Anda di halaman 1dari 16

0

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (8 STANDAR)


PP NO. 19 TAHUN 2005-SNP

Mata Kuliah :
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Oleh :
Kelompok. 11

Erianto Saputra

DOSEN PENGAMPU
Dr. Rosniati Hakim, M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
1445 H/2023 M
1

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu proses belajar-mengajar yang dilakukan dengan


sengaja, sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini
mungkin untuk menggali, mengenal, memahami, menyadari, menguasai,
menghayati serta mengamalkan nilai-nilai yang disepakati bersama sebagai
terpuji, dikehendaki serta berguna bagi kehidupan dan perkembangan pribadi
masyarakat, bangsa dan negara.
Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan salah satunya seperti yang
telah dimuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang di dalamnya mencakup dasar dan tujuan,
penyelenggaraan pendidikan termasuk wajib belajar, penjamin kualitas
pendidikan serta peran serta masyarakat dalam sistem pendidikan nasional.
Kebijakan tersebut dibuat untuk menghasilkan Pendidikan Indonesia yang baik
dan lulusan berkualitas di sektor jenjang pendidikan. Untuk mendukung hal
tersebut terlebih dahulu menentukan standar yang harus menjadi acuan
pelaksanaan kegiatan pendidikan, maka untuk itu pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang kemudian dibentuk pula Badan Standar Nasional
Pendidikan (BNSP) sebagai badan yang menentukan 8 (delapan) standar dan
kriteria pencapaian penyelenggraaan pendidikan.
Adapun standar-standar yang menjadi dasar bagi penyelenggaraan pendidikan
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tersebut yaitu: 1) Standar Isi, 2) Standar Proses, 3) Standar Kompetensi
Lulusan, 4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5) Standar Sarana dan
Prasarana, 6) Standar Pengelolaan, 7) Standar Pembiayaan dan, 8) Standar
Penilaian Pendidikan. Namun pada makalah ini akan membahas tentang
pengertian, aturan, dan penerapan Standar Nasional Pendidikan.
2

PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Lahirnya Kebijakan Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia suatu bangsa tersebut maka diselenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional. Negara memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada setiap warga Negara untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran.
Dengan pendidikan dan pengajaran itu diharapkan akan memperoleh pengetahuan
dan kemampuan dasar sebagai bekal untuk dapat berperan serta dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Selain itu, pendidikan nasional juga harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan relevansi
pendidikan, dan peningkatan efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan
kesempatan pendidikan di wujudkan dalam program wajib belajar sembilan
tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olahrasa dan
olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.
Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan
yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam
Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui
penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Oleh karena itu demi mewujudkan semuanya dan demi tercapainya
mutu atau kualitas pendidikan yang baik maka delapan Standar Nasional
Pendidikan yang telah ditetapkan oleh kemendiknas dengan PP no. 19
tahun 2005 sekarang diganti PP no. 32 tahun 2013 yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiyaan, dan standar penilaian pendidikan perlu diterapkan dan
dilaksanakan secara hati-hati dan berdaya guna bagi mutu pendidikan
secara merata.
3

Menurut penjelasan PP no.19 tahun 2005 sekarang PP no.32 tahun 2013


tentang SNP, pendidikan di Indonesia dalam konteks pembangunan nasional pada
hakekatnya mempunyai tiga fungsi yaitu: Pertama, sebagai pemersatu bangsa.
Kedua, sebagai penyamaan kesempatan. Ketiga, sebagai pengembangan
potensi diri. Dari ketiga fungsi tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan
diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), memberi kesempatan yang sama bagi
setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dan
memungkinkan setiap warga negara untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara optimal. Sehingga dari hakekat pendidikan dalam konteks
pembangun nasional diharapkan PP no. 19 tahun 2005 sekarang PP no. 32 tahun
2013 tentang SNP ini bisa selaras dengan fungsi pembangunan nasional dan tidak
sepatutnya keluar dari frame fungsi pembangunan nasional tersebut.
Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan sistem pendidikan
sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.
Sedangkan misi pendidikan nasional adalah: (1) mengupayakan perluasan
dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi
seluruh rakyat Indonesia. (2) meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki
daya saing di tingkat nasional, regional, dan internasional. (3) meningkatkan
relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global. (4)
membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
(5) meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral. (6) meningkatkan
keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai
berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global. (7) mendorong peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip
otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4

