MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Profesi Keguruan
Yang diampu oleh Aang Yudho Prastowo, M.Pd
Oleh
Syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya pada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru” Makalah ini merupakan inovasi
pembelajaran untuk memahami secara mendalam dan semoga dapat berguna untuk pelajar pada
umumnya.
Dengan selesainya penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. HM. Zainuddin. M.Pd., selaku rektor Universitas Nahdlatul Ulama.
2. Bapak Puji Wianto, M.Pd selaku wakil rektor Universitas Nahdlatul Ulama.
3. Bapak Aang Yudho Prastowo, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah profesi
keguruan
. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang
terdapat didalamnya, untuk itu peneliti sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata peneliti berharap semoga
makalah ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca dan peneliti selanjutnya.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1.PENDAHULUAN......................................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Dapat memahami standar kualifikasi guru profesional di Indonesia.
2. Dapat memahami standar kompeensi guru.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ada dua kualifikasi akademik guru yaitu kualifikasi guru melalui pendidikan
formal dan kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Dimana hal
tersebut dijelaskan dengan kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat
diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi
belum dapat dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan
dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian
tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk
melaksanakannya.
1. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal
Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup
kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/Taman Kanak-
kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah(SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs),guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru
sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar
biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah
aliyahkejuruan (SMK/MAK), sebagai berikut.
a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan
anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.
b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau
psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
3
c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana(S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu,dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
f. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK
Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana(S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
2. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai
guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum
dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan
kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian
tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk
melaksanakannya. (PP Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik danKompetensi Guru).
4
2.2 Standar Kompetensi Guru
Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Broke and Stone (1995)
mengemukakan bahwa kompetensi guru sebagai ... descriptive of qualitative nature
of teacher behavior appears to be entirely meaningful ... kompetensi guru merupakan
gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti. sedangkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dijelaskan bahwa: "kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasi oleh guru atau
dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan."
Dari uraian di atas, nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan
melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan, kompetensi guru
menunjukan kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi
spesifikasi tertentu didalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. dikatakan rasional
karena mempunyai arah dan tujuan, sedangkan performance merupakan perilaku
nyata dalam arti tidak hanya dapat diamati, tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat
mata.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,
teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar
profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. Standar
kompetensi guru mencakup empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
1. Kompetensi Pedagogik
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. RPP tentang guru
dikemukakan bahwa: kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-
hal sebagai berikut: pemahaman wawasaan atau landasan kependidikan,
pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus,
5
perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar (EHB), dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
a. Kemampuan Mengelola Pembelajaran
Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut
tiga fungsi manajerial, yaitu:
1) Perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan kompetensi, serta
memperkirakan cara mencapainya.
2) Pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi adalah proses yang
memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki
sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga
dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan.
3) Pengendalian atau ada juga yang menyebut evaluasi dan pengendalian,
bertujuan menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau
tujuan yang telah ditetapkan.
b. Pemahaman terhadap Peserta Didik
6
d) Kecepatan persepsi (perceptual speed), yaitu kemampuan
menemukan persamaan-persamaan dan ketidaksamaan-
ketidaksamaan diantara objek-objek secara cepat.
Golongan IQ antara lain diberikan oleh Till (1971) dengan
penjelasan ringkas tentang ciri-cirinya, yang diringkaskan sebagai
berikut. golongan yang terendah adalah mereka yang IQ nya antara
0-50. Diantara mereka (0-20 atau 25) tergolong tak dapat dididik
atau dilatih. Mereka hanya mampu belajar tidak lebih dari dua
tahun. Mereka yang tergolong dalam IQ antara 25-50 bisa dididik
untukn mengurus kegiatan rutin yang sederhama atau untuk
mengurus kebutuhan jasmaninya. dua golongan ini oleh sebagian
penulis dinyatakan sebagai keterbatsan mental, lemah pikiran atau
cacat mental, adapula yang menyebutnya dengan idiot idan
imbicile.
Golongan yang lebih tinggi dari mereka yang tergolong idiot
dan imbicile adalah yang ber-IQ antara 50-70 dan dikenal dengan
golongan moron, yaitu keterbatasan atau kelambatan mental.
Sehingga untuk melayani mereka diperlukam latihan khusus.
Mereka yang ber IQ antara 70-90 disebut sebagai "anak lambat".
