Nama
: Anggi Febrianti
NIM
: 06121010011
Prodi
: Pendidikan Kimia
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Fuad A. Rachman, M.Pd.
Dr. Hartono, M.A.
2013
interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah ( Zakiah Darajat, 1992:80)
6. Muhaimin dalam bukunya mendefisinikan media pembelajaran agama adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan agama dari
pengirim atau guru kepada penerima pesan (siswa) dan dapat merangsang perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar
pendidikan agama ( Muhaimin , 1992:9)
Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran merupakan
wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran yaitu
penerima pesan tersebut. Bahwa materi yang ingin di sampaikan adalah pesan
pembelajarannya serta tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar
mengajar.Apabila dalam satu dan hal lain media tidak dapat menjalankan sebagaimana
fungsinya sebagai penyalur pesan yang diharapkan, maka media tersebut tidak efektif dalam
arti tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang diinginkan dan disampaikan oleh
sumber kepada sasaran yang ingin dicapai.
Hakikat Media Pembelajaran
Kata media dalam media pembelajaran secara harfiah berarti perantara atau pengantar;
sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk
membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar. Dengan demikian, media
pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau
informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata lain, pada saat
kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang diterima siswa diperoleh
melalui media. Hal ini sesuai dengan pendapat Lesle J. Briggs (1979) yang menyatakan
bahwa media pembelajaran sebagai the physical means of conveying instructional
content..book, films, videotapes, etc. Lebih jauh Briggs menyatakan media adalah alat untuk
memberi perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. Sedangkan mengenai
efektifitas media, Brown (1970) menggaris bawahi bahwa media yang digunakan guru atau
siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikembangkan beberapa pemahaman tentang posisi
media serta peran dan kontribusinya dalam kegiatan pembelajaran.
Beberapa pemahaman itu antara lain : (1) media merupakan wadah dari pesan yang
oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan
tersebut. (2) aplikasi media pembelajaran berpijak pada kaidah ilmu komunikasi, yang antara
2
lain dikatakan Lasswell (1982) who says what in which channels to whom in what effect
Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
2.
What, pesan atau ide/gagasan apa yang disampaikan (dalam kegiatan pembelajaran ini
berarti bahan ajar atau materi yang akan disampaikan).
3.
Which Channels, dengan saluran apa, media saluran apa, media atau sarana apa, pesan
itu ingin disampaikan.
4.
5.
pembelajaran adalah dampak atau hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam kajian kependidikan, istilah itu dikenal dengan nama meaningful learning
experience, yaitu suatu pengalaman belajar yang bermakna sebagai hasil dari suatu kegiatan
pembelajaran (instruction). Terjadinya belajar bermakna ini tidak terlepas dari peran media
terutama dari kedudukan dan fungsinya. Secara umum media mempunyai kegunaan:
1.
2.
3.
menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar.
4.
memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori & kinestetiknya.
5.
penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar dan pembelajaran dapat lebih
menarik sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan
3
6.
mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai
contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik
pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk
pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat, karena bila secara langsung diberikan
tanpa media sering terjadi ketidaktepatan dalam pengucapan, pengulangan dan sebagainya.
Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan
narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat
yang sama pula.
Fungsi ini diberikan dengan maksud untuk menggerakkan siswa melakukan suatu kegiatan,
terutama yang berkenaan dengan hafalan-hafalan.
6. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi dimaksudkan agar segala kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanaka
dapat dilakukan penilaian kemampuan siswa dalam merespon pembelajaran.
Secara umum manfaat media pembelajaran ialah dapat dikatakan untuk memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih optimal, efektif,
dan efisien baik dari segi teroritis maupun praktikum yang pada akhirnya teraplikasi dalam
tindakan.
Sedangkan secara lebih spesifikasi manfaat media pembelajaran yang telah
terakumulasi dari beberapa pendapat pakar adalah:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat
dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa
dimanapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik
secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan
suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu
arah.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan
waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran
secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan
lebih mudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam
dan utuh
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa
5
tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan
waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk
mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu
pengetahuan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk
memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan
belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain sebagainya.
Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual
dan gerak):
1.
Media audio
2.
Media cetak
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
audio
2.
cetak
3.
audio-cetak
4.
5.
