu media yang
berbasis telekkomunikasi dan media yang berbasis mikroprosesor.

Selain pendapat diatas, Cecep Kusnadi dan Bambang Sutjipto


(2011) membagi jenis-jenis media pembelajaran berdasarkan pada
karakteristik sifat media, baik dilihat dari bentuk, teknik pemakaian,
ataupun kemampuannya. Dalam klasifikasi tersebut, dapat dijelaskan yang
pertama yaitu dilihat dari sifat atau jenisnya, media dikelompokkan
sebagai berikut: (a) Kelompok media yang hanya dapat didengar atau
media yang mengandalkan kemampuan suara, disebut media auditif,
contohnya media
radio dan audio atau tape recorder (b) Kelompok media yang hanya
c oo mm m ii t t oo uu ss ee rr
mengandalkan indera peng l ih a ta n d is e b u t dengan
media visual, contohnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1cc

gambar, foto, slide, kartun, model, dan sebagainya (c) Kelompok media
yang dapat didengar dan dilihat disebut dengan media audio visual, seperti
sound, film, video, dan filmstrips.

Yang kedua, media pembelajaran dilihat dari teknik pemakaiannya,


media dapat dikelompokkan seperti berikut ini: (a) Media elektronik atau
media yang hanya dapat digunakan dengan memakai bantuan alat-alat
elektronik, seperti over head projector, slide projector, televisi, dan radio.
(b) Media non elektronik adalah media yang dapat digunakan tanpa
bantuan alat-alat elektronik, seperti kelompok media grafis, model, dan
chart.

Yang ketiga, media pembelajaran dilihat dari kemampuannya


dibagi menjadi: (a) Media yang mempunyai jangkauan dan serentak,
seperti radio dan televisi. Pemanfaatan media ini tidak terbatas pada
tempat dan ruangan.
(b) Media yang mempunyai jangkauan terbatas, seperti OHP, slide suara,
dan film slide. Media semacam ini pemanfaatannya memerlukan tempat
dan penataan khusus. (c) Media yang dimanfaatkan secara individu, seperti
model pembelajaran berprogram dan pembelajaran melalui komputer.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa terdapat 3 jenis


media pembelajaran yang dapat dibedakan melalui sifat, teknik, dan dari
kemampuannya. Melihat dari klasifikasi-klasifikasi media pembelajaran
tersebut, media pembelajaran berbasis prezi masuk dalam media berbasis
komputer. Menyambung pendapat beberapa tokoh diatas, Hidayati (2002)
menyatakan bahwa terdapat empat kelompok media pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Empat kelompok media tersebut yaitu media yang
diproyeksikan, media visual yang diproyeksikan, media audio, dan sistem
multimedia.

Yang pertama yaitu media yang tidak diproyeksikan. Media ini


terdiri dari 3 jenis yaitu gambar diam, bahan-bahan grafis, dan model dan
realitas. Gambar diam adalah gambar fotografik atau menyerupai
fotografik
yang menggambarkan aoosmmi maitttattuo utesmeerrpat, benda, serta
lok objek tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1cc

Contohnya yaitu peta, gunung, pegunungan, benda-benda bersejarah, dan


sebagainya. Pengertian dari bahan-bahan grafis adalah bahan-bahan non
fotografis dan bersifat dua dimensi, umumnya membuat lambang-lambang
verbal dan tanda-tanda visual secara simbolis. Bahan-bahan grafis terdiri
dari grafik, diagram, chart, sketsa, poster, kartun, dan komik. Selanjutnya
pengertian model dan realita yaitu model adalah tiruan dari benda atau
obyek yang sudah disederhanakan sehingga menyerupai benda yang
sebenarnya dan bersifat tiga dimensi seperti model candi, globe, dan tiruan
grafik. Sedangkan realita adalah benda-benda sebenarnya seperti uang
logam, alat-alat, tumbuhan, dan hewan.

Selanjutnya yang kedua yaitu media visual yang diproyeksikan,


terdiri dari media proyeksi yang tidak bergerak (meliputi slide, filmstrips,
overhead projector (OHP), opaque projector, dan mikro projector) dan
juga media proyeksi yang bergerak (meliputi film, film-loop, televisi, dan
video tape recorder). Yang ketiga yaitu sistem multimedia. Sistem ini
merupakan kombinasi dari media dasar audio visual dan visual yang
digunakan untuk tujuan pembelajaran. Konsep multimedia mencakup
perlunya integrasi masing-masing media yang digunakan dalam suatu
penyajian sistematis. Yang keempat adalah media audio, yaitu mencakup
berbagai bentuk atau cara perekaman dan tranmisi suara untuk
kepentingan tujuan pembelajaran, terdiri atas radio pendidikan dan
rekaman pendidikan.

