Anda di halaman 1dari 19

“PROSES PERENCANAAN PENDIDIKAN”

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kebijakan dan Perencanaan
Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Arief Efendi, M.Pd

Disusun Oleh :
Joko Saputra
Soimatul Muniroh
Irfan Hanani

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Semester VII

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA AL AZHAR (STAIMA)


KOTA BANJAR
Alamat : Jl. Pesantren No. 02, Kujangsari, Langensari, Kota Banjar

PERIODE PENDIDIKAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat serta
hidayah-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
"Perencanaan Dan Kebijakan Pendidikan" dengan membahas tentang " Proses
Perencanaan Pendidikan" dalam bentuk makalah.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Dengan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Banjar, 25 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

A. Latar belakang ....................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................1


C. Tujuan……………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................3

A. Pengertian ..........................................................................................3

B. Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................................................3

C. Analisi Dan Diagnosis ........................................................................6

D. Perumusan Kebijakan .........................................................................7

E. Perkiraan Kenbutuhan Masa Depan ...................................................8


F. Perhitungan Biaya Rencana Pendidikan………………….................9
G. Penetapan Sasaran………………………………………………….10
H. Perumusan Rencana………………………………………………..10
I. Perincian Rencana……………………………………………….....11
J. Implementasi Rencana………………………………………..........11
K. Evaluasi Dan Revisi Rencana……………………………………...12

BAB III PENUTUP ...........................................................................................14

A. Kesimpulan.......................................................................................14

B. Kritik dan Saran ...............................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bidang apapun, proses perencanaan merupakan unsur penting dan
strategis yang memberikan arah dalam pelaksanaan kegiatan utuk mencapai
tujuan atau sasaran yang dikehendaki. Dalam bidang pendidikan, proses
perencanaan merupakan salah satu faktor kunci efektifitas keterlaksanaan
kegiatan-kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan bagi setiap jenjang dan jenis pendidikan pada tingkat nasional,
maupunlokal.
Namun apabila dilihat dalam kenyataan kesehariannya, unsur proses
perencanaan pendidikan masih lebih banyak dijadikan faktor pelengkap atau
penjabaran kebijakan pimpinan, sehingga sering terjadi tujuan yang ditetapkan
tidak tercapai secara optimal. Salah satu penyebabnya adalah para perencana
pendidikan masih kurang memahami proses dan mekanisme perencanaan
dalam konteks yang lebih komprehensif.
Selain itu, posisi bidang perencanaan belum merupakan “key factor”
keberadaan suatu lembaga pendidikan, baik pada tingkat makro maupun
mikro, sehingga sumbangan perencanaan pendidikan terhadap pencapaian visi,
misi, dan tujuan pendidikan belum dirasakan secara optimal1.

B. Rumusan Masalah
A. Bagaimanakah tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan
yang harus dijalankan oleh para perencana pendidikan agar memperoleh
tujuan pendidikan yang optimal ?
B. Ada berapa tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan dan
bagaimanakah penjabaran uraiannya dalam sub pokok bahasan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan yang
harus di jalankan oleh para perencana pendidikan agar memperolah tujuan
pendidikan yang optimal
1
Teguh Fuady, (2010 28 Mei) Proses Perencanaan Pendidikan. Dikutip tanggal 24 Desember
2021, dari : http://teguhfuady.blogspot.com/2010/05/proses-perencanaan-pedidikan.html

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 1


2. Menjelaskan tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan dan
bagaimanakah penjabaran uraiannya dalam sub pokok bahasan.

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Perencanaan pendidikan merupakan dasar pelaksanaan kegiatan dalam


pendidikan dengan melihat ke masa yang akan datang untuk mengembangkan
pendidikan agar dapat lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan
masyarakat untuk mencapai sasaran pembangunan pendidikan, sehingga
tujuan dari pendidikan juga dapat terwujud sesuai harapan. Perencanaan
dianggap penting karena akan menjadi penentu dan sekaligus memberi arah
terhadap tujuan yanng ingin di capai. Dengan demikian suatu kerja akan
berantakan dan tidak terarah jika tidak ada perencanaan yanng matang dan di
susun dengan baik akan memberi pengaruh terhadap ketercapaian tujuan.(Siti
aisyah,2018:716)

Pendidikan adalah sebuah proses yanng dilakukan anak manusia untuk


mempesiapkan generasi muda. Pendidikan nasional yang dilakukan di
indonesia merupakan upaya pemerintah untuk membentuk masyarakat
indonesia yang berkualitas tinggi jasmani maupun rohani.