Golongan menengah (90-110) merupakan bagian yang paling besar
jumlahnya, sekitar 45-50 persen. Mereka bisa belajar secara normal.
Diatas mereka adalah golongan diatas rata-rata, yang memiliki IQ
antara 110-130, istilah bagi mereka yakni peserta didik yang cepat
mengerti dan superior. Sedangkan yang ber IQ 140 keatas disebut
"genius", mereka mampu belajar jauh lebih cepat dari golongan
lainnya.
2) Kreativitas
Kreativitas bisa dikembangkan dengan penciptaan proses
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan
kreativitasnya. Secara umum guru diharapkan menciptakan kondisi yang
baik, yang memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan
kreativitasnya, antara lain dengan teknik kerja kelompok kecil, serta
7
penugasan. Anak yang kreatif belum tentu pandai, dan sebaliknya.
Kondisi-kondisi yang diciptakan oleh guru juga tidak menjamin
timbulnya prestasi belajar yang baik. Hal ini perlu dipahami guru agar
tidak terjadi kesalahan dalam menyikapi peserta didik yang kreatif,
demikian pula terhadap yang pandai.
Berikut disajikan beberapa resep yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kreatifitas peserta didik:
a) Jangan terlalu banyak membatasi ruang gerak peserta didik dalam
pembelajaran dan pengembangan pengetahuan baru.
b) Bantulah peserta didik memikirkan sesuatu yang belum lengkap,
mengeksplorasi pertanyaan, dan mengemukakan gagasan yang
original.
c) Bantulah peserta didik menembangkan prinsip-prinsip tertentu
kedalam situasi baru.
d) Berikan tugas-tugas secara independent.
8
m) Libatkan peserta didik secara optimal dalam proses pembelajaran,
sehingga proses mentalnya bisa lebih dewasa dalam menemukan
konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.
Memahami uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa kreativitas
peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada kreativitas guru
dalam mengembangkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
materi standar, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
3) Kondisi Fisik
c) Orang tua atau wali mereka harus adil, dan boleh memprotes
keputusan yang dibuat oleh kepala sekolah.
d) Rencana pendidikan individual, yang meliputi pendidikan jangka
panjang dan jangka pendek harus diberikan. Harus pula diadakan
tinjauan ulang terhadap tujuan dan metode yang dipilih.
e) Layanan pendidikan diberikan dalam lingkungan yang agak
terbatas, untuk memberikan layanan yang tepat, pada saat tertentu
anak-anak bisa ditempatkan di kelas khusus atau terpisah.
4) Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif
9
efektif. Dalam hal ini, pembelajaran dapat didiversikasi atau diperluas,
10
diperdalam, dan disesuaikan dengan keberagaman kondisi dan
kebutuhan, baik yang menyangkut kemampuan atau potensi peserta
didik maupun potensi lingkungan.
c. Perancangan Pembelajaran
1) Identifikasi Kebutuhan
12
pembelajaran. Kompetensi yang harus dipelajari dan dimilki peserta
didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai
wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung.
3) Penyusunan Program Pembelajaran
2. Kompetensi Kepribadian
Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.Kompetensi kepribadian
sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi
peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat
penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan
15
mengembangkan sumber daya manusia (SDM). serta mensejahterakan
masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.
Kompetensi kepribadian mencakup beberapa hal, diantaranya:
a. Kepribadian yang Mantap, Stabil, dan Dewasa
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, profesional, dan dapat
dipertanggungjawabkan, guru harus memiliki kepribadian yang mantap,
stabil, dan dewasa.
b. Disiplin, Arif, dan Berwibawa
Dalam pendidikan, mendisiplinkan peserta didik harus dimulai dengan
pribadi guru yang disiplin, arif, dan berwibawa. Dalam menanamkan
disiplin, guru bertanggungjaawab mengarahkan, dan berbuat baik, menjadi
contoh, sabar dan penuh pengertian, serta dengan kasih sayang.
c. Menjadi Teladan bagi Peserta Didik
Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan
mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya.
d. Berakhlak Mulia
Guru harus berakhlak mulia, karena ia adalah seorang penasehat bagi peserta
didik. Kompetensi kepribadian guru yang dilandasi akhlak mulia tentu saja
tidak tumbuh dengan sendirinya begitu saja, tetapi memerlukan ijtihad yang
mujahadah, yakni usaha sungguh, kerja keras, tanpa mengenal lelah, dengan
niat ibadah tentunya.