Melihat pengelompokan dan pengertiannya di atas, dapat


dijelaskan bahwa media pembelajaran berbasis prezi dapat digunakan
untuk pembelajaran IPS karena termasuk dalam kategori sistem
multimedia. Sistem multimedia dirancang untuk saling melengkapi satu
sama lain. Sistem multimedia membutuhkan dukungan dari alat-alat yang
mendukung. Sehingga, dalam penelitain ini alat-alat yang mendukung
tersebut diantaranya seperangkat komputer dan aplikasi software.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1cc

e. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki ciri-ciri yang dapat digunakan


sebagai acuan klasifikasi apakah suatu media dikatakan dapat digolongkan
kedalam media pembelajaran atau tidak. Dina Indriana (2011)
menyebutkan bahwa terdapat ciri-ciri media pembelajaran, yaitu antara
lain (a) sesuatu yang menjadi penekanan dalam media pengajaran adalah
keperagaan, yang berasal dari kata “raga”. Sedangkan kata raga berarti
sesuatu yang dapat diindra, yakni dapat diraba, dilihat, didengar, dan
diamati, (b) media pengajaran merupakan bentuk komunikasi guru dan
murid, (c) media pengajaran merupakan alat bantu utama dalam mengajar
di dalam kelas atau di luar kelas, (d) media pengajaran itu erat kaitannya
dengan metode mengajar.
Dari pengertian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
suatu media dikatakan sebagai media pembelajaran yaitu jika memiliki
ciri-ciri tertentu, diantaranya yaitu merupakan sesuatu yang dapat di indra,
merupakan sebuah bentuk komunikasi antara guru dan murid, merupakan
alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar, dan memiliki kaitan dengan
metode mengajar.
f. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif memerlukan suatu perencanaan yang


dirancang dengan baik. Perencanaan yang dimaksud tersebut meliputi
metode dan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Azhar Arsyad (2011) mengungkapkan terdapat beberapa kriteria dalam
pemilihan media pembelajaran, yaitu (a) sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Media dipilih berbasarkan tujuan instruksional yang telah
ditetapkan yang secara umum mengacu pada salah satu atau gabungan dari
dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, (b) media
pembelajaran yang dipilih sebaiknya tepat untuk mendukung isi pelajaran
yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, (c) media
pembelajaran yang dipilih bersifat praktis, luwes, dan
bertahacnoo,m(dmm)itgtuooruusteeerrampil dalam menggunakan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1cc

pembeljaran yang dipilih, (e) pemilihan media pembelajaran sesuai dengan


pengelompokan sasaran, apakah media pembelajaran yang dipilih
digunakan untuk kelompok massa atau perorangan, dan (f) memperhatikan
mutu teknis.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa


kriteria yang dapat digunakan dalam pemilihan suatu media pembelajaran,
yaitu diantaranya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
bersifat praktis, dan memperhatikan mutu teknis. Selain pendapat tersebut,
Etin Solihatin dan Raharjo (2007) menjelaskan kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran secara umum,
diantaranya yaitu: (1) tujuan; (2) sasaran didik; (3) karakteristik media
yang bersangkutan; (4) waktu; (5) biaya; (6) ketersediaan; (7) konteks
penggunaan; (8) mutu teknis; dan (9) prinsip pemanfaatan media

Dari beberapa pernyataan di atas, terlihat bahwa dalam memilih


dan mengembangkan media pembelajaran harus memperhatikan beberapa
kriteria. Hal ini bertujuan agar media yang digunakan maupun
dikembangkan dapat tepat guna dan sesuai dengan tujuan. Pemilihan dan
pengembangan media tidak dapat dilakukan tanpa alasan yang
mendasarinya, demikian pula dengan pengembangan yang akan dilakukan
oleh peneliti dalam pembelajaran ini. Berdasarkan masalah yang ada
dalam pembelajaran IPS khususnya dalam mata pelajaran sosiologi (materi
konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaiannya) yang diobservasi oleh
peneliti yaitu kurang dikembangkannya media pembelajaran, media
pembelajaran berbasis prezi dipilih sebagai alternatif yang tepat untuk
mengatasi permasalahan tersebut.

g. Penggunaan Media Pembelajaran

Dalam pembuatan sebuah media pembelajaran, tentu didasarkan


pada kegunaan yang akan diwujudkan. Azhar Arsyad (2011)
mengungkapkan terdapat bcceobmmermaipttatopeunsgeegrunaan media

pembelajaran, antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c

lain yaitu media berbasis manusiayang merupakan media tertua, digunakan


untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi dimana
penyampai informasi dilakukan oleh manusia kepada manusia lain secara
langsung. Selanjutnya media berbasis cetakan, yaitu media pembelajaran
yang dibuat dalam bentuk buku teks yang memperhatikan tata cara atau
pedoman enam elemen yaitu konsisensi, format, organisasi, daya tarik,
ukuran huruf, dan spasi. Selanjutnya media berbasis visual (image atau
perumpamaan) yang dapat berbentuk gambar, diagram, peta, dan grafik.

Selain itu Azhar Arsyad (2011) juga menyebutkan media berbasis


audio visual, yang merupakan media hasil penggabungan antara gambar
atau sesuatu yang dapat dilihat dengan audio atau suara. Dan yang terakhir
yaitu media berbasis komputer yang penggunaannya sebagai media
pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut
(a) merencanakan, mengatur, dan mengorganisasikan, menjadwalkan
pengajaran, (b) mengevaluasi siswa atau test, (c) mengumpulkan data
mengenai siswa, (d) melakukan analisis statistik mengenai data
pembelajaran, (5) membuat catatan perkembangan pembelajaran
(kelompok atau perseorangan).

Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat


berbagai jenis penggunaan media yaitu media berbasis manusia, media
berbasis cetakan, media berbasis visual, media berbasis audiovisual, serta
media berbasis komputer yang memiliki berbagai fungsi dan kegunaan.
2. Software Prezi

Salah satu program aplikasi yang tepat digunakan untuk membuat


media pembelajaran kreatif yaitu Prezi. Versi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Prezi versi 4.3.1., program ini mempunyai banyak
fungsi seperi pembuatan animasi objek, membuat presentasi, animasi
iklan, game, pendukung aplikasi halaman web, hingga dapat digunakan
dalam
pembuatan film
animasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2cc

Media pembelajaran berbasis prezi merupakan salah satu media


pembelajaran berbasis teknologi dan informasi, karena dalam
pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran menggunakan
perangkat komputer atau laptop atau notebook yang terintegrasi dengan
koneksi internet dalam bentuk aplikasi software website resmi yaitu
Prezi.com.

Prezi adalah bagian yang relatif baru dari perangkat lunak, sejauh
ini tidak dibahas dalam literatur dan tersedia untuk digunakan secara
gratis. Prezi menawarkan sejumlah desain dasar template yang
memungkinkan kombinasi dari teks, gambar, video, dan hyperlink. Prezi
adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis internet. Selain
untuk presentasi, Prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk
mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual. Prezi menjadi
unggul karena program ini menggunakan en:Zooming User Interface
(ZUI), yang memungkinkan pengguna Prezi untuk memperbesar dan
memperkecil tampilan media presentasi mereka.

Prezi digunakan sebagai alat untuk membuat presentasi dalam


bentuk linier maupunF non-linier, yaitu presentasi terstruktur sebagai
contoh dari presentasi linier, atau presentasi berbentuk peta-pikiran (mind-
map) sebagai contoh dari presentasi non-linier. Pada Prezi, teks, gambar,
video, dan media presentasi lainnya ditempatkan di atas kanvas presentasi,
dan dapat dikelompokkan dalam bingkai-bingkai yang telah disediakan.
Pengguna kemudian menentukan ukuran relatif dan posisi antara semua
obyek presentasi dan dapat mengitari serta menyorot obyek-obyek
tersebut. Untuk membuat presentasi linier, pengguna dapat membangun
jalur navigasi presentasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Prezi pada awalnya dikembangkan oleh arsitek Hungaria bernama


Adam Somlai-Fischer sebagai alat visualisasi arsitektur. Misi yang
dinyatakan oleh Prezi adalah untuk membuat berbagi ide menjadi lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2cc

menarik, dan Prezi sengaja dibuat untuk menjadi alat untuk


mengembangkan dan berbagi ide dalam bentuk visual yang bersifat
naratif.

Adam Somlai-Fischer adalah seorang arsitek dan seniman yang


telah berkutat dengan presentasi yang dapat diperbesar dan diperkecil
sejak tahun 2001. Adam menemukan bahwa Zooming User Interface
(ZUI) memungkinkan ia untuk mengeksplorasi gambaran besar dari
sebuah denah lantai atau instalasi dan kemudian memperbesar detil-detil
dari denah lantai tersebut. Karena pada saat itu belum tersedia editor
presentasi ZUI yang tersedia secara komersial, setiap presentasi ZUI yang
ia kembangkan harus ia buat secara manual.

Pada tahun 2007, Peter Halascy, seorang profesor dari Universitas


Teknologi Budapest berhasil meyakinkan Adam untuk mengembangkan
editor ZUI agar dapat digunakan oleh umum. Setelah membuat prototipe
dari ZUI editor tersebut, mereka merekrut wirausahawan ketiga, yaitu
Peter Arvai, untuk bergabung sebagai CEO untuk membantu dalam
meluncurkan produk dan perusahaannya. Prezi kemudian diluncurkan
pada bulan April tahun 2009 di Budapest. Peluncuran tersebut
mengundang investasi dari TED Conferences and Sunstone Capital.
Kantor San Fransisco kemudian didirikan pada November 2009. Prezi
merekrut Kepala Pemasaran Drew Banks, dan CFO Joel Onodera pada
tahun 2011.

Sebelum membuat akun Prezi, pengguna harus menentukan lisensi


apa yang akan ia gunakan. Berikut adalah beberapa lisensi yang disediakan
Prezi untuk penggunanya. Jenis pertama yaitu Publik, Lisensi ini adalah
lisensi bebas biaya. Apabila pengguna memilih untuk menggunakan lisensi
ini, pengguna tetap bisa menikmati fitur-fitur utama yang disediakan oleh
Prezi dan juga memiliki ruang penyimpanan. Tetapi, setiap prezi yang
dibuat oleh pengguna harus dipublikasikan di situs web Prezi agar bisa
diakses oleh publik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2cc

Jenis kedua yaitu Enjoy, Untuk menggunakan lisensi ini, pengguna


harus membayar $59 per tahunnya. Akan tetapi, seorang pengguna dapat
menggunakan lisensi ini selama 30 hari pertama tanpa harus membayar.
Dengan membeli lisensi Enjoy, pengguna dapat: menggunakan fitur-fitur
utama, memiliki ruang penyimpanan prezi, membuat prezi yang ia buat
bersifat privat untuk melindungi konten di dalamnya, menggunakan
logonya sendiri (bukan logo Prezi), memperoleh dukungan premium
dalam kurung waktu kurang dari 24 jam.