Pendidikan mempunyai peranan dalam meningkatkan kualitas manusia


sebagai sumber daya pembangunan dan menjadi titik sentral pembangunan.
Manusia yang berkualitas memiliki keseimbanngan antara tiga aspek yang ada
padanya, yaitu aspek pribadi sebag ai individu, aspek sosial dan aspek
kebangsaan. Manusia sebagai makhluk individu memiliki potensi fisik dan
nonfisik, dengan potensi-potensi tersebut manusia mampu berkarya dan
berbudi pekerti luhur.(Siti Aisyah,2018:716)

B. Pengumpulan dan Pengolahan Data


1. Data dan informasi yang dibutuhkan
Data dan informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan untuk dikumpulkan dan diolah adalah data
sebagai berikut:
a. Berdasarkan sifatnya

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 3


1. Data kualitatif, yaitu data tidak berbentuk angka antara lain latar
belakang orang tua, pengetahuan, sikap dan perilaku,
keterampilan yang telah dimiliki siswa.
2. Data kuantitatif, data yang berbentuk angka seperti jumlah,
penduduk usia sekolah, tingkat inteligensi siswa, jumlah ruang
kelas.
b. Berdasarkan Sifatnya Sumber’
1. Data internal, yaitu data yang berasal dan dikumpulkan pada
lembaga pendidikan yang bersangkutan. Data internal yang
dibutuhkan antara lain jumlah siswa, guru tenaga pendidik, saran
prasarana yang dimiliki ada pada lembaga pendidikan.
2. Data eksternal data yang bersasal dari luar pendidikan yang
bersangkutan. Data eksternal antara lain, standar kelulusan yang
harus dicapai siswa pada akhir ujian nasional, peraturan dan
kebijakan di bidang pendidikan.
c. Menurut cara memperoleh
1. Data primer, data yang di kumpulkan dan diolah serta diperoleh
dari sumber secara langsung baik oleh lembaga tertentu maupun
lembaga sendiri.
2. Data sekunder, data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain dan biasanya sudah
dipublikasi.
Adapun data sekunder yang dibutuhkan lembaga pendidikan
dalam perencanaan pendidikan, sebagai berikut :
a. Tabel distribusi frekuensi, mengenai jumlah murid pada jenjang
pendidikan tertentu dan wilayah (kelurahan, kabupaten, provinsi
maupun nasional).
b. Analisis kohor, merupakan hasil pengolahan data arus murid pada
jenjang pendidikan tertentu yang berkenaan dengan murid yang
naik kelas/naik tingkat, mengulang dan tingal kelas dan
digambarkan dalam bentuk kotak yang datanya dimasukkan ke
dalam kotak dan diluar kotak mengikuti tahun secara diagonal ke

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 4


bawah.
c. Proyeksi, perikiraan data dan informasi pada masa yang akan
datang berdasarkan trend yang terjadi pada tahun sebelumnya.
d. Abstraksi, merupakan informasi yang didalamnya memuat pokok
pikiran tentang suatu pendapat atau kebijakan di bidang
pendidikan.
e. Indeks, merupakan petunjuk atau pedoman berupa angka, huruf,
kode atau kunci yang memudahkan mencari sesuatu objek yang
diinginkan.
f. Profil pendidikan, merupakan gambaran mengenai lembaga
pendidikan pada jenis atau jenjang pendidikan tertentu baik di
suatu daerah atau wilayah.
g. Monografi, merupakan konferensi tentang keadaan kondisi suatu
daerah atau wilayah.
h. Pemetaan pendidikan, merupakan peta geografis yang dilengkapi
dengan berbagai indikator pendidikan
i. Clipping, merupakan kumpulan guntikan koran, majalah atau
jurnal yang memuat informasi tentang sesuatu gejala objek atau
kejadian khsususnya pada lembaga pendidikan
j. Pidato/makalah/ceramah merupakan bentuk karangan yang
memuat informasi tentang kebijakan, pendapat atau indikasi
suatu permasalahan pendidikan baik tingkat nasional, daerah
maupun tingkat satuan pendidikan.
d. Menurut waktu pengumpulannya
1. Data cross section, merupakan data yang dikumpulkan pada
suatu waktu tertentu, dan menggambarkan keadaan/ kegiatan
pada waktu tersebut. Jumlah murid, biasanya persatuan
pendidikan, misal data tahun 2003 dan sebagainya.
2. Data berkala, merupakan data yang dikumpulkan dari waktu ke
waktu untuk memberikan gambaran tentang perkembangan suatu
kegiatan dari waktu ke waktu.

