Dosen Pengampu :
Oleh Kelompok 1 :
Kelas : F
1443 H/ 2021 M
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 13
B. Saran .................................................................................................................. 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Untuk mencapai tujuan tersebut maka para kepala sekolah/madrasah
khususnya dan pemangku kepentingan pendidikan pada umumnya, mutlak
perlu mengetahui secara benar konsep, maksud dan tujuan serta mampu
melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di sekolahnya. Dengan
melaksanakan EDS ini maka kepala sekolah/madrasah akan lebih dapat
melaksanakan kompetensi manajerialnya secara menyeluruh dan bermakna
yang akan membantu peningkatan kinerja sekolah – khususnya dalam melihat
sejauh manakah sekolah/madrasah telah mencapai Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP), serta kekuatan dan
kelemahannya sehingga sekolah dapat menyusun Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS) atau Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) berdasarkan keadaan
dan kebutuhan nyata mereka.1
1
Nuchron, Soenarto, FX. Sudarsono, "Model Evaluasi Diri Sekolah Menengah Kejuruan
Di Daerah Istimewa Yogyakarta" Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 1, Februari 2013
2
Agus Salim Chamidi, "Evaluasi Diri dan Perencanaan Kerja Pendidikan Bagi
Peningkatan Mutu Sekolah Madrasah” Jurnal al Ar’rihlah: Inovasi Pengembangan Pendidikan
Islam Vol.3.No.1. 2018
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
Wandt, Edwin and Brown Gerald W. Essentials of Educational Evaluation. (New
York : Holt Rinehart and Winston. 1957). Hal. 59
4
Stufflebeam, D. L. & Shinkfield. A. J. Systematic evaluation. (Boston : Kluwer Nijhof
Publishing, 1985), Hal.69
5
Gay, L. R. 1990, Educational research : competencies analysis and aplication. (Edition
Columbus : Charles E. Merrill Publishing, 1990), Hal. 3
4
Evaluasi diri sekolah adalah proses yang mengikutsertakan semua
pemangku kepentingan untuk membantu sekolah dalam menilai mutu
penyelenggaraan pendidikan berdasarkan indikator-indikator kunci yang
mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP). Melalui EDS kekuatan
dan kemajuan sekolah dapat diketahui dan aspek-aspek yang memerlukan
peningkatan dapat di identifikasi. Proses evaluasi sekolah merupakan siklus,
yang dimulai dengan pembentukan TPS (Tim penilaian dan peningkatan
sekolah), pelatihan penggunaan instrumen, pelaksanaan EDS di sekolah dan
penggunaan hasilnya sebagai dasar penyusunan RPS/RKS dan
RAPBS/RKAS. 6
6
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007),
hal. 131.
5
Laporan hasil EDS digunakan oleh pengawas untuk kepentingan
Monitoring Sekolah oleh pemerintah daerah (MSPD) Sebagai bahan
penyusunan perencanaan pendidikan pada tingkat kabupaten/kota. Sekolah
melakukan proses EDS setiap tahun sekali. Obyek atau sasaran penilaian
adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai
menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Subyek evaluasi adalah
orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. 7
a. Persiapan
7
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), hal. 107.
8
Kemendiknas dengan Kemenag , Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Panduan Teknis
Evaluasi Diri Sekolah , (Jakarta: Kemendiknas, 2011), Hal. 15.
6
b. Melaksanakan Proses Evaluasi Diri Sekolah
9
Hendarman, "Kendala-Kendala Evaluasi Diri Sekolah (EDS), Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol 20, Nomor 1 Maret, 2014
10
Idrus L Adaara, "Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran" Jurnal Manjemen Pendidikan
Islam. Volume.9, No.2Agustus2019
7
Instrumen EDS didasarkan pada Standar Pelayanan Minimal
(SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang memberikan dua
tujuan untuk menyediakan informasi bagi rencana pengembangan
sekolah, seiring dengan pemutakhiran sistem manajemen informasi
pendidikan nasional. Bidang dan pertanyaan inti yang disediakan
dalam instrumen tersebut merefleksikan aspek-aspek yang penting
bagi sekolah yang diperlukan untuk merencanakan perbaikan sekolah.