B. Landasan Hukum tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh
satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada
standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Satndar nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan
tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
merupakan acuan pertama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulum.
Untuk memenuhi amanat Undang-undang tersebut diatas dan guna mencapai
tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan pendidikan sekolah pada
khususnya, lembaga pendidikan tingkat menengah memandang perlu untuk
melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku
kepentingan lingkungan sekitar sekolah.

Landasan Hukum:
1) Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
2) Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
3) Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan
4) Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan
SKL pada satuan pendidikan dasar dan menengah
5

5) Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tenrtang SKL pada satuan


pendidikan dasar dan menengah
6) Permen Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Standar Isi
7) Permen Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kepala Sekolah
8) Permen Nomor 16 Tahun 2007 dan Nomor 32 Tahun 2008 tentang guru
9) Permen Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
10) Permen Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
11) Permen Nomor 24 Tahun 2007 dan Permen Nomor 33 Tahun 2008
tentang standar Sarana Prasarana
12) Permen Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
13) Permen Nomor 24 Tahun 2008 tentang TU
14) Permen Nomor 25 Tahun 2008 tentang perpustakaan
15) Permen Nomor 26 Tahun 2008 tentang Laboratorium
16) Permen Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kesiswaan

C. Ruang Lingkup, Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan


1. Ruang Lingkup
Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:
a. Standar isi
Standar isi adalah: Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
6

pendidikan/akademik. Dan standar isi disusun tentu saja sesuai dengan


SKL ( Standar Kompetensi Kelulusan).
b. Standar proses
Standar proses, adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan.
Dari pengertian diatas, ada beberapa hal yang perlu di garis bawahi.
Pertama, standar nasional pendidikan yang berarti standar ini berlaku
untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu
dimanapun pendidikan itu berada secara nasional. Dengan demikian
seluruh sekolah seharusnya melaksanakan proses pembelajaran seperti
yang dirumuskan dalam standar proses pendidikan ini.
Kedua, standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran, yang berarti dalam standar proses pendidikan berisi
tentang bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Dengan
demikian, standar proses pendidikan tersebut bisa dijadikan pedoman
bagi guru dalam pengelolahan pembelajaran.
Ketiga, standar proses pendidikan diarahkan untuk mencapai
standar kompetensi kelulusan. Dengan demikian, standar kompetensi
lulusan merupakan sumber atau rujukan utama dalam menentukan
standar proses pendidikan.
c. Standar kompetensi lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar ini
disusun dan dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional. Hal ini selanjutnya diatur dalam
Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan
dalam jabatan. Guru atau pendidik ialah tenaga pendidik yang
7

memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah


( Saiful Bahri Djamarah,2002).
Selanjutnya, standar pendidik akan menetukan kualifikasi setiap
guru sebagai tenaga profesional yang dapat menunjang keberhasilan
tujuan pencapaian pendidikan. Dengan demikian jabatan guru hanya
dapat dipegang oleh orang yang telah memiliki kualifikasi tertentu.
e. Standar sarana dan prasarana
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber
belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Standar
sarana merupakan standar yang cukup penting karena standar proses
pendidikan hanya mungkin dapat dilakukan manakalah ada standar
sarana yang memadai.
f. Standar pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi,
atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan.
g. Standar pembiayaan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu
tahun.
h. Standar penilaian pendidikan.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik.
8

Kedelapan lingkup standar pendidikan ini pada dasarnya tidak


berjalan sendiri-sendiri, tetapi merupakan sebuah rangkaian yang utuh
dan saling terkait.
Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai
dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan
sertifikasi. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana,
terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, dan global.
2. Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan
Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan yang berlaku di seluruh wilayah hukum negara kesatuan republik
indonesia yang mencakup; stadar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian
pendidikan. Fungsinya adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional
yang bermutu. Tujuannya adalah untuk menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.
 Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu.
 Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
 Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global.
D. Penerapan Standar Nasional Pendidikan
Dalam pandangan banyak pendidik, “standar” adalah istilah yang
menggambarkan tentang yang harus seseorang pahami serta mampu
menerapkannya. Penggunaan “standar” selalu dipandang sebagai produk
9

kebijakan yang mengarahkan mekanisme pendidikan untuk mencapai hasil yang


diharapkan serta mempertanggungjawabkan hasil belajar belajar di sekolah.
Persepsi ini dirancang untuk mengukur kemajuan siswa ke arah tercapainya
standar yang ditetapkan.
Penyelenggaraan pendidikan pada prinsipnya harus menjamin bahwa siswa
mempelajari ilmu pengetahuan dan dapat mengembangkan keterampilan
menerapkan ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan
harus memenuhi kebutuhan siswa pada masa kini dan masa depannya. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional yang
merupakan keniscayaan.
Kebutuhan itu meliputi pengembangan keterampilan hidup yang
mengedepankan pembenbentukan pribadi berahlak mulia, berwawasan nasional,
menumbuh-kembangkan kewirausahaan sesuai dengan perkembangan dunia kerja,
berpengetahuan, serta menjadi pengguna teknologi dan berkesenian. Pendidikan
harus mampu mengembangkan pribadi yang adaptif, kolaboratif, dan berperan
aktif dalam kerja sama dan persaingan global.
Tantangan besar itu tidak mudah untuk diurai dalam aksi yang terurai pada
tiap standar. Berdasarkan hasil pengamatan mengenai para praktisi pendidikan di
lapangan prinsip-prinsip dasar yang mengalir sepenuhnya ke dalam berbagai
peristiwa pada aktivitas sehari-hari di sekolah yang berpengaruh pada perubahan
strategi dan hasil pengajaran dan belajar siswa.
1. Proses Penerapan Standar Nasional Pendidikan
Penerapan standar nasional pendidikan dilihat dari dimensi peningkatan
mutu bertujuan memastikan bahwa prosedur dan produk pendidikan
memenuhi bahkan bisa melebihi kriteria mutu yang diharapkan. Untuk
menjamin itu, maka Thomas L Weelen dan David Hunger mensyaratkan
proses pengembangan meliputi empat langkah besar, yaitu;
1. Memindai lingkungan internal dan eksternal;
2. Perumusan strategi; meliputi visi, tujuan, pemilihan strategi, dan
penetapan kebijakan.
3. Implementasi strategi; meliputi, program, anggaran, dan prosedur;
10

4. Evaluasi dan kontrol kinerja.


Pengendalian mutu yang dipopulerkan oleh W. Edwards Deming
sehingga terkenal dengan nama siklus Deming. Deming sendiri selalu
merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter Shewhart.
Pemikiran yang berangkat dari pendekatan yang berbeda dirumuskan
oleh Douglas B. Reeves (2002) bagi para pengambil keputusan dalam
menerapkan standar pada tujuh langkah berikut:
a. Menggunakan waktu dua jam pada tiap akhir minggu bertemu dengan
administrator atau guru untuk menghimpun data.
b. Menganalisis data dan menemukan kekuatan, gali terus dan dapatkan
peluang.
c. Mengenali yang benar-benar siswa perlukan sehingga kurikulum,
pembelajaran, dan kompetensi guru dapat memenuhi kebutuhan itu.
d. Merumuskan kembali atau merevisi tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan hendaknya memenuhi kriteria smart (spesifik, measurable,
attainable, realistic, and timely) dan relevan
e. Mengidentifikasi strategi khusus untuk mencapai target mutu terbaik.
f. Menetapkan indikator produk sebagai target strategi.
g. Mengembangkan perencanaan, jadwal dan menganalisis pemenuhan
prosedur dan produk.
Uraian di atas dapat dinyatakan bahwa penerapan standar pada
prinsipnya merupakan usaha untuk menerapkan berbagai indikator mutu yang
kriterianya ditentukan dalam perencanaan. Kriteria yang ditetapkan
bergantung pada tinggi rendahnya tujuan yang ditetapkan oleh tiap lembaga.
Hal yang perlu menjadi dasar dari penentuan kriteria yaitu memilih ruang
lingkup mutu sesuai dengan sumber daya yang lembaga miliki dan sesuai
11

dengan target pendidikan nasional untuk mensejajarkan dengan target mutu


pendidikan dalam konteks global.

2. Kiat Praktis Penerapan Standar dan Penjaminan Mutu


Dengan memperhatikan ketiga model dari pendekatan yang berbeda-
beda dapat dirumuskan kiat menerapkan standar dengan langkah praktis bagi
para pemimpin dinas pendidikan maupun kepala sekolah pada tingkat satuan
pendidikan sebagaimana terurai dalam langkah praktis sebagai berikut;
a. Mensosialisasikan standar agar semua pihak yang berkepentingan
memahami dan terampil menerapkan standar nasional pendidikan.
b. Menghimpun data untuk mendeskripsikan kondisi pendidikan saat ini
dengan fokus utama menghimpun data tentang kinerja pengembangan
dan penerapan kurikulum, kondisi nyata pendidik, serta hasil penilaian
kinerja belajar siswa.
c. Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggambarkan kondisi
internal saat ini, serta dengan memperhatikan kondisi nyata eksternal
saat ini, maka dirumuskan kondisi yang diharapkan.
d. Mengembangkan rencana yang meliputi perumusan visi-misi, tujuan
pendidikan, indikator dan target pencapaian, merumuskan strategi,
memilih strategi, menetukan struktur orgnisasi pelaksana,
melaksanakan peningkatan mutu melalui penerapan standar, dan
penjaminan mutu.
e. Memenerapkan SNP dengan fokus utama meningkatkan standar
kurikulum, perencanaan belajar, pemenuhan standar proses dan
penilaian untuk mewujudkan target SKL.
f. Mengembangkan instrumen penjaminan mutu untuk menilai
ketercapaian target pemenuhan prosedur dan produk kinerja.
g. Memantau dan menginvestigasi pemenuhan prosedur dan produk
penerapan standar terutama dalam bidang kurikulum, pelaksanaan
pembelajaran, peningkatan kompetensi pendidik, dan penilaian dengan
menggunakan instrumen yang sudah ditentukan.
12

h. Menghimpun data dan mengembangkan sistem informasi tentang hasil


penilaian dan hasil pemantauan pelaksanaan pengembangan
kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan peningkatan kinerja pendidik
untuk memastikan bahwa penerapan standar berpengaruh terhadap
kinerja belajar siswa.
i. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan rencana perbaikan
prosedur dan produk penerapan standar.
j. Melakukan perbaikan berkelanjutan dan menggunakan data untuk
merumuskan perencanaan siklus berikutnya.
Dengan demikian untuk dapat menerapan standar nasional pendidikan
diperlukan kompetensi minimal yang diturunkan dari sepuluh kiat praktis
pemenuhan dan penjaminan mutu sebagai berikut;
1. Menguasai informasi tentang standar nasioal pendikan.
2. Menghimpun data kebutuhan siswa belajar yang sesuaikan dengan
kebutuhan siswa hidup dalam konteks lokal, nasional, dan global.
3. Merumuskan visi, misi, tujuan, indikator dan target pencapaian SKL
minimal yang disandingkan dengan target pencapaian keunggulan
dalam berkompetisi dalam sistem perencanaan.
4. Menyusun struktur organisasi penyelenggaraan pemenuhan standar
dalam peningakatan mutu.
5. Memastikan berkembangnya sumber daya prioritas yaitu
melaksanakan perbaikan kurikulum dan pendidik untuk meningkatkan
mutu pembelajaran dan penilaian untuk memenuhi kebutuhan belajar
siswa.
6. Memastikan bahwa prosedur dan produk pendidikan memenuhi
kriteria yang diharapkan melalui kegiatan pemantauan, pembinaan,
pengawasan, dan penilaian yang dilakukan secara berhati-hati untuk
mendapatkan data dari keterlaksanaan dan ketercapaian program.
7. Merumuskan masalah yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan dan
pada hasil yang terpantau.
13

8. Memecahkan masalah yang didapat dari pemantauan kegiatan yang


dilanjutkan dengan perbaikan mutu berkelanjutan.
9. Mengembangkan sistem informasi tentang sistem peningkatan dan
keterpenuhan standar.
10. Menyusun program tindak lanjut perbaikan mutu agar memenuhi
standar.
Ada pun sistem dokumen yang diperlukan dalam pemenuhan standar dan
peningkatan mutu sebagai berikut;
1. Data hasil pelaksanaan studi penerapan standar yang dapat difokuskan
pada data kinerja perbaikan kurikulum, pelaksanaan pembelajaran,
peningkatan kompetensi pendidik dan penilaian. Poros akuntabilitas
kebijakan adalah meningkatnya kinerja belajar siswa.
2. Dokumen program jangka menengah dan tahunan yang meliputi
perumusan visi-misi, perumusan tujuan, indikator dan target
pencapaian, perumusan strategi, rencana kegiatan, struktur organisasi
pelaksana, jadwal, dan anggaran.
3. Data pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar operasional prosedur
yang diperoleh melalui kegiatan penelitian, supervisi, serta
menghimpun data melalui kegiatan pertemuan rutin sesuai jadwal
yang ditetapkan.
4. Instrumen pengukuran kinerja dan data hasil pelaksanaan pengukuran,
pengolahan data, penafsiran data hasil penilaian kinerja, kesimpulan
dan rekomendasi.
5. Informasi hasil evaluasi kinerja pemenuhan standar dan laporan
kegiatan.
Demikian beberapa kiat praktis melakukan pembaharuan mutu sekolah,
menginvestigasi keterlaksanaan prosedur dan ketercapaian produk
pemenuhan standar yang sesuai dengan tujuan penerapan standar sebagai
bagian dari sistem penjaminan mutu pendidikan nasional.
14

KESIMPULAN
Penerapan standar isi nasional pendidikan bertujuan untuk menjamin
mutu pendidikan nasional dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Penerapan standar menjadi isu penting dalam sistem penjaminan mutu
agar proses penggelolaan pendidikan mengarah pada tujuan dan penerapan
standar dapat memastikan bahwa pendidikan dapat meningkatkan daya
kolaborasi dan kompetisi bangsa di tengah perkembangan global. Sebelum
kita menerapkan Standar Nasional Pendidikan kita harus terlebih dahulu
memahami pengertian dan aturan tentang kedelapan Standar Nasional
Pendidikan. Dengan demikian, kita mampu menerapkan Standar Nasional
Pendidikan dengan baik.
Standar Penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) diberi
tugas untuk mengimplementasikan SNP (Standar Nasional Pendidikan) agar
dapat di jadikan sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum NKRI. Sehingga SNP berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Dalam pasal 1 ayat (17) Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 91) PP No.19 Tahun 2005
dinyatakan bahwa lingkup dari SNP meliputi 8 standar yaitu:
a. Standar isi
b. Standar proses
c. Standar kompetensi lulusan
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikanStandar sarana dan prasarana
e. Standar pengolahan
f. Standar pembiayaan
g. Standar penilaian pendidikan
Dan dalam rangka pengembangan mutu pendidikan di setiap jenjang
maka perlu adanya standarisasi terhadap delapan standar nasional tersebut.
Baik atau tidaknya mutu pendidikan sebuah sekolah tergantung tersetandar
atau tidaknya sekolah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar


Nasional Pendidikan. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi.
Dewantara, Ki Hadjar, 1945 [1963]. Karja Ki Hadjar Dewantara: Bagian
Pertama: Pendidikan. Yogjakarta: Taman Siswa.

Anda mungkin juga menyukai