Anda di halaman 1dari 19

Tugas Media Pembelajaran Kimia

Literatur Materi dari Internet

Nama

: Anggi Febrianti

NIM

: 06121010011

Prodi

: Pendidikan Kimia

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Fuad A. Rachman, M.Pd.
Dr. Hartono, M.A.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

HAKIKAT MEDIA PEMBELAJARAN


http://www.smkdarunnajah.sch.id/2011/07/hakikat-media-pembelajaran.html
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah tengah, pengantar,
atau perantara. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim pesan dari pengirim pesan (Azhar Arsyad, 2002:3). Sedangkan dalam kepustakaan
asing yang ada sementra para ahli menggunakan istilah Audio Visual Aids (AVA), untuk
pengertian yang sama. Banyak pula para ahli menggunakan istilah Teaching Material atau
Instruksional Material yang artinya identik dengan pengertian keperagaan yang berasl dari
kata raga artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamanati melalui
panca indera kita (Hamalik , 1994:11).
Dan sebelum diambil sebuah kesimpulan mengenai arti dari media pembelajaran ada baiknya
penulis memaparkan tentang pengertian media yang telah dirumuskan oleh para ahli
pendidikan diantaranya :
1. Menurut AECT (Assosiation for Educational Communication and Technology). Media
merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian
informasi (Azhar Arsyad, 2002:3)
2. Menurut NEA ( National Educational Assosiation). Media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya
dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan di baca (Arif Sadiman , 2003:6 )
3. Menurut P. Ely dan Vernon S. Gerlach. Media memiliki dua pengertian yaitu arti luas
dan sempit. Menurut arti luas yaitu kegiatan yang dapat menciptakan kondisi,
sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan,
dan sikap yang baru. Dan menurut arti sempit media berwujud grafik, foto, alat
mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses, serta
menyampaikan informasi. (Ahmad Rohani , 1997:2-3)
4. Menurut Asnawir dan Basyiruddin dalam bukunya mendefinisikan media adalah suatu
yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran dan kemauan audiens
(siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses pendidikan (Asnawir,
Basyiruddin, 2002:11)
5. Zakiah Darajat mengutip Rostiyah dkk. media pendidikan merupakan alat, metode,
dan tehnik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan

interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah ( Zakiah Darajat, 1992:80)
6. Muhaimin dalam bukunya mendefisinikan media pembelajaran agama adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan agama dari
pengirim atau guru kepada penerima pesan (siswa) dan dapat merangsang perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar
pendidikan agama ( Muhaimin , 1992:9)
Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran merupakan
wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran yaitu
penerima pesan tersebut. Bahwa materi yang ingin di sampaikan adalah pesan
pembelajarannya serta tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar
mengajar.Apabila dalam satu dan hal lain media tidak dapat menjalankan sebagaimana
fungsinya sebagai penyalur pesan yang diharapkan, maka media tersebut tidak efektif dalam
arti tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang diinginkan dan disampaikan oleh
sumber kepada sasaran yang ingin dicapai.
Hakikat Media Pembelajaran
Kata media dalam media pembelajaran secara harfiah berarti perantara atau pengantar;
sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk
membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar. Dengan demikian, media
pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau
informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata lain, pada saat
kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang diterima siswa diperoleh
melalui media. Hal ini sesuai dengan pendapat Lesle J. Briggs (1979) yang menyatakan
bahwa media pembelajaran sebagai the physical means of conveying instructional
content..book, films, videotapes, etc. Lebih jauh Briggs menyatakan media adalah alat untuk
memberi perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. Sedangkan mengenai
efektifitas media, Brown (1970) menggaris bawahi bahwa media yang digunakan guru atau
siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikembangkan beberapa pemahaman tentang posisi
media serta peran dan kontribusinya dalam kegiatan pembelajaran.
Beberapa pemahaman itu antara lain : (1) media merupakan wadah dari pesan yang
oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan
tersebut. (2) aplikasi media pembelajaran berpijak pada kaidah ilmu komunikasi, yang antara
2

lain dikatakan Lasswell (1982) who says what in which channels to whom in what effect
Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :
1.

Who, siapa yang menyatakan? (guru, widyaiswara, instruktur, fasilitatordan semua


yang berfungsi sebagai pengirim pesan).

2.

What, pesan atau ide/gagasan apa yang disampaikan (dalam kegiatan pembelajaran ini
berarti bahan ajar atau materi yang akan disampaikan).