6.
visual gerak
: film bisu
7.
8.
obyek fisik
9.
10. komputer
: CAI
1.
2.
3.
media audio
4.
media video
5.
6.
media audio-visual.
A. MEDIA VISUAL
1.
kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak,
pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
c. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol
visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian
pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika
hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
1)
2)
sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa
detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme,
dan memperjelas pesan.
3)
diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk
menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk
mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.
4)
bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah
dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting
dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar,
diagram, kartun, atau lambang verbal.
5)
grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau
bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari
pertumbuhan.
2.
Media proyeksi
1.
Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak
ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus
membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak
(Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP).
Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
2.
diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah
satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya
kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya
8
produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan
dibutuhkan proyektor slide.
B. MEDIA AUDIO
1.
Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan
berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwaperistiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat
digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.
2.
Kaset-audio
Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya
adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.
C. MEDIA AUDIO-VISUAL
1.
Media video
Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan
untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.
2. Media komputer
Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu
menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara
interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat
memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber
belajar yang hampir tanpa batas.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengidentifikasi media. Menurut
bentuk informasi yang digunakan, anda dapat memisahkan dan mengklasifikasi media
penyaji dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media
audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak. Klasifikasi mediaini dapat
menjadi landasan untuk membedakan proses yang dipakai untuk menyajikan pesan,
bagaimana suara dan atau gambar itu diterima, apakah melalui penglihatan langsung,
proyeksi optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi.
Sementara Edgar Dale mengadakan klasifikasi media pembelajarn menurut tingkat dari yang
paling konkrit sampai yang paling abstrak.
Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman dari Edgar Dale
dan dianut secara luas dalam menentukan media, alat bantu serta alat peraga yang paling
sesuai untuk pengalaman belajar.
Klasifikasi media pembelajaran menurut pakar :
1. Klasifikasi media pembelajaran menurut Azhar Arshad
Klasifikasi sumber belajar tidak jauh berbeda dengan bentuknya. Klasifikasi sumber belajar
menurut Degeng dalam Azhar Arshad (2006) adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Klasifikasi media berdasarkan dimensi presentasi, yang dibedakan menjadi: (a) Lama
presentasi yaitu presentasi sekilas, misalnya TV, dan presentasi tak sekilas, misalnya
OHP. (b) sifat presentasi yaitu presentasi kontinyu, misalnya TV, dan presentasi tak
kontinyu, misalnya OHP.
11
http://gurupembaharu.com/home/alat-peraga-pembelajaran/
Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga
mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat alat
peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai dengan tipe siswa
belajar.
Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra
siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba,
dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis.
Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik
yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan.
Tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk mendemonstrasikan konsep yang abstrak ke
dalam bentuk visual. Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi
Penggunaan
alat
peraga
menunjang
prinsip
pembelajaran
yang
efektif
2.
3.
4.
Alat peraga pembelajaran dapat mengubah guru sebagai transmisi yang berfungsi
sebagai penghantar menjadi fasilitator, peraga membuat siswa lebih aktif.
5.
Membuat seluruh momen dalam kelas hidup dan berubah dari waktu ke waktu,
pendidikan dapat membangun pertanyaan dengan dukungan alat yang ada di tangan
6.
Alat peraga membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan,
namun mengembangkan pikirannya dengan fakta
12
7.
Alat peraga lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga
transformasi belajar dapat berkembang dinamis
8.
Dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan daya monitor pendidik sehubungan
dengan aktifitas siswa lebih mudah diamati
Penggunaan alat peraga memenuhi kebutuhan belajar sesuai gaya belajar siswa dalam
satu kelas. Sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat beberapa tipe siswa berdasarkan cara
mereka memahami sesuatu. Ada siswa dengan gaya belajar visual, audio, atau kinestetik.
Masing-masing memiliki kecenderungan untuk mengoptimalkan salah satu indera mereka
dalam belajar sehingga memerlukan metode mengajar yang berbeda. Namun demikian, guru
harus mampu untuk mengkombinasikan beragam metode pengajaran agar dapat
mengakomodasi kebutuhan seluruh siswanya dalam belajar.