Karena itulah maka perlu diantisipasi agar sekolah dapat melakukan
proses ini dengan benar dan tidak memandangnya sekedar sebagai
kegiatan pengisian formulir.
11
Maryadi, "Pengembangan Model Evaluasi Diri Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan"
Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Volume 8 Nomor 1, Juli 2019
Hal.180-189
12
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), Hal.1.
8
Dalam kaitanya dengan dunia pendidikan, di dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 57 ayat
(1), dikatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelengaraan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik,
lembaga dan program pendidikan. 13
13
H.M.Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Yogyakarta: Bumi
Askara, 2011), Hal.1.
9
kebijakan ini diharapkan dapatmenarik kesimpulan mengenai kinerja
organisasi instansi secara keseluruhan.14
14
Akdon, Strategic Management: For Educational Management, (Bandung: Alfabeta,
2011), Hal. 176- 177.
15
Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, (Bandung; Refika Aditama,
2010), Hal 65.
16
Bpsdmpk-Kemdikbud, Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Mengelola
Implementasi Kurikulum- Evaluasi Diri Sekolah.,(Jakarta: Kemdikbud, 2015), Hal. 3.
10
berbagai sumber untuk menilai kinerja madrasah berdasarkan indikator-
indikator yang dirumuskan dalam instrumen.
17
Kemendiknas dengan Kemenag, Peningakatan Manajemen Penguatan Tata Kelola dan
Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah, Hal. 23.
11
2. Dilakukan sosialisasi/pelatihan kepada TIM tentang pentingnya
EDM, Pemahaman indikator dalam instrumen EDM, cara pengisian
instrumen dan pemanfaatan hasil EDM.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tahap Persiapan
Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah .
Sedangkan EDM atau Evaluasi Diri Madrasah adalah proses evaluasi diri
madrasah yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholder) untuk melihat kinerja madrasah berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya
dipakai sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Madrasah (RKM) dan
sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat
kabupaten/kota . Praktiknya dimulai dari :
13
TPM mendiskusikan dan menetapkan level setiap indikator
berdasarkan data, informasi dan bukti fisik.
TIM dibantu oleh operator madrasah mengisi instrumen yang tersedia
secara online atau semi online berdasarkan data, informasi dan bukti
fisik yang dikumpulkan.
Kepala Madrasah menyetujui hasil isian EDM melalui form yang
tersedia.
TPM mengirim hasil pengisian EDM yang sudah disetujui oleh
Kepala Madrasa.
Laporan hasil EDM secara online akan secara otomatis terkirim ke
unit-unit yang sudah ada dalam sistem, sedangkan EDM yang melalui
semi online akan diatue secara khusus.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Semoga hadirnya makalah ini dapat
menambah wawasan, pengetahuan bagi kami khususnya maupun pembaca.
Masih banyak kekurangan dari makalah ini, untuk itu kritik dan saran sangat
kami perlukan. Sekian dari kami mohon maaf apabila ada kesalahan, atas
perhatian pembaca kami ucapkan terimakasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
Agus Salim Chamidi, "Evaluasi Diri dan Perencanaan Kerja Pendidikan Bagi
Peningkatan Mutu Sekolah Madrasah/ Journal Ar’rihlah: Inovasi
Pengembangan Pendidikan Islam Vol.3.No.1. 2018
15
Maryadi, "Pengembangan Model Evaluasi Diri Untuk Peningkatan Mutu
Pendidikan" Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 8 Nomor 1, Juli 2019 Hal.180-189
M. Chabib Thoha, 2003, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Rohiat, 2010, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, Bandung; Refika
Aditama
16