3.

Which Channels, dengan saluran apa, media saluran apa, media atau sarana apa, pesan
itu ingin disampaikan.

4.

To Whom, kepada siapa (sasaran, siswa, peserta didik)

5.

What effect, dengan hasil atau dampak apa?


Dari unsur-unsur di atas, tampaknya yang menjadi target (goal) dari suatu kegiatan

pembelajaran adalah dampak atau hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam kajian kependidikan, istilah itu dikenal dengan nama meaningful learning
experience, yaitu suatu pengalaman belajar yang bermakna sebagai hasil dari suatu kegiatan
pembelajaran (instruction). Terjadinya belajar bermakna ini tidak terlepas dari peran media
terutama dari kedudukan dan fungsinya. Secara umum media mempunyai kegunaan:
1.

memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2.

mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

3.

menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar.

4.

memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori & kinestetiknya.

5.

memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan


persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton (1985) bahwa

penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar dan pembelajaran dapat lebih
menarik sebagai berikut :
1.

Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar

2.

Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

3.

Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

4.

Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.

5.

Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan
3

6.

Peran guru berubahan kearah yang positif


Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar

mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai
contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik
pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk
pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat, karena bila secara langsung diberikan
tanpa media sering terjadi ketidaktepatan dalam pengucapan, pengulangan dan sebagainya.
Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan
narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat
yang sama pula.

FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN


http://sulaiman-ump.blogspot.com/2011/06/fungsi-dan-manfaat-media-pembelajaran.html
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari
sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk
membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan
pembelajaran.
Fungsi media pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:
1. Fungsi atensi
Media dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan dalam materi pelajaran.
2. Fungsi afektif
Fungsi media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa/mahasiswa ketika proses belajar
mengajar berlangsung.
3. Fungsi kognitif
Media dapat mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris
Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian konteks untuk memahami teks, membantu
siswa yang lemah dalam membaca, untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali
5. Fungsi Psikomotoris

Fungsi ini diberikan dengan maksud untuk menggerakkan siswa melakukan suatu kegiatan,
terutama yang berkenaan dengan hafalan-hafalan.
6. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi dimaksudkan agar segala kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanaka
dapat dilakukan penilaian kemampuan siswa dalam merespon pembelajaran.
Secara umum manfaat media pembelajaran ialah dapat dikatakan untuk memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih optimal, efektif,
dan efisien baik dari segi teroritis maupun praktikum yang pada akhirnya teraplikasi dalam
tindakan.
Sedangkan secara lebih spesifikasi manfaat media pembelajaran yang telah
terakumulasi dari beberapa pendapat pakar adalah:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat
dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa
dimanapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik
secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan
suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

Dengan media akan terjadinya

komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu
arah.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan
waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran
secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan
lebih mudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam
dan utuh
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa
5

tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan
waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk
mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu
pengetahuan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk
memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan
belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain sebagainya.

BERBAGAI JENIS MEDIA PEMBELAJARAN


http://edu-articles.com/berbagai-jenis-media-pembelajaran/
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng sederhana dan
murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang
diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan
ada yang sengaja dirancang.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.

Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual
dan gerak):

1.

Media audio

2.

Media cetak

3.

Media visual diam

4.

Media visual gerak

5.

Media audio semi gerak

6.

Media visual semi gerak

7.

Media audio visual diam

8.

Media audio visual gerak

Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:

1.

audio

: Kaset audio, siaran radio, CD, telepon

2.

cetak

: buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar


6

3.

audio-cetak

: kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis

4.

proyeksi visual diam

: Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)

5.

proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara

6.

visual gerak

: film bisu

7.

audio visual gerak

: film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi

8.

obyek fisik

: Benda nyata, model, spesimen

9.

manusia dan lingkungan

: guru, pustakawan, laboran

10. komputer

: CAI

Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu:


media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio,
transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu
media masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok
(liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual
(untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI).

Henrich, dkk menggolongkan:

1.

media yang tidak diproyeksikan

2.

media yang diproyeksikan

3.

media audio

4.

media video

5.

media berbasis komputer

6.

multi media kit.


Pada artikel ini, media akan diklasifikasikan menjadi media visual, media audio, dan

media audio-visual.
A. MEDIA VISUAL
1.