3. Kompetensi Profesional
Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Adapun ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut:
a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
16
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan
peserta didik.
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya.
d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, emdia, dan
sumber belajar yang relevan
f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
Seorang guru juga harus mampu menentukan secara tepat materi yang
relevan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Beberapa kriteria yang
harus diperhatikan dalam memilih dan menentukan materi standar yang akan
diajarkan kepada peserta didik, menurut Hasan (2004), sedikitnya mencakup:
1) Validitas atau tingkat ketepatan materi. Sebelum memberikan materi
pelajaran seorang guru harus yakin bahwa materi yang diberikan telah teruji
kebenarannya.
2) Keberartian atau tingkat kepentingan materi tersebut dikaitkan dengan
kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
3) Relevansi, dengan tingkat kemampuan peserta didik, artinya tidak terlalu
sulit, tidak terlalu mudah dan disesuaikan dengan variasi lingkungan
setempat dan kebutuhan di lapangan pekerjaan serta masyarakat pengguna
saat ini dan yang akan datang.
4) Kemenarikan, pengertian menarik di sini bukan hanya aekedar menarik
perhatian peserta didik, namun materi yang diberikan hendaknya mampu
memotivasi peserta didik sehingga mereka mempunyai minat untuk
mengenali dan mengembangkan keterampilan lebih lanjut
5) Kepuasan, kepuasan yang dimaksud merupakan hasil pembelajaran yang
diperoleh peserta didik benar-benar bermanfaat bagi kehidupannya, dan
peserta didik benar-benar dapat menggunakan dan mengamalkan ilmu
tersebut.
17
Agar pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan menyenangkan,
materi pembelajaran harus diurutkan sedemikian rupa, serta dijelaskan
mengenai batasan ruang lingkupnya. Seorang guru juga dituntut menjadi ahli
penyebar informasi yang baik, karena tugas utamanya adalah menyampaikan
informasi kepada peserta didik. Guru dituntut tidak hanya mendayagunakan
sumber-sumber pembelajaran yang ada di sekolah (apalagi hanya membaca
buku ajar) tetapi dituntut untuk mempelajari berbagai sumber, seperti
majalah, surat kabar, dan internet. Hal ini penting, agar apa yang dipelajari
sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat, sehingga tidak terjadi
kesenggangan dalam pola pikir peserta didik.
4. Kompetensi Sosial
Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Hal tersebut
diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial
merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-
kurangnya memiliki kompetensi untuk:
a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Sedikitnya terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar
dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah maupun di
masyarakat. Ketujuh kompetensi tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1) Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama.
2) Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi.
3) Memiliki pengetahuan inti demokrasi
4) Memiliki pengetahuan tentang estetika
5) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial
18
6) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan.
7) Setia terhadap harkat dan martabat manusia.
Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk
mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang
akan datang. Guru di mata masyarakat seyogyanya dapat memberikan teladan
yang baik. Untuk itu, guru harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
a) Mampu berkomunikasi dengan masyarakat.
b) Mampu bergaul dan melayani masyarakat dengan baik.
c) Mampu mendorong dan menunjang kreativitas masyarakat.
d) Menjaga emosi dan perilaku yang kurang baik.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Kualifikasi akademik diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Dimana
hal tersebut dijelaskan dengan kualifikasi akademik yang tingkat pendidikan minimal
yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus
yang sangat diperlukan tetapi belum dapat dikembangkan di perguruan tinggi dapat
diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi
seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang
diberi wewenang untuk melaksanakannya.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,
teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar
profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. Standar
kompetensi guru mencakup empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
3.2 SARAN
Sebagai seorang pendidik, harus memenuhi kualifikasi akademik serta memiliki
standar kompetensi guru. Kompetensi tersebut akan terwujudd dalambentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap professional dalam
menjalankan fungsi sebagai guru.
20
DAFTAR RUJUKAN
(Sisdiknas).Jakarta
https://www.academia.edu/9344555/Makalah_Standar_Kualifikasi_dan_Kompetensi_Guru
diakses 1 september 2019
https://www.academia.edu/9656931/PROFESI_KEPENDIDIKAN_TENTANG_KUALIFI
KASI_AKADEMIK_DANKOMPETENSI_GURU di akses 1 september 2019
21