Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PRAKTIK EVLUASI DIRI SEKOLAH DAN MADRASAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Mutu Pendidikan

Dosen Pengampu :

Dr. Riyuzen Praja Tuala , M.Pd

Oleh Kelompok 1 :

Alda Indriani : 1911030011


M. Aditya Imansyah : 1911030336

Kelas : F

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

1443 H/ 2021 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kami haturkan kepada Allah


subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah “Manajemen Mutu Pendidikan” ini dengan
baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin dengan


mengharapkan hasil yang terbaik, sehingga dapat berguna bagi banyak orang.
Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada Dosen Bapak Dr Riyuzen
Praja Tuala , M.pd atas tugas makalah yang berjudul “ Praktik Evaluasi Sekolah
dan Madrasah ” yang diberikan sehingga bisa berguna bagi kami dan banyak
orang lain.

Diluar itu, penulis sebagai manusia bisa menyadari sepenuhnya bahwa


masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, kami
selaku penyusun akan menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

Bandar Lampung , 28 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Pengertian Evaluasi Diri Sekolah ....................................................................... 3


B. Praktik Evaluasi Diri Sekolah ............................................................................ 6
C. Pengertian Evaluasi Diri Madrasah .................................................................... 8
D. Praktik Evaluasi Diri Madrasah.......................................................................... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 13
B. Saran .................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di tiap sekolah menjadi tanggung jawab


kepala sekolah dan dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang
terdiri dari Kepala Sekolah, guru, Komite Sekolah, orang tua peserta didik,
dan pengawas. Proses EDS dapat mengikut sertakan tokoh masyarakat atau
tokoh agama setempat. Instrumen EDS ini khusus dirancang untuk
digunakan oleh TPS dalam melakukan penilaian kinerja sekolah terhadap 8
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya menjadi masukan dan
dasar penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dalam upaya
peningkatan kinerja sekolah. EDS sebaiknya dilaksanakan setelah anggota
TPS mendapat pelatihan.

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang Kepala


sekolah/madrasah harus memiliki kompetensi-kompetensi seperti tertera
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala sekolah/madrasah: - kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi, dan sosial.

Disamping itu sebagai orang yang paling bertanggung jawab untuk


meningkatkan mutu pendidikan di satuan pendidikan dibawah tanggung
jawabnnya, dia juga harus mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomer 63 tahun 2009 tentang Sistim Penjaminan Mutu Pendidikan
(SPMP) yang mengharuskan “terbangunnya budaya mutu
pendidikan” serta “terpetakannya mutu pendidikan yang rinci pada satuan
pendidikan”.

1
Untuk mencapai tujuan tersebut maka para kepala sekolah/madrasah
khususnya dan pemangku kepentingan pendidikan pada umumnya, mutlak
perlu mengetahui secara benar konsep, maksud dan tujuan serta mampu
melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di sekolahnya. Dengan
melaksanakan EDS ini maka kepala sekolah/madrasah akan lebih dapat
melaksanakan kompetensi manajerialnya secara menyeluruh dan bermakna
yang akan membantu peningkatan kinerja sekolah – khususnya dalam melihat
sejauh manakah sekolah/madrasah telah mencapai Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP), serta kekuatan dan
kelemahannya sehingga sekolah dapat menyusun Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS) atau Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) berdasarkan keadaan
dan kebutuhan nyata mereka.1

Tuntutan yang dihadapi madrasah dalam penjaminan mutu semakin hari


semakin meningkat, kesadaran masyarakat memilih lembaga pendidikan
untuk anak anak merekapun menjadi tantangan dan motivasi tersendiri bagi
madrasah, untuk memperbaiki karakteristik organisasi dengan
mengedepankan penjaminan mutu madrasah melalui evaluasi diri dan
supervisi dalam meningkatkan profesionalitas tenaga pendidik, karena guru
adalah seorang pengajar sekaligus pendidik yang dapat menjadi potensi
keberhasilan usaha pendidikan.