Media yang tidak diproyeksikan


a. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang
kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini
adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari
keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ
tanaman.
b. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi
atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi

kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak,
pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
c. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol
visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian
pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika
hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
1)

gambar / foto: paling umum digunakan

2)

sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa
detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme,
dan memperjelas pesan.

3)

diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk
menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk
mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.

4)

bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah
dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting
dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar,
diagram, kartun, atau lambang verbal.

5)

grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau
bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari
pertumbuhan.

2.

Media proyeksi
1.

Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak
ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus
membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak
(Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP).
Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:

2.

Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu

Membuat sendiri secara manual


Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan

diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah
satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya
kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya
8

produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan
dibutuhkan proyektor slide.
B. MEDIA AUDIO
1.

Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan
berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwaperistiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat
digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.

2.

Kaset-audio
Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya
adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.

C. MEDIA AUDIO-VISUAL
1.

Media video
Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan
untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.

2. Media komputer
Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu
menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara
interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat
memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber
belajar yang hampir tanpa batas.

KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN


belajarpsikologi.com/klasifikasi-media-pembelajaran/

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengidentifikasi media. Menurut
bentuk informasi yang digunakan, anda dapat memisahkan dan mengklasifikasi media
penyaji dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media
audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak. Klasifikasi mediaini dapat
menjadi landasan untuk membedakan proses yang dipakai untuk menyajikan pesan,
bagaimana suara dan atau gambar itu diterima, apakah melalui penglihatan langsung,
proyeksi optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi.
Sementara Edgar Dale mengadakan klasifikasi media pembelajarn menurut tingkat dari yang
paling konkrit sampai yang paling abstrak.

Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman dari Edgar Dale
dan dianut secara luas dalam menentukan media, alat bantu serta alat peraga yang paling
sesuai untuk pengalaman belajar.
Klasifikasi media pembelajaran menurut pakar :
1. Klasifikasi media pembelajaran menurut Azhar Arshad
Klasifikasi sumber belajar tidak jauh berbeda dengan bentuknya. Klasifikasi sumber belajar
menurut Degeng dalam Azhar Arshad (2006) adalah sebagai berikut:
1.

Pesan (Apa informasi yang ditransmisikan?)

2.

Orang (Siapa/Apakah yang melakukan transmisi?)

3.

Bahan (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)

4.

Alat (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)

5.

Teknik (Bagaimana informasi itu ditransmisikan?)


10

6.

Lingkungan/Latar (Di mana ditransmisikan?)

2. Klasifikasi media pembelajaran menurut Rudy Bretz


Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual
(berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan
antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording). Dengan demikian,
media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual
gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5)
media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
3. Klasifikasi media pembelajaran menurut Sudjana dan Ahmad Rifai
Sudjana dan Ahmad Rifai membedakan atau mengklasifikasikan media ke dalam empat
kelompok, yaitu media grafis (dua dimensi), misalnya gambar, foto, dan grafik. Media tiga
dimensi, misalnya model susun dan model kerja. Media proyeksi, misalnya OHP dan media
lingkungan (alam).
4. Klasifikasi media pembelajaran menurut R. Murry Thomas
Menurut R. Murry Thomas media diklasifikasikan berdasarkan jenjang pengalaman , yaitu:
(1) Pengalaman dari benda asli (reliefe experience), misalnya bola. (2) Pengalaman dari
benda tiruan (sudstitude of reliefe experience) misalnya gambar dan foto. (3) Pengalaman
dari kata-kata (word only), misalnya buku dan program radio.
5. Klasifikasi media pembelajaran menurut Soeparno

Klasifikasi media berdasarkan karakteristiknya, dibedakan menjadi: (a) media yang


memiliki karakteristik tunggal, misalnya radio. (b) media yang memiliki karakteristik
ganda, misalnya film dan TV.

Klasifikasi media berdasarkan dimensi presentasi, yang dibedakan menjadi: (a) Lama
presentasi yaitu presentasi sekilas, misalnya TV, dan presentasi tak sekilas, misalnya
OHP. (b) sifat presentasi yaitu presentasi kontinyu, misalnya TV, dan presentasi tak
kontinyu, misalnya OHP.

Klasifikasi media berdasarkan pemakainya, dapatdibedakan menjadi (a) berdasarkan


jumlah pemakai, yaitu media untuk kelas besar, kelas kecil, dan belajar individual, (b)
berdasarkan usia dan tingkat pendidikan pemakai, yaitu media untuk TK, SD, SMP,
SMU, dan PT.

