Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REVIEW

Analisis Kebutuhan Pelatihan

Disusun untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu


Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd

DISUSUN OLEH

NAMA :
Chairunnisak (8196122013)
Friska Apriani Siregar (8196122010)
Debby Latifah Simatupang (8196122009)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PASCA SARJANA UNIMED
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta  karunianya  kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Critical Journal Report ini tepat pada waktunya.

Penulisan laporan Critical Book Review ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Analisis Kebutuhan Pelaihan.

Dalam penulisan laporan Critical Book Review ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas ini. Penulis menyadari bahwa tugas yang penulis buat jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun yang selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan tugas Critical Book Review penulis.

Medan, 22 Oktober 2020


DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ...........................................................................................1
C. Manfaat Penulisan .........................................................................................1

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


2.1 Identitas Buku ..............................................................................................3
A. Buku Utama ..........................................................................................3
B. Buku Pembanding .................................................................................3
2.2 Ringkasan Buku............................................................................................4
A. Buku Utama ..........................................................................................4
B. Buku Pembanding ...............................................................................20

BAB III. KEUNGGULAN BUKU


3.1 Buku Utama ...............................................................................................12
3.2 Buku Pembanding ......................................................................................25

BAB IV. KELEMAHAN BUKU


4.1 Buku Utama ...............................................................................................13
4.2 Buku Pembanding ......................................................................................26

BAB V. PENUTUP BUKU 1


A. Kesimpulan..................................................................................................14
B. Saran ...........................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan kerja saat ini mengharuskan tenaga kerja yang terampil untuk melakukan
tugas-tugas yang kompleks dengan cara yang efisien, hemat biaya dan aman. Pelatihan
diperlukan ketika tenaga kerjanya tidak bekerja sesuai dengan standar yang ditentukan atau tidak
dapat bekerja pada tingkat kinerja yang diharapkan. Perbedaan antara hasil kerja yang aktual
dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan atau organisasi menunjukan bahwa tenaga kerja
yang bersangkutan memerlukan pelatihan atau training.
Sebelum melanjutkan proses pelatihan dan pengembangan, langkah pertama yang paling
penting untuk dapat memulai pelatihan dan pengembangan adalah mengidentifikasikan
pelatihan apa yang benar-benar dibutuhkan dan apakah pelatihan tersebut dapat secara langsung
ataupun tidak langsung berkontribusi terhadap pencapai tujuan organisasi. Proses
mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan inilah yang biasanya disebut dengan Analisis
Kebutuhan Pelatihan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Training Needs Analysis.
Analisis Kebutuhan Pelatihan atau Training Needs Analysis adalah proses sistematis untuk
memahami kebutuhan dan persyaratan pelatihan. Analisis Kebutuhan Pelatihan yang berhasil
akan dapat mengidentifikasikan tenaga kerja yang membutuhkan pelatihan dan jenis pelatihan
apa yang diperlukan. Akan sangat kontra-produktif apabila manajemen menawarkan jenis
pelatihan kepada karyawannya yang tidak membutuhkan pelatihan ataupun menawarkan
pelatihan yang salah. Dengan melakukan Analisis Kebutuhan Pelatihan ini, manajemen dapat
menempatkan sumber daya pelatihan untuk penggunaan yang lebih baik dan tepat

B. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)


Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan
dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu
tugas individu mata kuliah Analisis Kebutuhan Pelatihan di jurusan teknologi pendidikan pasca
sarjana UNIMED
C. Manfaat Penulisan Critical Book Report (CBR)
 Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil
karya lainnya secara ringkas.
 Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang dikritik.
 Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
 Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau
penulis lainnya.
 Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi,
dan substansi buku.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Identitas Buku

A. Buku Utama
 Judul Buku : Training Needs Assessment: Methods, Tools, and Techniques
 Penulis : Jean Barbazette
 Penerbit : John Wiley & Sons / Pfeiffer
 Jumlah Halaman : 192
 Kota Terbit : USA
 Tahun Terbit : 2005
 ISBN : 978-078-7983-27-7

B. Buku Pembanding

 Judul Buku : Kurikulum & Pembelajaran


 Penulis : Tim pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran
 Penerbit : Rajawali pers
 Jumlah Halaman : 306 Halaman
 Kota Terbit : Jakarta
 Tahun Terbit : 2016
2.2 Ringkasan Isi Buku

A. Buku Utama

Bab 1. Apa Itu Penilaian Kebutuhan


Penilaian kebutuhan adalah proses mengumpulkan informasi tentang suatu yang
diungkapkan atau kebutuhan organisasi tersirat yang dapat dipenuhi dengan mengadakan
pelatihan. kebutuhan dapat berupa keinginan untuk meningkatkan kinerja saat ini atau untuk
memperbaiki kekurangan.
Kekurangan adalah kinerja yang tidak memenuhi standar saat ini, berarti ada cara yang
ditentukan atau terbaik untuk melakukan tugas dan perbedaannya adalah menciptakan masalah.
Proses penilaian kebutuhan membantu pelatih dan karyawan untuk mengajukan pelatihan untuk
menentukan kebutuhan pelatihan atau kekurangan kinerja. Penilaiannya bisa formal
(menggunakan teknik survei dan wawancara) atau informal (menanyakan beberapa pertanyaan
dari mereka yang terlibat).
Tipe-tipe analisis kebutuhan, seperti analisis kinerja, analisis pekerjaan / tugas, analisis
populasi sasaran, dan lain sebagainya. penilaian kebutuhan sering kali melibatkan penggunaan
lebih dari satu jenis analisis.
Bagaimana Penilaian Kebutuhan Pelatihan Dilakukan?
Penilaian kebutuhan pelatihan adalah proses tiga fase. Yang digunakan untuk memutuskan
bagaimana menyelesaikannya setiap jenis analisis. Fase tersebut adalah:
1. Mengumpulkan informasi
Analisis apa pun melibatkan pengumpulan informasi untuk membantu membuat
keputusan yang tepat. Mengumpulkan informasi bisa menjadi proses mengumpulkan
informasi yang ada atau mengembangkan informasi baru. proses tersebut bisa dilakukan
secara formal atau informal dan melibatkan satu atau lebih dari enam jenis analisis
kebutuhan.
2. Menganalisis informasi
Setelah mengumpulkan informasi, menganalisisnya, menafsirkannya, dan menarik
kesimpulan dari informasi tersebut. Jarang ada hal yang tepat atau berguna jika pelatih
yang mengumpulkan informasi analisis kebutuhan secara mandiri menganalisis dan
menafsirkan informasi dan menyarankan kesimpulan. Fase penilaian kebutuhan ini paling
efektif sebagai proses kolaboratif yang melibatkan semua pemangku kepentingan.
3. Membuat rencana pelatihan
Setelah menganalisis dan menafsirkan informasi dan menawarkan kesimpulan, informasi
menjadi dasar untuk pelatihan rencana yang mengusulkan bagaimana mengatasi kekurangan
kinerja.

Bab 2: Apakah Kebutuhan Pelatihan?


Analisis kinerja juga dikenal sebagai analisis “gap”. Analisis kinerja melihat kinerja
karyawan saat ini dan mengidentifikasi apakah atau tidak kinerja karyawan sesuai keinginan.
Analisis ini mengandaikan ada yang tersirat atau standar eksplisit untuk kinerja saat ini. Semakin
eksplisit standarnya kinerja saat ini, semakin mudah untuk menggambarkan "celah" atau kinerja
kekurangan. Dalam buku mereka Training for Impact, Dana Gaines Robinson dan James C.
Robinson mendorong pelatih untuk mendapatkan orang yang meminta pelatihan untuk
mendeskripsikan kekurangan menggunakan serangkaian pertanyaan "adalah" dan "harus". Untuk
Misalnya, apa yang dilakukan karyawan itu yang salah? Apa yang seharusnya karyawan lakukan
saja? Jika karyawan tersebut tidak bekerja sesuai keinginan, identifikasi karyawan tersebut
melakukan dengan tidak benar. Selanjutnya, Robert Mager dan Peter Pipe2 menyarankan Anda
untuk mengidentifikasi apakah kekurangan ini cukup penting untuk dilakukan. Jika
kekurangannya tidak penting, lanjutkan ke masalah lain. Terakhir, tanyakan mengapa karyawan
tersebut melakukan tugas dengan cara yang kurang baik. Kekurangan adalah perbedaan dengan
konotasi negatif, menyiratkan bahwa karyawan tersebut tidak memenuhi standar kinerja yang
diketahui. Identifikasi apakah kekurangan tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan atau
keterampilan atau apakah masalah lain menghalangi kinerja standar. Misalnya, dalam studi kasus
di Bab 1, Pete mencurigai toko itu manajer mungkin kewalahan oleh kecepatan bisnis dan
tekanan untuk melakukannya mendapatkan karyawan direkrut, dipekerjakan, berorientasi, dan
dilatih secepat mungkin. Mungkin tepat untuk mendiskusikan kinerja yang kurang baik dengan
karyawan serta supervisor dan mereka yang menerima hasil kerja dari kinerja yang kurang untuk
memahami dengan jelas semua aspek dari kekurangan tersebut.
Bab 3: Cara Mengumpulkan Informasi

Mengumpulkan informasi adalah fase pertama dari proses penilaian kebutuhan tiga fase.
Apa saja penilaian melibatkan pengumpulan informasi untuk membantu membuat keputusan
yang tepat. Informasi dapat memvalidasi atau menghilangkan asumsi. Keputusan yang tidak
diinformasikan berbahaya bagi kesehatan organisasi. Seperti yang dinyatakan dalam Bab 1, ada
tujuh jenis analisis kebutuhan, dan masing-masing memiliki tujuan atau sasaran tertentu. Setelah
mendiskusikan tujuan penilaian dengan klien, tulis pernyataan tujuan atau tujuan analisis yang
merangkum apa yang disetujui oleh klien dan penilai kebutuhan atas. Misalnya, “Diberikan
permintaan pelatihan manajemen waktu untuk eksekutif dan asisten administrasi, kami akan
mengumpulkan informasi dari dua tim ini untuk diidentifikasi membuang-buang waktu bersama
dengan saran mereka tentang apa yang akan membantu tim ini bekerja dengan 'lebih pintar, tidak
lebih sulit. '”Perhatikan bahwa tujuan ini tidak menjanjikan bahwa sesi pelatihan akan
menjanjikan ditawarkan sebagai solusi untuk masalah manajemen waktu yang diasumsikan.

Di Mana Anda Dapat Menemukan Informasi yang Ada, atau Apakah Informasi Baru
Harus Dikumpulkan?
Biasanya lebih mudah dan lebih murah untuk mengumpulkan informasi yang ada daripada
mengumpulkan informasi baru. Cari informasi yang ada di beberapa tempat, seperti:
• Statistik dan laporan operasi dan produktivitas
• Survei sebelumnya atau informasi wawancara
• Catatan keuangan
• Pesanan pembelian dan laporan persediaan
• Database organisasi
• Log atau catatan aktivitas dan jam kerja karyawan
• Catatan personel atau informasi tinjauan kinerja
• Laporan informasi kepuasan pelanggan
• Keluhan atau keluhan
• Media cetak
• Informasi di situs web organisasi
• Materi dari program pelatihan sebelumnya dihadiri oleh kelompok tertentu
Ketahuilah bahwa informasi tertentu dalam catatan personel, termasuk informasi tinjauan
kinerja, mungkin bersifat rahasia dan tidak terbuka untuk ditinjau. Ini jenis informasi hanya
dapat digunakan untuk tujuan aslinya. Seringkali informasi yang ada dapat memberikan
informasi yang tepat untuk memperjelas asumsi atau menggambarkan sejauh mana suatu
masalah atau informasi yang dapat menjadi dasar untuk penemuan lebih lanjut. Melanjutkan
contoh di atas tentang pelatihan manajemen waktu yang diminta, mungkin alat komunikasi
digunakan oleh tim yang terdiri dari dua orang dapat ditinjau. Informasi tentang frekuensi
pertemuan antara tim yang terdiri dari dua orang juga dapat membantu mengungkap masalah
produktivitas dan kemungkinan pemborosan waktu. Perhatikan bahwa tujuan penilaian
membahas masalah kinerja, dan jenis analisis yang diperlukan dalam tujuan tersebut adalah
kinerja.

Bab 4 Analisis Kelayakan


Analisis kelayakan adalah analisis biaya / manfaat yang diselesaikan sebelum dilakukan
latihan. Ini adalah perkiraan biaya pelatihan dibandingkan dengan kemungkinan manfaat yang
bisa dicapai jika pelatihan dilakukan. Analisis kelayakan mengidentifikasi apakah biaya
pelaksanaan pelatihan lebih sedikit daripada tidak melakukan apa pun.
Saat mempertimbangkan apakah akan mengadakan program pelatihan untuk memecahkan
masalah kinerja, lakukan analisis kelayakan untuk program tertentu. Misalnya memulai dengan
mengidentifikasi informasi program pelatihan: nama dan jam kelas, populasi sasaran dengan
jumlah peserta dan jumlah sesi, tujuan terkait bisnis untuk melakukan pelatihan, dan total jam
belajar peserta (PLH). PLH dihitung dengan mengalikan jumlah peserta dengan jam kelas. PLH
kemudian dibagi menjadi total biaya untuk mencari biaya per peserta dan biaya per jam
pembelajaran. Itu biaya per jam pembelajaran, mirip dengan angka "jam kerja", dapat digunakan
untuk membandingkan biaya dari satu program pelatihan ke program lainnya. Tujuan terkait
bisnis untuk program ini adalah hasil akhir yang dicari dengan melakukan pelatihan.

Bab 5: Kebutuhan Versus Analisis Keinginan


Jenis analisis ini mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang terkait dengan bisnis
organisasi. Pelatihan terkait dengan garis bawah, dan menyediakan yang sesuai pelatihan akan
menguntungkan individu serta organisasi. Seringkali sulit bagi individu untuk membedakan
antara pelatihan apa yang mereka miliki perlu meningkatkan bidang keterampilan khusus yang
berkaitan dengan bisnis dan pelatihan itu mereka ingin atau ingin menyelesaikan yang memenuhi
kebutuhan lain, baik pribadi maupun profesional. Misalnya, seseorang mungkin ingin mengambil
kursus grafik komputer, tetapi mungkin tidak perlu menggunakan keterampilan ini dalam
pekerjaan saat ini.

Bagaimana Melakukannya?
Sebelum melakukan survei, wawancarai beberapa populasi sasaran untuk mereka komentar
tentang pekerjaan mereka dan minta mereka menawarkan saran untuk pelatihan. Berikut adalah
contoh daftar pertanyaan untuk ditanyakan kepada supervisor tentang pekerjaan mereka saat ini
praktik dan kinerja. Konsultan yang mengajukan pertanyaan membuat catatan tentang jawaban
supervisor selama wawancara individu atau kelompok. Ringkasan komentar mereka mengikuti
nanti dalam bab ini. Setelah wawancara, edarkan sebuah survei tertulis untuk memilah kebutuhan
versus keinginan populasi sasaran (pengawas dalam contoh ini).
Paling tepat untuk mensurvei lebih dari dua tingkat dalam organisasi untuk mendapatkan
lebih dari satu sudut pandang. Identifikasi satu tingkat karyawan kelompok sasaran yang tepat
untuk pengembangan keterampilan, misalnya, garis depan supervisor, seperti pada contoh di
atas. Tanyakan kepada supervisor keterampilan apa yang mereka butuhkan untuk memenuhi
tanggung jawab mereka saat ini dan keterampilan apa yang dibutuhkan oleh kelompok sebaya
mereka menyelesaikan tanggung jawab mereka dengan lebih efektif. Mungkin juga tepat untuk
mensurvei bawahan dari supervisor tersebut dan mungkin manajer mereka. Jika lebih dari dua
perspektif digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, file "Keinginan" atau
keinginan pribadi mudah terlihat dan kebutuhan pelatihan yang sebenarnya dapat ditemukan
ditangani.
Bab 6: Analisis Tujuan
Tujuan dari analisis tujuan adalah untuk membuat keinginan kinerja yang tidak jelas
menjadi lebih spesifik dan terukur melalui proses konsensus. Analisis tujuan dilakukan sebagai
tanggapan atas permintaan klien untuk meningkatkan kinerja yang aslinya dijelaskan dalam
istilah yang samar atau sikap. Misalnya, sasaran peningkatan kinerja dapat dideskripsikan
sebagai "Mari membuat staf penjualan kita lebih profesional", "Mari dorong perwakilan layanan
pelanggan kami untuk lebih berempati dan pemahaman, "atau" Mari kita minta analis kita
bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras. "
Meskipun masing-masing dari tiga sasaran peningkatan kinerja ini penting, keduanya
sering kali berarti hasil yang berbeda bagi orang yang berbeda. Untuk mencapai tujuan ini,
pertama-tama kembangkan tujuan spesifik yang dapat diukur dan terikat waktu serta dimiliki
berbagi makna antara klien dan pelatih.

Bagaimana Melakukan Tujuan Analisis


Mulailah melakukan analisis tujuan dengan berdiskusi dengan klien yang spesifik perilaku
memenuhi tujuan kinerja. Jika perlu, survei berbagai pemangku kepentingan secara individu dan
meminta klarifikasi tujuan dari sudut pandang mereka. Sebagai pilihan untuk survei atau
wawancara individu, meminta kelompok untuk bertemu sebagai tugas kekuatan dan lebih
spesifik menggambarkan tujuan. Sedangkan opsi grup lebih banyak menyita waktu, sinergi dari
kelompok bisa menghasilkan sinergi yang lebih spesifik gol dan sepadan dengan waktu ekstra.
Berikut adalah lima langkah yang diperlukan untuk membuat pernyataan tujuan yang
berguna:
1. Buat pernyataan tujuan "SMART" tertulis awal yang menjelaskan dan merangkum hasil yang
diinginkan dalam istilah perilaku. Sasaran SMART adalah
S = spesifik (Specific)
M = terukur (Measured)
A = setuju (Agreed)
R = realistis (Realistic)
T = terikat waktu (Time)
2. Lakukan curah pendapat dengan satuan tugas atau individu tentang kinerja tertentu yang akan
menunjukkan peningkatan layanan pelanggan atau profesionalisme.
3. Prioritaskan daftar ini melalui musyawarah mufakat.
4. Tuliskan draf pernyataan tujuan untuk meringkas tujuan dari gugus tugas diskusi. Format
yang disarankan untuk pernyataan tujuan adalah: “Jika staf penjualan kami [masukkan nama
populasi target] menjadi lebih profesional [masukkan perilaku atau sikap yang diinginkan],
mereka akan melakukannya [daftar pertunjukan]. Setiap perwakilan akan menyelesaikan
minimal [memberi nomor] [daftar kerangka waktu atau standar untuk kinerja]. Tujuan ini
akan menjadi ditinjau untuk diselesaikan di [daftar kapan sasaran akan ditinjau]. ”
5. Uji draf pernyataan tertulis. Tanyakan kepada anggota gugus tugas atau pemangku
kepentingan apakah kelompok sasaran akan melakukan hal-hal ini, apakah mereka akan
dipertimbangkan profesional, lebih berempati, atau tepatnya apa [masukkan tujuan]?

Bab 7: Analisis Tugas

Tujuan dari analisis tugas adalah untuk menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas
dan urutan langkah terbaik untuk menyelesaikan tugas tertentu. Misalnya, pelanggan tujuan
perwakilan layanan dari bab sebelumnya adalah untuk menjawab pertanyaan atau permintaan
pelanggan. Sebelum memutuskan bagaimana mengajarkan layanan pelanggan perwakilan
bagaimana menyelesaikan semua bagian dari tugas ini, melakukan analisis tugas dengan
menyelesaikan enam langkah yang memecah tugas menjadi bagian-bagian yang "bisa diajarkan".
Sebuah tugas analisis dapat diagram alir langkah atau daftar langkah secara berurutan. Seringkali
analisis tugas adalah dilakukan untuk menemukan metode terbaik untuk menyelesaikan tugas
atau untuk memaksakan konsistensi
Apa Perbedaan Antara Analisis Pekerjaan dan Analisis Tugas?
Tugas adalah bagian dari pekerjaan. Sebelum melakukan analisis tugas, identifikasi
perbedaannya tugas yang merupakan bagian dari pekerjaan tertentu. Proses untuk menganalisis
pekerjaan atau tugas adalah sama.
Selesaikan analisis tugas menggunakan enam langkah berikut:
1. Amati tugas seperti yang dilakukan oleh pemain biasa
2. Wawancarai pemain utama
3. Wawancarai atasan / supervisor dari pemain biasa
4. Gunakan gugus tugas untuk mengidentifikasi perbedaan regional dan mengembangkan
dukungan standarisasi tugas yang akan diajarkan, atau mendapatkan ide dari luar ahli tentang
cara melakukan tugas ini dengan benar
5. Lakukan curah pendapat dengan populasi sasaran.
6. Validasi semua hal di atas dengan observasi akhir. Identifikasi apakah awalnya observasi itu
benar. Dari semua yang telah dilihat, direkam, dan dianalisis, putuskan cara terbaik untuk
mengajarkan tugas ini kepada orang lain
Bab 8: Analisis Populasi Sasaran

Analisis populasi sasaran digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang siapa yang
akan menghadiri pelatihan. Analisis populasi sasaran menghasilkan dua jenis informasi: pertama,
ini akan membantu memutuskan siapa yang membutuhkan pelatihan dan bagaimana kursus
tertentu harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan peserta, dan kedua, ini akan
mengidentifikasi pengelompokan kelas apa yang sesuai. Hasil analisis kinerja dapat membantu
mengidentifikasi siapa yang mungkin membutuhkan pelatihan. Hasil analisis tugas dapat
memberi tahu siapa yang mungkin perlu dilatih untuk menyelesaikan tugas dengan cara standar
Untuk melakukan analisis populasi sasaran, kumpulkan informasi yang dipilih dari enam
kategori di bawah ini. Gunakan setidaknya tiga dari enam kategori untuk mengumpulkan
informasi yang cukup untuk membuat keputusan penyesuaian yang sesuai. Keenam kategori
tidak memiliki kepentingan yang sama untuk setiap acara pelatihan. Putuskan apa yang ingin
Anda ketahui tentang kelompok khusus ini yang dapat membantu Anda membuat konten dan
pendaftaran atau keputusan pengelompokan. Informasi paling baik dikumpulkan dari
wawancara, observasi, atau dari informasi yang ada. Survei tertulis dapat menimbulkan
kecurigaan yang tidak perlu. Misalnya, Anda dapat meminta informasi dari perwakilan layanan
pelanggan tentang sikap mereka terhadap pelatihan, kefasihan mereka dalam bahasa Inggris, dan
jenis panggilan pelanggan apa yang paling sulit untuk ditangani dengan baik. Kecuali Anda
menjelaskan mengapa Anda menginginkan jenis informasi ini dan apa yang akan Anda lakukan
dengan hasilnya, Anda bisa mendapatkan reaksi defensif atau mencurigakan. Tinjau catatan yang
ada yang tidak dirahasiakan untuk memberikan perspektif sejarah

Kategori Informasi
1. Minat: Kegiatan apa, kepentingan pribadi atau bisnis atau peristiwa terkini yang penting bagi
populasi sasaran? Informasi ini dapat digunakan untuk menyesuaikan contoh dan latihan yang
berhubungan dengan apa yang sudah diketahui
2. Pelatihan Sebelumnya: Jangan membuat seseorang bosan dengan informasi yang berulang
3. Manfaat Pribadi untuk Belajar: Apa yang diperoleh peserta dari kelas yang dapat
diidentifikasi sebagai penghargaan pribadi atau profesional? Kunci motivasi dapat
memengaruhi latihan pembukaan dan kebutuhan untuk mengembangkan dukungan
pengawasan dan tindak lanjut untuk program pelatihan ini.
4. Sikap dan Bias: Sikap dan bias secara dramatis memengaruhi pemilihan konten,
pengelompokan, dan tindak lanjut pengawasan
5. Karakteristik Fisik: Jika karakteristik fisik membuat perbedaan sama sekali, usia, jenis
kelamin, dan ketangkasan fisik dari populasi sasaran dapat memengaruhi konten dan jumlah
latihan yang diperlukan untuk mempelajari suatu keterampilan.
6. Karakteristik Budaya: Identifikasi tingkat membaca semua karyawan, termasuk pelajar non-
penutur asli bahasa Inggris

Bab 9: Analisis Kontekstual


Analisis kontekstual mengambil informasi dari analisis lain yang dijelaskan pada bab-bab
sebelumnya dan menjawab bagaimana, kapan, dan di mana pelatihan akan diberikan. Ini
membantu Anda membandingkan media pengiriman yang berbeda dan mengatasi masalah
penjadwalan dan logistik lainnya dalam konteks organisasi dan tujuan pembelajaran.
Bagaimana Pelatihan Disampaikan? Setelah populasi sasaran dan tujuan pembelajaran
diidentifikasi, pilih media atau pengaturan terbaik untuk memberikan pelatihan guna mencapai
tujuan tersebut. Pelatihan dapat disampaikan kepada sekelompok pelajar, satu individu, mandiri,
atau dalam pekerjaan. Misalnya, tujuan pembelajaran dalam pelatihan keterampilan interpersonal
atau supervisor sering kali melibatkan praktik dengan peserta lain untuk mencapai penguasaan.
Pelatihan kelompok di ruang kelas fisik tampaknya lebih tepat daripada pelatihan kecepatan
sendiri yang disampaikan melalui Internet.

Bab 10: Mengembangkan dan Mempresentasikan Rencana Pelatihan kepada Manajemen


Setelah menyelesaikan satu atau lebih analisis kebutuhan, rencana pelatihan biasanya
ditulis untuk melaporkan hasil analisis dan untuk memenuhi kebutuhan pelatihan yang
diproyeksikan untuk sekelompok karyawan (misalnya, supervisor lini pertama, perwakilan
layanan pelanggan) atau untuk periode waktu tertentu, seperti untuk tahun yang akan datang.
Berikut adalah sepuluh bagian dari rencana pelatihan, bersama dengan referensi jenis analisis
yang akan mengembangkan setiap jenis informasi. Untuk mendapatkan dukungan dari
manajemen, hubungkan hasil atau gejala dari setiap analisis dengan kebutuhan bisnis.

Sepuluh Bagian Rencana Pelatihan


1. Definisi Masalah Jelaskan masalah-masalah yang terkait dengan kebutuhan bisnis yang
dapat ditangani oleh pelatihan.
2. Identifikasi Kebutuhan (vs. Keinginan) Beberapa organisasi terjebak untuk mengadakan
program pelatihan karena populer atau diminta, tanpa memperhatikan menghubungkan
pelatihan dengan kebutuhan bisnis.Kontrak dengan Supervisor Bagaimana supervisor atau
manajer dari mereka yang menghadiri pelatihan dimasukkan dalam perencanaan dan tindak
lanjut untuk peningkatan kinerja? Jelaskan peran supervisor atau manajer peserta dan
identifikasi bagaimana mempersiapkan mereka untuk mendukung, mengaktifkan, dan
memperkuat pelatihan
3. Kontrak dengan Supervisor Bagaimana supervisor atau manajer dari mereka yang
menghadiri pelatihan dimasukkan dalam perencanaan dan tindak lanjut untuk peningkatan
kinerja? Jelaskan peran supervisor atau manajer peserta dan identifikasi bagaimana
mempersiapkan mereka untuk mendukung, mengaktifkan, dan memperkuat pelatihan
4. Identifikasi / Tetapkan Standar Kinerja Seringkali pelatihan diminta untuk meningkatkan
kinerja.
5. Identifikasi Trainee Siapa yang akan dilatih? Klasifikasi pekerjaan apa yang mereka pegang
dan berapa banyak orang yang membutuhkan pelatihan? Analisis populasi sasaran
mengembangkan jenis informasi ini.
6. Tetapkan Tujuan Pelatihan dan Kriteria Evaluasi serta Hasil Pelatihan Identifikasi
bagaimana Anda akan mengetahui bahwa pelatihan tersebut berhasil.
7. Biaya Pelatihan Berapa biaya untuk menilai kebutuhan pelatihan, merancang pelatihan,
mengembangkan materi pelajar dan instruktur, serta mempresentasikan pelatihan dan
mengevaluasi pelatihan? Apakah biayanya sepadan dengan manfaatnya? Analisis kelayakan
mengembangkan jenis informasi ini.
8. Pilih / Kembangkan Program Pelatihan Putuskan apakah Anda akan mempresentasikan
program yang ada atau membeli program pelatihan yang dikemas
9. Penjadwalan Jam berapa hari, minggu, bulan, triwulan, atau tahun yang terbaik untuk jenis
pelatihan ini? Apa konsekuensi dari pelatihan "pada jam" atau pada waktu karyawan sendiri
di organisasi Anda? Analisis kontekstual mengembangkan jenis informasi ini.
10. Evaluasi Hasil Terapkan kriteria menggunakan empat tingkat dan tujuan dari nomor 6 di
atas.
• Reaksi peserta
• Pembelajaran
• Prestasi kerja
• Hasil

BAB III

KEUNGGULAN BUKU

4. 1. Keunggulan Buku Utama

Tampilan depannya (cover) sangat menarik minat pembaca karena pada cover tersebut
warna pada covernya terang menambah minat seseorang untuk membacanya
Secara keseluruhan menurut saya pembahasan pada buku ini sangat terstruktur
sehingga dapat membuat pola pikir pembaca menjadi terarah dan mudah untuk mengikuti
langkah-langkah ataupun ilmu yang akan disampaikan.
Dari tata bahasa, bahasa yang digunakan dalam buku ini menggunakan bahasa yang
ringan dan tidak berbelit-belit sehingga memudahkan pembaca untuk memahami
penyampaian-penyampaian materinya, ukuran tulisan yang digunakan sudah tepat dan bisa
dibaca jelas oleh pembacanya. Tanda-tanda bacanya sudah dibubuhkan sesuai dengan yang
diharapkan.
Dilihat dari tahun terbit, buku ini terbit 2005 tepatnya sudah termasuk buku yang
lama. Tetapi konten buku ini sangat cocok apabila kita berbicara mengenai Analisis
kebutuhan Pelatihan, konten buku dalam hal ini lebih lengkap dibanding buku pembanding.
Banyak wawasan yang kita peroleh mengenai Analisis Kebutuhan Pelatihan.
Selain itu penulis tetap menggunakan referensi yang akurat dan terpercaya sehingga buku
ini sangat layak menjadi referensi
BAB IV

KELEMAHAN BUKU

4. 1. Kelemahan Buku Utama

 Di setiap bab nya buku ini tidak mempunyai rangkumann yang mencakup  seluruh materi
pada perbabnya
 Tampilan isi buku kurang menarik karena tidak dilengkapi dengan gambar ilustrasi dan
tampilan isi buku hanya menggunakan warna hitam putih.
 Bahasa yang digunakan bahasa inggris, sehingga bagi pembaca yang tidak memiliki
kemampuan bahasa inggris yang baik buku ini akan sulit dipahami.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan menurut saya pembahasan pada buku ini sangat terstruktur sehingga
dapat membuat pola pikir pembaca menjadi terarah dan mudah untuk mengikuti langkah-langkah
ataupun ilmu yang akan disampaikan. Penulis juga menggunakan sumber bacaan atau referensi
yang akurat dan terpercaya.
Dari hasil review kedua buku dapat disimpulkan bahwa kedua buku memiliki kualitas yang
cukup baik untuk digunakan sebagai referensi dalam belajar

B. Saran

Sebaiknya penulis mengganti tampilan cover yang menarik serta menggunakan kombinasi
warna yang cerah, sehingga menjadikan buku ini terlihat menarik untuk dibaca. Serta
memberikan variasi penulisan dan warna dalam isi buku sehingga tampilan buku tidak monoton
Buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh semua kalangan terutama dibidang pendidikan,
karena dapat membantu dalam meningkatkan pemahaman serta wawasan dalam praktik
pendidikan di Indonesia sehingga menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik
kedepannya.
BAB VI
Kesimpulan Buku II

Buku ini menjelaskan pengertian kurikulum dari banyak ahli yang hampir semuanya
berasal dari luar negeri. Istilah kurikulum (curiculum) itu berasal dari
kata curir (pelari) dan curere  (tempat berpacu)yang dulunya digunakan dalam dunia olahraga
yaitu seseorang menempuh untuk mendapatkan medali. Dari itu saya  memahami bahwa
kurikulum adalah sesuatu yang di tempuh seseorang untuk mendapatkan hasil yang ingin dicapai
. Dalam dunia pendidikan ini kurikulum itu adalah semua aktifitas yang dilakukan oleh guru dan
siswa dalam lingkungan sekolah pendidikan. Kurikulum itu dilakukan hanya untuk mencapai
tujuan seperti para siswa belajar dari mulai TK sampai perguruan tinggi untuk mendapatkan
ijazah.  3 konsep kurikulum yaitu (1) sebagai substansi yakni bermaksud kurikulum sebagai
perangkat tujuan yang ingin dicapai,(2) sebagai sistem yakni bermaksud kurikulum itu sebagai
ssistem pendidikan dan tersusunnya suatu kurikulum, dan (3) sebagai bidang studi yaitu
beramksud kurikulum itu sebgai bidang studi dari kurikulum itu sendiri.. kurikulum itu memiliki
4 dimensi yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan yaitu : (1) kurikulum sebagai
dimensi ide  adalah kurikulum dijadikan sebagai ide, pedoman dan pengembangan kurikulum,(2)
kurikulum seabagi dimensi rencana yaitu dijadikan rencana, bahan pelajaran untuk mencapai
tujuan, (3) Kurikulum sebagai dimensi aktifitas yaitu kurikulum merupakan aktifitas yang
diberikan seorang pendidik kepada anak didiknya, dan (4) kurikulum sebagai hasil yaitu
kurikulum itu sangat memerhatikan hasil yang akan dicapai oleh anak didiknya. Kurikulum
memiliki fungsi yang sangat penting, karena kurikulum merupakan pedoman atau acuan dalam
proses belajar mengajar jadi fungsi kurikulum ada 6 yaitu : (1) fungsi penyesuaian , (2) fungsi
integrasi, (3) fungsi diferensiasi, (4) fungsi persiapan, (5) fungsi pemilihan dan (6) fungsi
diagnostik. Peranan kurikulum dalam proses belaj mengajar yaitu 1. Peranan konservatif adalah
peranan kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengenalkan budaya-budaya masa
lalu,2. Peranan kreatif adalah peranan yang kurikulum harus mengembangkan sesuatu yang baru
sesuai dengan perkembangan zaman dan 3. Peranan kritis dan evaluatif adalah peranan
kurikulum yang yang harus menilai dan memilih budaya serta pengetahuan baru yang akan
diwariskan.
Landasan kurikulum yaitu gagasan, pokok  atau dasar yang menjadi tolak ukur dalam
perkembangan kurikulum. Landasan  kurikilum terbagi menjadi 4 yaitu : (1) landasan filosofis
yaitu  dasar-dasar btentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan dan hakikat
nilai yang menjadi acuan dalam mengembangkan kurikulum.landasan ini berimplikasikan pada
perumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi dll.
(2) Landasan psikologis adalah dasar-dasar yang bersumber pada jiwa yang dijadikan acuan
dalam mengembangkan kurikulum. landasan ini mempelajari proses perkembangan peserta didik
, dan mempelajari tingkah laku peserta didik dalam belajar.(3) Landasan sosial budaya yaitu
asumsi yang bersumber dari siologi dan antopologi yang dijadikan acuan dalam mengembangkan
kurikulum. Landasan ini menyiapkan peserta didik agar mampu bekerja sama, berinteraksi
menyesuaikan diri dengan kehidupan di lingkungan sosial dan dikembangkan sesuai dengan nilai
budayanya serta di pupuk kemampuan dirinya menjadi manusia yang berbudaya. (4) Landasan
ilmiah dan teknologi adalah landasan yang bersumber dari hasil penelitian dan aplikasi dari ilmu
pengetahuan yang menjadi acuan dalam mengembangkan kurikulum. Contohnya seperti dulu
kita menggunakan kapur untuk menulis tetapi sekarang sudah menggunakan infokus.
komponen kurikulum meliputi (1) Komponen Tujuan adalah terget yang ingin
dicapai  untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari melaksanakan kurikulum. Tujuan
pendidikan di klsifikasikan menjadi empat yaitu:Tujuan Pendidikan Nasional (TPN),  Tujuan
Institusional (TI), Tujuan Kurikuler(TK),dan Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran.
(2). Komponen Ipengetahuan atau pengalaman belajar yang harus harus diberikan kepada sisiwa
untuk mencapai tujuan. Domain kognitif Bloom ada beberapa tingkatanyaitu,
pengetahuan,pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.Domain efektif juga terbagi
menjadi beberapa tingkatan yaitu: penerimaan, merespon, menghargai, mengorganisasi dan
karakteristik nilai (3). Komponen Metode atau Strategi. Metode merupakan rencana untuk
mencapai suatu tujuan sedangkan strategi adalah jalan/cara untuk mencapainya.pendekatan
menurut Roy killen ada dua yaitu prndekatan pada guru dan pendekatan pada siswa. Strategi
pembelajaran(Rowntree 1974) ada 4 yaitu exposition, Discovery learning, groupsdan individuals.
(4) Komponen Evaluasi merupakan komponen yang memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-
tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam kurikulum.
            Prinsip berarti keyakinan atau pendirian. Dari situ kita tahu bahwa prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum  merupakan hal yang penting untuk menjadi patokan dalam
menentukan berbagai hal yang berhubungan dengan kurikulum. Empat sumber perkembangan
kurikulum, yaitu : data empiris, eksperimen, cerita atau legenda hidup di mmasyarakat dan akal
sehat.  Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum digolongkan menjai 3 yaitu : kebenaran utuh
atau menyeluruh(whole truth), anggapan kebenaran parsial (partial truth) dan aggapan kebenaran
pembuktian (hypothesis). macam-macam prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dibagi
menjadi dua yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum berarti perkembngannya
menyeluruh dan ada lima prinsip dalam prinsip umum ini yaitu,relevanisasi, fleksibelitas,
kontinuitas, praktis atau efisensi dan efektifitas. prinsip khusu berarti prinsip ini hanya berlaku
pada suatu wilayah/tempat dan hanya dalam kondisi tertentu pula. Prinsip khusus ini
berhubungan dengan kelima komponen pengembangan kurikulum seperti tujuan, isi,
strategi/mode, dan evaluasi.
Model adalah suatu sistem atau konsep. model pengembangan alternatif/ prosedur dalam
rencana mendesaign (design), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation).
Jadi dalam pengembangan kurikulum ada beberapa  model/konsep yaitu : .Model Ralph Tyler,
Administratif, Gross Roots, Demonstrasi, Miller-seller, Taba dan Beachamp organisasi itu adalah
kelompok atau wadah. Dalam model kurikulum organisasi terdapat  dua organisaisi kurikulum
yang pertama organisasi kurikulum, berdasarkan mata pelajaran(subject curiculum). organisasi
kurikulum berdasarkan mata pelajaran ini dibagi menjadi 4 yaitu, Mata pelajaran terpisah, mata
pelajaran terhubung, fusi mata pelajaran, dan kurikulum terpadu. Kurikulum terpadu terbagi
menjadi tiga yaitu kurikulum inti, socila function dan persitent situations dan experience and
activity curiculum.
Evaluasi adalah penilaian atau pengukuran dalam kurikulum terutama dalam hal
programnya. untuk mengembangkan kurikulum di tingkat pendidikan tentu saja memerlukan
indikator untuk mencapai keberhasilan pelaksaan. indikator meliputi keberhasilan sosialisasi
umum, keberhasilan penyusun silabus, penyusunan program tahunan dan semester, penyusunan
rencana pembelajaran, keberhasilan penyusun bahan ajar dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar.Tujuan dari evaluasi kurikulum mengecek ketercapain dari tujuan yang ingin
diwujudkan dengan melalui kurikulum. Indikator kinerja yang dinilai adalah efektifitas,
relevansi, efesiensi,dan kelaikan program. Evaluasi diadakan untuk kepentingan seperti,
perbaikan program, pertanggung jawaban kepada pihak, penentuan tindak lanjut hasil
pengembangan. Model dari evaluasi kurikulum meliputi : (a). Measurement adaalah menilai
tingkah laku siswa dan seorang guru harus bisa membedakan antara satu siswa dengan siswa
yang lain, (b). Congruence adalah menilai kesesuian antara tujuan pendidikan dan hasil yang
dicapai. (c). Illumination adalah menilai pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan,
kebaikan-kebaikan, dan kelemahan programserta pengaruh perkembangan pelaksanaan. (d).
Educational system evaluation adalah membandingkan antara tampilan program dan kriteria,
yang akirnya kan diakhiri dengan gambaran atau keputusan.(e). CIIP adala model yang
memusatkan pada pandangan bahwa keberhasilan dari sebuah program dipengaruhi oleh faktor.
faktor itu merupakan karakteristik, peserta didik, dan lingkungan.
Konsep dasar pembelajaran menguraikan proses pembelajaran dan perkembangan
pembelajaran pada siswa. 1. Hakikat Belajar adalah suatu aktivitas yang mengubah seseorang
dari segi perilaku, kemampuan yang disebabkan oleh pengalaman.2. Hakikat pembelajaran
adalah suatu ilmu yang diberikan oleh seorang pendidik kepada untuk mengajarkan sisiwa yang
belajar. Ada 4 pola pembelajran menurut Mudhofir (1987: 30) yaitu : 1. Pembelajaran guru
dengan sisiwa tanpa menggunakan alat peraga/secara lisan saja. 2. pembelajaran dengan
menggunkan alat peraga. 3. Pembelaran guru ditambah media dengan siswa. Dan
4.pola  pembelajaran dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau
bahan yang disiapkan. Peran guru dalam pembelajaran yaitu sebagai pengajar, pembimbing,
ilmuwan, dan pribadi. landasan konsep pembelajaran yaitu filsafat, psikologi, sosiologi,
komunikasi,dan teknologi. Proses pembelajaran meliputi persiapan, penyampaian, latihan dan
penampilan.Setelah melalui proses tentu saja akan ada hasil pada akhirnya yaitu hasil
belajar,dan  motivasi menuju hasil proses pembelajaran.
Pembelajaran memiliki arti yang lebih luas dari kata  pengajaran. Pembelajaran tidak
hanya dalam komplek pendidikan atau guru dengan siswa dan kompleks yang formal sedangkan
kata pengajaran hanya dalam komplek pendidikan atau guru dengan siswa. Komponen-
komponen pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran, media pembelajaran, strategi pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran. Secara rinci tujuan pembelajaran yaitu :Tujuan pendidikan nasional
untuk membentuk indonesia seutuhnya, tujuan institusional/lembaga untuk jenjang dan jenis
persekolahan, tujuan kurikuler untuk mata pelajaran/bidang studi, tujuan pembelajaran umum
untuk mata pelajaran/bidang studi umum, dan tujuan pembelajaran khusus untuk persatuan
KBM/bahasan.
Bahan pembelajaran adalah isi atau materi dari pembelajaran. Isi atau materi pembelajaran itu
meliputi fakta, konsep/teori, prinsip, proses, nilai dan keterampilan. Strategi dan metode
pembelajaran  tentu saja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor tujuan, materi, siswa,
waktu, dan guru. Strategi pembelajaran dan metode mengajar yang digunakan untuk mencapai
tujuan yaitu strategi ekspositorial, metode tanya jawab, strategi heuristik, pengajaran kelompok
(kecil), dan pengajaran perorangan (individual). Kriteria pengguna strategi pembelajaran dan
metode mengajar harus dimiliki dalam proses mengajar antara lain seperti memiliki tingkat
relevasi epistimologis yang tinggi, memiliki tingkat relevansi psikologis, memiliki relevansi
sosiologis, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasidan memiliki
tingkat efesiensi dan efektifitas yang tinggi. Media pembelajaran yang dimiliki siswa ada
beberapa yaitu media audio, audio-visual, penyaji, objek dan media interaktif. Seperti
sebelumnya evaluasi itu adalah mengukur atau menilai pembelajaran atau perkembangan siswa.
Pembelajaran itu adalah instruction dari dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar. Prinsip
pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum
pembelajaran yaitu : (a). Bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku peserta didik yang
relatif permanen, (b). peserta didik memiliki potensi, gandrung, dan kemampuan yang lebih
kodrati. (c). perubahan atau pencapaian kualitas ideal.
Prinsip khusus pembelajaran meliputi : (a). Prinsip perhatian dan motivasi yaitu bagaimana
seorang guru bisa menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menarik perhatian para siswa
dan membuat para siswa minat untuk untuk mata pelajaran tersebut.(b).Prinsip keaktifan yaitu
dalam belajar mengajar ada respon dari para siwa yang membuat ruangan tersebut terasa hidup
karena ada feedback. (c). Prinsip keterlibatan langsung/ berpengalaman yaitu setiap individu
harus terlibat langsung dalam suatu kegiatan. (d). Prinsip pengulangan yaitu para individu harus
mengulang setiap pelajaran supaya bisa diingat dan bisa berkembang. dan (e). Prinsip tantangan,
tentu saja dalam proses belajar mengajar harus ada tantangan untuk mencapai tujuan hasil,  harus
mengandung pemecahan masalah supaya siswa tertantang untuk mempelajarinya.
1. Prinsip balikan dan penguatan yaitu siswa akan belajar semangat apabila telah
mengetahui  dan mendapakan hasil yang baik.
2. Prinsip pebedaan individual yaitu proses belajar mengajar antara individu yang satu
dengan individu lain tentu saja berbeda dengan individu yang lain baik secara fisik
maupun psikis.
Pada buku ini juga mengulas tentang pendekatan, pendekatan pembelajaran adalah suatu s
cara pandang dan pandangan yang tertentu untuk memahami arti dari pembelajaran.  Beberapa
macam pendekatan yang yang memahami arti pembelajaran antara lain :
a. Pendekatan filsafat yaitu pendekatan berpikir secara mendalam, dalam pendekatan
filsafat terdapat beberapa aliran yaitu: (1).Idealisme : memandang pembelajaran adalah
kegiatan tanya jawab antara guru dengan siswa, melatih keterampilan berpikir siswa,
serta pemberian teladan dalam hal pengetahuan, nilai dan moral keyakinan, serta dapat
mengembangkan karakter dan bakat-bakatnya. (2). Realisme : memandang pembelajaran
adalah kegiatan guru menciptakan kondisi lingkungan disiplin dan para siswa menguasai
pengetahuan dan tebetuk kebiasaan-kebiasaan, menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya. (3).Pragmatisme : memandang pembelajaran adalah kegiatan guru untuk
memfasilitasi dan membimbing siswa belajar memecahkan masalah melalui aktifitas. (4).
Kontruktivisme: memandang pembelajaran adalah kegiatan guru memfasilitasi dan
membimbing siswa berpikir supaya dapat mengembangkan konsep dan pengertian. (5).
Eksistensialisme : memandang pembelajaran adalah kegiatan gurumendampingi siswa
berdasarkan minat dan kebutuhan-kebutuhannya untu sampai pada penyadaran diridan.
(6).Filsafat pendidikan nasional (pancasila) : memandang pembelajaran adalah interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar lainnya pada lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan.
b. Pendekatn psikologi berdasrkan kepada kondisi pisik.ada beberapa  pendekatan dalam
aliran ini yaitu :
1. behaviorisme: pembelajaran adalah kegiatan guru untuk menciptakan tingkah laku yang
baik kepada siswa.
2. Kognitif : pembelajaran adalah kegiatan guru membumbing siswa melakukan proses
internal yang kompleks untuk mengembangkan kemampuan sosial dan menggunakan
kecerdasannya dengan baik.
3. Humanisme : pembelajaran adalah kegiatan guru membimbing siswa belajar mrlalui
proyek-proyek siswa yang didasark kepribadian siswa.
c. Pendekatan sistem
pendekatan ini dapat memandang pembelajaran sebagai suatu keseluruhan terpadu terdiri dari
komponen yang saling berintraksi secara fungsional untuk mencapai tujuan.
Strategi pembelajaran  ada 4 jenis yaitu :
1. Berdasarkan rasio guru dan siswa dalam pembelajaran yaitu :Pembelajaran guru oleh
kelompok besar siswa, Pembelajaran oleh seorang guru terhadap kelompok kecil,
Pembelajaran oleh seorang guru terhadap seorang siswa, pembelajaran oleh satu tim guru
terhadap sekelompok besar siswa dan  pembelajaran oleh tim guru terhadap sekelompok
kecil siswa.
2. Berdasarkan pola hubungan guru dan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan cara
pembelajaran tatap muka, melaui media, dan tatap muka plus melalui media.
3. Berdasarkan peranan peranan guru dan siswa dalam pengelolaan pembelajaran yaitu
dengan cara pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang berpusat pada
siswa.
4. Berdasarkan peranan guru dan siswa dalam mengolah “pesan” atau materi pembelajaran
ada dua yaitu pembelajaran ekspositorik dan pembelajaran heuristik.
5. Berdasarkan proses berpikir dalam mengolah “pesan” atau materi pembelajaran
yaitu pembelajaran deduktif, induktif dan deduktif-induktif.
Model pembelajaran berdasarkan teori ada beberapa jenis yaitu model interaksi sosial,
pemrosesan informasi, personal, modifikasi tingkah laku, dan pembelajaran kontekstual (CTL).
               Inovasi adalah perubahan atau pembaruan dengan ditandai adanya hal yang baru.
Inovasi ini adalah pemikiran yang cemerlang yang selalu mempunyai ide . 4 ciri penting inovasi
yaitu, 1. Esensi inovasi itu sendiri, 2. Saluran komunikasi yang meliputi komunikasi
Homofil,  heterofil,. 3. Faktor waktu dan pengambilan keputusan memiliki beberapa tahap yaitu
tahap pengetahuan (knowledge), bujukan (persuation), pegnambilan keputusan (decicion
making) implementasi (implementation),dan konfirmasi (confirmation). 4. sistem sosial yaitu
unit yang saling berhubungan satu sama lain.ini mempengaruhi difusi sosial seperti stuktur
sosial, norma sosial-difusi. Inovasi pendidikan terdiri dari 4 hal yaitu : memili kekhasan atau
khusus , memiliki ciri unsur atau kebaruan, program yang dilakukan merupakan program yang
terencana, dan  inovasi yang digulirkan memiliki tujuan.Kecepatan dari adopsi inovasi sangat
tergantung pada karakterisitik berikut yaitu adanya keuntungan relatif, memiliki kekompakan
dan kesepemahaman, memiliki derajat kompleksitas, dapata dicoba, dan dapat diamati. Re-
inovation adalah penemuan kembali , setelah melakukan modifikasi, Yaitu tingkat dimana
inovasi berubah atau dimodifikasi oleh penggunanya selama dalam proses adopsi dan
implementasi. Itulah sisi alain dari proses difusi , yaitu proses penyebarluasan inovasi, namun
dalam perkembangan dan prose3s implementasinya  mengalami bebarapa perubahan,
penyesuaian, dan modifikasi, sehingga seolah menghasilkan temuan baru. Kontribusi inovasi
dalam pendidikan memiliki karakteristi perbedaan antara individu dengan kelompok. yang
harusn diperhatikan yaitu para pembarun adopter awal, kelompok mayoritas awal, kelompok
mayoritas akhir, dan adopter akhir. Difusi inovasi pendidikan cenderung mengembangkan
dimensi demokratis, artinya difusi inovasi yang dilaksanakn mengemban misi untuk
meninggalkan konsepsi pendidikan yang berbatas bagi kepentingan elit tertentu menuju pada
konsepsi yang lebih demokratis. Ada empat tahapan yang dapat dilakukan dala mengadopsi
inovasi yaitu: (a). Design merupakan tahap perancangan, (b). Awareness-interest merupakan
tahap komunikasi penyadaran, (c), Evaluation merupakan tahap melakukan penilaian dan, (d).
trial merupakan uji coba. Penyebarluasan inovasi ada dua stuctur yaitu : (a). Existing structure
merupakan struktur sosial dan, (b), New structure merupakan struktur kemsyarakatan yang baru.
Ada enam perubahan dalam inovasi yaitu pennggantian (substitution), perubahan (alternation),
penambahan (addition), penyusunan kembali (restructuring), penghapusan (elimination), dan
penguatan (reinfocement).Proses adofsi dihambat oleh beberapa faktor yaitu : (a), Mental Block
Barries  adalah hambatan yang disebabkan oleh sikap. (b). hambatan Cultural
Block yaitu hambatan budaya. (c). Hambatan Social Block yaitu hambatan sosial ini disebakan
oleh faktor perbedaan suku dan agama atau ras. Hasil inovasi kurikulum meliputi KTSP, KBK,
Kurikulum 2007, Broad Based Curriculum, Kurikulum sistem Ganda dan Kurikulum Muatan
Lokal.

KELEBIHAN  BUKU  II (Dua)

               Dalam menulis suatu karangan baik berupa buku atau yang lainnya tentu ada kelebihan
dan kelemahan buku, begitu pula dengan buku “Kurikulum dan Pembelajaran”  ini  atau buku I
memiliki beberapa kelebihan  yaitu :
1. Dari segi bahasa buku ini menjelaskan atau menerangkan isi  materi secara fotrmal
karena ditujukan untuk pendidikan sesuai dengan kondisi yang  ditujukan.
2. Mengenai penjelasan kurikulum menurut saya jelas karena tidak hanya dari pendapat
indonesia melainkan dari luar negeri juga.
3. Setiap bab pada buku terdapat rangkumananya yang mempermudah kita untuk
memahami.
4. Setiaap bab juga kita mendapati latihan atau evaluasi untuk mengetahui kemampuan kita
dalam pelajaran kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai