Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar – Dasar Manajemen Pendidikan
Nama Kelompok
2022/2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Dasar – Dasar Manajemen Pendidikan, dengan
judul: Manajemen Kurikulum (Berdasarkan Isu-Isu Manajemen Pendidikan).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Rugaiyah, M.Pd selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Dasar – Dasar Manajemen Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
Penulis mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi Perkembangan
Dunia Pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan lahir dari keinginan masyarakat untuk memelihara dan mewariskan
kebudayaan dan filsafat hidup masyarakat kepada generasi muda. Dalam implementasi
pendidikan, sebuah kurikulum sangat penting. Perkembangan kurikulum dari masa ke
masa, tentunya setiap dekade mempunyai perbandingan situasi yang berbeda.
Kurikulum merupakan pedoman pembelajaran yang digunakan oleh setiap pendidikan
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan berlaku di seluruh
negara tidak terkecuali Indonesia. Dalam dimensi perkembangan kurikulum,
manajemen kurikulum berkenaan dengan distribusi dan ketersediaan dokumen
kurikulum dalam pendidikan nasional. Fokus manajemen sangat menentukan
keberhasilan kurikulum dalam bentuk dokumen akan menjadi suatu rencana yang tidak
berubah.
Dalam era revolusi industri sekarang ini, guru dituntut untuk terbiasa dan
membiasakan diri berinovasi, berimprovisasi, serta berkreasi dalam pembelajaran.
Revolusi industri 4.0 dan peradaban 5.0 telah memberikan pengaruh besar terhadap
berbagai bidang kehidupan, sehingga terjadi disrupsi teknologi dan inovasi termasuk
dalam pendidikan. Guru juga harus mengutamakan kebutuhan peserta didik dalam
pembelajaran, sehingga terwujud kemerdekaan belajar dengan sesuai kebijakan baru
Kemendikbud.
1
perkembangan kurikulum dimulai berabad-abad lampau. Kurikulum Indonesia saat ini
masih ada sekolah yaitu mengadopsi kurikulum 2013 sebagai tolak ukur didalam dunia
pendidikan dan ada pula sekolah yang sudah menerapkan kurikulum merdeka ataupun
kedua kurikulum digunakan sekolah yaitu kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka
yang berbasis IKM dan HOTS (Higher Order Thinking Skill). Kurikulum merdeka
dipakai di dunia Pendidikan pada saat ini dimulai tahun 2022 untuk menuju Pendidikan
Indonesia yang maju dan peserta didik menjadi berpikir kreatif dalam kehidupannya
kelak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembahasan masalah tersebut di atas, maka
penelitian makalah memberikan informasi kepada pembaca tentang Manajemen
Kurikulum dan Isu - Isu Manajemen Pendidikan yang terjadi di dunia ini khususnya di
Indonesia.
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sekolah dan pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini di bagi
dan ditugaskan langsung kepada para guru di sekolah.
5. Mengarahkan Visi, Misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum adalah
suatu proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan
visi, misi dan tujuan kurikulum. dan ada beberapa fungsi dari manajemen
kurikulum, diantaranya: 1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya
4
kurikulum; 2. Meningkatkan keadilan dan kesepakatan kepada siswa untuk
mencapai hasil yang maksimal; 3. Meningkatkan relevansi dan efektifitas
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan; 4.
Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas peserta didik; 5.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar; 6.
Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu dalam mengembangkan.
Dari prinsip tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, dalam proses pendidikan
perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kurikulum berjalan lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai
sumber belajar, pengalaman belajar maupun komponen kurikulum.
Menurut Ghufron dalam Aedi dan Amaliyah (2016: 21) untuk implementasi
kurikulum ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Rumusan tujuan yaitu komponen untuk membuat rumusan tujuan yang hendak
dicapai setelah pelaksanaan kurikulum yang mengandung hasil-hasil yang hendak
dicapai berkenaan dengan aspek-aspek deduktif, administratif, dan sosial.
5
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa ” Evaluasi adalah
Penilaian” (Depdikbud, 2005:310). Menurut Sukmadinata (2005) bahwa Evaluasi
merupakan kegiatan yang luas, kompleks, dan terus-menerus untuk mengetahui proses
dan hasil pelaksanaan sistem pendidikan dalam :mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi dapat diartikan sebagai proses sistematis
untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses,
orang, objek, dan yang lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.
C. Kurikulum 13 (K-13)
Berkaitan dengan perkembangan kurikulum, kurikulum 2013 lebih
menekankan pada pendidikan karakter, dengan harapan melahirkan insan yang
produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter. Dengan melalui implementasi kurikulum
2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter. Muatan karakter adalah
kebajikan seperti kejujuran, keadilan, keberanian, dan belas kasih adalah watak untuk
berkelakuan baik secara moral kebajikan dengan kualitas manusiawi yang baik secara
objektif di masyarakat dan agama (Munandar: 2018: 58).
6
dan perbuatan dalam pembelajaran . Menurut Saryanto, dkk (2022: 147)
mengemukakan bahwa kurikulum pemulihan pembelajaran karena kurikulum ini
merujuk pada pandemi yang memiliki banyak kendala serta hambatan.
1. Guru dan kepala sekolah belajar mandiri melalui platform merdeka belajar.
2. Guru dan kepala sekolah belajar kurikulum merdeka dengan mengikuti webinar.
3. Guru dan kepala sekolah belajar kurikulum merdeka dalam komunitas belajar.
4. Guru dan kepala sekolah praktik melalui narasumber yang direkomendasikan oleh
KemenDikBud ristek untuk memperoleh informasi detail dan dapat bekerjasama
dengan mitra pembangunan dalam IKM.
3. Lebih interaktif karena ditekankan pada projek sehingga peserta didik aktif dalam
mengeksplorasi isu-isu yang ada di lingkungan seperti isu lingkungan dan isu
moral sehingga pembelajaran lebih bermakna.
7
kurikulum yang menyebabkan adanya pelajaran yang hilang maupun bertambah
jam. Semuanya itu akan berimplikasi pada nasib guru. Pada pelaksanaannya
Kurikulum 2013 di setiap daerah masih menyisakan berbagai persoalan. Meski
tujuan kurikulum baru itu baik, namun pada pelaksanaan di lapangan harus
mendapat banyak perbaikan. Persoalan - persoalan yang muncul antara lain;
c. Buku siswa yang ideal juga dimiliki peserta didik dengan komposisi satu
buku satu peserta didik masih belum dapat disediakan dengan cukup.
d. Sistem rapor.
8
utamanya pada beberapa sekolah masih menggunakan dua kurikulum 2013
untuk kelas X dan kelas XI, sedangkan di tingkat XII masih menggunakan
kurikulum lama. Pada penerapan dua kurikulum yang berbeda secara bersamaan
dalam satu sekolah cukup menyulitkan bagi kepala sekolah dan peserta didik,
hal ini menuntut adanya perubahan managemen sekolah baik dari segi
pembiayaan, pola pikir dan budaya sekolah yang harus menyesuaikan masing -
masing kurikulum. Dari segi pembiayaan, bertambahnya jam pembelajaran
menyebabkan dana operasional sekolah bertambah. Manajemen sekolah
mengalami perubahan, dengan pergantian kurikulum yang artinya sekolah
dituntut untuk lebih banyak persiapan dalam menyesuaikan aturan. Perubahan
budaya sekolah sesuai tuntutan Kurikulum 2013, perubahan pola pikir tidaklah
sangat mudah dan membutuhkan waktu dan kecermatan dalam pengelolaannya
serta kesadaran dari semua pihak baik tenaga pendidik maupun kependidikan.
9
peralatan, media digital dan elektronik diadakan untuk menunjang
keberlangsungan Kurikulum 2013. Perubahan standar proses juga dapat
merubah kebijakan akademik dan budaya akademik yang membutuhkan
komitmen dan kompetensi guru yang profesional dan tenaga kependidikan yang
memadai.
Supervisi dari pihak internal dan eksternal masih belum optimal, baik
supervisi traktik maupun dinamis, supervisi belum menyentuh permasalahan -
permasalahan yang substansial dari kurikulum 2013. Supervisor atau pengawas
dari dinas pendidikan dan kebudayaan dan supervisor internal dari kepala
sekolah sesekali masuk keruang kelas untuk melihat kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru dalam kelas, ada kesan lebih banyak toleransi pada
guru yang belum optimal dalam menerapkan kurikulum 2013 dengan alasan
perlu waktu untuk belajar lagi. Supervisor internal yang dilakukan kepala
sekolah sudah dilaksanakan secara periodik, namun dalam pelaksanaanya
sering dilaksanakan oleh wakil kepala sekolah yang sering ewuh pakewuh
dalam melakukan supervisi yang dalam hal ini membantu guru untuk
memperbaiki kinerjanya sesuai tuntutan kurikulum 2013.
10
model pembelajaran, tahapan kegiatan, proses penilaian dan media & sumber
belajar pada kurikulum 2013.
11
jika guru variatif menggunakan metode mengajar dan menarik dalam
menyampaikan materi pelajaran peserta didik akan tertarik.