ALAT PERAGA PEMBELAJARAN

11

http://gurupembaharu.com/home/alat-peraga-pembelajaran/
Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga
mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat alat
peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai dengan tipe siswa
belajar.
Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra
siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba,
dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis.
Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik
yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan.
Tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk mendemonstrasikan konsep yang abstrak ke
dalam bentuk visual. Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi

memecah rangkaian pembelajaran ceramah yang monoton

Membumbui pembelajaran dengan humor untuk memperkuat minat siswa belajar.

menghibur siswa agar pembelajaran tidak membosankan.

memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit.

melibatkan siswa dalam proses belajar sebagai rangkaian pengalaman nyata.

Penggunaan

alat

peraga

menunjang

prinsip

pembelajaran

yang

efektif

(http://www.columbia.edu/cu/tat/handout15.html, 2009) yang terkait pada upaya :


1.

Meningkatkan motivasi siswa belajar karena peraga dapat merangsang tumbuhnya


perhatian serta mengembangkan keterampilan

2.

Peraga dapat memfokuskan perhatian siswa, pendidik dapat menggunakan peraga


dengan melihat benda yang sesungguhnya di luar kelas atau dalam kelas

3.

Menyajikan pembelajaran dengan memanfaatkan kehidupan nyata dalam rangka


meningkatkan daya antusias siswa terhadap materi pelajaran

4.

Alat peraga pembelajaran dapat mengubah guru sebagai transmisi yang berfungsi
sebagai penghantar menjadi fasilitator, peraga membuat siswa lebih aktif.

5.

Membuat seluruh momen dalam kelas hidup dan berubah dari waktu ke waktu,
pendidikan dapat membangun pertanyaan dengan dukungan alat yang ada di tangan

6.

Alat peraga membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan,
namun mengembangkan pikirannya dengan fakta

12

7.

Alat peraga lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga
transformasi belajar dapat berkembang dinamis

8.

Dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan daya monitor pendidik sehubungan
dengan aktifitas siswa lebih mudah diamati
Penggunaan alat peraga memenuhi kebutuhan belajar sesuai gaya belajar siswa dalam

satu kelas. Sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat beberapa tipe siswa berdasarkan cara
mereka memahami sesuatu. Ada siswa dengan gaya belajar visual, audio, atau kinestetik.
Masing-masing memiliki kecenderungan untuk mengoptimalkan salah satu indera mereka
dalam belajar sehingga memerlukan metode mengajar yang berbeda. Namun demikian, guru
harus mampu untuk mengkombinasikan beragam metode pengajaran agar dapat
mengakomodasi kebutuhan seluruh siswanya dalam belajar.
Metode untuk siswa visual mencakup materi tertulis, penggunaan gambar dalam
menjelaskan materi, menggambarkan time line untuk hari-hari penting dalam pelajaran
sejarah, menggunakan transparansi atau power point, dan instruksi tertulis lainnya
(wikipedia, 2009). Biasanya siswa dengan gaya belajar visual akan selalu mengikuti dan
melihat guru saat memberikan penjelasan. (www.tpamujahidin.com, 2009).
Metode audio mencakup pengulangan secara lisan dengan suara keras istilah-istilah
sulit dan konsep dalam pelajaran, menemani dalam diskusi kelompok, mengadakan debat,
mendengarkan materi melalui tape, dan sebagainya.
Metode kinestetik mencakup penyediaan peralatan dan kegiatan percobaan,
penyelesaian tugas, menggunakan pertolongan alat dan objek dalam pembelajaran,
menggunakan permainan dan menyelenggarakan field trip.
Seringkali kita tidak memahami karakteristik siswa dan memaksakan metode
pengajaran yang kita anggap benar sehingga pencapaian hasil yang diharapkan tidak tercapai.
Salah satu sarana yang dapat mewadahi dan mendukung proses pengajaran menegaskan
bahwa keberadaaan alat peraga dalam setiap pembelajaran sangatlah penting. Guru akan lebih
mudah dalam mendeskripsikan materi yang sedang dijelaskan olehnya sehingga siswa pun
akan lebih mudah dan cepat dalam memahami pelajaran. Ketiga jenis gaya belajar siswa pun
dapat diakomodasi sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan lebih efektif.
Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari mulai benda aslinya, tiruannya, yang
sederhana sampai yang canggih, diberikan dalam kelas atau di luar kelas. Bisa juga berupa
bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi / flash (gerak), video