Metode untuk siswa visual mencakup materi tertulis, penggunaan gambar dalam
menjelaskan materi, menggambarkan time line untuk hari-hari penting dalam pelajaran
sejarah, menggunakan transparansi atau power point, dan instruksi tertulis lainnya
(wikipedia, 2009). Biasanya siswa dengan gaya belajar visual akan selalu mengikuti dan
melihat guru saat memberikan penjelasan. (www.tpamujahidin.com, 2009).
Metode audio mencakup pengulangan secara lisan dengan suara keras istilah-istilah
sulit dan konsep dalam pelajaran, menemani dalam diskusi kelompok, mengadakan debat,
mendengarkan materi melalui tape, dan sebagainya.
Metode kinestetik mencakup penyediaan peralatan dan kegiatan percobaan,
penyelesaian tugas, menggunakan pertolongan alat dan objek dalam pembelajaran,
menggunakan permainan dan menyelenggarakan field trip.
Seringkali kita tidak memahami karakteristik siswa dan memaksakan metode
pengajaran yang kita anggap benar sehingga pencapaian hasil yang diharapkan tidak tercapai.
Salah satu sarana yang dapat mewadahi dan mendukung proses pengajaran menegaskan
bahwa keberadaaan alat peraga dalam setiap pembelajaran sangatlah penting. Guru akan lebih
mudah dalam mendeskripsikan materi yang sedang dijelaskan olehnya sehingga siswa pun
akan lebih mudah dan cepat dalam memahami pelajaran. Ketiga jenis gaya belajar siswa pun
dapat diakomodasi sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan lebih efektif.
Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari mulai benda aslinya, tiruannya, yang
sederhana sampai yang canggih, diberikan dalam kelas atau di luar kelas. Bisa juga berupa
bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi / flash (gerak), video
13
(rekaman atau simulasi). Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin
di bawa dalam kelas bisa tampik di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.
Alat peraga pembelajaran sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti
karton, kardus, styrofoam, dan juga bisa memanfaatkan software-software komputer yang
dapat menciptakan alat peraga. Jika guru belum memiliki kemampuan untuk menciptakan
alat peraga berbasis TIK maka guru dapat memanfaatkan hasil alat peraga yang telah
diciptakan oleh rekan-rekan sejawat yang lain. Eksplorasilah kemampuan pencarian
informasi melalui internet, maka guru akan mendapatkan beragam alat peraga pembelajaran
berbasis TIK yang bisa dipergunakan secara cuma-cuma.
animasi
dalam
pembelajaran
memang
mempunyai
banyak
14
Secara terminologi evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan untuk menentukan kemajuan
pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan dan usaha untuk mencari
umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan. Edwind Wandt dan Gerald w. Brown (1977)
mengatakan bahwa evaluasi pendidikan adalah : evaluation refer to the act or process to
determining the value of something. Sesuatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu.
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown yang
memberikan definisi tentang Evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu sendiri dapat
diartikan suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu
proses (yang berlangsung dalam rangka) menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia
pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan atau yang terjadi dilapangan
pendidikan).
Sedangkan evaluasi media pengajaran yang dimaksudkan adalah untuk mengetahui apakah
media yang digunakan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan.
B.
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah menguasai penggunaan media
secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan
tersebut untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Agar media
pembelajaran dapat berfungsi secara efektif, terdapat beberapa kriteria yang harus terpenuhi,
seperti yang dipaparkan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai :
1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran, artinya bahan pelajaran dipilih atas dasar tujuantujuan instruksional yang telah ditetapkan.
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta,
prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah
dipahami siswa.
3. Kemudahan dalam memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh.
4. Keterampilan guru dalam menggunakan, apapun jenis media yang diperlukan syarat
utamanya adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.
15
17
5. Lakukan postes untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa setelah penyajian
media tersebut. Hasil tes akhir dibandingkan dengan tes awal yang digunakan untuk
mengetahui efektifitas dan efesiensi media yang dibuat tersebut.
6. Edarkan tes skala sikap kepada siswa yang dipilih tersebut untuk mengetahui sikap
mereka terhadap media yang digunakan.
7. Lakukan analisa terhadap data yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang
dilakukan, terutama mengenai keampuhan awal pretes, skor tes awal dan tes akhir,
waktu yang diperlukan, perbaikan dari bagian-bagian yang sulit, pengajaran serta
kecepatan sajian dan sebagainya.
D.
18