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 5


2. Cara memperoleh data
a. Angket, daftar pertanyaan yang setiap pertanyaan sudah
disediakan jawabanya untuk dipilih, atau disediakan tempat
untuk mengisi jawabannya.
b. Wawancara, sebuah dialog yang dilakukan untuk memperoleh
informasi dari nara sumber.
c. Observasi kegiatan pemusatan perhatian terhadap objek dengan
menggunakan seluruh alat indra.
d. Dokumentasi, berarti barang tertulis, buku, majalah, dokumen,
notulen dan lain-lain.

C. Analisis dan Diagnosis

Analisis perencanaan pendidikan untuk menentukan kegiatan yang


hendak di lakukan pada masa depan dibidang pendidikan. Perencanaan
merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan di kerjakan,
bagaimana mengeerjakan, apa yang harus di kerjakan dan siapa yang
mengerjakan. Perencanaan juga sering menjadi jembatan yang
menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan
keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.

Analisis data merupakan kegiatan mempelajari, meneliti dan membuat


interpretasi yang diperlukan dalam kegiatan analisis data diperhatikan apakah
data yang dibutuhkan tersedia dengan baik dalam bentuk tabel atau data
dalam bentuk lainnya, adanya kesadaran tentang pentingnya mempelajari dan
meneliti data dengan cara memeriksa. Mempelajari serta membandingkan
dengan data lain untuk kemudian diinterpretasikan.

Analisis data di perlukan untuk :

1. Bahan masukan dalam pengambil keputusan.

2. Bahan masukan dan menyusun rencana a dan program bersifat rutin


maupun temporal, jangka pendek, menegah maupun panjang.

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 6


3. Bahan masukan untuk penyusunan laporan perencanaan maupun
pelaksanaan.

Setelah dilakukan analisis terhadap data diketahui dan


diidentifikasi dan diiagnosis masalah pokok yang masih dihadapi
seberapa jauh kemajuan yang telah dicapai hambatan yang masih
dihadapi, dan potensi serta prospek yang masih bisa dikembangkan di
masa datang.2

D. Perumusan Kebijakan

Perumusan kebijakan adalah salah satu tahap penting dalam kebijakan


publik. Memaknai perumusan kebijakan sebagai proses yang dilakukan oleh
perumus kebijakan terkait dalam menentukan (menginterpretasikan) masalah
faktual kedalam rumusan masalah formaldan mennyusun rumusan program
dari alternatif yang mereka sediakan. Dalam proses perumusan kebijakan
memerlukan elemen-elemen kunci berupa pengetahuan/ keahlian dan
otoritas/kekuasaan.Karenanya model perumusan kebijakan yang
dikembangkan parsons ini melihat penggunaan pengetahuannya dan
otoritas/kekuasaan yang melekat pada struktur organisasi dalam
menggunakan berbagai informasi/data yang kompatibel dengan dunia riil
sebagai hasil dari interaksi (networking) atau hubungan-hubungan dengan
pihak-pihak yang teribat dalam perumusan kebijakan.(Borneo,2015:157)

Proses perumusan kebijakann yang efektif memperhatikan keselarasan


anatara usulan kebijakan dengan agenda dan strategi besar (grand design)
pemerintah. Melalui konsultasi dan interaksi, tahapan perumusan kebijakan
menekankan konsistensi sehingga yang baru tidak bertentangan dengan
agenda dan program pemerintah yang sedang dilaksanakan. Kebijakan yang
baik dirumuskan berdasarkan masalah dan kebutuhan masyarakat, Aktifitas
kebijakan sangat cepat bergerak. Setelah kegiatan-kegiatan untuk menerapkan
keputusan tersebut harus segera disiapkan, Waktu dan kewenangan yang