Dengan keadaan ini madrasah diminta untuk secara internal melakukan


evaluasi sendiri kinerjanya berdasarkan SPM (Standart pelayanan Minimal)
tenaga pendidik, sehingga akan tercipta budaya peningkatan mutu pendidikan
yang berkelanjutan untuk menatap masa depan, mengambil langkah
antisipatif dengan memperkuat penjaminan mutu madrasah. 2

1
Nuchron, Soenarto, FX. Sudarsono, "Model Evaluasi Diri Sekolah Menengah Kejuruan
Di Daerah Istimewa Yogyakarta" Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 1, Februari 2013
2
Agus Salim Chamidi, "Evaluasi Diri dan Perencanaan Kerja Pendidikan Bagi
Peningkatan Mutu Sekolah Madrasah” Jurnal al Ar’rihlah: Inovasi Pengembangan Pendidikan
Islam Vol.3.No.1. 2018

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Evaluasi Diri Sekolah

2. Bagaimana Praktik Evaluasi Diri Sekolah

3. Apa Pengertian Evaluasi Diri Madrasah

4. Bagaimana Praktik Evaluasi Diri Madrasah

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui Pengertian Evaluasi Diri Sekolah

2. Mengetahui Praktik Evaluasi Diri Sekolah

3. Mengetahui Pengertian Evaluasi Diri Madrasah

4. Mengetahui Praktik Evaluasi Diri Madrasah

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Diri Sekolah

Pengertian evaluasi dari beberapa ahli pada prinsipnya saling


melengkapi. Menurut Edwin Wandt (1977), Evaluasi adalah suatu tindakan
atau proses dalam menentukan sesuatu. 3

Evaluasi Menurut Stufflebeam (1985) adalah “the process for


determining the degree to which these changes in behavior are actually
taking palace”. Dapat diartikan evaluasi adalah proses menentukan derajat
perubahan tingkah laku yang terjadi.4 Gay menyebutkan evaluasi bahwa (1)
evaluation is a systematic proses of collecting and analyzing data in order to
determine whether, and to wath degree objectives have been or are being
achieved (2) evaluation is a systematic proses of collcting and analyzing data
in order to make decision, Kedua pernyataan tersebut memberikan pengertian
bahwa dalam melakukan suatu evaluasi ada suatu proses yang dilalui secara
sistematis. Jadi pada dasarnya evaluasi itu merupakan suatu proses untuk
sampai pada pembuat keputusan (memberikan makna) berdasarkan data-data
yang diperoleh.5

3
Wandt, Edwin and Brown Gerald W. Essentials of Educational Evaluation. (New
York : Holt Rinehart and Winston. 1957). Hal. 59
4
Stufflebeam, D. L. & Shinkfield. A. J. Systematic evaluation. (Boston : Kluwer Nijhof
Publishing, 1985), Hal.69
5
Gay, L. R. 1990, Educational research : competencies analysis and aplication. (Edition
Columbus : Charles E. Merrill Publishing, 1990), Hal. 3

4
Evaluasi diri sekolah adalah proses yang mengikutsertakan semua
pemangku kepentingan untuk membantu sekolah dalam menilai mutu
penyelenggaraan pendidikan berdasarkan indikator-indikator kunci yang
mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP). Melalui EDS kekuatan
dan kemajuan sekolah dapat diketahui dan aspek-aspek yang memerlukan
peningkatan dapat di identifikasi. Proses evaluasi sekolah merupakan siklus,
yang dimulai dengan pembentukan TPS (Tim penilaian dan peningkatan
sekolah), pelatihan penggunaan instrumen, pelaksanaan EDS di sekolah dan
penggunaan hasilnya sebagai dasar penyusunan RPS/RKS dan
RAPBS/RKAS. 6

TPS mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk menilai


kinerja sekolah berdasarkan indikator-indikator yang dirumuskan dalam
instrumen. Kegiatan ini melibatkan semua pendidik dan tenaga kependidikan
di sekolah untuk memperoleh informasi dan pendapat dari seluruh pemangku
kepentingan sekolah. EDS juga akan melihat visi dan misi sekolah, apabila
sekolah belum memiliki visi dan misi, maka diharapkan kegiatan ini akan
memacu sekolah membuat atau memperbaiki visi dan misi dalam mencapai
kinerja sekolah yang diinginkan. Hasil EDS digunakan Sebagai bahan untuk
menetapkan aspek yang menjadi prioritas dalam rencana peningkatan dan
pengembangan sekolah pada RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.

6
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007),
hal. 131.

5
Laporan hasil EDS digunakan oleh pengawas untuk kepentingan
Monitoring Sekolah oleh pemerintah daerah (MSPD) Sebagai bahan
penyusunan perencanaan pendidikan pada tingkat kabupaten/kota. Sekolah
melakukan proses EDS setiap tahun sekali. Obyek atau sasaran penilaian
adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai
menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Subyek evaluasi adalah
orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. 7

B. Praktik Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

Tahapan-tahapan berikut adalah upaya yang dilaksanakan untuk


menunjang keberhasilan pelaksanaan EDS, yakni: 8

a. Persiapan

Sebelum proses ini dapat dimulai, dibutuhkan pelatihan EDS secara


berkelanjutan. Pelatihan ditujukan untuk mempersiapkan sekolah
melaksanakan evaluasi secara transparan, untuk menjamin validitas
dan mempergunakan informasi yang dikumpulkan untuk memberikan
masukan terhadap perencanaan pengembangan sekolah. Pelatihan ini
dilaksanakan dengan mempergunakan sistem berikut ini:

 LPMP/BDK dilatih sebagai pelatih bagi pelatih (Trainers of


Trainers/ToT).
 Kepala Seksi Kurikulum, Koordinator Pengawas, beberapa
Pengawas dilatih oleh LPMP/BDK.
 Koordinator Pengawas dan pengawas sekolah terpilih melatih
Tim TPS/EDS dalam gugus sekolah.

7
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), hal. 107.
8
Kemendiknas dengan Kemenag , Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Panduan Teknis
Evaluasi Diri Sekolah , (Jakarta: Kemendiknas, 2011), Hal. 15.

6
b. Melaksanakan Proses Evaluasi Diri Sekolah

Setelah pelaksanaan pelatihan, kepala sekolah dengan dukungan


pengawas sekolah pembina melaksanakan EDS bersama Tim TPS
yang terdiri dari perwakilan guru, komite sekolah, orang tua,
Pengawas dan perwakilan lain dari kelompok masyarakat yang
memang dipandang layak untuk diikutsertakan.

Tim ini akan mempergunakan instrumen yang disediakan untuk


menetapkan profil kinerja sekolah berdasarkan indikator pencapaian.
Informasi yang didapatkan kemudian dianalisa dan dipergunakan oleh
TPS untuk mengidentifikasi kelebihan dan bidang perbaikan yang
dibutuhkan, serta merencanakan program tahunan sekolah. Pengawas
sekolah pembina harus dilibatkan secara penuh untuk mendukung
sekolah dalam proses tersebut, serta dalam mengimplementasikan
rencana perbaikan yang dikembangkan berdasarkan hasil dari proses
ini.9

Keterlibatan pengawas sekolah juga akan mendorong terciptanya


transparansi dan keandalan data yang dikumpulkan, serta membantu
sekolah untuk melangkah maju dalam program perbaikan
berkelanjutan. Pengawas sekolah dan kepala sekolah akan menjadi
pemain inti dalam pelibatan pemangku kepentingan untuk
mendapatkan gambaran yang realistis mengenai sekolah dalam
melakukan perbaikan, dan bukan hanya sekedar mengisi data yang
menunjukkan pencapaian standar. 10

9
Hendarman, "Kendala-Kendala Evaluasi Diri Sekolah (EDS), Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol 20, Nomor 1 Maret, 2014
10
Idrus L Adaara, "Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran" Jurnal Manjemen Pendidikan
Islam. Volume.9, No.2Agustus2019

7
Instrumen EDS didasarkan pada Standar Pelayanan Minimal
(SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang memberikan dua
tujuan untuk menyediakan informasi bagi rencana pengembangan
sekolah, seiring dengan pemutakhiran sistem manajemen informasi
pendidikan nasional. Bidang dan pertanyaan inti yang disediakan
dalam instrumen tersebut merefleksikan aspek-aspek yang penting
bagi sekolah yang diperlukan untuk merencanakan perbaikan sekolah.
Karena itulah maka perlu diantisipasi agar sekolah dapat melakukan
proses ini dengan benar dan tidak memandangnya sekedar sebagai
kegiatan pengisian formulir.

Penting untuk ditekankan disini adalah sekolah harus


mendeskripsikan situasi nyata yang ada di sekolah mereka dan
kemudian, saat proses ini diulang, mereka harus mampu menunjukkan
adanya perbaikan seiring dengan waktu yang berjalan. 11

C. Pengertian Evaluasi Diri Madrasah (EDM)

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris


evaluation yang berarti penilaian atau penafsiran. Evaluasi merupakan
kegiatan yang terencana yakni untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan.

Evaluasi bukanlah sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan


insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara
terencana, sistematik, dan terarahberdasarkan atas tujuan yang jelas. 12

11
Maryadi, "Pengembangan Model Evaluasi Diri Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan"
Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Volume 8 Nomor 1, Juli 2019
Hal.180-189
12
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), Hal.1.

8
Dalam kaitanya dengan dunia pendidikan, di dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 57 ayat
(1), dikatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelengaraan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik,
lembaga dan program pendidikan. 13

Berdasarkan isi dari Undang-Undang tentang SISDIKNAS diatas


dijelaskan bahwa evaluasi dalam bidang pendidikan adalah dimaksudkan
untuk menjamin dan sekaligus meningkatkan mutu pendidikan sebagai
bentuk tanggung jawab terhadap proses pendidikan yang telah dilakukan.
Agar kegiatan evaluasi ini dapat menjamin dan sekaligus meningkatkan mutu
pendidikan dalam skala yang lebih besar, maka evaluasi pendidikan perlu
dilakukan secara menyeluruh dan maksimal, tidak hanya terkait dengan
evaluasi pembelajaran di kelas saja, tapi juga dengan melakukan evaluasi
kinerja pendidikan sekolah. Tujuan pokok dari evaluasi kinerja sekolah ini
adalah untuk dapat mengetahui secara pasti pencapaian, kemajuan dan
kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan. program/kegiatan, selanjutnya
dicari upaya perbaikan program/kegiatan di masa yang akan datang. Adapun
fungsi dari evaluasi kinerja ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan
dan kegagalan suatu organiasai dan memberikan masukan untuk mengatasi
permasalahan yang ada.

Keuntungan dari evaluasi bermanfaat untuk perbaikan perencanaan,


strategi, kebijakan; untuk pengambilan keputusan untuk tujuan pengendalian
program/kegiatan; untuk perbaikan input, proses, dan output, perbaikan
tatanan atau system prosedur. Kinerja suatu instansi dapat dievaluasi dengan
mengevaluasi seluruh atau sebagian dari kebijakan, program dan kegiatan-
kegiatannya. Dari hasil evaluasiterhadap berbagai kegiatan, program dan

13
H.M.Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Yogyakarta: Bumi
Askara, 2011), Hal.1.

9
kebijakan ini diharapkan dapatmenarik kesimpulan mengenai kinerja
organisasi instansi secara keseluruhan.14

Evaluasi internal ini dilakukan oleh warga sekolah/madrasah (kepala


sekolah, wakil kepala sekolah, guru, siswa dan tenaga kependidikan) dan
tentu dengan partisipasi dari stakeholder lain untuk memantau proses
pelaksanaan dan untuk mengevaluasi hasil program-program yang telah
dilakukan. Evaluasi semacam ini sering disebut sebagai evaluasi diri.
Evaluasi diri harus dilakukan dengan jujur dan transparan agar benar- benar
dapat mengungkapkan informasi yang sebenarnya.15 Secara metedologis,
evaluasi tersebut dilakukan menggunakan pendekatan expost facto, yaitu
mengungkapkan apa saja yang telah terjadi dan dilakukan oleh
sekolah/madrasah atau pihak lain yang terkait.

Sedangkan yang dimaksud dengan EDM adalah proses evaluasi diri


madrasah yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholder) untuk melihat kinerja madrasah berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya
dipakai sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Madrasah (RKM) dan
sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat
kabupaten/kota.16 Evaluasi Diri Madrasah ini dilaksanakan oleh Tim
Pengemabang Madrasah (TPM) yang terdiri atas: Kepala Madrasah, wakil
unsur guru, wakil komite madrasah, wakil orang tua, dan pengawas. Tim
Pengembang Madrasah (TPM) mengumpulkan bukti dan informasi dari

14
Akdon, Strategic Management: For Educational Management, (Bandung: Alfabeta,
2011), Hal. 176- 177.
15
Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, (Bandung; Refika Aditama,
2010), Hal 65.
16
Bpsdmpk-Kemdikbud, Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Mengelola
Implementasi Kurikulum- Evaluasi Diri Sekolah.,(Jakarta: Kemdikbud, 2015), Hal. 3.

10
berbagai sumber untuk menilai kinerja madrasah berdasarkan indikator-
indikator yang dirumuskan dalam instrumen.

Dengan menggunakan instrumen EDM, madrasah dapat mengukur


dampak kinerjanya terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik.
Madrasah juga dapat memeriksa hasil dan tindak lanjutnya terhadapperbaikan
layanan pembelajaran yang diberikan dalam memenuhi kebutuhan
pembelajaran peserta didik. Kegiatan ini melibatkan semua pendidik dan
tenaga kependidikan di madrasah untuk memperoleh infromasi dan pendapat
dari seluruh pemangku kepentingan madrasah.17

D. Praktik Evaluasi Diri Madrasah (EDM)

Tahapan-tahapan berikut adalah upaya yang dilaksanakan untuk


menunjang keberhasilan pelaksanaan EDM, yakni:

1. Kepala madrasah membentuk TIM yang dituangkan dalam bentuk


Surat Keputusan Madrasah, dengan susunan keanggotaanya sebagai
berikut :

 Penanggung Jawab : Kepala Madrasah

 Ketua : Salah satu Wakil Kepala Madrasah

 Anggota : Perwakilan guru, perwakilan komite madrasah,


perwakilan orang tua siswa diluar komite madrasah dan
perwakilan siswa (OSIS). Jika diperlukan, madrasah juga dapat
melibatkan tokoh masyarakat atau tokoh agama diluar komite
madrasah.

17
Kemendiknas dengan Kemenag, Peningakatan Manajemen Penguatan Tata Kelola dan
Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah, Hal. 23.

11
2. Dilakukan sosialisasi/pelatihan kepada TIM tentang pentingnya
EDM, Pemahaman indikator dalam instrumen EDM, cara pengisian
instrumen dan pemanfaatan hasil EDM.

3. TPM mengumpulkan data, informasi dan bukti fisik dari berbagai


sumber yang relevan untuk dasar penilaian indikator yang ada dalam
instrumen.

4. TPM mendiskusikan dan menetapkan level setiap indikator


berdasarkan data, informasi dan bukti fisik.

5. TIM dibantu oleh operator madrasah mengisi instrumen yang


tersedia secara online atau semi online berdasarkan data, informasi
dan bukti fisik yang dikumpulkan.

6. Kepala Madrasah menyetujui hasil isian EDM melalui form yang


tersedia.

7. TPM mengirim hasil pengisian EDM yang sudah disetujui oleh


Kepala Madrasa.

8. Laporan hasil EDM secara online akan secara otomatis terkirim ke


unit-unit yang sudah ada dalam sistem, sedangkan EDM yang
melalui semi online akan diatue secara khusus.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi diri sekolah adalah proses yang mengikutsertakan semua


pemangku kepentingan untuk membantu sekolah dalam menilai mutu
penyelenggaraan pendidikan berdasarkan indikator-indikator kunci yang
mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP). Melalui EDS kekuatan
dan kemajuan sekolah dapat diketahui dan aspek-aspek yang memerlukan
peningkatan dapat di identifikasi. Praktiknya dimulai dari ;

 Tahap Persiapan
 Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah .
Sedangkan EDM atau Evaluasi Diri Madrasah adalah proses evaluasi diri
madrasah yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholder) untuk melihat kinerja madrasah berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya
dipakai sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Madrasah (RKM) dan
sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat
kabupaten/kota . Praktiknya dimulai dari :

 Dilakukan sosialisasi/pelatihan kepada TIM tentang pentingnya EDM,


Pemahaman indikator dalam instrumen EDM, cara pengisian
instrumen dan pemanfaatan hasil EDM.
 TPM mengumpulkan data, informasi dan bukti fisik dari berbagai
sumber yang relevan untuk dasar penilaian indikator yang ada dalam
instrumen.

13
 TPM mendiskusikan dan menetapkan level setiap indikator
berdasarkan data, informasi dan bukti fisik.
 TIM dibantu oleh operator madrasah mengisi instrumen yang tersedia
secara online atau semi online berdasarkan data, informasi dan bukti
fisik yang dikumpulkan.
 Kepala Madrasah menyetujui hasil isian EDM melalui form yang
tersedia.
 TPM mengirim hasil pengisian EDM yang sudah disetujui oleh
Kepala Madrasa.
 Laporan hasil EDM secara online akan secara otomatis terkirim ke
unit-unit yang sudah ada dalam sistem, sedangkan EDM yang melalui
semi online akan diatue secara khusus.

B. Saran

Demikian makalah ini kami buat. Semoga hadirnya makalah ini dapat
menambah wawasan, pengetahuan bagi kami khususnya maupun pembaca.
Masih banyak kekurangan dari makalah ini, untuk itu kritik dan saran sangat
kami perlukan. Sekian dari kami mohon maaf apabila ada kesalahan, atas
perhatian pembaca kami ucapkan terimakasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nuchron, Soenarto, FX. Sudarsono, "Model Evaluasi Diri Sekolah Menengah


Kejuruan Di Daerah Istimewa Yogyakarta" Jurnal Pendidikan Vokasi,
Vol 3, Nomor 1, Februari 2013

Agus Salim Chamidi, "Evaluasi Diri dan Perencanaan Kerja Pendidikan Bagi
Peningkatan Mutu Sekolah Madrasah/ Journal Ar’rihlah: Inovasi
Pengembangan Pendidikan Islam Vol.3.No.1. 2018

Wandt, Edwin and Brown Gerald W. 1957, Essentials of Educational Evaluation.


New York : Holt Rinehart and Winston. Stufflebeam, D. L. & Shinkfield.
A. J. 1985, Systematic evaluation. (Boston : Kluwer Nijhof Publishing

Gay, L. R. 1990, Educational research : competencies analysis and aplication.


Edition Columbus : Charles E. Merrill Publishing.

Suharsimi Arikunto, 2007, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: PT Bumi


Aksara, 2007

Nanang Fattah, 2004, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja


Rosdakarya

Kemendiknas dengan Kemenag , Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Panduan


Teknis Evaluasi Diri Sekolah , (Jakarta: Kemendiknas, 2011), Hal. 15.

Hendarman, "Kendala-Kendala Evaluasi Diri Sekolah (EDS), Jurnal Pendidikan


dan Kebudayaan, Vol 20, Nomor 1 Maret, 2014

Idrus L Adaara, "Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran" Jurnal Manjemen


Pendidikan Islam. Volume. 9, No. 2 Agustus 2019

15
Maryadi, "Pengembangan Model Evaluasi Diri Untuk Peningkatan Mutu
Pendidikan" Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini
Volume 8 Nomor 1, Juli 2019 Hal.180-189

M. Chabib Thoha, 2003, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

H.M.Sukardi, 2011, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya,


(Yogyakarta: Bumi Askara

Akdon, 2011, Strategic Management: For Educational Management, Bandung:


Alfabeta

Rohiat, 2010, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, Bandung; Refika
Aditama

Bpsdmpk-Kemdikbud, Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Dalam


Mengelola Implementasi Kurikulum- Evaluasi Diri Sekolah.,(Jakarta:
Kemdikbud, 2015), 3.

Kemendiknas dengan Kemenag, Peningakatan Manajemen Penguatan Tata Kelola


dan Akuntabilitas diSekolah/Madrasah, 23.

Kemendiknas dengan Kemenag , Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Panduan


Teknis

Evaluasi Diri Sekolah , (Jakarta: Kemendiknas, 2011), 15.

16

Anda mungkin juga menyukai