Jenis ketiga yaitu Pro. Untuk menggunakan lisensi ini, pengguna


harus membayar $59 per tahunnya. Akan tetapi, seorang pengguna dapat
menggunakan lisensi ini selama 30 hari pertama tanpa harus membayar.
Dengan membeli lisensi Pro, pengguna dapat: menggunakan fitur-fitur
utama, memiliki ruang penyimpanan prezi, membuat prezi yang ia buat
bersifat privat untuk melindungi konten di dalamnya menggunakan
logonya sendiri, bukan logo Prezi memperoleh dukungan premium dalam
kurung waktu kurang dari 24 jam menggunakan produk “Prezi Desktop”
untuk mengedit Prezi secara offline.

Jenis keempat yaitu Edukasi. Prezi juga menyediakan lisensi


khusus untuk pelajar dan pengajar yang memiliki surel khusus edukasi
dengan spesifikasi sebagai berikut: Edu Enjoy. Lisensi Edu Enjoy ini
memungkinkan para pengajar dan pelajar yag memiliki surel khusus
edukasi untuk menikmati lisensi Enjoy tanpa harus membayar per
tahunnya. Edu Pro Spesifikasi dari lisensi tipe ini adalah sama dengan
spesifikasi lisensi Pro biasa, tetapi pelajar dan pengajar yang ingin
menggunakan lisensi tipe ini hanya perlu membayar $59 per tahun dan
dapat menikmati kegunaan lisensi ini secara gratis pada 30 hari pertama.

Menu utama prezi disebut dengan istilah menu gelembung (bubble


menu) yang tersusun dari lima konten utama. Berikut adalah lima konten
utama menu gelembung yaitu (a) write digunakan untuk mengetik teks,
c oo m mm i t to uu ss ee rr
menyisipkan pranala we b , d a n m e n g akses
transformation zebra, (b)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2cc

trasnformation zebra digunakan untuk memanipulasi obyek, yang


memungkinkan pengguna untuk mengukur ukuran, merotasi, atau
mengedit obyek presentasi prezi, (c) insert digunakan untuk mengunggah
berkas media dan memasukkan bentuk-bentuk seperti panah, garis ebbas,
atau tembolok, (d) frame digunakan untuk memberikan container
disekeliling konten presentasi untuk pengelompokan konten, (e) path
digunakan untuk mengatur tampilan navigasi satu per satu, merangkap
tampilan yang spesifik di dalam sebuah frame, dan (e) colors and fonts
digunakan untuk mengaplikasikan gaya presentasi tertentu.

Produk Prezi bermacam-macam seperti Prezi Desktop, Prezi


Meeting, dan Penampil Prezi untuk Ipad. Prezi Desktop memungkinkan
pemesan lisensi Prezi Pro atau Edu Pro untuk membuat dan menyimpan
35 prezi di dalam system PC, Mac, atau Linux mereka. Prezi Desktop
memiliki keunggulan yaitu untuk mengedit dan menunjukkan Prezi secara
offline. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menyimpan prezi yang
bersifat rahasia dalam komputer, dan juga memungkinkan pengguna untuk
mengerjakan serta mempresentasikan prezi mereka saat mereka tidak
terkoneksi ke internet. Yang kedua yaitu Prezi dalam berkas. Berkas Prezi
memiliki format berupa .pez. Pengguna dapat mengirimkan berkas
tersebut ke pengguna Prezi Desktop lainnya untuk kolaborasi, dapat
membuat cadangan berkas prezi tersebut, atau mengarsipkan prezi milik
pengguna apabila ruang penyimpanan Prezi pengguna telah penuh.

Selanjutnya yang ketiga adalah penyisipan berkas video berukuran


besar. Saat menggunakan server pengkonversi Prezi, terdapat batas ukuran
berkas yaitu sebesar 50 MB. Prezi Desktop tidak memiliki restriksi itu
apabila pengguna menggunakan perangkat lunak untuk mengonversi
berkas video berukuran besar menjadi berkas video dengan format FLV
atau SWF. Yang keempat, periode trial selama 30 hari. Pengguna dapat
menggunakan Prezi Desktop secara gratis dengan cara mendaftarkan diri
pengguna untuk lisensi Prezi dalam 36
hacrooi.mJmikitatopeunssgeegruna mendaftarkan diri pengguna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2cc

untuk lisensi berbayar, pengguna akan diwajibkan membayar hanya


setelah periode trial telah selesai. Membatalkan pesanan lisensi selama
masih dalam periode trial adalah hal yang mungkin dilakukan. Pembatalan
pesanan tidak menghapuskan akun Prezi pengguna atau prezi yang telah
pengguna buat.

