Disusun Oleh:
Kelompok 4 kelas 4D
1. Dwi Rahmi W 1601015071
2. Nur Rizqillah Almaulidah 1601015116
3. Zean Rizkilah 1601015063
4. Siti Fatimah 1601015100
5. Siti Dina Novita Astuti 1601015125
6. Hana Atikah 1601015075
7. Rizka Novita Sari 1601015080
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan pokok
bahasan “Model Evaluasi Responsif”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Evaluasi Pendidikan.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas kelompok bagi para mahasiswa, untuk belajar
dan mempelajari lebih lanjut dalam memahami konseli, karena dalam model evaluasi
responsif ini berorientasi pada aktivitas, keunikan dan keragaman sosial dari program.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar cara berkelompok
kepada mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai
dengan yang diharapkan sehingga mahasiswa memahami teori dari masing-masing ahli,
dan ilmu yang didapat dapat diaktulisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan pengembangan
penyusunan tugas makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
senantiasa menjadi pedoman dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................2
SIMPULAN ...........................................................................................................................
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tokoh dari pembuat model evaluasi responsif
2. Mengetahui tujuan dari evaluasi responsif
3. Mengetahui cara melakukan model evaluasi responsif
4. Mengetahui penggunaan model evaluasi responsif dalam pendidikan sesuai
dengan hasil riset.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Pembuat Model Evaluasi Responsif
Model evaluasi responsif (responsive evaluation model) merupakan model
penelitian evaluatif yang bersifat kualitatif. Pendekatan yang lebih bersifat fleksibel,
dengan mampu mendengarkan pandangan dari beragam perspektif yang berbeda.
Pendekatan yang bersifat informal, dan tentu terkadang mempertaruhkan idealisme
dalam pengukuran untuk mendapatkan kemanfaatan. Tidak menggunakan cara yang
ketat dalam mengembangkan alat ukur dan juga perhitungan statistik. Evaluasi
ini juga diberi nama evaluasi yang berpusat pada klien. Penelitian responsif
mengambil sampel dengan cara purposive (secara sengaja), mencari informasi dari
pihak yang bersebrangan, dan laporan bersifat ekspresif atau disesuaikan dengan
kebutuhan.
Evaluasi responsive dikembangkan pada tahun 1975 oleh Robert
Stake. Evaluasi menurut Stake adalah usaha mendeskripsikan program-program
dan memberikan judgement (pertimbangan) kepadanya. Maksud dari pendekatan
judgement disini adalah bahwa evaluasi harus dilaksanakan oleh evaluator yang
benar-benar memiliki kompetensi dan kemampuan dibidangnya. Stake mengatakan
bahwa evaluasi tidak sempurna jika tidak memberikan judgement. Dalam
memberikan judgement dapat digunakan standar atau kriteria absolute (mutlak) atau
relative, yang terdiri atas kategori standard dan pertimbangan. Pada setiap kategori
terdapat tiga fokus atau tiga fase menurut Stake yakni yakni antecedent
(pendahuluan atau persiapan), transaction-process (transaksi, proses implementasi)
dan autcome (keluaran atau hasil). Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Antecedent yaitu sebuah kondisi yang ada sebelum instruksi yang mungkin
berhubungan dengan hasil, contohnya: latar belakang guru, kurikulum yang
sesuai, ketersediaan sumber daya serta karakteristik siswa dan tujuan yang ingin
dicapai.
2. Transaction yaitu pertemuan dinamis yang merupakan proses instruksi
(kegiatan, proses dan pelaksanaannya) contohnya: interaksi guru dan siswa
3. Outcomes yaitu efek dari pengalaman pembelajaran atau dari program setelah
selesai dilaksanakan. Contohnya: performance guru, peningkatan kinerja,
Untuk lebih ringkasnya perhatikanlah tabel 1, berikut ini:
Tabel 1: Fase Evaluasi menurut Stake
Model evaluasi Stake dapat membawa dampak yang cukup besar dalam
penilaian, dan merupakan konsep yang cukup kuat untuk perkembangan yang lebih
jauh dalam bidang evaluasi. Dalam model ini, evaluasi dilakukan dengan
membandingkan antara satu program dengan program lain yang dianggap standar.
Stake berpendapat menilai suatu program pendidikan harus melakukan
perbandingan yang relative antara program satu dan program yang lain, atau
perbandingan yang absolut yaitu membandingkan suatu program dengan standar
tertentu. Standar adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu kurikulum atau
program yang dijadikan objek evaluasi. Standar dapat dikembangkan dari
karakteristik yang dimiliki kurikulum, tetapi dapat juga dari yang lain (pre-ordinate,
mutually adaptive, process). (Tayibnapis, 2000:19).
Dalam evaluasi responsif lebih dikenal isu ketimbang rumusan masalah. Isu
merupakan hal penting yang menjadi kajian, atau sebuah studi evaluasi. Hal yang
menjadi permasalahan sebuah program dapat menjadi isu dalam penelitian. Karena
itu pemahaman awal akan program yang dievaluasi dapat memudahkan dalam
menentukan isu. Evaluasi tidak diartikan sebagai pengukuran melainkan pemberian
makna atau melukiskan sebuah realitas dari berbagai perspektif orang-orang yang
terlibat, berminat dan berkepentingan dengan program pembelajaran.
1. Lebih berorientasi secara langsung kepada aktivitas program dari pada tujuan
program
2. Merespon kepada persyaratan kebutuhan informasi dari audiens
3. Perspektif nilai-nilai yang berbeda dari orang-orang dilayani dilaporkan dalam
kesuksesan dan kegagalan dari program.
Pendekatan ini adalah sistem yang mengorbankan beberapa fakta dalam evaluasi
dengan harapan dapat meningkatkan penggunaan hasil evaluasi kepada individu
atau program itu sendiri. Model ini berdasarkan pada apa yang biasa individu
lakukan untuk menilai suatu perkara. Untuk melaksanakan evaluasi ini, evaluator
dipaksa bekerja lebih keras untuk memastikan individu yang dipilih memahami apa
yang perlu dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusadi dan Raffida, Tien. 2017. Pengantar Evaluasi Program Pendidikan.
Medan: Perdana Publishing.
Badrujaman, Aip. 2009. Diklat Teori dan Praktek Evaluasi Program Bimbingan dan
Konseling. Jakarta.
Tayibnapis, F.Y. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.
Wirawan. 2011. Evaluasi: teori, model, standar, aplikasi dan profesi. Jakarta: Rajawali
Pers.