2
Ali Nurdin, “Perencanaan Pendidikan Sebegai Fingsi Managemen” (ed. 1, Cet.1,-Depok :
Rajawali Pers, 2019). 131 hlm

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 7


tersedia guna mendukung arah yang dipilih umumnya sangat terbatas dan
karenanya menuntut penyesuaian.
Manakala tujuan-tujuan kebijakan tidak jelas atau berlawanan satu
sama lain, kebijakan hanya memiliki sedikit kesempatan untuk berhasil.
Penetapan tujuan merupakan langkah utama dalam sebuah proses lingkaran
pembuatan kebijakan. Dalam kenyataannya, pembuatan kebijakan seringkali
kehilangan arah dalam menetapkan tujuan-tujuan kebijakan, solusi kerapkali
dipandang lebih penting dari pada masalah. Padahal yanng terjadi seringkali
sebaliknya dimana sebuah solusi yang baik akan gagal jika di terapkan pada
masalah yang salah. Agar kebijakan tetap berfokus pada tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan, pembuatan kebijakan harus dilandasi oleh lingkaran tahapan
kebijakan yaitu meliputi perencanaan dan evaluasi.

Adapun model perumusan kebijakan pendidikan, yaitu :

a. Model Kelembagaan
b. Model Sistem
c. Model penyelidikan
d. Model Rasional
e. Model inkrementalis
f. Model analisis kebijakan pendidikan
g. Model Pendekatan implementasi kebijakan publik.(Henni
Marsari,2021:90)

E. Perkiraan Kebutuhan Masa Depan


Setelah tujuan ditetapkan, prinsip kegiatan ditentukan berdasarkan
kebijakan yang dirumuskan, perencanaan pendidikan harus merumuskan
kebutuhan masa akan datang. Perkiraan kebutuhan yang akan datang pada
tingkat satuan pendidikan meliputi:
a. Jumlah penduduk yang memasuki usia sekolah dasar atau jumlah
tingkat satuan pendidikan sebelumnya (lulusan SD/ MI, SMP/MI,
SMA/MA)
b. Jumlah guru yang dibutuhkan beserta kualifikasinya.

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 8


c. Jumlah ruang belajar dan ruang praktik yang perlu ditambahkan beserta
sarana prasana.
d. Jumlah dan jenis buku, alat peraga, alat keterampilan dan pembelajaran,
keterampilan dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk disediakan.
e. Pemerataan mutu guru baik guru senior maupun junior.
f. Penyempurnaan dan pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran yang disesuaikan dengan persyaratan penerimaan
siswa/mahasiswa untuk jenjang pendidikan berikutnya serta
penyesuaian dengan tuntutan dunia kerja tuntutan pembangunan di
segala bidang.
g. Pemberian beasiswa kepada siswa dan tenaga pendidik/tenaga
kependidikan melalui studi lanjutan.
h. Pemberian tunjangan kepada tenaga pendidik.
i. Peningkatan mutu kepala sekolah.
j. Penyempurnaan sistem pengelolaan lembaga pendidikan.
k. Inovasi dan peningkatan pemakaian teknologi pendidikan.

F. Perhitungan Biaya Rencana Pendidikan

Perhitungan seberapa besar biaya yang dibutuhkan dan harus tersedia


agar memenuhi semua kebutuhan yang sudah di rumuskan sebelumnya.
Perencanaan pendidikan tingkat satuan pendidikan harus mengetahui sumber
pembiayaan yang berasal dari pemerintah. Sedangkan pada sekolah swasta
hanya mengandalkan dari sumbangan pengembangan pendidikan dari siswa
maupun subsidi pemerintah.
Anggaran tingkat satuan pendidikan dialokasikan untuk kegiatan rutin
belajar mengajar maupun kegiatan pengembangan baik fisik, akademik,
peningkatan pelayanan kepada siswa, maupun peningkatan kesejateraan
personel yang ada di sekolah.
Rencana anggaran dibuat dengan rencana anggaran pendapatan dan
belanja sekolah atau rencana anggaran dan belanja madrasah yang harus
mendapatkan izin dari komite sekolah/madrasah dan di setujui dinas
pendidikan/kantor wilayah Departemen Agama.