Prezi merupakan suatu aplikasi yang dapat digunakan untuk


membuat suatu media pembelajaran menjadi sangat kieratif karena dapat
menampilkan berbagai fitur andalannya, yaitu zooming. Daryanto (2010)
berpendapat bahwa media pembelajaran online berbasis aplikasi prezi dapat
diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses
pembelajaran, dalam hal merangsang pilihan, perasaan, perhatian, dan
kemauan peserta didik sehingga secara sengaja proses belajar dapat
bertujuan, terjadi, dan terkendali.

Lebih lanjut Daryanto (2010) mengungkapkan beberapa alasan


bahwa media pembelajaran online berbasis aplikasi prezi perlu
diintegrasikan di dalam proses pembelajaran adalah karena media
pembelajaran online berbasis aplikasi prezi dapat mengubah paradigma
dalam proses belajar mengajar, dari keadaan semula menganggap guru
sebagai pusat pembelajaran berubah menjadi pembelajaran yang berpusat
kepada siswa. Selanjutnya, karena media pembelajaran online berbasis
aplikasi prezi merupakan media pembelajaran yang bersifat aktif dan
kolaboratif, sehingga secara terus menerus akan melibatkan interaksi antara
guru dan siswa di dalam proses pembelajaran.

Selain pernyataan tersebut, Muhammad Embi (2011) menambahkan


pendapatnya, bahwa media pembelajaran online berbasis aplikasi prezi
memiliki beberapa kelebihan, yaitu (a) mempunyai tampilan slide yang
beragam dan menarik, (b) tidak perlu berpindah satu slide ke slide yang
lain, karena semua ada dalam satu layar dan jika ingin berpindah maka
cukup menekan tombol kanvas besar dalam tampilan sesuai dengan urutan
materi,
(c) dapat menggabungkan gambar, bunyi, teks, dan video dalam satu
cc o m m ii t to us ee r
tampilan, (d) memiliki fasili t a s z o o m in d a n zoom out, yang
digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2cc

memperbesar dan memperkecil objek secara mendetail, dan (e) desain


media pembelajaran online berbasis aplikasi Prezi dapat dikembangkan
dalam dua versi, yaitu offline dan online.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media


pembelajaran berbasis prezi merupakan suatu ide/gagasan untuk
mengembangkan suatu media pembelajaran guna membantu kegiatan
belajar siswa dengan bantuan koneksi internet atau online dalam bentuk
desain media pembelajaran online yang berisi tentang materi yang di-input
ke dalam desain yang dikembangkan sehingga siswa dapat mengakses
materi secara langsung tanpa batasan waktu dan tempat, baik dengan
menggunakan fasilitas laboratorium komputer yang tersedia di sekolah
maupun dengan menggunakan laptop pribadi dengan syarat selalu
terhubung dengan koneksi internet.

3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Dalam proses belajar, motivasi merupakan suatu hal yang harus
diwujudkan karena dapat berpengaruh dalam keberlangsungan kegiatan
belajar. Sardiman A.M. (2012) mendefinisikan motivasi sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Sedangkan menurut
Hamzah (2008), istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat
diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah
lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya
suatu tingkah laku tertentu.

Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar,


c oo mm mm i tt to u se r
arah, dan kegigihan perila k u . A r t in ya , p erilaku yang
termotivasi adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2cc

perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama menurut Agus
Suprijono (2009). Pendapat lain mengenai motivasi juga dikemukakan
oleh Dimyati dan Mudjiono (2009) yang mengatakan bahwa motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
pengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Berdasarkan pengertian mengenai motivasi di atas dapat diambil


kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya
penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arah dan semangat
pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang
dikehendaki. Jadi peran motivasi bagi siswa dalam belajar sangat
penting. Dengan adanya motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan
mengarahkan proses belajarnya, sehingga akan diperoleh keefektifan
dalam belajar.

b. Fungsi Motivasi Belajar


Motivasi memiliki fungsi bagi seseorang, karena motivasi dapat
menjadikan seseorang mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
Sardiman A.M. (2012) mengemukakan bahwa terdapat 3 fungsi
motivasi dalam belajar yaitu (a) mendorong manusia untuk melakukan
sesuatu, (b) menentukan pada tujuan yang hendak dicapai, dan (c)
menyeleksi perbuatan.
Penjelasan dari pengertian di atas yaitu yang pertama adalah
mendorong manusia untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Motivasi
dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang
dilakukan. Selanjutnya, menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang
hendak dicapai. Motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dan yang
ketiga yaitu menyeleksi perbuatan, yakni menentukkan perbuatan-
perbuatan apa yang harus dikerjakan dan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi terhadap tujuan yang hendak dicapai.
Senada dengan pendapat yang dikemukakan diatas, Hamzah B. Uno
(2008) menambahkan penjecloamsamn imt teonguesneeari fungsi
motivasi dalam belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2cc

adalah mendorong manusia untuk melakukan aktivitas atas dasar


pemenuhan kebutuhan, menentukan sasaran tujuan yang hendak
dicapai, dan menentukan tindakan apa yang harus dilakukan.
Berdasarkan pendapat di atas, fungsi motivasi dalam belajar
antara lain adalah untuk mendorong, menggerakan dan mengarahkan
aktivitas-aktivitas peserta didik dalam belajar sehingga dapat mencapai
hasil yang maksimal. Dengan hal tersebut seseorang melakukan suatu
usaha yang sungguh-sungguh karena adanya motivasi yang baik.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Selain memiliki fungsi, terdapat juga faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar seseorang. Hamzah B. Uno (2008) mengungkapkan
bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu
faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik meliputi hasrat dan
keinginan berhasil, dorongan berkebutuhan belajar, dan harapan akan cita-
cita. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi adanya penghargaan lingkungan
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa terdapat dua fungsi


