Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

EVALUASI PROGRAM
“Model Stake dan Contoh Implementasi Model”

Dosen Pembimbing:
Dra. Eldarni, M.Pd
Elsa Rahmayanti, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 5

Reyske Meisalya Dwanty 18004088


Rifana Indah Widianingrum 18004089

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah


memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Model Stake dan Contoh Implementasi Model.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Dra. Eldarni, M.Pd
pada mata kuliah “Evaluasi Program” di Universitas Negeri Padang. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang model Stake dan contoh implementasi model.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah
ikut bekerja sama dalam pembuatan makalah ini, dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang bahan ajar. Aamiin

Padang, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3
A. Model Stake ........................................................................................................3
B. Contoh Implementasi Model ................................................................................6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................8
A. Kesimpulan .........................................................................................................8
B. Saran ...................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Evaluasi dapat didefinisikan sebagai penilaian pencapaian tujuan


melalui pengumpulan dan analisis data yang berguna untuk membuat
keputusan dari suatu program. Model evaluasi berguna dalam membimbing
pengelolaan, pengumpulan data dan analisis (Wood, 2001, p.18). Evaluasi
pembelajaran adalah kegiatan mengevaluasi hal-hal yang dilakukan dalam
proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan dan proses penilaian
serta dampaknya terhadap peserta didik. Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan
dapat memperbaiki kekurangan dalam pembelajaran, dan dapat dijadikan
dasar untuk proses pembelajarannya selanjutnya.
Terkait dengan model-model evaluasi program maka dalam kajian
literatur terdapat berbagai ragam model evaluasi yang dapat digunakan oleh
evaluator sebagai acuan dalam melakukan evaluasi suatu program. Di antara
model-model evaluasi pogram tersebut diantaranya: Goal-Free Evaluation
Approach (Scriven), Formative and Summative model (Scriven), Five level
ROI Model (Jack Phillips), Context, Input, Process, Produt atau CIPP Model
(Stufflebeam), Four levels evaluation model (Kirpatrick), Responsive
evaluation model (Stake), Context, Input, Reacton, Outcome atau CIRO
model, Congruance-Contigency model (Stake), Five Levels of Evaluation
model (Kaufmann), Program Evaluation and Review Technique atau PERT
model, Alkin model, CSE-UCLA Model, Provous Discrepancy model,
Illuminative evaluation model dan lainnya.
Berfokus kepada model evaluasi countenance stake. Model
countenance stake merupakan model evaluasi yang dapat mengevaluasi
secara menyeluruh semua aspek yang dievaluasi dan dapat memberikan
pertimbangan-pertimbangan berdasarkan deskripsi hasil analisis data yang
diperoleh dengan tiga tahap yaitu konteks awal, transaksi dan hasil. Pada

1
makalah kali ini akan dipaparkan materi mengenai model Stake dan contoh
implementasi model Stake.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Model Stake?


2. Bagaimana contoh implementasi Model Stake?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian model Stake.


2. Untuk mengetahui contoh implementasi model Stake.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Stake

Model evaluasi program yang diperkenalkan oleh Stake dikenal


dengan model Countenance (keseluruhan). Model ini juga disebut model
evaluasi pertimbangan. Maksudnya evaluator mempertimbangkan program
dengan membandingkan kondisi hasil evaluasi program dengan yang terjadi
di program lain, dengan objek sasaran yang sama dan membandingkan
kondisi hasil pelaksanaan program dengan standar yang ditentukan oleh
program tersebut. Menurut Yusuf dalam Widoyoko (2009), evaluasi ini
menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok: deskripsi dan
pertimbangan.
Tujuan dari model Countenance Stake adalah melengkapi kerangka
untuk pengembangan suatu rencana penilaian kurikulum. Perhatian utama
Stake adalah hubungan antara tujuan penilaian dengan keputusan berikutnya
berdasarkan sifat data yang dikumpulkan. Hal tersebut, karena Stake melihat
adanya ketidaksesuaian antara harapan penilai dan guru.
Dalam model ini Stake menekankan peran evaluator dalam
mengembangkan tujuan kurikulum menjadi tujuan khusus yang terukur.
Model countenance terdiri atas dua matriks yaitu description (gambaran) dan
judgement (pertimbangan). Matriks pertimbangan baru dapat dikerjakan oleh
evaluator setelah matriks deskripsi diselesaikan. Matriks Deskripsi terdiri atas
kategori rencana (intent) dan observasi. Matriks Pertimbangan terdiri atas
kategori standar dan pertimbangan
Menurut Yusuf (2000), evaluasi countenance stake
mengklasifikasikan adanya tiga tahap dalam evaluasi yakni:
1. Anteceden (konteks awal) yaitu sebuah kondisi yang ada sebelum
instruksi yang mungkin berhubungan dengan hasil, contohnya: latar
belakang guru, kurikulum yang sesuai, ketersediaan sumber daya.

3
2. Transaksi (proses) yaitu pertemuan dinamis yang merupakan proses
instruksi (kegiatan, proses, dan lainnya), contohnya: interaksi guru dan
siswa
3. Hasil (outcomes) yaitu efek dari pengalaman pembelajaran (pengamatan
dan hasil tenaga kerja), contohnya performance guru, peningkatan
kinerja.

Untuk melakukan evaluasi menggunakan model evaluasi Stake ini


dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
1. Pengumpulan data.
Evaluator mengumpulkan data mengenai apa yang diinginkan
pengembang program baik yang berhubungan dengan kondisi awal,
transaksi, dan hasil. Data dapat dikumpulkan melalui studi dokumen
dapat pula melalui wawancara. Sebelum melakukan pengumpulan data,
maka para evaluator harus bertemu terlebih dahulu untuk membuat
kerangka acuan yang berhubungan dengan antecedents, transaksi dan
hasil. Hal tersebut dilakukan tidak hanya untuk memperjelas tujuan
evaluasi tetapi juga untuk melihat apakah konsisten terhadap transactions
yang dimaksud dengan antecendent dan outcome.
2. Analisis Data.
Analisis data yang dilakukan meliputi analisis logis dan empirik.
Analisis logis diperlukan dalam memberikan pertimbangan mengenai
keterkaitan antara prasyarat awal, transaksi, dan hasil dari kotak-kotak
tujuan. Evaluator harus dapat menentukan apakah prasyarat awal yang
telah dikemukakan pengembang program akan tercapai dengan rencana
transaksi yang dikemukakan. Atau sebetulnya ada model transaksi lain
yang lebih efektif. Demikian pula mengenai hubungan antara transaksi
dengan hasil yang diharapkan. Selanjutnya analisis empirik, pada dasar
bekerjanya sama dengan analisis logis tapi data yang digunakan adalah
data empirik.
3. Analisis congruence (kesesuaian).

4
Analisis congruence (kesesuaian) merupakan analisis, di mana
evaluator membandingkan antara apa yang dikemukakan dalam tujuan
(inten) dengan apa yang terjadi dalam kegiatan (observasi). Dalam hal ini
evaluator menganalisis apakah yang telah direncanakan dalam tujuan
telah sesuai dengan pelaksanaanya di lapangan atau terjadi
penyimpangan. Apabila analisis congruence telah selesai, maka evaluator
menyerahkannya kepada tim yang terdiri dari para ahli dan orang yang
terlibat dalam program. Tim ini yang akan meneliti kesahihan hasil
analisis evaluator dan memberikan persepsinya mengenai faktor penting
congruence.
4. Pertimbangan hasil.
Tugas evaluator berikutnya adalah memberikan pertimbangan
mengenai program yang sedang dikaji. Untuk itu, evaluator memerlukan
standar.

Menurut Howard, E. (2008), kelebihan dan kekurangan evaluasi


model Countenance Stake’s adalah:
Kelebihannya adalah:
1. Dalam penilaiannya melihat kebutuhan program yang dilayani oleh
evaluator
2. Upaya untuk mendeskripsikan kompleksitas program sebagai realita yang
mungkin terjadi
3. Memiliki potensi besar untuk memperoleh wawasan baru dan teori-teori
tentang lapangan da program yang akan di evalusai.
Kelemahannya adalah:
1. Pendekatan yang dilakukan subjektif.
2. Terjadinya kemungkinan dalam meminimalkan pentingnya instrument
pengumpulan data dan evaluasi kuantitatif.
3. Kemungkinan biaya yang terlalu besar dan padat karya.