13

(rekaman atau simulasi). Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin
di bawa dalam kelas bisa tampik di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.
Alat peraga pembelajaran sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti
karton, kardus, styrofoam, dan juga bisa memanfaatkan software-software komputer yang
dapat menciptakan alat peraga. Jika guru belum memiliki kemampuan untuk menciptakan
alat peraga berbasis TIK maka guru dapat memanfaatkan hasil alat peraga yang telah
diciptakan oleh rekan-rekan sejawat yang lain. Eksplorasilah kemampuan pencarian
informasi melalui internet, maka guru akan mendapatkan beragam alat peraga pembelajaran
berbasis TIK yang bisa dipergunakan secara cuma-cuma.

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI/VIDEO


http://sahabaterwin.blogspot.com/2011/05/media-animasi-untuk-pembelajaran.html
Penggunaan

animasi

dalam

pembelajaran

memang

mempunyai

banyak

kelebihanya.Saat ini semakin banyak pendidik yang menggunakan animasi dalam


menyamapikan materi yang di sampaikan dalam menarik perhatian serta mempermudah
pemahaman siswa dalam belajar. Pembelajaran menggunakan animasi mempunyai banyak
maanfaat dan keunggulanya. Menurut Hidayat (2010) Manfaat secara umum, media dalam
proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga
kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara. lebih khusus ada
beberapa manfaat media yang lebih rinci.
Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Berbagai potensi yang
dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna,
baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui program
media, akan lebih jelas, lengkap, serta menarik minat siswa.
Media animasi dapat mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu satunya
sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran,
karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki
waktu untuk memberi perhatian kepada aspek aspek edukatif lainnya, seperti membantu
kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.

14

EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN


http://dibustom.wordpress.com/2011/05/08/16/
A.

Tujuan Evaluasi Media Pembelajaran

Secara terminologi evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan untuk menentukan kemajuan
pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan dan usaha untuk mencari
umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan. Edwind Wandt dan Gerald w. Brown (1977)
mengatakan bahwa evaluasi pendidikan adalah : evaluation refer to the act or process to
determining the value of something. Sesuatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu.
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown yang
memberikan definisi tentang Evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu sendiri dapat
diartikan suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu
proses (yang berlangsung dalam rangka) menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia
pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan atau yang terjadi dilapangan
pendidikan).
Sedangkan evaluasi media pengajaran yang dimaksudkan adalah untuk mengetahui apakah
media yang digunakan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan.
B.

Ciri-Ciri Efektif Media Pembelajaran

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah menguasai penggunaan media
secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan
tersebut untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Agar media
pembelajaran dapat berfungsi secara efektif, terdapat beberapa kriteria yang harus terpenuhi,
seperti yang dipaparkan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai :
1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran, artinya bahan pelajaran dipilih atas dasar tujuantujuan instruksional yang telah ditetapkan.
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta,
prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah
dipahami siswa.
3. Kemudahan dalam memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh.
4. Keterampilan guru dalam menggunakan, apapun jenis media yang diperlukan syarat
utamanya adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.
15

5. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga dapat bermanfaat bagi siswa.


6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya
dapat dipahami oleh para siswa.
C.

Cara Mengevaluasi Media Pembelajaran

Terdapat beberapa penilaian dalam mengevaluasi media pembelajaran. H. Asnawir dan M.


Basyiruddin Usman dalam bukunya, Media Pembelajaran, menerangkan bahwa ada dua
penilaian dalam mengevaluasi media, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk mengumpulkan data tentang aktifitas dan
efisiensi penggunaan media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
diterapkan. Data yang diperoleh akan digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
media yang bersangkutan agar dapat digunakan lebih efektif dan efisien. Setelah diperbaiki
dan disempurnakan, kemudian diteliti kembali apakah media tersebut layak digunakan atau
tidak dalam situasi-situasi tertentu.
2. Evaluasi Sumatif
Ada tiga tahapan dalam evaluasi sumatif, yaitu : 1) evaluasi satu lawan satu (one on one); 2)
evaluasi kelompok kecil (small group evaluation); dan 3) evaluasi lapangan (field
evaluation).
Pada tahapan evaluasi satu lawan satu (one on one), dipiliha dua orang atau lebih yang dapat
mewakili populasi dari target media yang dibuat media disajikan kepada siswa secara
individual. Kedua orang yang terpilih tersebut satu di antaranya mempunyai kemampuan di
bawah rata-rata, dan yang satunya lagi di atas rata-rata. Prosedur pelaksanaannya sebagai
berikut :
1. Jelaskan kepada siswa tentang rancangan media baru. Kemudian amati reaksi mereka
terhadap media yang dibuat ditampilkan tersebut.
2. Katakan kepada siswa bahwa kalau terjadi kesalahan penggunaan media tersebut,
bukanlah karena kekurangan siswa tapi karena kelemahan media.
3. Usahakan agar siswa bersifat santai dan bebas dalam mengemukakan pendapat
mereka mengenai media yang ditampilkan tersebut.
4. Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa
terhadap penggunaan media tersebut.
5. Catat lama waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan catat pula
reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut.
16

6. Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut.


7. Lakukan analisis terhadap informasi yang terkumpul.
Selanjutnya evaluasi kelompok kecil dilakukan kepada 10-20 orang siswa yang dapat
mewakili populasi target. Siswa yang dipilih tersebut hendaknya dapat mewakili populasi.
Usahakan siswa yang dipilih tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang dan
yang pandai, terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan yang terdiri dari berbagai latar
belakang. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan bahwa media tersebut pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik
untuk penyempurnaannya.
2. Berikan tes awal untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topik
yang berkenaan dengan penggunaan media.
3. Tegaskan kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
4. Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
5. Bagikan angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media yang
digunakan, mengerti tidaknya siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh media
tersebut, konsistensi tujuan dan materi dan cukup tidaknya latihan yang dilakukan.
6. Lakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul.
Berikutnya evaluasi lapangan (field evaluation) merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif.
Untuk itu diusahakan situasi yang mirip dengan situasi yang sebenarnya. Dalam
pelaksanaannya dipilih 30 orang siswa dengan berbagai kataristik yang meliputi tingkat
kepandaian kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar dan sebagainya.
Prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Pilih siswa sebanyak 30 orang yang betul-betul mewakili populasi.
2. Jelaskan kepada siswa maksud uji coba lapangan dan hasil akhir yang diharapkan.
Usahakan siswa bersifat relaks/santai dan berani mengeluarkan pendapat atau
penilaian. Ingatkan kepada mereka bahwa uji coba bukan menguji kemampuan
mereka.
3. Berikan tes awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai
topik yang menggunakan media tersebut.
4. Sajikan media yang sesuai dengan rencana perbuatannya.

17

5. Lakukan postes untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa setelah penyajian
media tersebut. Hasil tes akhir dibandingkan dengan tes awal yang digunakan untuk
mengetahui efektifitas dan efesiensi media yang dibuat tersebut.
6. Edarkan tes skala sikap kepada siswa yang dipilih tersebut untuk mengetahui sikap
mereka terhadap media yang digunakan.
7. Lakukan analisa terhadap data yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang
dilakukan, terutama mengenai keampuhan awal pretes, skor tes awal dan tes akhir,
waktu yang diperlukan, perbaikan dari bagian-bagian yang sulit, pengajaran serta
kecepatan sajian dan sebagainya.
D.

Kriteria Evaluasi Pendidikan

Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu


dipertibangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya belajar
berbeda. Ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar
dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar dengan cara mendengar) dan gaya
belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).
Dengan demikian, untuk melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, hal-hal tersebut
turut dipertimbangkan. Dibawah ini disebutkan beberapa kriteria dalam mengevaluasi media
pembelajaran yang perlu diperhatikan apabila orang melakukan evaluasi terhadap media
pembelajaran.
1. Relevan dengan tujuan pendidikan atau pembelajaran
2. Persesuain dengan waktu, tempat, alat-alat yang tersedia, dan tugas pendidik
3. Persesuaian dengan jenis kegiatan yang tercakup dalam pendidikan,
4. Menarik perhatian peserta didik
5. Maksudnya harus dapat dipahami oleh peserta didik
6. Sesuai dengan kecakapan dan pribadi pendidik yang bersangkutan
7. Kesesuaian dengan pengalaman atau tingkat belajar yang dirumuskan dalam syllabus
8. Keaktualan (tidak ketinggalan zaman)
9. Cakupan isi materi atau pesan yang ingin disampaikan
10. Skala dan ukuran
11. bebas dari bias ras, suku, gender

18

Anda mungkin juga menyukai