yang dapat mempengaruhi motivasi belajar seseorang, yaitu fungsi
intrinsik dan fungsi ekstrinsik. Sedangkan Arden N. Frandsen dalam
Sardiman A.M (2012) mengungkapkan ada beberapa hal yang
mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar yaitu adanya sifat ingin tahu,
adanya sifat kreatif dan ingin maju, adanya keinginan untuk mendapatkan
simpati, adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan, adanya
keinginan untuk mendapatkan rasa aman, dan juga adanya hadiah dan
hukuman sebagai hasil dari belajar.

Melengkapi pernyataan di atas, Maslow dalam Sardiman A.M


(2012) menambahkan beberapa hal yang mempengaruhi motivasi belajar
yaitu adanya kebutuhan fisik, adanya kebutuhan rasa aman, bebas dari rasa
takut, adanya kebutuhan akan berhubungan dengan orang lain, adanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2cc

kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan, dan sesuai dengan sifat


seseorang.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan


faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu faktor intrinsik
dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa faktor yang ada di dalam diri
seseorang meliputi tingkat kecerdasan, sikap, bakat, motivasi, minat,
kesehatan jasmani dan kondisi panca indera sedangkan faktor ekstrinsik
berupa faktor yang timbul dari luar individu seseorang meliputi
lingkungan sosial dan non sosial.

d. Indikator Motivasi Belajar


Dalam mengetahui motivasi belajar seseorang, dapat diindikasikan
dengan mengamati ciri-ciri tertentu. Sardiman A.M. (2012) mengemukakan
bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi yang ada pada setiap orang memiliki
ciri-ciri, yaitu tekun mengerjakan tugas, ulat, mempunyai minat terhadap
masalah-masalah orang dewasa, senang bekerja secara mendiri, cepat bosan
terhadap tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah
melepaskan hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan masalah
soal.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa terdapat ciri-ciri yang
mengindikasikan motivasi belajar seseorang, yaitu diantaranya seseorang
tekun mengerjakan tugas, ulet, mempunyai minat, merasa senang dan dapat
mempertahankan pendapatnya. Selain pendapat tersebut, ada juga pendapat
lain yang menjelaskan mengenai indikator motivasi belajar.

Adapun indikator motivasi belajar yang diklasifikasikan oleh


Hamzah B. Uno (2008) diantaranya yaitu adanya hasrat dan keinginan untuk
berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan
cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan
yang menarik dalam belajar, serta adanya lingkungan belajar dan kondusif.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa apabila


seseorang memiliki ciri-circciosmmepmmeirtttitodiuasteearrs, yaitu
memiliki hasrat yang kuat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c

memiliki dorongan untuk belajar, dan memiliki lingkungan belajar yang


kondusif berarti orang tersebut selalu memiliki motivasi yang tinggi.

4. Model Pengembangan Alessi & Trollip


Research and Development merupakan metode pengembangan, dan
validasi suatu produk pendidikan berupa penelitian analisis kebutuhan akan
suatu produk, kemudian mengembangkannya, mengevaluasi produk melalui uji
alpha (validasi ahli media dan ahli materi) dan uji beta (siswa), dan tahap
terakhir yaitu uji coba produk.
Tiga atribut pengembangan berdasarkan model Alessi & Trollip dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Standard merupakan langkah awal atau pondasi dari sebuah proyek
penelitian. Di dalamnya didefinisikan kualitas proyek yang direncanakan,
sedangkan poin-poin diperhitungkan untuk menentukan kualitas dalam
fase perencanaan (planning). Untuk melihat standar kualitas yang
diinginkan dalam pengembangan produk ini, maka langkah yang
dilakukan yaitu menentukan bidang/ruang lingkup batasan,
mengidentifikasikan karakteristik pembelajar, menetapkan hambatan,
mamperkirakan biaya, membuat dokumen perencanaan, memproduksi
sebuah buku pedoman, menentukan dan mengumpulkan sumber-sumber,
melakukan brainstroming, menetapkan rencana tampilan
b. On going evaluation yaitu evaluasi berkelanjutan dari tahap awal hingga
akhir kegiatan dengan mengacu kepada standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Semua komponen dalam proyek harus diuji, dievaluasi, dan
jika perlu direvisi sebelum produk diimplementasikan. Di dalam proses
ongoing evaluation ini, peneliti melibatkan ahli media (pengevaluasi
media, ahli materi (pengevaluasi materi), peserta didik dengan kelompok
kecil dan besar (menguji coba dan mengevaluasi produk).
c. Project management yaitu berkaitan dengan pengaturan sumbersumber
seperti uang, waktu, materi dan lain-lain. Bagian dari proses ini adalah

perencanaan di awal proy e k s ep er t i p e m buatan matriks


c o m mm it tt oo u ss e r
kerja, monitoring kemajuan yang dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3cc