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 9


G. Penetapan Sasaran
Sasaran atau tujuan yang ditetapkan harus dapat diamati dan diukur
dengan parameter yang jelas. Penetapan sasaran harus sesuai dengan rencana
anggaran biaya yang telah ditetapkan, sehingga perlu diadakan peninjauan
kembali terhadap rencana semula dan menyesuaikan dengan anggaran dan
biaya yang disediakan sehingga dapat ditetapkan sasaran kegiatan berikutnya
yang akan dilaksanakan. Penetapan sasaran juga diikuti dengan pemilihan
alternatif cara yang efektif dan relevan untuk pencapaiannya.

H. Perumusan Rencana

Usaha menentukan tujuan, kegiatan serta sasaran yang akan di capai


jangka waktu tertentu, perkiraan biaya yang diperlukan mencapai sasaran
yang ditetapkan, aspek pelaksanaan serta penjadwalan kegiatannya,
perencanaan ini pada tingkat satuan pendidikan telah mendapat
persetujuan dari komite sekolah/madrasah dimintakan pesetujuan
3
dinas/subdinas atau kantor Departemen Agama .

Tujuan perencanaan tingkat satuan pendidikan pada substansinya dua aspek


yaitu:

a. Merupakan penyajian serangkaian rancangan keputusan untuk


disetujui komite sekolah/madrasah dan dinas/subdinas disetujui
pendidikan atau kantor Departemen Agama.

b. Mempersiapkan pola kegiatan secara matang bagi berbagai bidang


kerja yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan.

Untuk mewujudkan dua kegiatan tersebut, kepala sekolah Atau


satuan pendidikan membutuhkan suatu peyataan yang jelas tentang :

a. Apa yang diusulkan.

b. Mengapa diusulkan.

c. Serta bagaimana usulan yang masuk dan dianjurkan.


3
Ali Nurdin, “Perencanaan Pendidikan Sebegai Fingsi Managemen” (ed. 1, Cet.1,-Depok :
Rajawali Pers, 2019). Hlm 80

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 10


Perumusan rencana hakikatnya merupakan jawaban atas ketiga
pernyataan di atas. Untuk dapat melakukan perumusan rencana pendidikan
dalam menjawab pertanyaan yang cukup singkat di atas diperlukan
keterampilan tertentu untuk dapat melakukannya.
Dalam perumusan rencana ada Tahap-tahap perumusan rencana,
Dalam tahap ini langkah yang harus dilakukan adalah :
a. Menyajikan seperangkat keputusan mengenai perencanaan kegiatan
yang akan dilaksanakan.
b. Menyiapkan blue print tindakan-tindakan atas konsekuensi dari
keputusan keputusan tersebut.(achmad,2017:91)

I. Perincian Rencana
a. Penyusunan Program

Membagi rencana dalam kelompok kegiatan. Pembagian rencana


dalam kelompok bertujuan agar satuan kegiatan menjadi semakin jelas baik
sasaran, pelaksanaan, hasil yang diharapkan di jadwal, sarana biaya yang
diperlukan. Kelompok kegiatan sebagai bagian dan rencana harus saling
menunjang dan bermuara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dan
kelompok kegiatan atau program merupakan seluruh kegiatan yang berada
di bawah satu unit administrasi yang sama saling ketergantungan serta
saling melengkapi antarsatu dengan yang lainnya sehingga dalam
pelaksanaannya harus secara bersama dan berurutan.

b. Identifikasi dan perumusan proyek


Setiap kelompok kegiatan merupakan suatu unit kegiatan dari suatu
program yang dilakukan untuk keperluan memudahkan pelaksanaan dan
perhitungan pembiayaan. Unit program disebut dengan proyek dalam suatu
program merupakan alat dari program yang telah dibuat dan saling menunjang
dalam pencapaian tujuan program.
J. Implementasi Rencana

Perencanaan pendidikan akan dilaksanakan apabila masing-masing

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 11


proyek telah disyahkan untuk diimplementasikan dalam tataran praktik.
Dalam hal pelaksanaan proses perencanaan menyatu dengan proses
manajemen dari usaha pendidikan nasional maupun pada tingkat satuan
pendidikan. Pelaksanaan perencanaan pendidikan pada anggaran pendapatan
dan belanja sekolah/madrasah sebagai instrumen yang utama, diikuti
pembentukan kerangka organisasi yang bersifat administratif.

Keberhasilan pelaksanaan operasional tergantung pola operasional


yang dikembangkan. Pola operasional yang baik memiliki ciri tujuan
dirumuskan secara jelas, hasil diharapkan konkret mudah diobservasi dan
diukur, memiliki jaringan kerja, menggunakan pendekatan sistem serta
memiliki mekanisme perencanaan.

Semua unsur yang ada pada lembaga pendidikan tingkat satuan


pendidikan harus melibatkan diri secara aktif tenaga pendidik maupun
tenaga kependidikan dengan peran dan tugas dan tanggung jawab masing-
masing dalam perencanaan pendidikan.
K. Evaluasi dan Revisi Rencana

Evaluasi terhadap perencanaan pendidikan harus dilakukan mulai


proses perencanaan sampai pelaksanaannya. Evaluasi atau penilaian terhadap
perencanaan pendidikan memiliki tujuan yang bersifat khusus di antaranya.

a. Menyoroti kelemahan perencanaan antara lain sasaran yang tidak


realistis, biaya tidak memadai alokasi anggaran dan kegiatan per tahun
yang tidak cocok untuk selanjutnya diadakan perbaikan baik pada saat
perencanaan maupun pelaksanaan. Dalam sistem perencanaan
berkelanjutan terhadap perencana yang dibuat dan dilaksanakan tetap
memerlukan perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan hasil
pelaksanaan perencanaan yang sudah dicapai serta pengalaman selama
pelaksanaan.
b. Melakukan diagnosis terhadap mata rantai kegiatan atau peristiwa
dalam siklus perencanaan dan memberikan dasar untuk menyusun
kembali rencana yang sudah dibuat. Dan menjadikan siklus awal dari
perencanaan berikutnya. Dengan adanya revisi rencana yang sedang

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 12


berkala dan dimulai kembali siklus perencanaan, harus dilaksanakan
secara terus menerus tanpa terputus.
c. Melihat dampak pelaksanaan rencana yang sudah dilakukan dalam
bentuk kegiatan. Misalkan apakah terjadi peningkatan implementasi
terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan setelah diadakan
sosialisasi dan penataran guru mengenai kurikulum tingkat satuan
pendidikan.

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 13


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Agar tujuan perencanaan pendidikan dapat di capai dengan hasil


yang maksimal dan optimal, maka para perencana pendidikan diharuskan
intuk lebih bisa memahami proses dan mekanisme perencanaan dalam
konteks yang lebih komprehensif.
Adapun proses perencanaan pendidikan yang mengembangkan
pendekatan komprehensif, mencangkup aspek-aspek : Mendefinisikan
permasalahan perencanaan pendidikan, analisis bidang telaahan
permasalahan perencanaan, mengkonsepsikan dan merancang rencana,
mengevaluasi rencana-rencana, menspesifikasikan rencana (Speciying The
Plan), mengimplementasikan rencana (Implementing The Plan),
mengimplementasikan rencana dan umpan balik bagi perencanaan.4

B. Kritik Dan Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi


siapa saja yang membacanya. Apabila ada kesalahan dari segi isi maupun
dalam penulisan, itu merupakan kelemahan serta kekurangan kami sebagai
insan biasa.

4
Teguh Fuady, (2010 28 Mei) Proses Perencanaan Pendidikan. Dikutip tanggal 24 Desember
2021, dari : http://teguhfuady.blogspot.com/2010/05/proses-perencanaan-pedidikan.html

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 14


Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan | 15
DAFTAR PUSTAKA

eguh Fuady, (2010 28 Mei) Proses Perencanaan Pendidikan. Dikutip tanggal 24


Desember 2021, dari : http://teguhfuady.blogspot.com/2010/05/proses-
perencanaan-pedidikan.html

Ali Nurdin, “Perencanaan Pendidikan Sebegai Fingsi Managemen” (ed. 1, Cet.1,-Depok


: Rajawali Pers, 2019). 131 hlm

Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai