Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian Evaluasi Meta


Sama halnya dengan mengevaluasi proyek atau program, evaluasi
ini juga dapat dievaluasi yang disebut dengan evaluasi meta. Evaluasi meta
dapat dilakuakan bersama kegiatan evaluasi yang biasa atau rutin untuk
perbaikan akan bertambah baik. Dapat dilakukan ketika sedang
mengevaluasi atau sesudah evaluasi selesai dilakukan untuk mengetahui
apa yang telah dilakuakn.
Evaluasi meta dilakukan berdasarkan pengetahuan bahwa evaluasi
merupakan pelajaran pengalaman bagi mereka yang terlibat, sehingga
evaluasi dapat dikembangkan lagi dalam proses, dan evaluasi berikutnya
dapat lebih berhasil. Evaluasi meta external, evaluasi yang dilakukan
konsultan dari luar program dapat dipakai untuk melihat kebenaran dan
menilai desain evaluasi, progres, untuk lebih meyakinkan dan lebih dapat
dipercaya. Laporan evaluasi internal, misalnya apabila disertai dengan
laporan evaluasi meta external, akan menjadi lebih terpercaya. Memakai
laporan evaluasi meta external juga dapat memberikan dasar yang kuat
untuk merevisi desain evaluasi, pekerjaan yang sedang dilakuakn untuk
laporan evaluasi.
Prosedur meta evaluasi internal tidak terlalu formal, dapat dipakai
untuk merevisi suatu evaluasi dan juga dapat menolong anda untuk terus
dapat mengikuti kegiatan proses evaluasi. Usaha evaluasi meta juga dapat
membuat anda terus terlibat dan bertanggungjawab, dan akan menambah
keprecayaan atas evaluasi. Evaluasi meta dilakukan apabila anda ingin
mengamati dan meneliti desain dan fungsi evaluasi anda.

B. Siapa yang melakukan Evaluasi Meta


Tuntutan untuk menjadi seorang evaluator meta lebh tinggi
dibandingkan dengan evaluator biasa. Selain ia harus kompeten dalam
melakukan evaluasi yang pokok, ia juga harus dapat mengetahui bahwa
evaluasi itu jelek atau baik, dan meyakinkan orang lain apa bedanya.
Evaluator meta yang super mempunyai komptensi yang cukup
untuk mengevaluasi setiap evaluasi yang dilakukan. Tetapi siapa yang

1
mampu menilai super evaluator? Jawabannya sama seperti juga di dalam
usaha yang lain, kita harus berusaha sebaik-baiknya.
Dari pandangan beberapa para ahli yang lebih memilih evaluator
meta external karena orang luar dipandang lebih objektif dan terpercaya
melakukan proses evaluasi dibandingkan dengan orang dalam atau
evaluasi internal. Hal ini penting apabila anda memikirkan reaksi orang-
orang luar atas evaluasi anda.
Tim evaluasi juga akan dipandang lebih baik lagi, karena mungkin
agak sulit memperoleh waktu dan keahlian hanya dari satu orang saja.
Tentu saja bertambah ahli para evaluator sehubungan dengan semua
konten dan bidang evaluasi, dan semakin kecil lingkup yang dievaluasi,
bertambah sedikit evaluator meta yang diperlukan untuk mengevaluasi
meta.
Menurut Worthen, Blain R & James R. Sander (1987) dalam Farida Yusuf
(2008:177), orang-orang yang patut melakukan evaluasi meta yaitu:
1. Evaluasi meta dilakuakan oleh evaluator sendiri (original evaluator)
Evaluator memang tidak dapat dikatakan bebas terhadap personal
biasa, dan sebaiknya atau disarankan untuk meminta evaluator lain
melihat pekerjaan anda, walaupun hanya kritik dari teman sejawat.
Disamping itu akan lebih baik juga bagi evaluator untuk mengukur
pekerjaannya dengan kriteria dari evaluasi meta, dari pada tanpa
dievaluasi sama sekali.
2. Evaluasi meta dilakukan oleh pemakai evaluasi. Sering sponsor, klien,
atau pemegang saham lainnya menilai hasi evaluasi tanpa bantuan
seorang ahli evaluasi yang profesional. Keberhasilan dalam hal ini
tergantung atas kemampuan teknik orang-orang tersebut menilai
sampai sejauh mana hasil evaluasi mencapai standar yang telah
dirumuskan sebelumnya.
3. Evaluasi meta dilakukan oleh evaluator ahli. Tampaknya inilah yang
terbaik, karena evaluator yang baik dilakuakan oleh evaluator meta
external.