Selain atribut terdapat juga tiga fase pengembangan berdasarkan model


Alessi&Trollip, yaitu:
a. Perencanaan (planning), mencakup mendefinisikan bidang/ruang lingkup
batasan, mengidentifikasikan karakteristik pembelajar, menetapkan
hambatan, mamperkirakan biaya, membuat dokumen perencanaan,
memproduksi sebuah buku pedoman, menentukan dan mengumpulkan
sumber-sumber, melakukan brainstroming, menetapkan rencana tampilan,
dan persetujuan dari klien.
b. Desain (design) mencakup mengembangkan ide-ide, melakukan analisis
konsep dan tugas, melakukan deskripsi program awal, menyiapkan
prototype, membuat flowchart dan storyboard, menyiapkan scripts, dan
persetujuan dari klien.
c. Pengembangan (development), mencakup menyiapkan teks, menuliskan
kode program, membuat grafik, memproduksi audio dan video,
menggabungkan bagian-bagian, menyiapkan materi-materi pendukung,
melakukan uji alfa, melakukan revisi, melakukan uji beta, membuat revisi
akhir, persetujuan klien, dan memvalidasi program.

Dalam penelitian ini, peneliti merancang sebuah tahapan pengembangan


media pembelajaran berbasis prezi, yang digambarkan melalui bagan sebagai
berikut:

Gambar 2.1 Bagan Tahapan Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Prezi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3cc

B. PENELITIAN YANG RELEVAN


Pemanfaatan dari teknologi terbaru saat ini yaitu aplikasi
penunjang pembuatan media pembelajaran berbasis prezi telah banyak
dilakukan. Salah satu pemanfaatannya adalah menjadikan perangkat
aplikasi tersebut sebagai media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
Pengembangan terbaru media pembelajaran berbasis prezi juga pernah
dikembangkan oleh beberapa peneliti, yaitu sebagai berikut:
1. Artem Pecheny (2010) melakukan penelitian mengenai Zooming
User Interface In Presentations For Learning. Penelitian ini
menggunakan media pembelajaran berbasis prezi. Hasil dari
penelitian ini meenyimpulkan bahwa penggunaan Zooming User
Interface dapat memperbesar dan memperkecil tampilan presentasi
dan dapat menghubungkan antara bagian yang satu dengan bagian
lainnya tanpa beralih dari frame ke frame.
2. Nicole L. White (2011) melakukan penelitian mengenai Prezi vs
Power Point: Finding the right tool for the job. Penelitian ini
menggunakan media pembelajaran berbasis prezi. Hasil dari
penelitian ini menyimpulkan bahwa prezi merupakan desain visual
presentasi yang menyenangkan sehingga audience tertarik dan fokus
dalam menyimak presentasi.
3. Anjar Miska Prayoga, dkk (2013) melakukan penelitian mengenai
Media Prezi dan Metode Pembelajaran Snowball Throwing untuk
meningkatkan prestasi belajar Akuntansi. Penelitian ini
menggunakan media pembelajaran berbasis prezi. Hasil dari
penilitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media prezi
dapat meningkatkan keaktifan siswa sebesar 18,8% dan peningkatan
prestasi belajar sebesar 21,6%.
4. Siti Zahriah (2011) melakukan penelitian tentang Efektivitas
Pengelolaan Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
cc o mm m ii t to u se r
Siswa. Penelitian ini m e n gg u n a ka n a ngket motivasi.
Dari penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3cc

ini ditemukan bahwa efektivitas pengelolaan pembelajaran dalam


meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi
cukup efektif, yaitu 73,33%.
5. Indri Juriana Saputri, dkk (2013) melakukan penelitian tentang
Media Presentasi Prezi Pada Mata Pelajaran Akuntansi Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Penelitian ini menggunakan
model pembelajaran berbasis prezi. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa hasil pengolahan data Paired Sample T-Test untuk motivasi
siswa diperoleh nilai signifikasi 0,000 < 0,05 sehingga media
presentasi prezi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
6. Moritz Krause, dkk (2015) melakukan penelitian tentang Using Prezi
Technology To Promote Inquiry-Based Learning On Bionics.
Penelitian ini menggunakan pengembangan media pembelajaran
berbasis prezi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prezi
dapat digunakan sebagai aplikasi pembuat media pembelajaran yang
bernilai lebih dalam pembelajaran.
7. Dyah Listiyani (2015) melakukan penelitian mengenai
Pengembangan Media Pembelajaran Melalui Multimedia Prezi
Desktop Untuk Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Penelitian ini menggunakan
pengembangan media pembelajaran berbasis prezi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa terhadap mata
pelajaran SKI meningkat secara signifikan dengan telah memenuhi
empat indikator yaitu kemenarikan, rasa ingin tahu, perhatian, dan
rasa senang memenuhi.
8. Febrianto, dkk (2017) melakukan penelitian mengenai Analisis
Penerapan Media Pembelajaran Prezi Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas X Tphp Pada Mata Pelajaran Pengendalian Mutu Dalam
Proses Pengolahan Di Smk Negeri 3 Takalar. Penelitian ini
menggunakan
pengembangan media pembelajaran berbasis prezi. Hasil penelitian
cc oo mm mm ii t t oo u ss e r
menunjukkan bahwa di p e ro le h p re s e n tase
ketuntasan belajar sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3cc

