Anda di halaman 1dari 13

Disusun oleh:

Krisnawati Hidayah (06121010010)


Anggi Febrianti (06121010011)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014/2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat
manusia. Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang
baik pada diri seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu
mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan
oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan
yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas.
Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat
pengetahuan dan keterampilan mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan
dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Peranan ini termasuk ke dalam aspek pendidik sebab tidak hanya
menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga mendidik untuk mengalihkan
nilai-nilai kehidupan. Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah
sikap yang mengubah tingkah laku peserta menjadi lebih baik. Guru sebagai
administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas.
Guru merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan,
tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Berdasarkan
Standar Nasional Kependidikan, guru harus memiliki empat kompetensi dasar
yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi profesional. Namun, kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru saat
ini masih terbatas, sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengoptimalkan
kompetensi-kompetensi tersebut. Kompetensi-kompetensi yang akan dibahas
dalam makalah ini terbatas pada kompetensi-kompetensi kepribadian dan
kompetensi profesional. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang

harus dimiliki guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa
dan menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi profesional adalah
kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam
menguasai materi yang diajarkan.
Guru yang bermutu dan profesional menjadi tuntutan masyarakat seiring
dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat mengikuti kemajuan era
globalisasi. Untuk membentuk guru yang profesional sangat tergantung pada
banyak hal yaitu guru itu sendiri, pemerintah, masyarakat dan orang tua.
Berdasarkan kenyataan yang ada, pemerintah telah mengupayakan berbagai hal,
diantaranya sertifikasi guru. Dengan adanya program sertifikasi tersebut, kualitas
mengajar guru akan lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana upaya untuk memperbaiki kualitas mengajar yang
mendidik guru dengan memaksimalkan terpenuhinya kompetensi profesional
guru?
1.3 Tujuan
Tujuan pengambilan tema Kompetensi Profesional Guru dalam makalah ini yaitu
untuk menambah wawasan penulis dan pembaca dalam memahami :
a. Peran guru sebagai seorang pembelajar
b. Profesionalisme Guru
c. Tugas profesional guru
d. Kriteria Guru profesional

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Guru profesional


Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian tau orang
yang mempunyai keahlian. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional
adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan
untuk pekerjaan tersebut.Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan
profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan
melalui interaksi edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU
Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa:
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Guru professional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan
tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode
pembelajaran. Keahlian yang dimiliki oleh guru profesional adalah keahlian yang
diperoleh melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan
secara khusus. Keahlian tersebut mendapat pengakuan formal yang dinyatakan
dalam bentuk sertifikasi, akreditasi, dan lisensi dari pihak yang berwenang (dalam
hal ini pemerintah dan organisasi profesi).
Guru yang profesional adalah orang yang memilki kemapuan atau keahlian
khusus dalam bidan keguruan (pembelajaran) sehingga ia mampu melakukan
tugas dan fungsinya sebagai seorang pembelajar dengan kemampuan maksimal.
Atau dengan kata lain pemelajar profesional adalah orang yang terdidik dan
terlatih dengan baik dan memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya, artinya
seorang pembelajar telah memperoleh pendidikan formal serta menguasai
berbagai strategi dalam kegiatan belajar mengajar,selain itu pemelajar yang
profesional juga harus menguasai landasan-landasan pendidikan yang tercantu
dalam kompetensi.

Salah satu kewenangan guru adalah menghadapi peserta didiknya, untuk


itu ia harus memiliki kemampuan dan memiliki standar, dengan prinsif mandiri
(otonom) atas keilmuannya. Jadi untuk berprofesi sebagai seorang guru perlu
adanya kekuatan pengakuan formal melalui tiga tahap; yakni; sertifikasi;
regristrasi dan lisensi.
a Sertifikasi adalah pemberian sertifikat yang menunjukkan kewenangan
seseorang anggota seperti ijasah tertentu.
Menteri Pendidikan akan mengeluarkan peraturan menteri nomor 18 tahun 2007
yang berisi kebijakan mengenai sertifikasi guru. Berdasarkan peraturan tersebut,
sertifikasi dilaksanakan dalam bentuk penilaian portofolio yaitu pengakuan atas
pengalaman professional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan
dokumen yang mendeskripsikan: kualifikasi akademik, pendidikan dan
pelatiahan, pengalam,kan mengajar, perencanan dan pelaksanaan pembelajaran,
penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengenbangan
profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, penglaman organisasi dibidang
kependidikan dan social, dan penghargaan yang relevan dengan bidang
pendidikan.
b Regritasi mengacu kepada suatu pengaturan di mana anggota diharuskan
terdaftar namanya pada suatu badan atau lembaga
c Lisensi adalah suatu pengaturan yang menetapkan seseorang memperoleh izin
dari yang berwajib untuk menjalankan pekerjaanya.
2.2 Profesionalisme dibangun oleh unsur kompetensi
Seseorang dikatakan kompeten di bidang tertentu adalah sesorang yang
memiliki kecakapan kerja, atau keahlian khusus yang sesuai dengan tuntutan
bidang kerja yang bersangkutan.
W.R. Houston (Kuswana,WS, 1995) mengungkapkan bahwa;
kecakapan kerja diartikan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial, dan
ekonomi, serta memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui dan disyahkan
oleh kelompok profesinya atau oleh warga masyarakat. Secara nyata orang
kompeten mampu melakukan tugasnya di bidangnya secara efektif dan efisien.

Kadar kompetensi tidak hanya menunjuk pada kuantitas tetapi sekaligus


menunjuk pada kualitas kerja.
Jadi dapat dikatakan bahwa kompetensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a

Kompetensi dasar
Kompetensi yang harus dimiliki untuk memilihara dan memenuhi kebutuhan
hidupnya. Meliputi :
i

Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

ii Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara berjiwa pancasila


iii Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi seorang guru
b

Kompetensi umum
Kompetensi yang harus dimiliki untuk bisa hidup bersama di masyarakat,
meliputi :
i

Berinteraksi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan


profesional

ii Berinteraksi dengan masyarakat


c

Kompetensi teknis/keterampilan
Kompetensi yang harus dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan atau
kegiatan.
i

Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan untuk siswa yang mengalami


kesulitan belajar dan utnuk siswa yang memiliki kelainan (berkebuuhan
khusus)

ii Melaksanakan administrasi sekolah


iii Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan mengajar
d

Kompetensi profesional

2.3 KOMPETENSI PROFESIONAL


Istilah profesional berasal dari kata profession (pekerjaan) yang berarti
sangat mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda, profesional berarti
orang yang melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profesiensi
(kemampuan tinggi) sebagai mata pencaharian (Muhibbin Syah, 2004 : 230).
Jadi, kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan

kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang ahli dan
terampil dalam melaksanakan profesinya dapat disebut sebagai guru yang
kompeten dan profesional.
Kompetensi profesional guru menggambarkan tentang kemampuan yang
harus dimiliki oleh seseorang yang mengampu jabatan sebagai seorang guru
(Moh Uzer Usman, 2000 : 14). Tidak semua kompetensi yang dimiliki seseorang
menunjukkan bahwa dia profesional, karena kompetensi profesional tidak hanya
menunjukkan apa dan bagaimana melakukan pekerjaan, tetapi juga menguasai
rasional yang dapat menjawab mengapa hal itu dilakukan berdasarkan konsep
dan teori tertentu.
Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP RI No. 19/2005 Pasal
28 ayat 3, kompetensi profesional guru diartikan sebagai kebulatan pengetahuan,
kete-rampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan cerdas dan
penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang yang memangku jabatan guru
sebagai profesi.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang
mencakup penguasaan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum
tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Indikator esensial
dari kompetensi ini meliputi : (1) memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah, (2) memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang
koheren dengan materi ajar, (3) memahami hubungan konsep antar mata
pelajaran terkait, dan (4) menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari.
Gregory Schraw, dkk (2005) menyatakan seorang guru memerlukan waktu
5 sampai 10 tahun atau 10.000 jam untuk menjadi seorang guru yang ahli.
Dalam perjalanan yang lama itu, guru harus mengembangkan pembelajaran
lebih lanjut dan meningkatkan penguasaan materi. Hal ini menunjukkan bahwa
untuk menjadi guru yang ahli (profesional) bukanlah cara yang mudah, tetapi
harus melalui perjalanan panjang disertai terus menerus pengembangan diri.
Kompetensi profesional meliputi hal-hal :
i

Menguasai landasan pendidikan, yang meliputi :

Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan


nasional.

Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat, sebagai pusat kebudayaan


dan pendidikan.

Mengenal prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam


proses belajar mengajar.

ii Menguasai bahan pengajaran

Menguasaibahan pengajaran dan kurikulum pendidikan dasar dan


menengah

Menguasai bahan pengayaan

iii Menyusun progaram pengajaran

Menetapkan tujuan pembelajaran

Memilih dan mengembangkan bahan pelajaran yang sesuai dengan


tujuan pembelajaran

Memilihdan mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat

Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai

Memilih dan memanfaatkan sumber belajar dengan tepat

iv Melaksanakan program pengajaran

Menciptakan suasana belajar yang kondusif

Mengatur ruang belajar (sarana dan prasarana)

Mengatur interaksi belajar mengajar

Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

2.4 Tugas profesional


Orang yang profesianal dalam menjalankan tugasnya, adalah orang yang
memiliki:
a

Keahlian

Ahli dengan pengetahuan yang dimilikinya, terampil dalamdalam bertindak,


tepat waktu, tepat aturan dan tepat takaran atau ukuran dalam mmenjalankan
pekerjaannya.
b

Memiliki otonomi dan tanggung jawab


Memiliki otonomi dan tanggung jawab serta sikap kemandirian, ciri-cirinya
yaitu dapat menentukan serta mengambil keputusan sendiri dengan penuh
tangung jawab atas keputusannya.

miliki rasa kesejawatan


Ahli memiliki rasa kesejawatan sehingga ada rasa bangga dan aman melalui
perlindungan atas pekerjaannya, dalam hal ini menjadi seorang guru.

2.5 KIAT-KIAT MENJADI GURU PROFESIONAL


Untuk menjadi guru yang profesional, maka harus berupaya seoptimal
mungkin memenuhi keempat kompetensi, yaitu kompetensi profesional,
pedagogik, sosial, dan kepribadian. Adapun kiat-kiat agar dapat menjadi guru
profesional ditinjau dari keem-pat kompetensi tersebut adalah :
1

DITINJAU DARI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU


Seorang guru yang profesional sangat dituntut untuk dapat menguasai

materi secara mendalam, struktur, konsep, dan metode keilmuan yang koheren
dengan materi ajar, hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan mampu
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
mencapai hal tersebut, maka ada beberapa kiat yang dapat dilakukan, yaitu :
a

Selalu berusaha agar tidak ketinggalan perkembangan ilmu yang berkaitan


dengan bidang studi yang diajarkan dengan cara membaca berbagai literatur
(buku, majalah, koran, ensiklopedia, hasil penelitian, dan lain-lain), bertanya,
berdiskusi (sharing) dengan teman sejawat maupun pakar, membuka internet.
Ada satu kiat yang sangat menarik untuk dicoba, yaitu bacalah satu ilmu
baru setiap hari, maka dalam sebulan kita memperoleh 30 ilmu baru. Dalam
satu tahun memperoleh berapa ilmu baru ? (Dapat dihitung sendiri).
Penambahan ilmu setiap hari ini sepertinya tidak ada manfaatnya, tetapi hal
ini akan terasa manfaatnya ketika kita berbicara dengan orang lain atau

berbicara dalam satu forum resmi, karena tanpa kita sadari ilmu yang pernah
dibaca dan termemori tersebut membantu kita dalam melogika dan menalar
berbagai permasalahan. Tidak percaya ? Coba saja !
b

Carilah keanehan hubungan antar konsep yang mudah diingat. Sebagai


contoh, pada biologi menghafal bagian lidah dan rasa yang dikecap,
menggunakan kata maap sebagai urutan dari ujung lidah tengah kanan-kiri
dan ke belakang berturut-turut manis-asin-asam-pahit. Pada fisika, energi
kinetik (energi karena gerak) dan energi potensial (energi karena kedudukan),
kita menghafal bahwa K (kinetik) tidak akan bertemu dengan K
(kedudukan). Demikian juga pada kimia katoda mengalami reduksi, anoda
mengalami oksidasi, dengan menghafal huruf mati bertemu huruf mati (k
dengan r) dan huruf hidup bertemu huruf hidup (a dengan o).

Jika kita menemui dua konsep yang artinya berkebalikan, hafalkan salah satu,
bukan dihafal dua-duanya. Hal ini karena jika hafal dua-duanya bisa saling
tertukar di otak kita, sebaliknya jika hanya hafal satu pasti yang tidak dihafal
memiliki arti kebalikan dari yang kita hafal.

Selalu berusaha sharing dengan guru satu bidang studi, baik dari kelas yang
setingkat maupun yang berbeda tingkat, agar wawasan ilmu selalu bertambah
(terjadi pengayaan ilmu). Sharing juga dilakukan dengan guru yang serumpun
(masih memiliki kaitan dengan bidang studi kita), agar ketika mengajar kita
mampu memberi gambaran pada peserta didik bahwa materi yang kita
ajarkan ada kaitan dengan bidang studi yang lain. Hal ini kita lakukan agar
ilmu yang dimiliki peserta didik memiliki jalinan keterpaduan yang
memperkaya pengetahuan mereka. Pada pembelajaran IPA terpadu, meskipun
masing-masing guru bertugas mengajar sesuai bidang ilmunya (biologi,
fisika, kimia), namun sangat disarankan untuk mengaitkan satu sama lain agar
terlihat keterpaduannya. Akan lebih baik lagi jika guru-guru IPA dapat
mengajarkan secara tematik.

Berusaha membuat ringkasan setiap materi pokok, baik yang berupa materi
teoretis maupun rumus-rumus untuk perhitungan.

Berusaha mengaitkan setiap konsep yang diajarkan dengan kehidupan peserta


didik agar tercipta pembelajaran yang bermakna (meaningful learning).

Berusaha merancang aktivitas lab (praktikum / eksperimen) sederhana sendiri


berdasarkan literatur-literatur yang dibaca.
Semua kiat tersebut hanya dapat dilakukan oleh guru yang memang

memiliki kemauan dan kesadaran yang tinggi untuk maju disertai keinginan untuk
dapat menjadi guru yang profesional.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan dapat disimpulkan :

Guru merupakan komponen penting dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan nasional.
Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, guru mempunyai empat
kompetensi disar, yaitu: kompetensi pedagogik, social, kepribadian dan

profesional.
Kompetensi professional adalah kemampuan yang harus dimilikioleh guru
dalam penguasaan materi ajar yang baik.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah :
1.

Agar guru dan mahasiswa calon guru senantiasa meningkatkan


kompetensi kompetensinya.

2.

Agar pemerintah senantiasa mengupayakan peningkatan kompetensi


yang dimiliki oleh guru.

Daftar Pustaka
Fitria.profesionalisme guru.http://rizcafitria.files.wordpress.com/profesionalisme
guru.html (online) diakses pada tanggal 16 februari 2014 pukul 20.35 wib

Kamala, izzati.upaya memperbaiki kualitas


mengajar.http://izzatinkamala.files.wordpress.com/Upaya Memperbaiki
Kualitas Mengajar .html (online) diakses pada tanggal 16 februari 2014
pukul 19.25 wib
Muhlis.kompetensi sebagai agen pembelajaran.
http://muhlis.files.wordpress.com/Kompetensi sebagai agen
pembelajaran.html (online) diakses pada tanggal 16 februari 2014 pukul
20.02 wib

Anda mungkin juga menyukai