2
C. Standar yang Dipakai untuk Evaluasi Meta
Kalau evaluasi akan dipakai untuk memperbaiki atau memutuskan
kelanjutan suatu program, maka evaluasi harus baik dan dapat diandalkan.
Agar dapat mengetahui apakah evaluasi itu baik dan buruk, anda
memerlukan sejumlah kriteria atau standar sebagai dasar pertimbangan.
Ada beberapa kriteria atau standar yang telah ada untuk menilai
evaluasi, yaitu Standard of Evaluations of Educational Programs, and
Materials yang dibuat oleh the Joint Commettee on Standard for
Educational Evaluation standard ini dibuat berdasaran empat domain
evauasi yaitu Utility, Feasibility, Propierty, dan accuracy
1. Untility Standard
Ini dimaksdukan untuk menyakinkan bahwa evaluasi akan
memberikan informasi yang praktis yang diperlukan audien standar
tersebut adalah:
a. Audience identification
Audien yang terlibat dan akan dipengaruhi oleh evaluasi
diidentifikasi, sehingga kebutuhan mereka akan dapat dipenuhi.
b. Evaluator Credibility
Orang-rang yang melakukan evaluasi harusah orang-orang yang
jujur dapat dipercaya, dan mampu melakukan evaluasi, sehingga
peneluannya dapat dipercaya dan dapat diterima
c. Information Scope dan Selection
Informasi yang dikumpulkan harus dibatasi dan dipilihn
sedemikian rupa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah direncanakan dan peka terhadap kebutuhan dan minat audien.
d. Evaluational Interpretation
Perspektif, prosedur, dan rational yang dipakai umtuk menafsirkan
penemuan harus dijelaskan dengan hati dan cermat sehingga dasar
pertimbangan yang dipakai jelas.

3
e. Report Clarity
Laporan evaluasi harus menjelaskan objek yang sedang dievaluasi,
seperti konteks, tujuan, prosedur, dan penemuan evaluasi.
Sehingga audien akan mengetahui apa yang sedang dikerjakan.
f. Report Dissemination
Peneluan evaluasi harus disebarkan kepada klien, audien yang
berhak mengetahui, sehingga mereka dapat menilai dan memakai
penemuan.
g. Report Timelines
Memberikan laoran harus tepat waktu, supaya audien dapat
memakai informasai tersebut dengan sebaik-baiknya.
h. Evaluations infact
Evaluasi harus direncanakan dan dilakuakn dengan cara
sedemikian rupa sehingga audien yang lain ikut serta.
2. Feasibility Standars
Feasibility Standards dimaksdukan untuk meyakinkan bahwa evaluasi
akan realistik, bijaksana, diplomatik, dan cermat sebagai berikut:
a. Pratical Procedur
Prosedur evaluasi harus praktis, sehingga gangguan dapat
dihindari, dan informasi yang diperlukan dapat diperoeh dengan
lancar
b. Political Viability
Evaluasi harus direncanakan dan dilakuakan dengan
memperkirakan perbedaan posisi dan kondisi diantara kelompok
yang berminat, sehingga kerja sama dengan mereka dapat
dilakaukan, dan segaa kemungkinan kelompok untuk mengurangi
manfaat, bisa salah tafsir atau salah pakai dapat dihindari
c. Cost Effectiveness
Evaluasi harus memberikan informasi yang mutunya cukup untuk
mewakili sumber-sumber yang ada.

4
3. Propriety Standards
Propriety Standards dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa evaluasi
akan dilakukan dengan legal dan etik demi kepentingan dan keamanan
mereka yang terlibat, dan juga bagi mereka yang akan dipengaruhi
oleh hasilnya. Standar tersebut adalah:
a. Formal Obligation.
Kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak tertentu
harus tertulis dan disetujui oleh mereka
b. Confict of Interest
Minat yang berlawanan sering sulit dihindari, harus diatasi dengan
terbuka dan musyawarah, sehingga tidak akan mempengaruhi
proses atau hasil evaluasi.
c. Full and Frank Disclosure
Laporan evaluasi lisan maupun tertulis harus dibuat terbuka,
langsung dan jujur dalam mengungkapkan penemuan, termasuk
keterbatasan-keterbatasan evaluasi.
d. Public’s Right to Know
Pihak pemakai formal evaluasiharus menghormati hak masyarakat
untuk mengeathui, dalam batas-batas tertentu, seperti keselamatan,
dan hak pribadi.
e. Rights of Human Subjects
Evaluasi harus didesain dan dilakukan sehingga hak dan pribadi
manusia terlindungi
f. Human Interaction
Evaluator harus menghormati harkat manusia, dan saling
menghargai dalam pergaluan juga dan hal-hal yang berhubungan
dengan evaluasi.
g. Balanced Reporting
Evaluasi harus lengkap dan fair, tidak hanya menampilkan
kelebihan-kelebihannya, tetapi juga keterbatasan-keterbatasan yang
ada pada program, sehingga keterbatasan tersebut akan dapat
diatasi atau dikurangi

5
h. Fiscal Resfonsibility
Biaya yang dipakai oleh evaluator dalam menjalankan tugasnya,
harus ada pertanggungjawaban secara etik dan hukum.
4. Accuracy Standards
Standar akurasi ini tujuannya untuk meyakinkan bahwa evaluasi akan
meyakinkan informasi yang secara teknik tentang objek yang
dievaluasi, tentang kegunaan dan manfaatnya. Standar tersebut antara
lain:
a. Object Identification
Objek evaluasi, harus dipelajari sunguh-sunguh, sehingga
komponen-komponen di dalam proyek dapat diidentifikasi dengan
jelas.
b. Contect Analysis
Konteks tempat dimana program, proyek atau materi berada harus
dipelajari sampai rinci, sehingga pengaruhnya dalam evaluasi dapat
diidentifikasi.
c. Discribed Purpose and Procedure
Tujuan dan prosedur evaluasi harus terus dimonitor, dan
diterangkan sampai rinci, sehingga dapat diidentifikasi dan dinilai.
d. Defensible information Sources
Sumber-sumber informasi harus diterangkan sampai rinci,
sehingga edukuasi informasi dapat dinilai.
e. Valid Measurement
Instrument, dan prosedur pengumpulan data harus dipilih dan
dikembangkan dan dipakai sedemikian rupa sehingga penafsiran
valid dan tepat
f. Reliable Measurement
Instrument, dan prosedur pengumpulan data harus dipilih dan
dikembangkan sehingga realibilitasnya terjamin.

6
g. Systematic data control
Pengumpulan data, proses dan laporan dalam evaluasi harus
diriview, dan dikoreksi sehingga hasil evaluasi tidak akan dicela.
h. Analysis of Quantitiative Information
Informasi evaluasi kuantitatif harus dianalisisi secara tepat dan
sistematis untuk meyakinkan penafsiran yang didukungnya.
i. Analysis of Qualitative Information
Informasi kualitatif harus dianalisis secara sistematis untuk
meyakinkan penafsiran yang didukungnya
j. Justified Concultions
Kesimpulan harus dibuat secara explisit, sehingga audien dapat
menilaianya.
k. Objective Reporting
Prosedur evaluasi harus dibuat seaman mungkin sehingga
penemuannya dapat terlindung dan pencemaran dan kerusakan dari
perasaan pribadi dan bisa dari pihak manapun.

D. Petunjuk Umum untuk melakukan Meta Evaluasi


Evaluator disarankan untuk meminta evaluator internal dan
external mereview evaluasi pada saat-saat tertentu yaitu pada saat rencana
evaluasi, pada interval-interval dalam periode tertentu evaluasi masih
dalam proses untuk mengidentifikasi masalah-masalah dan pada akhir
evaluasi mereview penemuan dan laporan, memeriksa prosedur dan
kesimpulan.
Review internal dapat dilakukan oleh dewan penasehat evaluasi.
Walaupun sedang masa proses evaluasi sedang berjalan, evaluator dapat
meminta pendapat dari karyawan program untuk meminta reaksi mereka
terhadap rencana evaluasi, implementasinya, waktunya, dan biaya yang
dikeluarkan setiap kegiatan evaluasi. Kesemua ini merupakan laporan
progres yang amat berguna bagi klien.
Review exsternal paling baik dilakukan oleh pihak luar yang tak
berminat akan hasil hasil evaluasi yang telah mempunyai pengalaman

7
dalam evaluasi yang serupa. Pengamat exsternal dapat membantu urusan
teknik selama proses evaluasi dan pada akhir evaluasi, melihat prosedur,
penemuan, dan laoran evaluasi. Pengamat exsternal mungkin dapat
merencanakan kunjungan pada periode review untuk dapat lebih mengenal
dan melhat lebih dekat, instrument, data, laporan, dan audien. Pekerjaan
ini menuntut pengetahuan tentang mengapa dan dimana nilai evaluasi yang
penting. Evaluator harus dapat memperlihatkan bagaimana evaluasi
mengikuti rekomendasi dari pengamat external.

E. Langkah-langkah untuk melakukan Evaluasi Meta


Berikut ini diberikan langkah-langkah untuk melakukan evaluasi meta
sebuah desain evaluasi yang dikemukakan oleh Worten, Blain R, dan
James R. Sanders (1983) dalam Farida Yusuf (2008:185) sebagai berikut.
1. Siapkan satu salinan desain yang sudah siap untuk direview. Evaluasi
meta formatif disarankan sesegera mungkin setelah desai selesai
dirumuskan supaya review produktif
2. Tentukan siapa yang melakukan evaluasi meta
3. Pastikan bahwa ada hak untuk melakukan evaluasi meta. Kalau anda
seorang sponsor atau klien dan anda menerima desain untuk dievaluasi
dari seorang evaluator yang membuat kontrak dengan anda untuk
melakukan evaluasi, dalam hal ini anda bebas mengevaluasi dan tidak
ada larangan bagi anda untuk meminta bantuan seorang meta
evaluator.
4. Gunakan standar atau kriteria meta evaluasi untuk melakukan evaluasi
meta. Apabila sponsor atau klien yang melakukan evaluasi meta itu
urusannya menentukan kriteria evaluasi, tetapi apabila ia seorang
evaluatort spesialis, maka hendaknya menggunakan kriteria atau
standar yang telah disepakati antara evaluator dan sponsor tersebut.
5. Gunakan kriteria atau standar pada desain anda. Beberapa kriteria
evaluasi meta melampirkan alat bantu untuk mengaplikasikan kriteria
yang diberikannya. Misalnya sebuah ceklis yang dilampirkan pada

8
setiap publikasinya. Apabila tidak, disarankan untuk membuat ceklis
sendiri.
6. Perikas kecermatan desain evaluasi. Tidak ada satu desain pun yang
sepurna. Oleh sebab itu perlu dilihat kembali apakah desain itu perlu
disesuaikan dengan situasi dan kondisi program.

F. Bagaimana memakai Kriteria Evaluasi Meta


Apabila anda memilih sejumlah kriteria untuk mengevaluasi meta,
maka sudah jelas anda harus menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi
proyek evaluasi yang sedang anda lakukan. Hal ini dapat dilakuakan
dengan melihat betapa pentingnya hubungan antara kriteria satu dengan
yang lainnya dan dengan menspesifikasikan indikator untuk mencapai
kriteria itu.
Apabila anda tahu kriteria apa atau yang mana akan dipilih dan
digunakan, dapat diteruskan dangan menentukan bagaimana
membedakannya dan bagaimana mengukur pemenuhannya. Kegiatan ini
termasuk .
1. Bagaiaman anda merumuskan pemenuhan itu
2. Memberikan penjelasan kapan suatu evaluasi memenuhi pada tingkat
tertentu
3. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang akan dipakai sebagai
bukti untuk pemenuhan atau penyelesaian.
Sebagaimana bisa kalau anda terlibat dalam kegiatan evaluasi, anda tentu
perlu menentukan siapa yang akan mendapat manfaat dan siapa yang akan
kehilangan dari kegiatan dan menentukan bagaimana mencerminkan
pandangan mereka itu. Juga harus diingat dalam kondisi bagaimana anda
akan memakai kriteria. Misalnya apakah akan dipakai untuk setiap
evaluasi atau hanya pada evaluasi tertentu untuk setiap proyek atau
pengembangan proyek tertentu.
Akhirnya untuk menentukan indikator pemenuhan, anda harus
memikirkan jumlah informasi yang ada, tingkat ketepatannya, dan tingkat
kesepakatan yang mungkin diperoleh.

9
Apabila setiap orang setuju betapa pentingnya standar atau kriteria
dan setuju betapa jelasnya anda dapat membedakannya, apabila tiba
saatnya untuk menyetujui hasil evaluasi maka tentu tak akan ada masalah
lagi. Di lain pihak, apabila orang tidak setuju betapa pentingnya suatu
kriteria dalam evaluasi, atau tidak dapat mengatakan bila anda memiliki
evaluasi yang baik, maka anda akan berpegang pada dominator umum,
kriteria yang sudah menurun mutunya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Koyan, I Wayan dan A. A. Gede Agung. 2012. Evaluasi Program


Pendidikan. Singaraja.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
-------------. 2008. Evalusi Program dan Instrumen Evaluasi. Jakarta: PT
Rineka

11

Anda mungkin juga menyukai