86,20% menunjukan telah memenuhi indikator keberhasilan yang


dikehendaki yaitu 80%
Berdasarkan atas beberapa penelitian relevan yang telah
disampaikan diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
berbasis prezi dapat meningkatkan keterampilan dan keaktifan, prestasi
belajar, dan juga motivasi siswa sehingga dikatakan sangat bermanfaat
dalam kegiatan belajar mengajar.
C. KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran merupakan proses terjadinya transfer ilmu
pengetahuan dari guru ke siswa. Agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, maka
diperlukan suatu alat yang dapat mendukung kelancaran proses
pembelajaran. Alat tersebut dinamakan media pembelajaran. Pemakaian
media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa (Hamalik, 1986).
Proses pembelajaran di SMA yang menuntut siswa untuk belajar
secara mandiri untuk bisa memahami suatu materi pelajaran, karena
pertemuan formal di kelas tidaklah cukup untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam belajar secara mandiri, diperlukan belajar secara
aktif sebagai strategi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan
belajar mandiri dan modal utama dari belajar secara aktif adalah motivasi
belajar. Penggunaan media pembelajaran mampu menarik motivasi siswa
untuk belajar secara mandiri. Guru mata pelajaran Sosiologi di SMAN 1
Sukoharjo masih menggunakan metode ceramah, media pembelajaran
dengan powerpoint biasa. Hal ini menyebabkan motivasi siswa belajar
materi konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaiannya relatif rendah
Penggunaan suatu media pembelajaran oleh guru tidak selamanya
sesuai dengan kondisi siswa. Penggunaan media pembelajaran yang
cc o mm m it to u ss ee r
cenderung monoton dalam jan g k a w ak tu l a m a, akan
membuat siswa merasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3cc

jenuh dan menyebabkan kurangnya motivasi belajar siswa. Suatu media


pembelajaran dikatakan baik apabila sudah memenuhi beberapa
persyaratan baik dari segi tampilan, isi, maupun kemudahan dalam
penggunaannya. Idealnya melalui penggunaan media pembelajaran yang
tepat akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta memberikan
kemudahan siswa dalam memahami suatu materi, salah satunya dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis prezi.
Berdasarkan uraian di atas, perlu dikembangkan suatu media
pembelajaran yang berbeda, menarik, kreatif, dan inovatif serta
mempunyai konsep belajar sambil bermain agar siswa mempunyai suasana
belajar yang menyenangkan serta mudah dalam belajar Sosiologi, yaitu
dengan pengembangan media pembelajaran materi konflik, kekerasan, dan
upaya penyelesaiannya berbasis prezi. Dengan penggunaan media
pembelajaran berbasis prezi ini siswa akan merasa senang dalam mengikuti
pembelajaran tersebut. Selain itu, media pembelajaran ini diharapkan dapat
meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar Sosiologi sehingga dapat
meningkatkan pemahaman serta motivasi siswa dalam belajar Sosiologi.

Meningkatkan
motivasi siswa
belajar materi
konflik,
kekerasan,
dan upaya
penyelesaian
konflik

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir


D. MODEL HIPOTETIK

Model hipotetik yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan


ini mengacu pada model Alecsoosmmi
(2001). Model disusun melalui
m&it tToorouulssleipr
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3cc

pendekatan yang berorientasi pada pengembang pembelajaran yang masih


pemula, sehingga mudah untuk digunakan. Model ini dikemas secara umum
supaya dapat diterapkan pada hampir semua mata pelajaran. Model Alessi &
Trollip didesain fleksibel, dan diharapkan pengguna dapat menyesuaikannya
sendiri sesuai kebutuhan (Alessi&Trollip, 2001).
Model Alessi & Trollip bertumpu pada prinsip-prinsip kognitif,
seperti persepsi & atensi, encoding, ingatan/memori, komprehensi,
pembelajaran aktif, dan perbedaan individu. Selain itu, beberapa prinsip
konstruktivis juga ikut membangun desain ini seperti, anchored instruction,
pembelajaran kolaboratif, dan pembelajaran reflektif. Salah satu hal penting
terkait desain pengembangan Alessi & Trollip ialah model ini menganjurkan
adanya pendekatan berorientasi tim. Hal ini disebabkan karena pengembangan
multimedia melibatkan banyak keahlian dan keterampilan spesifik yang
dibutuhkan dalam tahap pengembangan. Pada kebanyakan kasus, tim proyek
biasanya berisikan ahli- ahli dalam bidang desain pembelajaran,
pemrograman, seni grafis, dan mata pelajaran (Alessi & Trollip, 2001).
Pengembangan media pembelajaran berbasis prezi dalam mata
pelajaran Sosiologi kelas XI materi konflik, kekerasan, dan upaya
penyelesaiannya dapat digambarkan dalam model media (flowchart) hipotetik
seperti di bawah ini:

commit to user
Gambar 2.3 Model Media (Flowchart) Hipotetik

Anda mungkin juga menyukai