5
B. Contoh Implementasi Model

Contoh implementasi model dari artikel jurnal yang menggunakan


model Stake, yaitu:
1. Implementasi model Stake pada penelitian Puspayanti tahun 2018
berjudul Evaluasi Pembelajaran Diklat Menggunakan Model Countenance
Stake. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan pembelajaran Diklat Teknis Substantif Peningkatan
Kompetensi PKG dan PKB bagi Guru PAI SMA dan Guru Madrasah
(MTs dan MA) di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Sumbawa Tahun 2017 difokuskan pada antecedents (perencanaan),
transaction (proses), dan outcomes (hasil belajar).
Pada penelitian hasil implementasi yang dilakukan menggunakan model
Countenance Stake menunjukkan hasil pada kategori amat baik dengan
capaian nilai sebesar 88,71%. Ketiga komponen yang menjadi fokus
penelitian berada pada kategori amat baik, namun belum mencapai nilai
maksimal 100% sehingga memerlukan tindak lanjut dalam upaya
peningkatan kualitas proses pembelajaran maupun menindaklanjuti hasil
yang diperoleh setelah mengikuti Diklat agar ada bukti nyata dan
keberlanjutan implementasi pengetahuan dan keterampilan pasca Diklat
sesuai dengan substansi materi yang diterima (Puspayanti, 2018)
2. Implementasi model Stake pada penelitian Astin Lukum pada tahun 2015
berjudul Evaluasi Program Pembelajaran IPA SMP Menggunakan Model
Countenance Stake. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengevaluasi
program pembelajaran IPA SMP di Kabupaten Bone Bolango
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Pada penelitian hasil implementasi yang didapatkan yaitu (1) perencanaan
pembelajaran IPA termasuk dalam kategori cukup (68%), kesesuaian
intens dengan observasi, pada matriks deskripsi ditemukan belum adanya

6
kesesuaian antara RPP yang dibuat guru IPA dengan Permendikbud No
65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pembelajaran; (2) pelaksanaan
pembelajaran IPA termasuk dalam kategori cukup (57%), ditemukan
belum adanya kesesuaian antara pelaksanaan pembelajaran yang ada di
sekolah dengan standar proses pelaksanan pembelajaran; (3) hasil belajar
peserta didik belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dengan aktualitas ketercapaian 65% kategori cukup; dan (4) terdapat
contingency antara perencanaan, pelaksanaan dengan hasil belajar IPA,
perencanaan pembelajran dengan kategori yang cukup menyebabkan guru
melaksanakan pembelajaran belum sesuai standar proses sehingga hasil
belajar peserta didik belum memenuhi KKM (Lukum, 2015).

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Model evaluasi Stake merupakan analisis proses evaluasi yang


menekankan pada dua jenis operasi yaitu deskripsi (descriptions) dan
pertimbangan (judgments) serta membedakan tiga fase dalam evaluasi
program yaitu: (1) persiapan (antecedents) dalam penelitian ini adalah
perencanaan pembelajaran; (2) transaksi adalah pelaksanaan pembelajaran;
dan (3) outcome dari program ini yakni hasil belajar peserta didik.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan evaluasi
countenance tercakup dalam empat langkah pasti. Pertama, evaluator dapat
melakukan studi dokumen atau wawancara kepada pengembang program,
baik berhubungan dengan persyaratan awal, proses, serta hasil. Kedua,
sehubungan dengan kategori observasi, evaluator harus mengadakan analisis
kongruen, yaitu menganalisa implementasi dari rencana. Apakah sesuai atau
terjadi penyimpangan. Jika terjadi penyimpangan, faktor-faktor apa saja yang
menyebabkannya. Ketiga, tugas evaluator berikutnya adalah memberikan
pertimbangan mengenai program yang sedang dikaji, oleh karenanya perlu
standar yang dapat diperoleh dari sekolah. Keempat, memberi pertimbangan
terhadap hasil analisis ketiga langkah sebelumnya. Pertimbangan dapat
diperoleh dengan mengumpulkan data dari sekelompok orang yang memiliki
kualifikasi untuk memberikan pertimbangan.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kesalahan dan


sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
tentang pembahasan makalah diatas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi, Tien Rafida. 2017. Pengantar Evaluasi Program Pendidikan.


Medan: Perdana Publishing.

Lukum, Astin. 2015. Evaluasi Program Pembelajaran IPA SMP Menggunakan


Model Countenance Stake. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 19, No 1, Juni 2015 (25-37).

Mowendu, Apriyani Lisnawati. 2019. Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013


pada Mata Pelajaran Matematika di SMP Negeri. Jurnal Manajemen
Pendidikan, Volume: 6, No. 1, Januari-Juni 2019.

Puspayanti, Amalia. 2018. Evaluasi Pembelajaran Diklat Menggunakan Model


Countenance Stake. Andrahohi Jurnal Diklat Teknis, Vol. VI, No. 1
Januari-Juli 2018.

Anda mungkin juga menyukai