Pada pergantian kurikulum selama ini, guru tetap saja mengajar dengan
cara yang sama (ceramah) dan pembelajaran tidak berpusat pada siswa sehingga
perubahan kurikulum tidak memberikan dampak signifikan terhadap
keberhasilan pendidikan. Sebenarnya Kurikulum Merdeka tidak jauh berbeda
12
dengan Kurikulum 2013. Penggunaan istilahistilah baru pada Kurikulum
Merdeka sebenarnya merangkum apa yang ada dalam kurikulum sebelumnya
tetapi dengan istilah berbeda. Tantangannya adalah ketika guru
mengembangkan sendiri tujuan pembelajaran. Guru diberi kemerdekaan, tetapi
dari sisi kemampuan masih banyak guru yang belum siap. Kenyataan yang
terjadi, bahkan masih banyak guru yang belum mampu menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran yang baik.
Oleh karena itu, penguatan untuk kepala sekolah, guru, dan pengawas
sekolah menjadi penting. Selain itu, Kemendikbudristek juga perlu memberikan
pedoman pelaksanaan kurikulum yang berisi kerangka kurikulum untuk diacu
oleh sekolah, agar keleluasaan sekolah dalam IKM dapat terpantau dan
terpetakan kualitasnya.
Hal lain yang menjadi tantangan adalah kesiapan siswa dalam IKM,
terutama berkaitan dengan keleluasaan siswa untuk memilih sendiri apa yang
akan mereka pelajari. Hal ini perlu menjadi perhatian agar siswa benar-benar
memilih apa yang akan dipelajari berdasarkan bakat dan minatnya, bukan
sekedar ikut-ikutan pilihan temannya atau bahkan karena tekanan. baik dari
guru maupun orang tua siswa. Di sinilah penguatan peran dan kerja sama
pendidik dan orang tua siswa sangat penting dalam mendorong dan
mengarahkan siswa belajar sesuai dengan minat dan potensinya untuk mencapai
hasil belajar yang optimal dan bermakna.
13
Tantangan dan kritik dari pihak-pihak terkait perlu menjadi
pertimbangan bagi Kemendikbudristek dalam IKM. Meskipun belum
dilaksanakan secara serentak, tetapi IKM secara mandiri sudah akan
dilaksanakan secara merata di berbagai wilayah di Indonesia. Oleh karena itu,
Kemendikbudristek juga perlu memastikan kesiapan IKM. Beberapa hal yang
perlu menjadi perhatian antara lain, Pertama, berkaitan dengan payung hukum.
Perlu dipastikan bahwa IKM dilaksanakan dengan dasar hukum yang jelas.
Kedua, dari sisi SDM. Perlu persamaan pemahaman antara guru, kepala
sekolah, komite sekolah, pengawas sekolah, dinas pendidikan, serta pihak
terkait mengenai Kurikulum Merdeka secara jelas dan rinci. Perlu adanya
panduan agar IKM dilaksanakan dengan keleluasaan bagi sekolah tetapi tetap
bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Guru dan kepala
sekolah juga perlu mendapat pelatihan untuk memahami perannya dalam
kegiatan belajar serta mengembangkan kompetensi dan keterampilan dalam
IKM. Ketiga, dari sisi sarana dan prasarana. IKM tentunya memerlukan sarana
dan prasarana pendukung, terutama karena menggunakan platform digital yakni
Platform Merdeka Mengajar. Dibutuhkan dukungan sarana dan prasarana yang
memadai agar dapat diakses dengan meminimalisasi hambatan. Keempat, dari
sisi anggaran. Pendanaan untuk IKM perlu dianggarkan dengan tepat agar tidak
membebani sekolah. Mengingat jumlah BOS yang diterima sekolah
berdasarkan jumlah siswa, maka penggunaan BOS untuk pembelian buku-buku
dan kegiatan lainya yang berkaitan dengan IKM akan sangat memengaruhi dana
operasional sekolah, terutama bagi sekolah yang bukan pelaksana Sekolah
Penggerak.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Setiap pihak yang terlibat dalam perancangan kurikulum tentunya perlu melihat
keberagaman karakter guru dan peserta didik. Hal ini dikarenakan Indonesia sebuah
negara kepulauan yang mana setiap daerah memiliki geografis dan kebudayaan yang
berbeda-beda.
Penulis berharap melalui makalah ini dapat menjadi pemantik diskusi bagi
pembaca. Serta kritik dan saran yang diberikan tentunya dapat menjadi pembelajaran
bagi semuanya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Saryanto, dkk. (2022). Inovasi Pembelajaran Merdeka Belajar. Bandung: Media Sains
Indonesia.
Sukmadinata, N.S, 2005, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung, Rosda
Karya.
16